Anda di halaman 1dari 22

Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa

Kendaraan oleh Debt Collector


Novia Dwi Khariati
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
Email: novia.dwi.khariati-2019@fh.unair.ac.id

Abstrak
Setiap konsumen haruslah dilindungi haknya serta jaminan mengenai
perlindungan konsumen mendapat cukup perhatian karena sebagai konsumen
seharusnya dilindungi dari berbagai kecurangan transaksi diberikan hak untuk
mendapatkan informasi yang jelas dan tentunya hak untuk tidak diskriminasi.
Kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan kepentingan di antara para
pihak, kedua belah pihak harus menunjukan sikap aktif dalam rangka mencapai
kesepakatan agar profit yang dituju sama-sama dapat diperoleh. Konsekuensi
yang muncul dari keadaan wanprestasi ini menyebabkan suatu perjanjian dapat
dibatalkan dan yang batal demi hukum. Rumusan masalah dalam penulisan ini
yaitu bagaimana perlindungan hukum dan penyelesaian sengketa bagi para
konsumen terhadap penarikan paksa kendaraan yang dilakukan oleh deb collector.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum dan
penyelesaian sengketa yang dapat dilakukan oleh konsumen dalam melindungi
konsumen dari perusahaan lembaga pembiayaan yang menggunakan jasa debt
collector. Penelitian jurnal ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif,
dengan mengkaji norma-norma hukum yang ada dalam peraturan perundang-
undangan, teori-teori hukum dan yurisprudensi yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan
perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conseptual
approach). Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh jawaban atas
permasalahan yang ada yaitu, bahwa pengambilan kendaraan secara paksa dalam
perjanjian pembiayaan adalah konsumen telah melakukan wanprestasi, namun
apabila kendaraan sebagai obyek jaminan fidusia tidak didaftarkan oleh
perusahaan pembiayaan pada Kantor Pendaftaran Fidusia, maka pengambilan
paksa tersebut tidak sah. Lalu terhadap pengambilan paksa yang tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku ini, konsumen dapat mengajukan keberatan
kepada perusahaan pembiayaan berdasarkan kesepakatan bersama dalam
perjanjian pembiayaan, namun apabila tidak dapat diselesaikan, maka konsumen
dapat melaporkan pengambilan paksa tersebut dengan dasar pasal perampasan
sebagaimana yang distur dalam Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP).
Kata Kunci : Perlindungan Konsumen, Lembaga Pembiyaan, Sengketa
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

Abstract:
The pandemic currently being experienced by Indonesia and even throughout the
world, namely Covid-19, has resulted in an increase in the needs that exist in
society. One of them is the need to make ends meet. Many people today make
loans to financial institutions. Basically, in carrying out a contract or agreement,
there are consumers who must be protected, in accordance with Law Number 8 of
1999. Every consumer must have their rights protected and guarantees regarding
consumer protection get enough attention because as consumers they should be
protected from various fraudulent transactions given the right to get clear
information and of course the right not to discriminate. Contracts originate from
differences or differences in interests between the parties, both parties must show
an active attitude in order to reach an agreement so that the intended profit can
be obtained. The consequences that arise from this condition of default cause an
agreement to be canceled and which is null and void. The formulation of the
problem in this paper is how legal protection and dispute resolution for
consumers against forced vehicle withdrawals by the deb collector. The purpose
of this research is to find out how legal protection and dispute resolution can be
carried out by consumers in protecting consumers from finance company
companies that use debt collector services. This journal research uses normative
juridical research methods, by examining legal norms in the legislation, legal
theories and jurisprudence related to the issues discussed. This research
approach uses a statutory approach (statute approach) and a conceptual
approach (conceptual approach). Based on the results of the study, the authors
obtained answers to the existing problems, namely, that the forced taking of a
motorized vehicle in the financing agreement is that the consumer has committed
default, but if the motor vehicle as an object of fiduciary security is not registered
by the finance company at the Fiduciary Registration Office, then the forced
retrieval is invalid. Then against forced taking that is not in accordance with
these applicable provisions, consumers can file objections to the financing
company based on mutual agreement in the financing agreement, but if it cannot
be resolved, the consumer can report the forced taking based on the article of
confiscation as regulated in the Book of Law Criminal Law (KUHP).
Keywords: Financing Institutions, Consumer Protection, Disputes.

348
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

PENDAHULUAN kepentingan para pihak senatiasa


Pada dasarnya kontrak dituangkan dalam bentuk kontrak
berawal dari perbedaan atau mengingat setiap langkah bisnis
ketidaksamaan kepentingan di antara adalah langkah hukum.
para pihak. Perumusan hubungan Kontrak diartikan sebagai
kontraktual tersebut pada umumnya sebagai suatu hubungan personal
senantiasa diawali dengan proses yang berkelanjutan, pada dasarnya
negosiasi di antara para pihak. diatur oleh seperangkat norma-
Melalui negosiasi, para pihak norma. Dalam hal suatu kontrak atau
berupaya menciptakan bentuk-bentuk perjanjian yang selalu digunakan
kesepakatan untuk saling atau dipakai untuk membingkai
mempertemukan sesuatu yang bisnis, kedua belah pihak harus
diinginkan (kepentingan) melalui menunjukan sikap aktif dalam rangka
proses tawar menawar. Hubungan mencapai kesepakatan agar profit
bisnis yang terjalin di antara para yang dituju sama-sama dapat
pihak pada umumnya karena mereka diperoleh.2
bertujuan saling bertukar Sebuah kontrak membentuk
kepentingan. Roscoe Pound suatu entitas privat di antara para
memberikan definisi “kepentingan” pihak, di mana masing-masing pihak
atau “interest” adalah “a demand or memiliki hak secara yuridis untuk
desire which human beings, either menuntut pelaksanaan serta
individually or through groups or kepatuhan terhadap pembatasan-
associations in relations seek to pembatasan yang telah disepakati
satisfy” (kepentingan sebagai suatu oleh pihak yang lain secara sukarela.3
tuntutan atau hasrat yang ini Hubungan hukum yang lahir melalui
dipuaskan manusia, baik secara
2
individu ataupun kelompok atau Moch Isnaeni, Seberkas
Diorama Hukum Kontrak, Surabaya,
asosiasi).1 Dalam bisnis, pertukaran 2018, h. 24
3
Bayu Seto Hardjowahono
(Ketua Tim), Naskah Akademik
1
Agus Yudha Hernoko, Rancangan Undang Undang Hukum
Hukum Perjanjian Asas Kontrak, Badan Pembinaan Hukum
Proporsionalitas Dalam Kontrak Nasional Kementerian Hukum Dan
Komersial, Jakarta, 2010, h. 1 Ham RI, 2013, hlm. 3

349
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

kontrak tidak selalu terlaksana kegelisahan karena berkurangnya


maksud dan tujuannya, keadaan pendapatan. Dari kejadian tersebut
tersebut dapat terjadi akibat pandemi ini memberikan dampak
wanprestasi baik itu dilakukan oleh negatif karena kehidupan sektor tidak
kreditur maupun debitur, adanya dapat beroperasi secara normal yang
paksaan, kekeliruan, perbuatan mengakibatkan pengurangan
curang, maupun keadaan yang karyawan dan kenaikan harga yang
memaksaan atau dikenal dengan begitu signifikan. Alat transportasi
force majeure. Konsekuensi yang yang pada saat ini merupakan alat
muncul dari keadaan ini untuk mencapai suatu tujuan, dari
menyebabkan suatu perjanjian alat transportasi ini masyarakat
(kontrak) dapat dibatalkan dan yang memanfaatkannya untuk
batal demi hukum.4 menyambung kehidupannya dalam
Pandemi Corona Virus mencari nafkah untuk kehidupan
Disease 19 yang telah melanda sehari-hari misalnya seperti menjadi
Indonesia dan hampir seluruh bagian ojek online dan sebagainya, bahkan
negara yang ada di bumi ini. banyak juga masyarakat menjadikan
Pandemi Corona Virus Disease 19 alat transportasinya sebagai jaminan
bukan hanya menyebabkan kepada lembaga pembiayaan. Hal ini
kekacauan dibidang kesehatan saja disebabkan karena pandemi covid-19
akan tetapi dibidang ekonomi juga. ini mengakibatkan meningkatnya
Tidak hanya dibagian industri saja kebutuhan yang ada didalam
tetapi pandemi Covid-19 telah masyarakat. Lembaga pembiayaan
membuat pelaku usaha di bidang yang biasa digunakan masyarakat
pariwisata, pusat perbelanjaan dan untuk menjaminkan kendaraanya
pelaku usaha kecil menengah yang yaitu lembaga jaminan sewa guna
ada di Indonesia mengalami usaha atau yang biasa kita sebut
dengan leasing. Sewa guna usaha
4
Elly Erawati, Herlien (leasing) adalah kegiatan
Budiono, Penjelasan Hukum pembiayaan dalam bentuk
Tentang Kebatalan Perjanjian,
Nasional Legal Reform Program- penyediaan barang modal, baik
Gramedia, Jakarta, 2010, hlm. 5

350
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

secara sewa guna usaha dengan hak Perusahaan pembiayaan


opsi (Finance Lease) maupun sewa dalam melakukan pengeksekusian
guna usaha tanpa hak opsi atau penarikan kendaraan harus
(Operating Lease) untuk digunakan memiliki sertifikat atau akta jaminan
oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) fidusia, sehingga ketika pihak leasing
selama jangka waktu tertentu dalam melakukan penarikannya
berdasarkan pembayaran secara dalam keadaan legal. Namun yang
angsuran. Di Indonesia Sewa guna terjadi dilapangan banyak
usaha dikenal dengan leasing. perusaahan pembiyaan belum
Leasing adalah memiliki sertifikat tersebut.
suatu lembaga pembiayaan yang baru Perusahaan pembiayaan dalam hal
ada di Indonesia pada awal tahun melakukan penarikan kendaraan
1970 dan peraturannya pertama kali menggunakan peran dari pihak ketiga
dibuat pada tahun 1974. Perusahaan yaitu (debt collector) untuk
leasing adalah lembaga keuangan menlancarkan aksinya dalam
non bank. Perusahaan leasing dapat melakukan penagihan kepada pihak
diselenggarakan oleh badan usaha kreditor dan juga melakukan
yang berdiri sendiri. Pengertian sewa penarikan paksa objek yang menjadi
guna usaha menurut Keputusan jaminan, yang dimana pihak
Menteri Keuangan perusahaan pembiyaan ini merasa
No.1169/KMK.01/1991 adalah tindakan yang dilakukan aman-aman
Kegiatan pembiayaan dalam bentuk saja. Debt Collector disebut sebagai
penyediaan barang modal, baik pihak ketiga yang membantu pihak
secara sewa guna usaha dengan hak perusahan pembiyaan dalam
opsi (finance lease) maupun sewa menyelesaikan suatu kredit yang
guna usaha tanpa hak opsi (operating bermasalah yang tidak bisa
lease) untuk digunakan oleh lessee diselesaikan oleh pihak perusahaan
selama jangka waktu tertentu pembiyaan. Hal ini banyak terjadi
berdasarkan pembayaran secara karena masih minimnya pengetahuan
berkala tentang daya tawar menawar nasabah
terhadap kreditur sebagai pemilik

351
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

dana dan juga ditambah lagi konsumen terhadap penarikan paksa


pengetahuan tentang hukum terutama kendaraan yang dilakukan oleh deb
terhadap suatu perjanjian atau collector.
kontrak dan juga perlindungan bagi
diri konsumen masyarakat, sehingga METODE PENELITIAN
kelemahan pengetahuan ini dijadikan
Dalam penelitian ini menggunakan
ladang untuk memanfaatkan
salah satu tipe penelitian hukum
masyarakat oleh pelaku bisnis
yaitu Doctrinal Research. Tipe
industri keuangan, khususnya sektor
penelitian Doctrinal Research
lembaga pembiayaan dan bank yang
merupakan penelitian yang
menjalankan praktek jaminan fidusia
menghasilkan sebuah penjelasan
dengan akta di bawah tangan.
secara sistematis terhadap kategori
Dalam Undang-Undang
permasalahan hukum tertentu,
Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
menganalisis hubungan antara
Perlindungan Konsumen, adanya
peraturan perundang-undangan serta
peraturan yang menegaskan bahwa
menjelaskan bidang-bidang yang
setiap konsumen harus dilindungi
sulit dipahami. Tipe penelitian
hak-haknya beserta jaminannya dan
tersebut sejenis dengan tipe
mengenai perlindungan konsumen
penelitian hukum normatif yuridis.
mendapatkan cukup perhatian,
Metode pendekatan masalah yang
karena sebagai konsumen seharusnya
digunakan dalam penulisan ini
dilindungi dari berbagai kecurangan
adalah pendekatan peraturan
transaksi diberikan hak untuk
perundang-undangan (Statute
mendapatakan informasi yang jelas
Approach), dan pendekatan
dan tentunya hak untuk tidak
konseptual (Conceptual Approach).
mendapatkan diskriminasi dan
menjamin keselamatan konsumen.
Penulisan jurnal ini dimaksudkan
untuk mengetahui bagaimana
perlindungan hukum dan
penyelesaian sengketa bagi para

352
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

PEMBAHASAN Dalam pasal 4 Undang-


Undang Nomor 8 Tahun 1999
Pengertian konsumen, pelaku
tentang Perlindungan Konsumen
usaha, dan perlindungan
dijelaskan hak konsumen, yaitu:
konsumen
a. Hak atas kenyamanan,
Konsumen berasal dari kata keamanan, dan
consumer (inggris-amerika), atau keselamatan dalam
mengkonsumsi barang
consument (belanda). Pengertian dari dan/atau jasa;
consumer atau consument itu b. Hak untuk memilih barang
dan/atau jasa serta
tegantung dalam posisi mana ia mendapatkan barang
berada.Secara harfiah arti kata dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar
consumer itu adalah “(lawan dari dan kondisi serta jaminan
produsen) setiap orang yang yang dijanjikan;
c. Hak atas informasi yang
menggunakan barang”. Tujuan benar, jelas, dan jujur
penggunaan barang atau jasa itu mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau
nanti menentukan pengguna tersebut jasa;
termasuk konsumen kelompok d. Hak untuk didengan
pendapat dan keluhannya
mana.5 atas barang dan/atau jasa
yang digunakan;
Menurut Undang-Undangan e. Hak untuk mendapatkan
Nomer 8 tahun 1999 yang di maksud advokasi, perlindungan,
dan upaya penyelesaian
dengan konsumen adalah “setiap sengketa perlindungan
orang pemakai barang dan atau jasa konsumen secara patut;
f. Hak untuk mendapat
yang tersedia dalam masyarakat, baik pembinaan dan pendidikan
bagi kepentingan sendiri, keluarga, konsumen;
g. Hak untuk diperlakukan
orang lain maupun makhluk hidup atau dilayani secara benar
lain dan tidak untuk di dan jujur serta tidak
diskriminatif;
perdagangkan”. h. Hak untuk mendapatkan
kompensasi, ganti rugi
dan/atau penggantian,
apabila barang dan/atau
5
Kurniawan, Hukum jasa yang diterima tidak
Perlindungan Konsumen, Pustaka sesuai dengan perjanjian
Bangsa, Mataram, 2016, hal. 29

353
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

atau tidak sebagaimana Konsumen tersebut ditegaskan lagi


mestinya;
bahwa: “di dalam kepustakaan
i. Hak-hak yang diatur dalam
ketentuan peraturan ekonomi dikenal istilah konsumen
Perundang-Undangan
akhir dan konsumen antara.
lainnya. 6
Selain memiliki hak, Konsumen akhir adalah pengguna
konsumen juga memiliki kewajiban atau pemanfaat akhir dari suatu
seperti yang tertuang dalam Pasal 5 produk, sedangkan konsumen antara
Undang-Undang Nomor 8 Tahun adalah konsumen yang menggunakan
1999 tentang Perlindungan suatu produk sebagai bagian dari
Konsumen yaitu: proses produksi suatu produk
a. membaca atau mengikuti lainnya. Pengertian konsumen dalam
petunjuk informasi dan
Undang-Undang ini adalah
prosedur pemakaian atau
pemanfaatan barang konsumen akhir.”
dan/atau jasa, demi
keamanan dan Menurut Undang-Undang No
keselamatan;
b. beritikad baik dalam 5 Tahun 1999 Tentang Larangan
melakukan transaksi Praktek Monopoli dan Persaingan
pembelian barang dan/atau
jasa; Usaha Tidak Sehat menentukan
c. membayar sesuai dengan pengertian “Pelaku usaha adalah
nilai tukar yang disepakati;
d. mengikuti upaya setiap orang perorangan atau Badan
penyelesaian hukum Usaha, baik yang berbentuk badan
sengketa perlindungan
konsumen secara patut. 7 hukum atau bukan badan hukum
Undang-Undang yang didirikan dan berkedudukan
perlindungan konsumen tampaknya atau melakukan kegiatan dalam
sangat menekan pada pentingnya wilayah hukum negara republik
Undang-Undang Perlindungan Indonesia, baik sendiri maupun
bersama-sama, melalui perjanjian,
6
Zaeni, Asyahdie. Hukum menyelenggarakan berbagai kegiatan
Bisnis prinsip dan pelaksanaannya
di Indonesia, rajawali pers, 2016, usaha dalam bidang ekonomi”.
hal. 195.
7
Abdul. R Saliman, dkk, Dalam pasal 6 Undang-
hukum Bisnis untuk Perusahaan
Teori & Contoh kasus, Prenada Undang Nomor 8 Tahun 1999
Media, Jakarta, 2005, hlm 199

354
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

tentang Perlindungan Konsumen jasa serta memberi


penjelasan penggunaan,
dijelaskan juga tentang hak pelaku
perbaikan dan
usaha yaitu: pemeliharaan
c. Memperlakukan atau
a. Hak untuk menerima melayani konsumen secara
pembayaran yang sesuai benar dan jujur serta tidak
dengan kesepakatan diskriminatif
mengenai kondisi dan nilai d. Menjamin mutu barang
tukar barang dan/atau jasa dan/atau jasa yang
yang diperdagangkan diproduksi dan atau
b. Hak untuk mendapat diperdagangkan
perlindungan hukum dari berdasarkan ketentuan
tindakan konsumen yang standar mutu barang
beritikad tidak baik dan/atau jasa yang berlaku
c. Hak untuk melakukan e. Memberi kesempatan
pembelaan diri sepatutnya kepada konsumen untuk
di dalam penyelesaian menguji, dan/atau
hukum sengketa konsumen mencoba barang dan/atau
d. Hak untuk rehabilitasi jasa tertentu serta memberi
nama baik apabila terbukti jaminan dan/atau garansi
secara hukum bahwa atas barang yang dibuat
kerugian konsumen tidak dan/atau yang
diakibatkan oleh barang diperdagangkan
dan/atau jasa yang f. Memberi kompensasi,
diperdagangkan ganti rugi dan/atau
e. Hak-hak yang diatur dalam penggantian atas kerugian
ketentuan peraturan akibat
perUndang-Undangan penggunaan,pemakaian
lainnya. dan pemanfaatan barang
Selain memiliki hak, pelaku dan/atau jasa yang
diperdagangkan
usaha juga memiliki kewajiban g. memberi kompensasi,
seperti yang terdapat pada Pasal 7 ganti rugi dan/atau
penggantian apabila
Undang-Undang Nomor 8 Tahun barang dan/atau jasa yang
1999 tentang Perlindungan diterima atau
dimanfaatkan tidak sesuai
Konsumen yaitu: dengan perjanjian.
a. Beritikad baik dalam Pelaku usaha memiliki
melakukan kegiatan tanggung jawab terhadap konsumen
usahanya
b. Memberikan informasi untuk mengganti kerugian atas
yang benar, jelas dan jujur kerusakan, pencemara dan kerugian
mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau

355
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

konsumen. Bentuk ganti kerugian kepadanya untuk bertindak dalam


biasanya berupa: rangka kepentingannya tersebut.9
1. Pengembalian uang,
2. Penggantian barang, atau
Lembaga Pembiyaan
jasa yang sejenis atau
setara nialinya, Menurut Peraturan Presiden
3. Perawatan kesehatan dan/
Nomor 9 Tahun 2009 lembaga
atau pemberian santunan
yang sesuai dengan Pembiayaan adalah salah satu badan
peraturan Perundang-
usaha yang melakukan kegiatan
Undangan.8
Bentuk perlindungan terhadap pembiayaan dalam bentuk
masyarakat mempunyai banyak penyediaan dana atau barang modal.
dimensi salah satunya yaitu Beberapa jenis lembaga pembiyaan
perlindungan hukum terhadap menurut Peraturan Presiden Nomor 9
adanya benturan kepentingan dalam Tahun 2009 diantaranya yaitu :
masyarakat harus dapat 1. Perusahaan
diminimalisasikan dengan kehadiran pembiyaan adalah
hukum dalam masyarakat. Adanya suatu badan usaha
perlindungan hukum bagi seluruh yang didirikan khusus
rakyat Indonesia dapat ditemukan untuk melakukan
dalam Undang-Undang dasar sewa guna usaha,
republik Indonesia. Menurut anjak piutang,
pendapat para sarjana mengenai pembiyaan konsumen,
perlindungan hukum, antara lain: dan/atau usaha kartu
satjipto raharjo mengemukakan kredit.
perlindungan hukum adalah “adanya 2. Perusahaan modal
upaya melindungi kepentingan venturua adalah
seseorang dengan cara sebuah badan usaha
mengalokasikan suatu kekuasaan yang melakukan
kegiatan usaha
pembiayaan modal ke

8
Faisal Santiago,
9
Pengantar Hukum Bisnis, Mitra Kurniawan, op.cit, Hlm
Wacana Media, Jakata, 2012, hlm 82 47

356
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

dalam suatu perjanjian. Sehingga secara tidak


perusahaan yang langsung konsumen telah memiliki
menerima bantuan suatu ikatan dengan pihak lembaga
pembiyaan (investee pembiayaan dalam hal ini Lembaga
company) untuk Pembiayaan (Finance). Adapun
jangka waktu tertentu syarat dari sahnya suatu perjanjian
dalam bentuk atau kontrak yakni harus sesuai
penyertaan saham, dengan pasal 1320 BW yaitu
penyertaan melalui 1. Sepakat;
2. Kecapakan;
pembelian obligasi
3. Objek;
konversi, dan/atau 4. Sebab yang halal.
Namun dalam suatu
pembiyaan
perjanjian tidak selamanya berjalan
berdasarkan
atau terlaksana dengan lancer, dalam
pembagian atas hasil
arti antara para pihak baik kreditor
usaha.
maupun debitor melakukan cidera
3. Perusahaan
janji atau salah satu dari para pihak
pembiyaan
melakukan wanprestasi atau dengan
infastruktur adalah
kata lain tidak melakukan
salah satu badan usaha
kewajibannya.
yang didirikan khusus
Sewa guna usaha (leasing)
untuk melakukan
adalah kegiatan pembiayaan dalam
pembiyaan dalam
bentuk penyediaan barang modal,
bentuk penyediaan
baik secara sewa guna usaha dengan
dana pada proyek
hak opsi (Finance Lease) maupun
infrastruktur.
sewa guna usaha tanpa hak opsi
Pada dasarnya suatu
(Operating Lease) untuk digunakan
perjanjian atau kontrak memiliki sifat
oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee)
timbal balik yang dimana masing-
selama jangka waktu tertentu
masing para pihak memiliki hak dan
berdasarkan pembayaran secara
kewajiban sesuai dengan
angsuran. Di Indonesia Sewa guna
kesepakatan yang ada didalam

357
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

usaha dikenal dengan leasing. b) Hak milik dari


Leasing adalah barang lease;
suatu lembaga pembiayaan yang baru c) Lamanya kontrak;
ada di Indonesia pada awal tahun d)
1970 dan peraturannya pertama kali Kewajiban lessor dan les
dibuat pada tahun 1974. Perusahaan see;
leasing adalah lembaga keuangan e) Pertanggungan
non bank. Perusahaan leasing dapat garansi.
diselenggarakan oleh badan usaha Kriteria yang paling lazim
yang berdiri sendiri. Pengertian sewa dipergunakan dalam leasing adalah
guna usaha menurut Keputusan pembagian resiko ekonomis diantara
Menteri Keuangan pihak-pihak yang terikat pada suatu
No.1169/KMK.01/1991 adalah kontrak lease, berdasarkan kriteria
Kegiatan pembiayaan dalam bentuk ini leasing dapat dibedakan dalam
penyediaan barang modal, baik operational leasing dan financial
secara sewa guna usaha dengan hak leasing. Fungsi dari financial leasing
opsi (finance lease) maupun sewa adalah sebagai suatu cara untuk
guna usaha tanpa hak opsi (operating melakukan pembiayaan, jadi suatu
lease) untuk digunakan oleh lessee pandangan yang bersifat ekonomis.
selama jangka waktu tertentu Leasing dipandang sebagai suatu
berdasarkan pembayaran secara cara yang memungkinkan suatu
berkala. Dalam melakukan transaksi badan usaha memperoleh alat-alat
leasing ada 4 (empat) pihak yang produksi yang diinginkan
terlibat, antara lain lessor, lessee, oleh lessee, oleh karena itu maka
supplier dan bank. Lessor perusahaan lessee berkewajiban memenuhi
leasing atau pihak yang memberikan seluruh pembayarannya, ia tidak
jasa pembiayaan kepada berhak menghentikan perjanjian
pihak lessee dalam bentuk barang tersebut sebelum harga pembelian
modal. Dalam perjanjian leasing barang ditambah dengan sejumlah
harus memuat mengenai : uang keuntungan, biaya dan bunga
a) Obyek lease; terbayar lunas. Resiko ekonomis

358
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

merupakan suatu unsur yang disetujui bersama. Pada sewa guna


terkandung dalam pengertian hak usaha jenis ini, lessee
milik, pemilik atau benda dengan menghubungi lessor untuk memilih
sendirinya senantiasa harus barang modal yang dibutuhkan,
menanggung resiko ekonomis atas memesan, memeriksa dan
benda tersebut. Lessee dalam memelihara barang modal tersebut,
suatu financial lease seolah-olah selama masa sewa, lessee membayar
memperoleh hak milik atas benda sewa secara berkala dari jumlah
yang menjadi obyek lease tersebut, seluruhnya ditambah dengan
karena dialah yang harus pembayaran nilai sisa (full pay out),
menanggung resiko ekonomis atas sehingga bentuk pembiayaan ini
benda itu, sedangkan hak milik yang disebut fullpay out lease atau capital
berada pada lessor hanyalah sekadar lease.
alat untuk menjamin pemenuhan
perikatan lessee kepada lessor. Perlindungan Hukum Konsumen
Dilihat dari segi transaksi ang terjadi Dan Penyelesaian Sengketa
antara lessoe dan lessee maka sewa Terhadap Penarikan Paksa
guna usaha dapat dibedakan menjadi Kendaraan Yang Dilakukan Oleh
2 (dua), yakni : Deb Collector.
a) Sewa guna usaha dengan hak opsi Di Indonesia saat ini sedang
(finance lease) mengalami masalah krusial yang
b) Sewa guna usaha tanpa hak opsi diakibat oleh covid-19 baik masalah
(operating lease) dibidang perekonomian dan juga
Ciri utamanya adalah pada dibidang kesehatan, hal ini memicu
akhir kontrak, lessee mempunyai hak permasalahan di masyarakat yakni
pilih untuk membeli barang modal kurangnya pendapatan yang diterima
sesuai dengan nilai sisa (residual oleh masyarakat, dan juga
value) yang disepakati atau pemberhentian pekerja, sehingga
pengembaliannya kepada lessor, atau terjadinya kesenjangan sosial dan
memperpanjang masa kontrak sesuai ekonomi.
dengan syarat-syarat yang telah

359
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

Leasing adalah perjanjian atau dengan kata lain berat sebelah.


yang berkenaan dengan kegiatan Begitu pula dengan syarat-syarat
pembiayaan dalam bentuk yang sudah ada di dalam perjanjian
penyediaan barang oleh pemberi baku tersebut tidak dapat diubah,
sewa (lessor) untuk digunakan atau dikarenakan persyaratan tersebut
dimanfaatkan oleh penyewa (lesse) dibuat tanpa adanya perundingan dari
dalam jangka waktu tertentu kedua belah pihak.
berdasarkan pembayaran secara Sehingga perjanjian baku tersebut
berskala. Leasing diikat berdasarkan hakikatnya merupakan perjanjian
perjanjian baku, perjanjian baku yang didalamnya dibakukan syarat
adalah suatu perjanjian tertulis yang eksonerasi dan dituangkan dalam
dibuat hanya oleh salah satu pihak, bentuk formulir.
bahkan yang terjadi dilapangan Seperti yang kita ketahui
sudah tersedia dalam bentuk formulir perjanjian leasing diikat dengan
yang dibuat oleh salah satu pihak jaminan fidusia, yang dimana mereka
saja, yang dimana dalam hal ini pada wajib memiliki akta jaminan fidusia
umumnya ketika perjanjian tersebut dan harus memenuhi syarat-syarat
ditanda tangani oleh pihak leasing, yaitu berupa Akta Notaris dan
para pihak atau konsumen hanya didaftarkan pada pejabat yang
mengisi data-data informatif tertentu berwenang. Dengan pendaftaran ini,
saja dengan dan/atau tanpa penerima fidusia memiliki hak
perubahan dalam klausul-klausulnya, prefensi yaitu hak untuk mengambil
dalam arti pihak lain atau calon pelunasan piutangnya atas hasil
konsumen didalam perjanjian eksekusi benda yang menjadi obyek
tersebut tidak mempunyai jaminan fidusia Debitur atau pemberi
kesempatan untuk melakukan fidusia apabila cidera janji, eksekusi
negosiasi dalam mengubah klausula terhadap benda yang menjadi obyek
yang dibuat oleh salah satu pihak, jaminan fidusia sesuai aturannya
sehingga biasanya perjanjian baku dengan pelaksanaan penjualan objek
dapat dikatakan hanya jaminan fidusia tersebut dilakukan
menguntungkan sebelah pihak saja setelah lewat waktu 1 (satu) bulan

360
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

sejak diberitahukan secara tertulis pembiayaan dalam melakukan


oleh pemberi dan penerima fidusia perjanjian pembiayaan
kepada pihak-pihak yang mencamtumkan kata-kata dijaminkan
berkepentingan dan diumumkan secara fidusia.
sedikitnya dalam 2 surat kabar yang Contoh kasus Bagaimana
beredar di daerah yang pendapat hukum tentang
bersangkutan.10 permasalahan sengketa sewa guna
Dalam hal benda yang usaha antara debitur sebagai
menjadi obyek jaminan fidusia terdiri konsumen dengan pihal leasing
atas benda perdagangan atau effek terkait penarikan motor secara paksa
yang dapat dijual di pasar atau di oleh debt collector. Berdasarkan
bursa, penjualannya dapat dilakukan Keputusan Menteri Keuangan RI
di tempat-tempat tersebut sesuai nomor 1169/KMK.01/1991 tentang
dengan peraturan perundang- kegiatan sewa guna usaha, menyebut
undangan yang berlaku. Fakta yang bahwa setiap transaksi sewa guna
ada di lapangan menunjukan, usaha wajib di ikat dalam suatu
lembaga pembiayaan dalam perjanjian. Perjanjian fidusia adalah
melakukan perjanjian pembiayaan perjanjian hutang piutang kreditor
mencamtumkan kata-kata dijaminkan kepada debitor yang melibatkan
secara fidusia. Akan tetapi ironisnya penjaminan. Jaminan tersebut
tidak dibuat dalam akta notaris dan kedudukannya masih dalam
tidak ada fakta yang menunjukan penguasaan pemilik jaminan. Pada
bahwa perjanjian tersebut dibuat perkara Bapak, harus diketahui
berdasarkan akta notaris, lembaga terlebih dahulu, apakah kendaraan

10
tersebut sudah dijaminkan fidusia
Yuyut PrayutiZ, 2020,
“Perlindungan Hukum Dalam atau tidak. Apabila transaksi tidak
Sengketa Antara Konsumen
diaktakan notaris dan didaftarkan di
Kendaraaan Bermotor Dengan
Lembaga Pembiayaan Dihubungkan kantor pendaftaran fidusia, maka
Dengan Undang-Undang Nomor 8
secara hukum perjanjian fidusia
Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen” Jurnal Ilmiah Fakultas tersebut tidak memiliki hak
Hukum, Universitas Islam
eksekutorial dan dapat dianggap
Nusantara.

361
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

sebagai hutang piutang biasa, eksekutorial yang sama dengan


sehingga perusahaan leasing tidak putusan pengadilan yang telah
berwenang melakukan eksekusi. memperoleh kekuatan hukum
Dalam hal ini apakah pihak leasing tetap. Jadi Pihak leasing tidak
bisa melakukan penarikan motor berwenang melakukan eksekusi
secara paksa oleh debt collector penarikan kendaraan tersebut.
menurut jaminan fidusia? Eksekusi haruslah dilakukan
oleh badan penilai harga yang
resmi atau Badan Pelelangan
Dasar Hukum
Umum. Jika terjadi penarikan
1. Undang-Undang Nomor 42 motor oleh pihak leasing tanpa
Tahun 1999 Tentang Jaminan menunjukkan sertifikat jaminan
Fidusia. fidusia, itu merupakan perbuatan
2. Undang-Undang Nomor 8 tahun melawan hukum.
1999 Tentang Perlindungan 2. Ketentuan Peaturan Menteri
Konsumen. Keuangan Nomor
3. Kitab Undang-Undang Hukum 130/PMK.010/2012 Menyatakan
Pidana. bawhwa ketentuan pasal 3
4. KemenKEU Nomor “perusahaan pembiayaan
1169/KMK.01/1991 Tentang dilarang melakukan penarikan
Kegiatan Sewa Guna Usaha. benda jaminan fidusia berupa
5. Kemenkeu Nomor kendaraan bermotor apabila
130/PMK.010/2012. kantor pendaftaran fidusia belum
menerbitkan sertifikat jaminan
ANALISIS fidusia dan menyerahkannya
1. Ketentuan UU 42 Tahun 1999 kepada perusahaan pembiayaan”
tentang jaminan fidusia Pasal 15 Tindakan leasing melalui debt
ayat (2) menyebutkan Sertifikat collector yang mengambil secara
Jaminan Fidusia sebagaimana paksa kendaraan berikut STNK
dimaksud dalam ayat (1) dan kunci motor, dapat dikenai
mempunyai kekuatan ancaman pidana. Tindakan

362
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

tersebut termasuk kategori dijanjikan; 3. hak atas informasi


perampasan 3. Pasal 368 ayat (1) yang benar, jelas, dan jujur
KHUP menyatakan Barang siapa mengenai kondisi dan jaminan
dengan maksud untuk barang dan/atau jasa;
menguntungkan diri sendiri atau 3. hak untuk didengar pendapat dan
orang lain secara melawan keluhannya atas barang dan/atau
hukum, memaksa orang lain jasa yang digunakan;
dengan kekerasan atau ancaman 4. hak untuk mendapatkan
kekerasan, untuk memberikan advokasi, perlindungan, dan
sesuatu barang, yang seluruhnya upaya penyelesaian sengketa
atau sebagian adalah milik orang perlindungan konsumen secara
lain, atau supaya memberikan patut;
hutang maupun menghapus 5. hak untuk mendapat pembinaan
piutang, diancam dengan pidana dan pendidikan konsumen;
penjara paling lama 9 tahun.” 6. hak untuk diperlakukan atau
3. Ketentuan UU nomor 8 tahun dilayani secara benar dan jujur
1999 tentang perlindungan serta tidak diskriminatif;
konsumen Berdasarkan 7. hak untuk mendapatkan
ketentuan pasal 4 UU nomor 8 kompensasi, ganti rugi dan/atau
tahun 1999 tentang perlindungan penggantian, apabila barang
konsumen juga dijelaskan bahwa dan/atau jasa yang diterima tidak
hak konsumen adalah: sesuai dengan perjanjian atau
1. hak atas kenyamanan, tidak sebagaimana mestinya;
keamanan, dan keselamatan 8. hak-hak yang diatur dalam
dalam mengkonsumsi barang ketentuan peraturan perundang-
dan/atau jasa; undangan lainnya. Lembaga
2. hak untuk memilih barang Pembiayaan yang merupakan
dan/atau jasa serta mendapatkan lembaga pembiayaan dalam
barang dan/atau jasa tersebut pembelian kredit mobil sangat
sesuai dengan nilai tukar dan memudahkan konsumen dalam
kondisi serta jaminan yang perjanjian jual beli kendaraan.

363
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

Pada dasarnya pengambilan Berdasarkan Undang-Undang


paksa kendaraan bermotor oleh No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan
perusahaan pembiayaan kredit Fidusia, adanya hak eksekusi atau
(leasing) dan menggunakan jasa kekuatan eksekutorial adalah
pihak ke tiga (debt collector) pelaksananaan eksekusi yang
merupakan perbuatan yang langsung dapat dilaksanakan tanpa
melawan hukum. Penarikan melalui pengadilan dan bersifat final
dengan paksa dilakukan penagih serta mengikat para pihak untuk
utang ACC Keuangan sebagai melaksanakan putusan tersebut.
kreditor pelanggaran hukum dan Tentunya mengenai aturan tersebut
dipertimbangkan sebagai banyak masyarakat belum
tindakan melawan hukum karena mengetahui dan hanya pasrah jika
dilakukan tanpa menunjukkan pelaku usaha atau debt collector
surat fidusia. Hal tersebut mengambil kendaraannya secara
bertentangan dengan Peraturan paksa. Undang-Undang No. 8 Tahun
Menteri Keuangan No.130 / 1999 Tentang Perlindungan
PMK.010 / 2012 dan Konsumen, konsumen berhak
persyaratannya Pasal 30 mendapatkan perlindungan hukum
Undang-Undang Nomor 42 jika terjadi cidera janji yang
Tahun 1999 tentang Jaminan dilakukan oleh pelaku usaha dalam
Fidusia yang menyatakan bahwa hal ini atas pengambilan paksa
penerima fidusia dapat meminta kendaraan konsumen yang belum
bantuan pihak berwenang jika jatuh tempo. Mengenai permasalahan
pemberi fidusia tidak tersebut bentuk perlindungan
menyerahkan objek fidusia. konsumen atas eksekusi kendaraan
Pihak kebijakan yang pantas yang belum jatuh tempo yakni diatur
adalah kepolisian.11 berdasarkan Undang-Undang No. 8

11
Shavira
Ramadhanneswari, 2017, “Penarikan
Kendaraan Bermotor Oleh Jaminan Fidusia Ditinjau Dari
Perusahaan Pembiayaan Terhadap Aspek Yuridis” Jurnal Ilmiah
Debitur Yang Mengalami Kredit Fakultas Hukum, Universitas
Macet (Wanprestasi) Dengan Diponegoro

364
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

Tahun 1999 Tentang Perlindungan oleh ketentuan Undang-Undang No.


Konsemen. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Bentuk Perlindungan hukum Konsumen. Pemerintah memiliki
Preventif bagi konsumen terdapat tugas untuk membina dan melakukan
dalam UUPK dimana mengatur pengawasan terhadap perlindungan
mengenai hak dan kewajiban dari konsumen, mengenai tentang
konsumen dan pelaku usaha, selain penarikan kendaraan yang diduga
itu dalam UUPK diatur pula melakukan pelanggaran adanya
mengenai batasan-batasan dari aturan hukum yang mengatur yakni
tindakan konsumen dan pelaku usaha Undang-Undang Jaminan Fidusia
untuk mencegah timbulnya kerugian dan Peraturan Menteri Keuangan.
bagi salah satu pihak. Selanjutnya Finance itu sudah mempunyai
Perlindungan Represif merupakan mekanisme khusus dalam aturannya
perlindungan akhir berupa sanksi mengenai perjanjian kredit antara
seperti denda, penjara, dan hukum finance dan konsumen. Didalam
tambahan yang diberikan apabila bahasa inggris lembaga pembiayaan
sudah terjadi sengketa atau telah di sebut dengan istilah consumer
dilakukan suatu pelanggaran.12 finance. Pembiayaan sama seperti
Mengenai perlindungan hukum kredit konsumen, yang membedakan
represif bagi pihak konsumen dan yakni pada lembaga pembiyaan yang
pelaku usaha telah diatur dalam Pasal membiayainya. Pembiayaan
45 UUPK yang menyatakan, konsumen adalah biaya yang
“Penyelesaian sengketa konsumen diberikan oleh perusahaan
dapat ditempuh melalui pengadilan pembiayaan (financing company),
atau di luar pengadilan berdasarkan sedangkan kredit konsumen
pilahan sukarela para pihak yang diberikan oleh bank.13 Pasal 5
bersengketa”. Konsumen dilindungi Undang-Undang Nomor 42 Tahun
1999 Tentang Jaminan Fidusia yang
12
Muschin, 2003,
Perlindungan dan Kepastian Hukum pada intinya jika konsumen tidak
bagi Investor di Indonesia,
13
(Surakarta; Disertasi S2 Fakultas Sunaryo, 2007, Hukum
Hukum, Universitas Sebelas Maret), Lembaga Pembiayaan, Sinar
h 20 Grafika, Jakarta, h. 96.

