Anda di halaman 1dari 3

Capital budgeting pada dasarnya adalah suatu proses yang lengkap untuk menganalisa proyek

dan untuk bisa menentukan proyek yang termasuk dalam suatu anggaran modal. Atau bisa juga
sebagai suatu proses perencanaan serta pengambilan keputusan terkait pembayaran dana dimana
periode pengembalian dana tersebut sudah lebih dari satu tahun. Umumnya, perusahaan akan
membuat berbagai alternatif atau variasi investasi agar bisa berinvestasi dalam jangka waktu
yang panjang, yakni berupa penambahan aset tetap seperti halnya tanah. Aset tersebut adalah
aset yang berpotensi yang merupakan sumber pendapatan yang potensial dan bisa dilihat dari
suatu perusahaan.
Nah, capital budgeting dan keputusan keuangan ini harus diperlakukan secara terpisah.
Jika investasi yang diajukan sudah ditentukan untuk bisa diterima, maka manajer keuangan
kemudian memilih cara pembayaran yang paling baik.

Manfaat Capital Budgeting


Manfaat utama dari penganggaran modal atau capital budgeting adalah untuk bisa mengetahui
keperluan dana secara lebih detail, karena dana bisa terikat jangka waktu yang lebih dari setahun.
Sehingga akan meminimalisir adanya over investment atau under investment.

Selain itu, capital budgeting juga dilakukan agar bisa mencegah terjadinya kesalahan dalam hal
decision making.

Metode Analisis Capital Budgeting


Dalam analisis capital budgeting diadakan suatu penilaian kelayakan investasi dengan
menggunakan 5 metode yaitu:
1. Metode Average Rate of Return (ARR)
2. Metode Payback Period (PP)
3. Metode Present Value (NPV)
4. Metode Benefit Cost Ratio (B/C Rasio)
5. Metode Internal Rate of Return (IRR).

Average Rate of Return (ARR)


Perhitungan ARR “didasarkan atas jumlah keuntungan bersih sesudah pajak (EAT) yang tampak
dalam laporan rugi laba”.
Suatu proyek layak dilakukan apabila nilai ARR suatu proyek investasi ≥ tingkat CoC yang
diharapkan oleh perusahaan.

Benefit Cost Rasio (B/C Ratio)


Benefit Cost Ratio atau biasa disebut sebagai profitabilitas index “menghitung perbandingan
antar nilai sekarang penerimaan–penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai
sekarang investasi”. Selama B/C Ratio ≥ 1 maka usulan suatu proyek layak untuk dilaksanakan.

Net Present Value


Berdasarkan definisinya, NPV adalah salah satu cara dalam capital budgeting yang berfungsi
untuk bisa mengukur nilai profitabilitas rencana investasi proyek dengan menggunakan suatu
faktor nilai waktu dan juga uang. Artinya, NPV adalah suatu selisih antara present value yang
diperoleh dari nilai investasi yang ditanamkan pada aset saat ini dari penerimaan arus kas yang
masuk di masa depan.

Perlu Anda garis bawahi bahwa aturan dasar pada investasi adalah menerima proyek bila nilai
NPV nya adalah di atas angka nol. Hal ini sering disebut dengan NPV Rule.

Internal Rate of Return


Para pakar dan ahli berpendapat bahwa IRR adalah suatu cara lain yang bisa digunakan untuk
bisa mengevaluasi profitabilitas rencana investasi dengan cara menghitung nilai waktu uang.
Berdasarkan pengertiannya, IRR adalah discount rate atau faktor pendiskontoan lain yang
digunakan untuk mendiskonto seluruh cash inflows dan juga salvage value yang jelas
menghasilkan banyak jumlah present value yang sama dalam jumlah investasi yang ada.

Jadi, dalam hal ini IRR mampu menggambarkan persentase keuntungan serealistis mungkin
untuk bisa mendapatkan investasi barang ataupun modal proyek yang sudah direncanakan
sebelumnya. Untuk rumusnya sendiri sama dengan rumus NPV.

Ada beberapa kelebihan tertentu dari perhitungan IRR ini, diantaranya adalah dampak investasi
yang akan bisa dilihat secara secara lebih jelas dalam suatu perhitungan. Mulai dari menghitung
seluruh arus kas masuk, hingga menghitung konsep time value of money serta resiko investasi
yang nantinya akan bisa terjadi di masa depan.

