Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Kebidanan 09 (02) 101 - 212

Jurnal Kebidanan
http : //www. journal.stikeseub.ac.id

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN DISMENOREA


PADA REMAJA

Endah Puji Astuti 1)


1)
Program Studi D-3 Kebidanan, Stikes A. Yani Yogyakarta
E-mail: endahpujias7@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: gangguan menstruasi yang sering dialami wanita usia remaja atau dewasa awal
adalah dismenorea atau nyeri haid. Keluhan ini dapat mempengaruhi kualitas hidup, aktivitas
sehari-hari dan prestasi belajar. Status gizi merupakan salah satu penyebab terjadinya dismenorea,
status gizi yang kurang ataupun berlebihan akan mempengaruhi hormon pada proses menstruasi.
Tujuan: mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan dismenorea pada siswa kelas VIII
SMP Muhammadiyah I Yogyakarta. Metode: penelitain ini merupakan penelitian diskriptif
kualitatif. Pengumpulan menggunakan koeisoner tetutup untuk mengetahui kejadian disminore,
penggunaan timbangan dan pengukur tinggi badan untuk menghitung IMT. Teknik pengambilan
sampel secara total sampling sebanyak 78 siswa. Analisa bivariat dengan chi kuadrat. Hasil:
indeks masa tubuh responden mayoritas normal (67%) dan mengalami disminore (81%). Uji
analisis didapatkan nilai ρ= 0,08 dan α= 0,05 (ρ > 0,05), artinya tidak ada hubungan IMT dengan
dismenore. Remaja yang memiliki IMT normal tetap mengalami dismenore. Kesimpulan dan
saran: tidak ada hubungan IMT dengan dismenorea. Siswa hendaknya dapat menangani
dismenore dengan benar dan tepat agar tidak mengganggu aktivitas dan prestasi belajar.

Kata kunci: dismenorea, indeks masa tubuh

THE RELATIONSHIP OF BODY MASS INDEX WITH OF DYSMENORRHEA IN


ADOLESCENT
ABSTRACT
Background: Menstrual disorders that often occur in early adult women or adults are
dysmenorrhoea or menstrual pain. These complaints can affect the quality of life, daily activities
and learning achievements. Nutritional status is one of the causes of birth dysmenorrhoea,
nutritional status that is less or excessive will affect the hormone in the process of menstrual.
Objective: to know the correlation of body mass index with dysmenorrhoea in grade VIII student
of SMP Muhammadiyah I Yogyakarta. Method: This research is a qualitative descriptive study.
The collection uses a closed koeisoner to determine the incidence of disminore, use of scales and a
height meter to calculate BMI. Sampling technique in total sampling counted 78 students.
Bivariate analysis with chi square. Result: body mass index of respondent normal (67%) and
experiencing disminore (81%). Test analysis obtained ρ = 0,080 and α= 0,05 (ρ > 0,05), there is
no relation of IMT with dysmenorrhea. Teens who have normal BMI remain dysmenorrhea.
Explanation and suggestion: there is no IMT relationship with dysmenorrhoea. Students usually
get dysmenorrhea correctly and appropriately so as not to disrupt the activity and learning
achievement.

Keywords: dysmenorrhoea, body mass index

Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017 121


PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan periode dimana menstruasi terkait erat dengan
dari pertumbuhan dan proses kematangan sistem hormon yang diatur di otak,
manusia, pada masa ini terjadi perubahan tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem
yang sangat unik dan berkelanjutan. hormonal ini akan mengirim sinyal ke
Perubahan fisik karena pertumbuhan indung telur untuk memproduksi sel
yang terjadi akan mempengaruhi status telur. Kelainan sistemik yaitu ada wanita
kesehatan dan gizinya (Hasdianah, 2014). yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus.
Pada masa remaja manusia tidak dapat Hal ini bisa mempengaruhi siklus
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat menstruasinya karena sistem
pula disebut anak-anak. Masa remaja metabolisme didalam tubuhnya tak
merupakan masa peralihan antara masa bekerja dengan baik atau wanita yang
anak dan masa dewasa yang berjalan menderita penyakit diabetes, juga akan
antara usia 11 tahun sampai 21 tahun mempengaruhi sistem metabolisme
(Irianto, 2015). Di Daerah Istimewa sehingga siklus menstruasinya pun tak
Yogyakarta tahun 2015 penduduk yang teratur. Stress, jangan dianggap enteng
tergolong anak muda usia 10-24 tahun sebab akan menganggu sistem
sekitar 35% dari total penduduk. Dalam metabolisme di dalam tubuh. Bisa saja
masa ini, remaja perempuan mengalami karena stress, wanita jadi mudah lelah,
menstruasi sebagai tanda bahwa organ berat badan turun dratis, bahkan sakit-
reproduksi sudah berfungsi matang. sakitan, sehingga metabolismenya
Kesehatan reproduksi untuk terganggu (Atikah, 2009).
seorang wanita merupakan komponen Indeks massa tubuh sangat
yang amat penting. Wanita memiliki berpengaruh terhadap gangguan
sistem reproduksi yang sangat rentan menstruasi karena apabila seseorang
terhadap gangguan yang dapat mengalami perubahan-perubahan hormon
menimbulkan masalah pada kesehatan tertentu yang di tandai dengan penurunan
reproduksinya (Kusmiran, 2014). berat badan yang mencolok (kurus IMT <
Masalah yang terjadi pada kesehatan 18,5). Hal ini terjadi karena kadar
reproduksi remaja saat menstruasi salah gonadotropin dalam serum dan urine
satunya adalah dismenorea atau nyeri menurun serta penurunan pola sekresinya
saat menstruasi (Irmawati, 2011). dan kejadian tersebut berhubungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi dengan gangguan fungsi hipotalamus.
gangguan menstruasi pada seseorang bisa Apabila kadar gonadotropin menurun
disebabkan karena terganggunya hormon maka sekresi FSH (folikel Stimulating

122 Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017


Hormon) serta hormon estrogen dan pasti pernah merasakan nyeri saat
progesteron juga mengalami penurunan, menstruasi dengan berbagai tingkatan,
sehingga tidak menghasilkan sel telur mulai dari yang sekedar pegal-pegal di
yang matang yang akan berdampak pada panggul dari sisi dalam hingga rasa nyeri
gangguan siklus menstruasi yang terlalu yang luar biasa sakitnya dan mengganggu
lama, sedangkan pada perempuan yang aktivitas yang disebut dengan
obesitas (IMT > 27) tentunya akan dismenorea. Umumnya nyeri yang biasa
meningkatkan tubuh sebagai bentuk terasa di bawah perut itu terjadi pada hari
haemodialisa (kemampuan tubuh untuk pertama dan kedua menstruasi. Rasa
menetralisir pada keadaan semula) dalam nyeri akan berkurang setelah keluar darah
rangka pengeluaran kelebihan tersebut. yang cukup banyak (Proverawati, 2009).
Hal ini tentunya akan berdampak pada Walaupun pada umumnya nyeri
fungsi sistem hormonal pada tubuh mestruasi tidak berbahaya, namun
berupa peningkatan maupun penurunan seringkali dirasa mengganggu bagi
progesteron, estrogen, LH (luetezing wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri
Hormon), dan FSH (Folikel Stimulating dan kadar gangguan tentu tidak sama
Hormon). Adanya perubahan hormon ini untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa
menyebabnkan terjadinya masalah bekerja (sesekali sambil meringis),
menstruasi seprti dismenorea, adapula yang tidak kuasa beraktifitas
oligomenorea bahkan bisa terjadi karena nyerinya (Proverawati, 2009).
amenorea (Manuaba, 2010). Gangguan menstruasi pada remaja
Angka kejadian nyeri menstruasi dan dewasa merupakan kenyataan yang
di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari banyak dijumpai dalam praktek dokter
50% perempuan di setiap negara spesialis Obstetri Ginekologi bahkan
mengalami nyeri menstruasi. Angka dokter umum. Beberapa waktu yang
prosentasenya Amerika sekitar 60% dan lampau masalah remaja dengan alat
di Swedia sekitar 72%. Sementara di reproduksinya, kurang mendapat
Indonesia angka kejadian dismenore perhatian karena umur relatif muda,
tahun 2010 sebesar 64.25 % yang terdiri masih dalam status pendidikan sehingga
dari 54,89% dismenore primer dan seolah-olah bebas dari kemungkinan
9,36% dismenore sekunder pada menghadapi masalah penyulit dan
perempuan usia produktif. Angka penyakit yang berkaitan dengan alat
kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi reproduksi, padahal pencegahan dan
berkisar 45-95% di kalangan wanita usia pengobatan haruslah dilakukan sedini
produktif. Hampir seluruh perempuan mungkin (Manuaba, 2010).

Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017 123


Berdasarkan survei yang dilakukan Remaja perlu mempertahankan
oleh National Health and Nutrition status gizi yang baik, dengan cara
Examination Survey (NHNES) pada mengkonsumsi makanan seimbang.
tahun 2007-2008 di Amerika Serikat Asupan gizi yang baik akan
ditemukan bahwa penduduk yang mempengaruhi pembentukan hormon-
menderita overweight sebanyak 34,2% hormon yang terlibat dalam menstruasi
dan obesitas 33,8%. Jumlah penduduk yaitu hormon FSH (Follicle-Stimulating
Indonesia yang menderita obesitas tahun Hormone), LH (Luteinizing Hormone),
2010 mencapai 11,7% dan di Sumatra estrogen dan juga progesteron. Hormon
barat diketahui mencapai 9,5%. Jumlah FSH, LH dan estrogen bersama-sama
penderita overweight di Indonesia lebih akan terlibat dalam siklus menstruasi,
banyak terjadi pada perempuan dari pada sedangkan hormon progesteron
laki-laki, diperkirakan tahun 2015. Maka mempengaruhi uterus yaitu dapat
persentase overweight pada perempuan mengurangi kontraksi selama siklus haid
akan mencapai 38% dan jumlah ini akan (Trimayasari dan Kuswandi, 2014).
meningkat jika dibandingkan tahun 2005 Siklus haid fase luteal akan terjadi
yang hanya 28%, untuk laki-laki peningkatan kebutuhan nutrisi yang bila
diperkirakan akan mengalami diabaikan maka dampaknya akan terjadi
peningkatan dari 12% menjadi 13%. keluhan-keluhan yang menimbulkan rasa
Sedangkan di Kalimantan Barat pada ketidaknyamanan selama siklus haid
tahun 2010 penderita overweight (Supariasa, 2012). Kekurangan zat gizi
mencapai 8,6% (Ardiani, 2015). merupakan faktor risiko terjadinya
Penelitian faktor-faktor yang dismenore, hal ini didukung dengan
terkait dengan dismenore telah banyak beberapa penelitian sebelumnya oleh
dilakukan di Indonesia maupu luar Riyane Manorek (2015) ada hubungan
negeri. Faktor-faktor tersebut meliputi antara status gizi dengan kejadian
usia dibawah 20 tahun, merokok, usia dismenore.
menarche (awal menstruasi), gangguan Asupan gizi yang tidak adekuat
lamanya siklus menstruasi, infeksi menyebabkan ketidakteraturan
panggul, faktor psikologis, genetik, dan menstruasi pada kebanyakan remaja putri
status gizi, semua faktor ini dapat (Chomaria, 2008). Menurut data
mempengaruhi kejadian dan keparahan Riskesdas 2013, status gizi kurang
dismenore (Al-Dabal et al, 2014). pada remaja di Indonesia sebesar 17,4%

