Anda di halaman 1dari 3

SOAL UAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1. Sebutkan teori tentang asal usul agama yang anda ketahui !


2. Jelaskan tentang kedudukan agama dalam perilaku manusia!
3. Iman dikatakan sama dengan aqidah tetapi disisi lain ada yang berbeda. Apakah yang
membedakan antara keduanya?
4. Sebutkan dan jelaskan cara untuk membuktikan bahwa Allah itu Ada menurut seorang
filosof yang bernama Ibnu Rusyd !
5. Sebutkan dan jelaskan arti kata wujud dalam ajaran Islam !
6. Jelaskan bahwa aqidah berpengaruh peningkatan etos kerja!
7. Sebut dan jelaskan tentang hakekat manusia!

Kerjakan 5 soal saja.


Wajib mengerjakan soal no. 2, 3 dan 5.
Pilihlah dua soal yang dianggap mudah dari sisa soal yang ada !

JAWAB

NAMA : YUSRI BANGUN SAMUDRA


NIM : 122020129

2. Kedudukan agama dalam perilaku manusia sangatlah penting. Di


dalam agama terdapat ajaran yang membentuk perilaku manusia agar
senantiasa baik dan terpuji. Itulah mengapa banyak dijumpai dalam
pelajaran agama materi seputar adab maupun akhlak. Mengapa
Akhlak Penting? Sebagian besar manusia tidak akan melihat pada
tingkat keimanan atau amal ibadah kita, tetapi mereka akan melihat
pada perilaku atau akhlak kita. Jika akhlak kita mulia, maka orang
akan melihat buah dari keimanan dan ilmu kita yang memengaruhi
perilaku atau akhlak dan ibadah kita.Apabila perilaku atau akhlak kita
tidak menarik manusia karena rendahnya moral yang ada di diri kita,
maka mereka tidak akan menggubris ilmu yang ada pada diri kita.
Oleh karena itu, memiliki akhlak atau perilaku yang mulia adalah
wajib atau semua orang yang beriman. Akhlak yang mulia memiliki
posisi yang penting di dalam Islam. Cukuplah Allah ta’ala memuji
Rasul-Nya Muhammad ‫ خ‬di dalam Alquran dengan firman-Nya: ‫ك‬ َ َّ‫وَِإن‬
‫َظ ٖیم‬
ِ ‫قع‬ ُ ُ َ َ
ٍ ‫ل َعل ٰى خل‬٤ “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung,” (QS Al-Qalam: 4). Budi pekerti atau akhlak
atau perilaku di dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Abbas
Radhiyallahuanhu dan Mujahid Rahimahullah dengan “agama.”
Seolah-olah melalui ayat ini Allah hendak berfirman kepada Nabi ,‫خ‬
“Kamu benar-benar berada di atas agama yang mulia, yang di
dalamnya tercakup semua perilaku atau akhlak yang
mulia.” Tentang hal ini, ketika Sa’ad bin Hisyam Rahimahullah
bertanya kepada Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahuanha tentang
akhlak Rasulullah ‫خ‬, maka beliau menjawab, “Akhlak beliau adalah
Al-Quran,” maksudnya adalah bahwa Rasulullah ‫ خ‬adalah cerminan
betapa mulianya ajaran-ajaran yang ada di dalam Quran. Alhasil,
setelah mendengar jawaban singkat ini dari Aisyah Radhiyallahuanha,
Sa’ad bin Hisyam Rahimahullah berkata, “Jawaban ini sudah cukup
untuk saya, sehingga saya tidak perlu lagi menyampaikan
pertanyaan-pertanyaan lain setelah ini,” (HR Muslim dan
Bukhari). Oleh karena itu, pentingnya kedudukan perilaku yang baik
di dalam Quran dan agama ini menujukkan betapa agama yang agung
ini, yakni agama Islam, sangat memerhatikan masalah perilaku yang
baik atau akhlakul karimah.

3. Iman merupakan kepercayaan (yang berkenan dengan agama),


keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya.
Iman diyakini dalam hati, yaitu dengan mempercayai dan meyakini
dengan sepenuh hati adanya alam semesta dan segala isinya. Kata
akidah sendiri berasal dari kata al-'aqdu yang artinya kokoh, kuat, dan
erat. Dari sini, maka bisa diketahui bahwa kata akidah secara bahasa
berarti keyakinan yang kokoh atas sesuatu sehingga tidak ada
keraguan yang mengiringinya.

4. Ibnu rusyd berusaha membuktikan adanya Allah dengan apa yang


disebutnya dalil'inayah dan dalil ikhtira. Pembuktian adalah sebagai
berikut : bahwa tatanan alam dibuktikan (diungkapkan) melalui
harmoni yang bisa dilihat pada bagian-bagiannya. dan pada
benda-benda yang ada di dalamnya. Ia tidak hanya harmoni
permukaan dan lahir saja. Tetapi juga harmoni dalam batin dan
intinya. Sedangkan dalil ikhtira tidak lain kecuali dalil kauni
(kosmologis), yang intinya ialah bahwa di dalam alam ini ada ciptaan
dan gerak kontinu. Ciptaan pasti ada yang menciptakan. Gerak pasti
ada yang menggerakkan. Pencipta dan penggerak itu adalah Allah
SWT.

5. Wujud merupakan salah satu sifat wajib bagi Allah SWT yang berarti
ada. Artinya, Allah SWT itu ada, Dia yang menciptakan alam semesta
ini dan segala isinya.
7. 1) Sebagai Hamba Allah
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi Allah SWT.
Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi kepada Allah
SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi segala
larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib
menjalankan ibadah
2). Sebagai al- Nas
Dalam al- Qur’an manusia juga disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam
Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain atau dalam masyarakat. Manusia sebagaimana
disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial yang tidak
dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya
3). Sebagai khalifah Allah Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan
manusia bahwa pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt
sebagai khlaifah atau pemimpin di muka bumi.
4). Sebagai Bani Adam
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam agar tidak
terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan hasil evolusi kera
sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin. Islam memandang
manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai pengetahuan
dan hubungannya dalam masyarakat.
5). Sebagai al- Insan
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut
sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam menguasai ilmu
dan pengetahuan serta kemampuannya untuk berbicara dan melakukan
hal lainnya
6). Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al basyar karena
manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas fisik,
tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya
sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti
makhluk lainnya di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia
sebagai makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian,
bedanya manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus
dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai