Anda di halaman 1dari 4

Nama : Diaz Maharani R

NPM : F0H019038

Kelas : 3A

Hari dan Tanggal : Kamis, 31 Maret 2022

Jawaban UTS Manajemen Bencana

1. Pengertian Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana). Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana berdasarkan sumbernya dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Bencana alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh
alam
B. Bencana nonalam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa
nonalam
C. Bencana sosial, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh
manusia
Bencana alam juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Bencana alam meteorologi (hidrometeorologi). Berhubungan dengan iklim. Umumnya tidak
terjadi pada suatu tempat yang khusus
Bencana alam geologi. Adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa
bumi, tsunami, dan longsor
Penyebab bencana alam di Indonesia:
Posisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua samudera besar
Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia (Indo-Australia, Eurasia,
Pasifik)
Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam

2. Mitigasi Struktual adalah : Pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir disungai yang
rawan terjadi uapan banjir dan pemasangan alat pendeteksi aktifitas
gunung berapi diberbagai gunung berapi di Indonesia yang
berpotensi mengalami erupsi.
Contohnya : Pembuatan tata ruang kota yang menyediakan jalur evakuasi jika suatu saat
terjadi bencana, atau pada saat pembuatan area untuk menampung konrban bencana
ayng dilengkapi dengan sarana yang memadai

Mitigasi non-stkruktural adalah : upaya mitigasi yang dilakukan selain pembangunan


prasarana fikis. Atau bentuk mitigasi ini bisa dilakukan
dari pembentukan peraturan oleh pemerintah dan hal lain.
Upaya mitigasi non-struktural biasanya dilakukan di
daerah rawan bencana dan sekitarnya.

Contohnya : yaitu pembentukan LSM, membentuk LSM yang bergerak dalam bidang
kepedulian terhadap bencana alam dan juga mengadakan kampanye peduli
bencana alam pada masyarakat agar masyarakat lebih sadar untuk selalu siap
siaga apabila bencana alam suatu saat terjadi.

3. Prabencana adalah : Tahapan untuk mengurangi resiko bencana secara maksimal. Dengan
perencanaan yang telah disepakati bersama secara matang, diharapkan
dapat meminimalisir dampak negatif pada saat terjadinya bencana.

Contohnya : pada saat bencana banjir yang harus dilakukan sebelum terjadinya banjir bersama
aparat dan pengurusan daerah setempat membersihnya lingkungan sekitar
terutama di saluran air atau selokan, dari timbunan sampah.

Saat Bencana adalah : Tahapan tanggap darurat mencakup evakuasi dan penyelamatan korban
yang terdampak bencana misalnya : meemenuhan kebutuhan dasar yang
bersifat segera, kebutuhan air bersih dan sanitasi : pangen, sandang,
pelayanan kesehatan, pelayanan prikososial, dan pemampungan dan
tempat hunian.

Contohnya : misalnya pada saat terjadi bencana tanah longsor, banyaknya korban yang terluka
bahkan sampai tidak sadarkan diri maka pada saat inilah pertolongan dilakukan
contohnya mrengevaluasi korban bencana membantu dalam bidang kesehakan
maupun kebutuhan kedihupan.

Pascabencana adalah : pemulihan, rehabilitasi, dan rekuntruksi. Pemulihan adalah rangkaian


kegiatan untuk mengembalikan kondisi masyarakat dan lingkungan
hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan kembali
kelembagaan, prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya
rehabilitasi.
Contohnya : pada saat terjadi bencana menyediakan pos komando bantuan, mengevaluasi
kerusakan yang terjadi, membantu penanganan awal korban terjadinya bencana.

4. Ada tiga tahap pembuatan peta yaitu peta dasar (Baseline data). Walaupun disebut baseline,
peta ini juga merupakan hasil kajian dari analisa sebelumnya. Juga diperlukan
peta kerentanan terhadap bahaya (Volcanic hazard map, Landslide Hazard Map,
dan Eartquake Hazard Map). Pada tahap kedua adalah tahap analisa ancaman
kerentanan (Vulnerability Assesment). Disini akan diperlukan analisa dari
populasi atau kependudukan (misal kerapatan), dan Potensi ekonomi yang
mungkin akan terganggu bila terjadi bencana. Selain itu juga diperlukan tinjauan
kapasitas penunjang bila terjadi bencana. Pada tahap berikutnya adalah penjajian
peta. Nah ini merupakan bagaimana menjajikan peta-peta yang siap dipakai dan
merupakan hasil dari evaluasi peta-peta sebelumnya. Meliputi Hazard Exposure
(kemungkinan terkena bahaya), serta peta-peta tambahan misal Risiko pada
populasi (penduduk), Risiko pada infra struktur serta risiko pada kerentanan
gangguan potensial ekonomi.

5. Tenang dan jangan panik

Jika terjadi gempa bumi, penting untuk menjaga diri kita agar tetap tenang. Jika kita tenang dan
tidak panik, kita akan bisa berpikir jernih mengenai tindakan apa yang harus dilakukan.
Upayakanlah keselamatan diri dan keluarga kita ketika gempa bumi

Segera keluar dari gedung

Jika memungkinkan, Anda bisa sesegera mungkin keluar dari rumah atau gedung yang sedang
Anda diami. Anda bisa menggunakan tangga darurat

Jangan gunakan lift

Jangan pernah menggunakan lift jika terjadi gempa bumi. Gempa bumi bisa membuat Anda
terjebak di dalam lift

Berlindung dari reruntuhan gedung

Jika Anda berada di gedung yang tinggi dan tidak bisa segera keluar dari gedung, segera lindungi
tubuh Anda dari reruntuhan.

Jika berada di area terbuka

Jika saat gempa bumi terjadi, Anda sedang berada di luar ruangan, menjauhlah dari bangunan,
tiang listrik, pohon, papan reklame, atau benda-benda yang memiliki potensi rubuh lainnya.
Lindungi kepala Anda menggunakan benda apapun yang Anda bawa.
Jika berada di dalam mobil

Gempa bumi bisa membuat Anda kehilangan kendali atas mobil Anda. Segera berhenti ke kiri
bahu jalan. Turun dan menjauhlah dari mobil.

Jika berada di pantai

Jika Anda mengalami gempa bumi saat sedang di pantai, segera menjauh dari bibir pantai dan
pergi ke tempat yang lebih tinggi. Waspadai resiko tsunami setelah terjadinya gempa bumi.

Jika berada di pegunungan

Jika saat gempa bumi, Anda sedan berada di daerah pegunungan, hindari daerah yang memiliki
potensilongsor.

Anda mungkin juga menyukai