Anda di halaman 1dari 21

STANDAR AUDIT SEKTOR PUBLIK

Dosen Pengampu :

Rigel Nurul Fathah, SE., M.Ak., Akt.

Disusun Oleh:

1. Cita Junita (1910701026)


2. Tri Wahyu Ningrum (1910701030)
3. Irmayani (1910701043)
4. Randi Ulath (1910701044)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI, SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa kendala. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menjadi zaman yang terang
benderang seperti saat ini.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah dengan judul “STANDAR
AUDIT SEKTOR PUBLIK” untuk memenuhi tugas mata kuliah Audit Sektor Publik. Dalam
pelaksanaan penulisan ini, penulis menggunakan sumber yang terdapat di jurnal-jurnal akuntansi dan
beberapa situs di internet yang kemudian penulis padukan menjadi satu. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama pembuatan
makalah ini berlangsung sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Demikian yang dapat disampaikan. Kami harapkan saran dan masukan maupun kritik yang
membangun dari berbagai pihak karena kami sadar makalah yang kami susun masih banyak
kekurangan dimana-mana, agar kedepannya dapat kami perbaiki.

Yogyakarta, 27 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

STANDAR AUDIT SEKTOR PUBLIK....................................................................................................i


KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.....................................................................................................................2
E. Sistematika Penulisan...............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................................4
A. Perkembangan Standar Audit Sektor Publik.........................................................................4
B. Standar Pemeriksaan Audit Sektor Publik............................................................................5
C. Fungsi Standar Audit Sektor Publik.....................................................................................11
D. Kerangka Pikir Standar Audit Sektor Publik......................................................................11
E. Objek Audit Sektor Publik : Standar Nomenklatur............................................................12
F. Persiapan Pelaksanaan Standar Audit Sektor Publik.........................................................12
BAB III....................................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................................16
KESIMPULAN...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
sebagai suatu proses, auditing berhubungan dengan prinsip dan prosedur akuntansi yang
digunakan oleh organisasi. Untuk melaksanakan audit tersebut auditor harus berpedoman pada
SPKN(standar pemeriksaan keuangan negara). Auditor akan mengeluarkan opini atas laporan
keuangan suatu entitas, yang merupakan hasil dari system akuntansi dan diputuskan atau dibuat
oleh pihak pengelola. Pengelola suatu entitas menggunakan data mentahan akuntansi yang
kemudian dialokasikan ke masing-masing laporan surplus-defisit dan neraca, serta menyajikan
hasilnya dalam bentuk laporan yang dipublikasikan. Dalam melaksanakan proses akuntansi
tersebut, akuntan sektor publik berpedoman pada SAP(standar audit pemerintahan).
SPKN merupakan pedoman dalam proses audit di Indonesia. Standar ini akan menjadi acuan
bagi auditor pemerintah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemeriksa. Sedangkan SAP
digunakan sebagai pedoman dalam mengatasi berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan
keuangan, akuntansi, dan audit dipemerintahan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
SPKN merupakan bagian dari SAP itu sendiri,Didalam SAP juga diatur tentang audit/pemeriksaan
di pemerintah.
Tata kelola sektor publik meliputi kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk mengarahkan
kegiatan organisasi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan terpenuhi dan bahwa
operasi dilakukan dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. Ini juga mencakup kegiatan yang
menjamin kredibilitas organisasi sektor publik, membangun penyediaan pemerataan jasa, dan
menjamin perilaku yang tepat dari pejabat organisasi sektor publik serta mengurangi risiko korupsi
publik.
Audit sektor publik merupakan landasan tata kelola sektor publik yang baik. Dengan
menyediakan tujuan, penilaian tujuan apakah sumber daya publik secara bertanggung jawab dan
efektif untuk mencapai hasil yang diharapkan, auditor membantu organisasi pemerintah mencapai
akuntabilitas dan integritas, meningkatkan operasi, dan menanamkan kepercayaan antara warga
dan pemangku kepentingan. Peran auditor publik mendukung tanggung jawab tata kelola
pengawasan wawasan, dan pandangan ke depan.