Untuk kelemahannya sendiri, IRR menilai kebutuhan berdasarkan cost of capital, sehingga tidak
bisa memberikan hasil yang maksimal pada pemilihan proyek berupa rasio, dan kurang mampu
memberikan keputusan yang tepat untuk proyek mutually exclusive.

Discounted Payback Period (PP)


PP atau Payback period adalah waktu yang diperlukan oleh suatu proyek investasi untuk bisa
mengembalikan semua dana yang sudah diinvestasikan dalam proyek tersebut. Cara ini adalah
salah satu cara yang paling sederhana untuk melakukan evaluasi pantas atau tidaknya suatu
proyek dilakukan.

Perhitungan yang digunakan di dalamnya juga cenderung sangat cepat karena berdasarkan intuisi
umum yang biasa digunakan dalam dunia bisnis.

Suatu proyek dengan nilai PP yang kecil besar kemungkinan akan dipilih oleh perusahaan agar
bisa dijalankan. Karena, semakin kecil nilai pp pada suatu proyek, maka akan semakin kecil juga
risiko yang dihadapi terkait kondisi yang tidak menentu di masa depan.

Proses Capital Budgeting terdiri dari 6 langkah yang saling berkaitan, yaitu sebagai:

1. Basic Reseach
Rencana melaksanakan suatu proyek/investasi harus didukung oleh data dan informasi. Untuk itu
perlu dilakukan studi lapang atau studi industri untuk mendapatkan data/informasi untuk
menyusun proposal proyek.
2. Pembuatan Proposal
Proposal usulan proyek/investasi dibuat di semua tingkat dalam sebuah organisasi bisnis. Untuk
menstimulasi aliran berbagai ide, banyak perusahaan menawarkan penghargaan berupa uang
tunai untuk beberapa proposal yang diadopsi.

3. Kajian dan Analisa


Proposal penganggaran barang modal secara formal direview dalam rangka (a) mencapai
tujuan dan rencana utama perusahaan dan yang paling penting (b) untuk mengevaluasi
kemampuan ekonominya. Biaya yang diajukan dan benefit yang diestimasikan dikonversikan
menjadi sebuah cash flow yang sesuai. Bermacam-macam teknik capital budgeting dapat
diaplikasikan untuk cash flow tersebut untuk menghitung tingkat keuntungan dari investasi.

Berbagai macam aspek resiko diasosiasikan dengan proposal yang akan dievaluasi. Setelah
analisis ekonomi telah dibuat lengkap, diiringi dengan data tambahan dan rekomendasi yang
ditujukan untuk para pengambil keputusan.

4. Pengambilan Keputusan
Tahap ini menentukan layak atau tidaknya investasi akan dilakukan. Besarnya sejumlah dana
atau investasi yang dikeluarkan dan pentingnya capital budgeting menggambarkan tingkat
organisasi tertentu yang membuat keputusan penganggaran. Perusahaan biasanya
mendelegasikan kewenangan penganggaran modal sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan.
Secara umum jajaran direksi memberikan keputusan akhir untuk sejumlah tertentu penganggaran
modal yang dikeluarkan.

5. Implementasi
Ketika sebuah proposal layak atau telah disetujui dan dananya telah siap, tahap implementasi
segera dimulai. Untuk pengeluaran yang kecil, penganggaran dibuat dan pembayaran langsung
dilaksanakan. Namun untuk penganggaran dalam jumlah besar, dibutuhkan pengawasan yang
ketat.

6. Tindak Lanjut (Follow Up)


Setelah diimplementasikan, maka perlu dilakukan monitoring selama tahap kegiatan operasi
berjalan dari proyek tersebut. Perbandingan dari biaya yang ada dan keuntungan yang
diekspektasikan dari berbagai proyek sebelumnya adalah sangat vital. Ketika biaya yang
dikeluarkan melebihi anggaran biaya yang ditetapkan, harus segera dilakukan tindakan untuk
menghentikannya, apakah dengan meningkatkan benefit atau mungkin menghentikan proyek
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai