Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 2 :

1. Alwan Jauza Rosyad_20051214030


2. Daffa Amar Fauzan_20051214042
3. Maula Cahya Amalia_20051214024
4. Muhammad Agil Maulana_20051214074
5. Puji Septiyana Nautika_20051214036

h ttps://nasional.tempo.co/read/411954/malaysia-sudah-tujuh-kali-mengklaim-budaya-ri
Diskusikan dengan kelompok pertanyaan berikut ini:
1. Ada berapa budaya Indonesia yang diklaim Malaysia? Adakah contoh lainnya? Sebutkan!

apakah klaim tersebut dimungkinkan terjadi lagi di kemudian hari?


Jawab : Ada sekitar 10 budaya yang pernah diklaim oleh malaysia. Contoh lainnya ada
kuda lumping,rendang padang,keris, dan gamelan jawa. Klaim tersebut kemungkinan
dapat terjadi lagi di kemudian hari apabila masyarakat indonesia tidak melestarikan
budaya dan mengenalkannya pada anak cucu mereka, sehingga budaya tersebut akan
luntur dan dapat diklaim oleh negara lain

2. Bolehkah sebuah negara mengklaim kebudayaan bangsa lain karena budaya tersebut
memang telah dijalankan oleh warga negaranya? Jelaskan !

Jawab : Tidak boleh, karena pengakuan tanpa bukti hanya akan memicu terjadinya
konflik, walaupun warga negaranya telah menjalankan kebudayaan tersebut dan tidak
menjadi masalah, asal mendapat izin dari negara asalnya, maka sebaiknya kita
menghormati negara asalnya dan mengapresiasinya, itu akan menjadi sebuah bentuk
toleransi dan solidaritas antar bangsa.
3. Bolehkah bangsa Indonesia mengklaim budaya bangsa lain sebagai bagian dari

kebudayaan nasional, karena budaya tersebut memang telah disenangi dan dipraktikkan
oleh orang Indonesia? Misalnya, budaya makan sambil berdiri (standing party).
Jawab : Tidak boleh, karena indonesia memiliki kebudayaannya tersendiri sebagai
bagian dari kebudayaan nasional. Tidak asal menerima budaya hanya karena disenangi
ataupun dipraktikan oleh bangsa Indonesia lalu mengklaim bahwa itu budaya dari
Indonesia. Negara yang bersangkutan dengan budaya tersebut pasti merasa tersinggung
apabila kita mengklaim bahwa itu budaya Indonesia. Sama halnya ketika budaya kita
diklaim oleh negara lain, kita sebagai bangsa Indonesia pasti marah dan tersinggung
dikarenakan budaya kita dicuri dan diakui sebagai budaya negara lain.
Sedangkan budaya makan sambil berdiri (standing party) merupakan budaya
barat yang bisa masuk dikarenakan era globalisasi. Kita sebagai bangsa Indonesia bisa
saja dan boleh melakukan ataupun mengikuti budaya tersebut apabila itu tidak
menghilangkan jati diri ataupun kebudayaan asal kita sendiri. Standing party merupakan
budaya makan sambil berdiri sebagai contoh pada adat suku jawa (mungkin juga berlaku
di suku lain) bahwa makan sambil berdiri merupakan tindakan tidak sopan ataupun bisa
juga disebut pamali, alangkah baiknya apabila budaya seperti itu lebih baik tidak diikuti
dikarenakan sudah melupakan adat/budaya kita sendiri.
Jadi intinya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik harus bisa tetap
melestarikan budaya kita sendiri. Kita boleh saja melakukan atau mengikuti budaya
negara lain asalkan tidak melupakan jati diri atau asal kita dan kita juga tidak boleh asal
mengklaim bahwa itu merupakan adat kita sendiri.
4. Apa yang perlu dilakukan agar kebudayaan Indonesia sebagai identitas nasional tidak

diklaim oleh negara lain?


Jawab : Budaya bagi suatu negara sangatlah penting karena budaya merupakan
pembentuk identitas suatu kumpulan orang banyak terlebih suatu bangsa. Maka dari itu
kita sebagai warga negara harus menjaga kelestrian budaya Indonesia dengan berbagai
cara dengan mengapresiasi, mempelajari dan mengajarkan budaya Indonesia dari
generasi ke generasi agar negara lain tidak dapat mengklaim budaya Indonesia. Langkah
pemerintah dalam hal ini juga dibutuhkan yaitu dengan mendaftarkan budaya indonesia
seperti tari tor - tor ke UNESCO ini juga dapat menghindari peniruan budaya oleh negara
lain. Sehingga budaya Indonesia dapat diakui oleh seluruh negara bahwa budaya
tersebut adalah milik negara Indonesia dan tidak dapat diklaim kepemilikannya oleh
negara manapun.
5. Apakah setiap orang Indonesia dapat mengajukan kebudayaan daerahnya sebagai

kebudayaan nasional/identitas nasional? Jika dapat, adakah syaratnya?


Jawab : Setiap orang Indonesia dapat mengajukan kebudayaan daerah sebagai
kebudayaan nasional karena kebudayaan daerah tercipta dari pola perilaku dan
kebiasaan masyarakat Indonesia yang dilestarikan di suatu daerah. Kebudayaan daerah
merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia. Jika kebudayaan daerah telah
menjadi kebudayaan nasional maka kebudayaan tersebut tidak mudah untuk diakui
sebagai kebudayaan negara lain. Namun, dalam pembentukan dan pelabelan suatu
kebudayaan daerah menjadi kebudayaan nasional atau identiras nasional perlu adanya
syarat-syarat agar keberadaanya menjadi kepastian unsur budaya dan ke’Indonesia’nya.
Syarat agar kebudayaan daerah menjadi kebudayaan nasional adalah bahwa
kebudayaan nasional itu merupakan gambaran warga Indonesia maka budaya tersebut
diciptakan dan dilestarikan oleh warganya, menujukan bentuk dan sifat warganya,
mampu menjadi ciri dan kebanggan bangsa Indonesia yang diakui, dan hal yang melapisi
warga baik sudah lama maupun baru, atau dilakukan secara berkala atau tidak. Di mana
syarat-syarat itupun menggambarkan dan ditarik talinya dari fungsi-fungsi kebudayaan
nasional, menurut Koentjaraningrat kebudayaan nasional memiliki dua fungsi yaitu
fungsi yang pertama sebagai suatu sistem gagasan dan pralambang yang memberi
indentitas kepada warga negara Indonesia dan fungsi yang kedua sebagai suatu sistem
gagasan dan pralambang yang dapat dugunakan oleh semua warga negara Indonesia
yang bhineka itu, untuk saling berkomunikasi, sehingga memperkuat solidaritas.
6. Kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal, dapatkah luntur? Mengapa demikian?
Jawab : Budaya indonesia merupakan bagian dari budaya yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat Indonesia yang diturunkan secara turun temurun dari generasi ke
genarasi. Apakah dapat luntur? Dapat, kebudayaan daerah sebagai kearifan lokal dapat
luntur atau tidak tergantung pada masyarakat daerah itu sendiri. Apabila masyarakat
Indonesia dapat menjaga dan melestarikan budaya tersebut maka kebudayaan daerah
sebagai kearifan lokal tidak akan luntur ataupun hilang. Dan apabila masyarakat tidak
mau melestarikan dan mengabaikan suatu budaya maka akan mudah untuk luntur. Saat
ini dengan adanya era globalisasi yang memudahkan budaya luar masuk ke Indonesia
semakin mengancam kebudayaan daerah. Tentu kita sebagai warga negara indonesia
harus menjaga dan melestarikan budaya kita agar tidak luntur ataupun hilang.

Anda mungkin juga menyukai