365
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

mampu membayar maka finance KESIMPULAN


diberikan kuasa untuk mengambil Berdasarkan hasil penelitian, penulis
kendaraan dimanapun dan kapanpun memperoleh jawaban atas
yang kemudian ditanda tangani oleh permasalahan yang ada yaitu, bahwa
konsumen. Kita mengenal lembaga pengambilan kendaraan secara paksa
pembiayaan yakni sebagai badan dalam perjanjian pembiayaan adalah
usaha yang melakukan kegiatan konsumen telah melakukan
pembiayaan dalam bentuk wanprestasi, namun apabila
penyediaan dana atau barang modal. kendaraan sebagai obyek jaminan
Dalam pengambilan kendaraan jika fidusia tidak didaftarkan oleh
sudah ada perjanjian fidusia, perusahaan pembiayaan pada Kantor
kemudian dibuatkan akte notarisnya Pendaftaran Fidusia, maka
bahwa jelas dalam hal ini finance pengambilan paksa tersebut tidak
sudah memenuhi aturannya dalam sah. Lalu terhadap pengambilan
penarikan kendaraan. Tetapi dalam paksa yang tidak sesuai dengan
kenyataannya kebanyakan pihak ketentuan yang berlaku ini,
finance tidak mematuhi aturan-aturan konsumen dapat mengajukan
tersebut seperti tidak menyertakan keberatan kepada perusahaan
jaminan fidusianya bahkan ada juga pembiayaan berdasarkan kesepakatan
yang diduga palsu dalam bersama dalam perjanjian
pengambilan kendaraan. Pihak pembiayaan, namun apabila tidak
Finance selaku lembaga pembiayaan dapat diselesaikan, maka konsumen
agar dalam penyelesaian wanprestasi dapat melaporkan pengambilan
akibat adanya cidera janji dari pihak paksa tersebut dengan dasar pasal
debitur sebaiknya menggunakan perampasan sebagaimana yang distur
hukum formil yang artinya perikatan dalam Kitab Undang Undang Hukum
yang mungkin terjadi jika para pihak Pidana (KUHP). Sehingga jika
menentukan terlebih dahulu saat terjadi pengambilan paksa kendaraan
adanya kelalaian dari debitur di yang menjadi objek jaminan kredit di
dalam suatu perjanjian. tengah jalan, konsumen harus
menolak dan dapat melaporkanya ke

366
Novia Dwi Khariati, Perlindungan Hukum Konsumen bagi Penarikan Paksa Kendaraan
oleh Debt Collector

pihak kepolisian. Karena perusahaan Undang-Undang Nomor 8 tahun


pembiayaan harus mendaftarkan 1999 Tentang
fidusia terlebih dahulu kendaraannya Perlindungan Konsumen.
sebagai obyek jaminan kredit. Hal ini KemenKEU Nomor
dimaksudkan agar ketika konsumen 1169/KMK.01/1991
melakukan wanprestasi, maka Tentang Kegiatan Sewa
perusahaan pembiayaan memiliki Guna Usaha.
dasar hukum untuk melakukan Kemenkeu Nomor
penarikan kendaraan bermotor sesuai 130/PMK.010/2012.
dengan prosedur yang diterdapat di
Buku-Buku
dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dan dalam Abdul. R Saliman, dkk, hukum
hal konsumen wanprestasi, lembaga Bisnis untuk Perusahaan
pembiayaan dalam menyelesaikan Teori & Contoh kasus,
kreditnya sebaiknya dilakukan Prenada Media, Jakarta,
dengan musyawarah dengan 2005, hlm 199
konsumen, tanpa harus melibatkan Agus Yudha Hernoko, Hukum
pihak kepolisian. Perjanjian Asas Proporsionalitas
Daftar Pustaka Dalam Kontrak Komersial,
Jakarta, 2010, h. 1
Peraturan Perundang-Undangan
Bayu Seto Hardjowahono
Kitab Undang-Undang Hukum (Ketua Tim), Naskah
Perdata Akademik Rancangan
Kitab Undang-Undang Hukum Undang Undang Hukum
Pidana Kontrak, Badan
Undang-Undang Undang- Pembinaan Hukum
Undang Nomor 42 Tahun Nasional Kementerian
1999 Tentang Jaminan Hukum Dan Ham RI,
Fidusia. 2013, hlm. 3
Elly Erawati, Herlien Budiono,
Penjelasan Hukum

367
Perspektif Hukum, Vol.20 No.2 November 2020 : 347-368

Tentang Kebatalan Indonesia, rajawali pers,


Perjanjian, Nasional Legal 2016, hal. 195.
Reform Program-
Sumber-Sumber Lain
Gramedia, Jakarta, 2010,
hlm. 5 Shavira Ramadhanneswari,
Faisal Santiago, Pengantar 2017, “Penarikan
Hukum Bisnis, Mitra Kendaraan Bermotor Oleh
Wacana Media, Jakata, Perusahaan Pembiayaan
2012, hlm 82 Terhadap Debitur Yang
Kurniawan, Hukum Mengalami Kredit Macet
Perlindungan Konsumen, (Wanprestasi) Dengan
Pustaka Bangsa, Mataram, Jaminan Fidusia Ditinjau
2016, hal. 29 Dari Aspek Yuridis”
Moch Isnaeni, Seberkas Jurnal Ilmiah Fakultas
Diorama Hukum Kontrak, Hukum, Universitas
Surabaya, 2018, h. 24 Diponegoro
Muschin, 2003, Perlindungan Yuyut PrayutiZ, 2020,
dan Kepastian Hukum bagi “Perlindungan Hukum
Investor di Indonesia, Dalam Sengketa Antara
(Surakarta; Disertasi S2 Konsumen Kendaraaan
Fakultas Hukum, Bermotor Dengan
Universitas Sebelas Lembaga Pembiayaan
Maret), h 20 Dihubungkan Dengan
Sunaryo, 2007, Hukum Undang-Undang Nomor 8
Lembaga Pembiayaan, Tahun 1999 Tentang
Sinar Grafika, Jakarta, h. Perlindungan Konsumen”
96. Jurnal Ilmiah Fakultas
Zaeni, Asyahdie. Hukum Bisnis Hukum, Universitas Islam
prinsip dan Nusantara.
pelaksanaannya di

368

Anda mungkin juga menyukai