1
(zuraifa, 2015) (zikra nesvita, 2015) (rahmadi murwanto, 2006)Standar audit berkaitan dengan
kriteria atau ukuran mutu kinerja audit, dan 3 berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan
menggunakan prosedur yang ada. Pengawasan untuk memastikan pelaksanaan kerja organisasi
sektor publik membutuhkan audit eksternal yang komprehensif dan kompeten yang didukung oleh
standar internasional tentang audit.
B. Rumusan Masalah
1. bagaiamana Perkembangan Standar Audit Sektor Publik?
2. apa Standar Pemeriksaan Audit Sektor Publik?
3. apakah Fungsi Standar Audit Sektor Publik?
4. bagaimana Kerangka Pikir Standar Audit Sektor Publik?
5. apa Objek Audit Sektor Publik?
6. bagaimana Persiapan Pelaksanaan Standar Audit Sektor Publik?
C. Tujuan Penulisan
1. untuk mengetahui bagaiamana Perkembangan Standar Audit Sektor Publik
2. untuk mengetahui apa Standar Pemeriksaan Audit Sektor Publik
3. untuk mengetahui apakah Fungsi Standar Audit Sektor Publik
4. untuk mengetahui bagaimana Kerangka Pikir Standar Audit Sektor Publik
5. untuk mengetahui apa Objek Audit Sektor Publik
6. untuk mengetahui bagaimana Persiapan Pelaksanaan Standar Audit Sektor Publik
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah sebagai penambah ilmu pengetahuan terhadap penulis sendiri
juga kepada pembaca mengenai”standar audit sektor publik” dan Sebagai bentuk sumber dan
sebagai bahan masukan kepada para penulis lain.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam tugas ini disusun sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan, serta sistematika
penulisan
BAB II Pembahasan

2
Bab ini berisi tentang pembahasan yang terdapat dalam penelitian tentang ilmu ataupun
teori yang sudah ada dan materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan
implementasi.
BAB III Penutup
Berisi kesimpulan dan saran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Standar Audit Sektor Publik


Standar audit berbeda dengan prosedur audit, yaitu “prosedur” berkaitan dengan tindakan
yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja
tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur
tersebut. Standar audit, yang berbeda dengan prosedur audit, berkaitan dengan tidak hanya kualitas
profesional auditor namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan
auditnya dan dalam laporannya.
Australia pada tahun 1972 untuk membentuk organisasi profesi akuntan international. Pada
bulan Agustus 1972, Badan Pembina Pasar Uang dan Modal membentuk Panitia Penghimpunan
Bahan-Bahan dan Struktur Generally Accepted Accounting Principles and Generally Accepted
Auditing Standards. Kemudian, dibentuklah International Coordinator Committee Accounting
Profession (ICCAP) dan International Accounting Standards Committee (IASC) pada tahun 1973.
Kemudian dihasilkan konsep prinsip akuntansi Indonesia yang didasarkan pada tulisan Paul
Grady yang berjudul Inventory of Generally Accepted Accounting Research Study No. 7 (AICPA,
1965) dan norma pemeriksaan akuntan yang didasarkan pada Statement on Auditing Procedure No.
33 AICPA- 1963. Konsep ini secara resmi disahkan sebagai Prinsip Akuntansi Indonesia dan
Norma Pemeriksaan Akuntan yang berlaku di seluruh Indonesia pada kongres IAI ketiga tanggal 2
Desember 1973.
Namun, seiring dengan perkembangan teori pemeriksaan, dinamika masyarakat yang
menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas, serta kebutuhan akan hasil pemeriksaan yang
bernilai tambah maka hal ini menuntut BPK untuk menyempurnakan Standar Audit Pemerintah
(SAP) 1995. Pada awal tahun 2007, BPK berhasil menyelesaikan penyusunan standar pemeriksaan
yang diberi nama ‘Standar Pemeriksaan Keuangan Negara’ atau disingkat dengan ‘SPKN’ yang
dipayungi dengan peraturan BPK-R1 No. 1 Tahun 1 2007 sebagai pengganti standar pemeriksaan
sebelumnya yaitu Standar Audit Pemerintah (SAP) 1995.

4
B. Standar Pemeriksaan Audit Sektor Publik
Standar Audit berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja audit, dan berkaitan
dengan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang ada. Pemeriksaan
Keuangan Negara ini disusun untuk memenuhi Pasal 5 Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Pasal 9 ayat (1) huruf e
Undang- Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Tujuan pembuatan
standar pemeriksaan ini adalah untuk menjadi ukuran mutu bagi para pemeriksa dan organisasi
pemeriksa dalam melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara.
(1) Standar Umum
Standar umum ini berkaitan dengan ketentuan mendasar untuk menjamin
kredibilitas hasil perneriksaan. Kredibilitas sangat diperlukan oleh sernua
organisasi pemeriksa yang rnelaksanakan perneriksaan yang diandalkan oleh para
pejabat entitas dan pengguna hasil pemeriksaan lainnya dalam mengambil
keputusan, dan merupakan hal yang diharapkan oleh publik dari informasi yang
disajikan oleh pemeriksa. Standar umum ini berkaitan dengan persyaratan
kemampuan/keahlian pemeriksa, independensi organisasi pemeriksa dan
perneriksa secara individual, pelaksanaan kemahiran profesional secara cermat
dan seksama dalam pelaksanaan dan pelaporan hasil perneriksaan, serta
pengendalian mutu hasil pemeriksaan.
Standar umum ini memberikan kerangka dasar untuk dapat menerapkan
standar pelaksanaan dan standar pelaporan secara efektif yang dijelaskan pada
pernyataan standar berikutnya. Dengan demikian, standar umum ini harus diikuti
oleh semua pemeriksa dan organisasi pemeriksa yang melakukan pemeriksaan
berdasarkan Standar Pcmeriksaan
(2) Standar Pemeriksaan Keuangan
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
Pernyataan standar mi mengatur standar pelaksanaan untuk pemeriksaan
keuangan dan setiap standar pekerjaan lapangan audit keuangan dan Pernyataan
Standar Audit (PSA) yang ditetapkan oleh IAI, kecuali ditentukan lain.

5
Untuk pemeriksaan keuangan Standar Pemeriksaan memberlakukan tiga
pernyataan standar pekerjaan lapangan SPAP yang ditetapkan IAI.
a) Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan
tenaga asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b) Pemahaman yang memadai atas pengendalian internal harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan
c) Bukti audit yang kompeten harus diperoleh rnelalui inspeksi, pengamatan
pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan
Untuk pemeriksaan keuangan, Standar Pemeriksaan memberlakukan empat standar
pelaporan SPAP yang ditetapkan IAI.
(1) “Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau
prinsip akuntansi yang lain yang berlaku secara komprehensif”
(2) Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalarn
periode sebelumnya.”
(3) “Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.”
Standar perneriksaan menetapkan standar pelaporan tambahan berikut:
a. Pernyataan Kepatuhan terhadap Standar Pemeriksaan
Pernyataan standar pelaporan tambahan pertama adalah :
“Laporan hasil pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan
dilakukan sesuai dengan Standar Pemeriksaan.”
b. Pelaporan tentang Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan.
Pernyataan standar pelaporan tambahan kedua adalah:
“Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan harus mengungkapkan

6
bahwa pemeriksa telah melakukan pengujian atas kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh langsung dan
material terhadap penyajian laporan keuangan.”
c. Pelaporan tentang Pengendalian Internal
Pernyataan standar pelaporan tambahan ketiga, adalah:
Laporan atas pengendalian internal harus mengungkapkan kelemahan
dalam pengendalian internal atas pelaporan keuangan yang dianggap
sebagai “kondisi yang dapat dilaporkan”.
d. Pelaporan tentang Kelemahan Pengendalian Internal
Pemeriksa (auditor) harus melaporkan kelemahan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan yang dianggap sebagai “ kondisi yang dapat dilaporkan. contoh:
(a) Tidak ada pemisahan tugas yang memadai sesuai dengan tujuan
pengendalian yang layak.
(b) Tidak ada review dan persetujuan yang memadai untuk transaksi,
pencatatan akuntansi atau output dan suatu sistem.
(c) Tidak memadainya berbagai persyaratan untuk pengamanan aktiva.
e. Pelaporan Tanggapan dari Pejabat yang Bertanggung Jawab.
Pernyaaan standar pelaporan tambahan keempat adalah:
“Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam
pengendalian internal, kecurangan, penyimpangan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari
pimpinan atau pejabat yang bertanggungjawab pada entitas yang diperiksa
mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan.”
f. Pelaporan Informasi Rahasia.
Pernyataan standar pelaporan tambahan kelirna adalah;
“Informasi rahasia yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundangundangan
untuk diungkapkan kepada umum tidak diungkapkan dalam laporan hasil
pemeriksaan. Namun laporan hasil pemeriksaan harus mengungkapkan sifat
informasi yang tidak dilaporkan tersebut dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut.”

7
g. Penerbitan dan Pendistribusian Laporan Hasil Pemeriksaan
Pernyataan standar pelaporan tambahan keenarn adalah:
“Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan entitas
yang dipcriksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas
yang diperiksa, pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan tindak
lanjut hasil perneriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi hasil
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”.
(3) Standar Pemeriksaan Kinerja
(a) Perencanaan (b)Supervisi (c) Bukti (d) Dokumentasi Pemeriksaan
Didalam dokumen pemeriksaan harus berisi :
(1) Tujuan (2) Dokumentasi (3) Bukti
Standar Pemeriksaan Kinerja
a.Bentuk
b.Isi laporan
c.Unsur-unsur Kualitas Laporan
d. Penerbitan dan Pendistribusian Laporan Hasil Pemeriksaan
(4) Standar Pemeriksaan Untuk Tujuan Tertentu
a. Standar Pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan tertentu
Hubungan dengan Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Untuk
pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Standar Pemeriksaan menetapkan standar
pelaksanaan tambahan pemeriksaan dengan tujuan tertentu berikut :
1) Komunikasi Pemeriksa
Pernyataan standar pelaksanaan tambahan pertama adalah :
“Pemeriksa harus mengkomunikasikan informasi yang berkaitan
dengan sifat, saat, dan lingkup pengujian serta pelaporan ynag
direncanakanatas hal yang akan dilakukan pemeriksaan, kepada
manajemen entitas yang diperiksa dan atau pihak yang meminta
pemeriksaan”.
2) Pertimbangan terhadap hasil pemeriksaan sebelumnya

8
Pernyataan standar pelaksanaan tambahan kedua adalah : “Pemeriksa
harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan sebelumnya serta tindak
lanjut atas rekomendasi yang signifikan dan berkaitan dengan hal
yang diperiksa”.
3) Pengendalian Internal
Pernyataan standar pelaksanaan tambahan ketiga adalah : “Dalam
merencanakan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dalam bentuk
eksaminasi dan menrancang prosedur untuk mencapai tujuan
pemeriksaan, pemeriksa harus memperoleh pemahaman yang
memadai tentang pengendalian internal yang sifatnya material
terhadap hal yang diperiksa”.
4) Merancang Pemeriksaan untuk mendekteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan
peraturan perundang-undangan, kecurangan (fraud) serta ketidakpatutan (abuse)
5) Dokumentasi Pemeriksaan.
Pernyataan standar pelaksanaan tambahan kelima adalah : “Pemeriksa
harus mempersiapkan dan memelihar dokumentasi pemeriksaan
dalam bentuk kertas kerja pemeriksaan. Dokumentasi pemeriksaan
yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan
pemeriksaan harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan
pemeriksa yang berpengalaman tetapi tidak mempunyai hubungan
dengan pemeriksaan dan dapat memastikan bahwa dokumentasi
pemeriksaan tersebut dapat menjadi bukti yang mendukung
pertimbangan dan simpulan pemeriksa”
b. Standar Pelaporan Pemeriksaan untuk tujuan tertentu
Hubungan dengan Standar Profesional Akuntan Publik ditetapkan oleh
IAI . Untuk Pemeriksaan dengan tujuan tertentu, standar pemeriksaan
memberlakukan empat pernyataan standar pelaporan perikatan/ penugasan
atestasi dalam SPAP yang ditetapkan IAI sebagai berikut :
- Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan
sifat perikatan atestasi yang bersangkutan

9
- Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi
disajikan sesuai denganstandar yang telah ditetapkan atau kriteria yang
dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur
- Laporan harus menyatakan semua keberatanpraktisi yang signifikan
tentang perikatan dan penyajian asersi.
Standar pemeriksaan menetapkan standar pelaporan tambahan
pemeriksaan dengan tujuan tertentu sebagai berikut :
1) Pernyataan kepatuhan terhadap standar pemeriksaan
Pernyataan standar pelaporan tambahan pertama adalah : “Laporan
Hasil Pemeriksaan harus menyatakan bahwa pemeriksaan dilakukan
sesuai dengan standar pemeriksaan”
2) Pelaporan tentang kelemahan pengendalian inetrnal, kecurangan,
penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan serta
ketidakpatutan.
c. Pelaporan tanggapan dari pejabat yang bertanggungjawab
Pernyataan standar pelaporan tambahan ketiga adalah :
“Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian
inetrnal, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan
perundang-undangan dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan
dari pimpinan atau pejabat yang bertanggungjawab pada entitas yang
diperiksa mengenai temuan dan simpulan serta tindakan koreksi yang
direncanakan”
d. Pelaporan informasi rahasia
Pernyataan standar pelaporan tambahan keempat adalah :
“Informasi rahasia yang dilarang oleh ketentuan peraturan perundang-undangan
untuk diungkapkan kepada umum tidak diungkapkan dalam laporan hasil
pemeriksaan. Namun laporan hasil pemeriksaan harus mengungkapkan
sifat informasi yang tidak dilaporkan tersebut dan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang menyebabkan tidak dilaporkannya informasi tersebut”.
e. Penerbitan dan pendistribusian laporan hasil pemeriksaan
Pernyataan standar pelaporan tambahan kelima adalah :

10
“Laporan hasil pemeriksaan diserahkan kepada lembaga perwakilan, entitas yang
diperiksa, pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengatur entitas
yang diperiksa, pihak yang bertanggungjawab untuk melakukan tindak
lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi wewenang
untuk menerima laporan hasil pemeriksaansesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

C. Fungsi Standar Audit Sektor Publik


Standar audit berfungsi mengatur semua aktifitas pekerjaan auditnya akuntan publik.
Standar mengatur mulai dari syarat auditor misalnya independensi dan kompetensi auditor sampai
bagaimana membuat laporan audit. Standar audit berfungsi sebagai pengendali secara preventif
terhadap kecurangan, ketidakjujuran dan kelalaian.
Fungsi Standar Audit Sektor Publik:
1. Mengatur semua aktivitas pekerjaan auditnya akuntan publik.
2. Dalam pekerjaan akuntan publik ini akan melandasi seluruh pekerjaan akuntan publik
khususnya dalam bidang auditing.
3. Pengendali secara preventif terhadap kecurangan, ketidakjujuran dan kelalaian.
4. Dapat mendorong akuntan publik menggunakan kemahiran jabatannya (due professional
care), menjaga kerahasiaan informasi / data yang diperoleh, melakukan pengendalian
mutu, dan bersikap professional.

D. Kerangka Pikir Standar Audit Sektor Publik


Secara kelembagaan, kerangka pikir audit sektor publik terbagi menjadi:
1. Kerangka Kelembagaan
2. Pengaturan standar audit
3. Kode etik
4. Akuntabilitas Badan Pemeriksa Keuangan
5. Kemandirian
6. Kualifikasi dan ketrampilan auditor
7. Pelatihan
8. Kompetensi audit

11
9. Jaminan kualitas

E. Objek Audit Sektor Publik : Standar Nomenklatur


Objek Audit Sektor Publik
Terdapat 3 (tiga) jenis organisasi/lembaga, yaitu:
a. Organisasi/lembaga sektor komersial, yaitu yang bertujuan untuk mencari laba
b. Organisasi/lembaga sektor publik, yaitu yang bertujuan murni nirlaba
c. Kuasi sektor publik, yaitu unit yang tidak semata-mata mencari laba
Standar Nomenklatur
Nomenklatur didefiisikan sebagai daftar/akun buku besar yang ditetapkan dan disusun secara
sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran, pertanggungjawaban dan
pelaporan keuangan pemerintah pusat serta memudahkan pemeriksaan dan pengawasan.
Tujuan penyusunan nomenklatur antara lain : (1) mengidentifikasi data akuntansi secara unik, (2)
meringkas data, (3) mengklasifikasi rekening atau transaksi, (4) menyampaikan makna tertentu.
Metode penyusunan nomenklatur antara lain : (a) kode angka/huruf urut, (b) kode angka blok, (c)
kode angka kelompok, (d) kode angka desimal dan (e) kode angka urut didahului dengan referensi
huruf.
F. Persiapan Pelaksanaan Standar Audit Sektor Publik
Pada saat melaksanakan pengujian auditor pada umumnya mempertimbangkan kembali
pemahaman entitas, penilaian pengendalian internal, penilaian resiko terjadinya penyimpangan dari
hukum dan peraturan, kecurangan dan ketidakpatutan, mengidentifikasikan hasil audit terdahulu
yang signifikan dengan tujuan audit yang berjalan, mengidentifikasikan kriteria audit yang akan
dipakai dan merencanakan metode audit yang dipakai. Selanjutnya auditor melakukan
pengumpulan bukti, mengembangkan temuan dan membuat kesimpulan dan rekomendasi audit
(bila ada).
Pada saaat menyusun laporan, pada umumnya auditor kembali mempertimbangkan
pemahaman entitas, resiko terjadinya penyimpangan dari hukum dan peraturan, kecurangan dan
ketidakpatutan, hasil audit terdahulu yang signifikan dengan tujuan audit yang berjalan, metode
audit, bukti audit, temuan audit serta kesimpulan dan rekomendasi audit (jika ada).

12
Pada tahap tindak lanjut auditor pada umumnya mempertimbangkan kembali resiko
terjadinya penyimpangan dari hukum dan peraturan, kecurangan dan ketidakpatutan, hasil audit
terdahulu yang signifikan dengan tujuan audit yang berjalanbukti audit, temuan audit serta
kesimpulan dan rekomendasi audit (jika ada). Setelah diketahui praktik penyusunan program audit
kinerja pada umumnya, selanjutnya akan dilihat bagaimana praktik penyusunan program audit
kinerja berdasarkan karakteristik responden. Hasilnya akan menunjukkan apakah ada karakteristik
tertentu yang berbeda dengan praktik penyusunan program audit kinerja pada umumnya.
1. Kesiapan Kapasitas Auditor
Pelatihan perlu diberikan pada para auditor untuk memenuhi standar umum
pemeriksaan yang pertama yang berbunyi : “Pemeriksa secara kolektif harus memiliki
kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan.” Salah
satu cara untuk memenuhi standar tersebut adalah dengan memenuhi persyaratan
pendidikan berkelanjutan (SPKN paragraf 6 Standar Umum). Pelatihan perlu diberikan
kepada para auditor dengan masa kerja lebih dari lima tahun untuk selalu menyegarkan
ingatan para auditor tentang perlunya menjaga kualitas audit, sementara pelatihan yang
diberikan kepada auditor dengan kedudukan sebagai pemimpin tim baik junior maupun
senior dimaksudkan supaya auditor tidak merasa bahwa bekal pengalaman mereka
sudah cukup sehingga melupakan hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan daam
menyusun sebuah program audit kinerja.
2. Penentuan Format Laporan
Seiring berjalannya waktu serta perbedaan kebutuhan tiap negara akan informasi
yang terkandung dalam laporan audit kinerja sektor publik, maka format laporan audit
kinerja sektor publik juga berbeda-beda dan mengalami perkembangan.
No. Hatherly and AICPA (Ponder,1984) GAO (1974) ANAO (2003)
Parker (1988)
1. Tujuan audit Pendahuluan (meliputi Laporan ringkas, Lingkup dan tujuan
tujuan,lingkup,pendekatan jelas dan lengkap audit
dan prosedur)
2. Lingkup audit Ringkasan daftar temuan Masalah Temuan dan kesimpulan
3. Prosedur audit Rekomendasi Temuan dan Bukti yang mendukung

13
kesimpulan temuan dan kesimpulan
4. Masalah Rincian dan data Pendapat dan Rekomendasi
pendukung rekomendasi auditor
5. Penyebab dari - Penekanan adanya Komentar kritis
masalah kemajuan daripada
kritik
6. Rekomendasi Pencapaian dan Masalah yang
kemajuan klien memerlukan penelaahan
lebih lanjut
7. Pencapaian Pandangan pejabat Kemajuan klien
dan kemajuan klien
klien
8. Pandangan Lingkup dan tujuan Pandangan organisasi
pejabat klien audit yang diaudit
9. Penggunaan
bahasa
10. Penyajian
laporan

Sedangkan isi laporan audit kinerja berdasarkan standar audit yang ada di Indonesia dalam hal ini
Standar Audit Pemerintahan dan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara dapat dilihat pada tampilan
selanjutnya.

No. SAP (1995) SPKN ( 2007 )


Tujuan, lingkup dan metodologi
1. Pernyataan standar audit
audit
Tujuan, lingkup dan metodologi
2. Hasil audit
pemeriksaan
Temuan pemeriksaan, simpulan dan
3. Rekomendasi
rekomendasi
4. Pernyataan standar audit Tanggapan pejabat klien
5. Kepatuhan terhadap Per-UU
Ketidakpatuhan dan
6.
penyalahgunaan wewenang
Pelaporan perbuatan melanggar
7.
hukum

14
8. Pengendalian manajemen
9. Tanggapan pejabat klien
10. Hasil/prestasi kerja
Hal yang memerlukan penelaahan
11.
lebih lanjut
12. Informasi istimewa dan rahasia

3. Penentuan Aturan Audit


Standar auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan Institut Akuntan
Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan
dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan pedoman
audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing terdiri atas sepuluh standar dan
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan demikian PSA
merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum di dalam
standar auditing.

15
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
A. Perkembangan Standar Audit Sektor Publik
Standar audit berbeda dengan prosedur audit, yaitu “prosedur” berkaitan dengan tindakan
yang harus dilaksanakan, sedangkan “standar” berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu
kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui
penggunaan prosedur tersebut. seiring dengan perkembangan teori pemeriksaan, dinamika
masyarakat yang menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas, serta kebutuhan akan
hasil pemeriksaan yang bernilai tambah maka hal ini menuntut BPK untuk
menyempurnakan Standar Audit Pemerintah (SAP) 1995. Pada awal tahun 2007, BPK
berhasil menyelesaikan penyusunan standar pemeriksaan yang diberi nama ‘Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara’ atau disingkat dengan ‘SPKN’ yang dipayungi dengan
peraturan BPK-R1 No. 1 Tahun 1 2007 sebagai pengganti standar pemeriksaan sebelumnya
yaitu Standar Audit Pemerintah (SAP) 1995.
B. Standar Pemeriksaan Audit Sektor Publik
1. Standar umum ini harus diikuti oleh semua pemeriksa dan organisasi pemeriksa yang
melakukan pemeriksaan berdasarkan Standar Pcmeriksaan
2. Standar Pemeriksaan Keuangan Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
Pernyataan standar mi mengatur standar pelaksanaan untuk pemeriksaan keuangan dan
setiap standar pekerjaan lapangan audit keuangan dan Pernyataan Standar Audit (PSA)
yang ditetapkan oleh IAI, kecuali ditentukan lain
3. Standar Pemeriksaan Kinerja
(a)Perencanaan
(b)Supervisi
(c) Bukti
(d) Dokumentasi Pemeriksaan
Didalam dokumen pemeriksaan harus berisi :
(1)Tujuan (2) Dokumentasi (3) Bukti Standar Pemeriksaan Kinerja a.Bentuk b.Isi
laporan c.Unsur-unsur Kualitas Laporan d. Penerbitan dan Pendistribusian Laporan
Hasil Pemeriksaan
4. Standar Pemeriksaan Untuk Tujuan Tertentu
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan tertentu Hubungan dengan Standar
Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI.
C. Fungsi Standar Audit Sektor Publik
Standar audit berfungsi mengatur semua aktifitas pekerjaan auditnya akuntan publik.
Standar mengatur mulai dari syarat auditor misalnya independensi dan kompetensi auditor
sampai bagaimana membuat laporan audit

16
D. Kerangka Pikir Standar Audit Sektor Publik
Secara kelembagaan, kerangka pikir audit sektor publik terbagi menjadi:
 Kerangka Kelembagaan
 Pengaturan standar audit
 Kode etik
 Akuntabilitas Badan Pemeriksa Keuangan
 Kemandirian
 Kualifikasi dan ketrampilan auditor
 Pelatihan
 Kompetensi audit
 Jaminan kualitas
E. Objek Audit Sektor Publik : Standar Nomenklatur Objek Audit Sektor Publik Terdapat 3
(tiga) jenis organisasi/lembaga, yaitu:
a. Organisasi/lembaga sektor komersial, yaitu yang bertujuan untuk mencari laba b.
Organisasi/lembaga sektor publik, yaitu yang bertujuan murni nirlaba
c. Kuasi sektor publik, yaitu unit yang tidak semata-mata mencari laba Standar
Nomenklatur Nomenklatur didefinisikan sebagai daftar/akun buku besar yang ditetapkan
dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan, pelaksanaan anggaran,
pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan pemerintah pusat serta memudahkan
pemeriksaan dan pengawasan.
F. Persiapan Pelaksanaan Standar Audit Sektor Publik
Pada saat melaksanakan pengujian auditor pada umumnya mempertimbangkan kembali
pemahaman entitas, penilaian pengendalian internal, penilaian resiko terjadinya
penyimpangan dari hukum dan peraturan, kecurangan dan ketidakpatutan,
mengidentifikasikan hasil audit terdahulu yang signifikan dengan tujuan audit yang
berjalan, mengidentifikasikan kriteria audit yang akan dipakai dan merencanakan metode
audit yang dipakai.

17
DAFTAR PUSTAKA

rahmadi murwanto, a. b. (2006). audit sektor publik(suatu pengantar bagi pembangunana


akuntabilitas instansi pemerintah). indonesia: LKPAP.

zikra nesvita, o. w. (2015). standar audit sektor publik . 48.

zuraifa, n. (2015). standar audit sektor publik. 48.

18

Anda mungkin juga menyukai