124 Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017


dengan rincian 20,7% pada laki - laki dan sedangkan terapi bahan alami dan pola
14,1% pada perempuan. Pada Provinsi hidup sehat dapat dilakukan sendiri,
DIY status gizi berdasar IMT/U dengan seperti memperhatikan asupan gizi
status gizi kurus sebesar 10,3% dan yang cukup dan olahraga sesuai
status gizi gemuk sebesar 4,1% (Rizki, kebutuhan dan hindari stress yang
2015). Salah satu penilian gizi secara berlebihan (Proverawati, 2009)
langsung yaitu menggunakan penilaian Berdasarkan studi pendahuluan
antropometri dengan pengukuran indeks yang dilakukan pada tanggal 19 April
berat dan tinggi badan merupakan suatu 2016 di SMP Muhammadiyah 1
ukuran dari berat badan/BB berdasarkan Yogyakarta dari 10 siswa putri kelas
tinggi badan/TB. Sebagai suatu ukuran VIII dari hasil wawancara yang telah
komposisi tubuh, indeks berat dan tinggi dilakukan didapatkan hasil dua siswa
dapat memenuhi kriteria yang diharapkan (20%) mengalami dismenore. Mengingat
yaitu mempunyai hubungan erat dengan sering timbulnya masalah dismenore
lemak tubuh dan hubungan yang rendah pada remaja yang dapat mengganggu
dengan tinggi badan atau komposisi aktivitas belajar mengajar serta
tubuh (Suparisa, 2012). kebiasaan remaja dengan pola hidup
Menurut WHO dalam Trimayasari kurang sehat terutama asupan gizi
(2014) Terdapat hubungan antara kurang seimbang. Hipotesis penelitian
obesitas terhadap kejadian dismenore. ini yaitu ada hubungan indeks masa
Menurut Jeffcoate, orang dengan tubuh dengan kejadian dismenore pada
indeks masa tubuh yang lebih dari remaja putri.
normal menunjukan terdapat peningkatan Tujuan dari penelitian ini yaitu
kadar prostaglandin (PG) yang berlebih, 1. untuk mengetahui status gizi remaja
sehingga memicu terjadinya spasme putri dilihat dari indeks masa tubuh,
miometrium yang dipicu oleh zat dalam 2. untuk mengetahui kejadian dismenore
darah haid, mirip lemak alamiah yang pada remaja putri, 3. untuk mengetahui
dapat ditemukan di dalam otot uterus. hubungan indeks masa tubuh dengan
Bagi sebagian wanita, menstruasi kejadian dismenore pada remaja putri.
dapat membuat rasa cemas karena Manfaat dari penelitian ini antara
disertai rasa nyeri ketika menstruasi tiba. lain 1. Dapat membantu remaja
Untuk mengatasi agar tidak terjadinya mengetahui status gizi dan kejadian
gangguan menstruasi Dua terapi disminore 2. Sebagai informasi bagi
yang pertama harus melibatkan dokter, institusi pendidikan bahwa jumlah remaja

Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017 125


yang mengalami dismenore dan HASIL DAN PEMBAHASAN
status gizi remaja putri 3. Dapat Tabel 1. Distribusi frekuensi umur siswa
kelas VIII SMP Muhammadiyah I
mengetahui penyebab dismenore
Yoyakarta
pada remaja terutama dengan status gizi.
Umur f %
a.13 tahun 41 52,6
METODE b.14 tahun 37 47,4
Jumlah 78 100
Jenis penelitain ini adalah
(Sumber: Data primer 2016)
analitik kuantitatif untuk mengetahui
Berdasarkan tabel 1, umur siswa
hubungan Indeks massa tubuh degan
sebgian besar 13 tahun sebanyak 41
kejadian disminore. Populasi penelitian
siswa (52,6%).
ini adalah seluruh siswa puteri
kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Tabel 2 distribusi frekuensi indeks masa
tubuh pada siswa kelas VIII SMP
Yogyakarta tahun akademik Muhammadiyah I Yoyakarta
2015/2016 dengan jumlah
Indeks Masa Tubuh f %
78 siswa puteri. Tehnik pengambilan a. Normal 52 66,7
sempel dalam penelitian ini total b.Gemuk 12 15,4
c.Kurus 10 12,8
sampling yaitu semua populasi dijadikan d.Obesitas 3 3,8
sampel. Penelitian ini dilaksanakan e.Sangat kurus 1 1,3
Jumlah 78 100
pada bulan Juli 2016. Alat penelitian (Sumber: Data primer 2016)
yang digunakan untuk mengetahui Berdasarkan tabel 2 Indeks Masa
kejadian disminore dengan membagikan Tubuh siswa mayoritas normal sebanyak
koeisoner tetutup, sedangkan untuk 52 siswa (66,7%). Sisanya mengalami
menghitung indeks massa tubuh masalah gizi seperti gemuk, kurus,
dengan melakukan penimbangan berat obesitas dan sangat kurus.
badan dengan timbangan injak. Hasil
Tabel 3 distribusi frekuensi kejadian
pengukuran berat badan didapatkan dismenorea pada siswa kelas VIII SMP
dengan satuan kilogram, kemudian Muhammadiyah I Yoyakarta
dilihat berdasarkan umur yang Dismenorea f %
disesuaikan dengan standar antropometri a.Ya 63 80,8
b. Tidak 15 19,2
penilaian status gizi anak yang ada pada
Jumlah 78 100
keputusan menteri kesehatan republik (Sumber: Data primer 2016)
Indonesia nomor : Berdasarkan tabel 3 mayoritas
1995/Menkes/SK/XII/2010. Analisa siswa mengalami disminorea sebanyak
bivariat dengan rumus chi kuadrat. 63 siswa (80,76%).

126 Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017


Tabel 4 distribusi frekuensi hubungan indeks massa tubuh dengan dismenorea (n = 78)

Dismenorea
Indeks Masa
Ya Tidak ρ
Tubuh ∑
f % f %
Normal 40 51,3 12 15,4 52 (66,7%)

Gemuk 10 12,8 2 2,6 12 (15,4%)

Kurus 9 11,5 1 1,3 10 (12,8%) 0,08

Obesitas 3 3,8 0 0 3 (3,8%)

Sangat Kurus 1 1,3 0 0 1 (1,3%)


(Sumber: Data primer 2016)
Berdasarkan tabel 4 menunjukan PEMBAHASAN
dari 52 siswa yang memiliki status gizi Status Gizi Remaja (Indekas Massa
normal, 40 mengalami dismenore dan Tubuh)
12 tidak mengalami dismenore. Remaja sangat memperhatikan
Dari 12 yang memiliki status gizi gemuk, penampilan dan bentuk tubuhnya.
10 siswa mengalami dismenore dan 2 Terutama bagi remaja puteri, mereka
siswa tidak mengalami dismenore. akan melakukan banyak hal untuk
dari 10 siswa yang memiliki status gizi mendapatkan tubuh yang ideal. Salah
kurus, 9 siswa mengalami dismenore dan satu yang dilakukan adalah diet ketat,
1 siswa tidak mengalami dismenore. yang menyebabkan remaja kurang
Sedangkan siswa yang menglami mendapatkan makanan yang simbang dan
obesitas (3 siswa) dan sangat kurus bergizi (Sayogo, 2011).
(1 siswa) 100% mengalami dismenore. Penilaian status gizi salah satunya
Hasil analisa data dengan bisa diukur dengan indeks antropometri
menggunakan rumus chi kuadrat yaitu, Indeks Massa Tubuh. Penilaian
untuk mengetahui hubungan IMT hanya bisa dilakukan pada usia
status gizi dengan kejadian dismenore remaja keatas (Supariasa, 2012). Menurut
pada siswi didapatkan nilai (p value) Istiany (2014), penggunaan IMT hanya
0,080 (α > 0,05) Nilai p value > 0,05 berlaku untuk orang dewasa diatas 18
sehingga keputusan uji adalah Ho tahun, sedangkan untuk umur 0-18 tahun
diterima dan disimpulkan tidak ada dapat menggunakan parameter IMT
hubungan status gizi (Indeks Massa menurut umur yang dalam penilaiannya
Tubuh) dengan kejadian dismenore. dibedakan untuk anak laki-laki dan anak

Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017 127


perempuan. IMT dapat diketahui dengan memperoleh cukup zat-zat gizi yang
mengukur berat badan ataupun tinggi digunakan secara efisien sehingga
badan yang akan dilihat berdasarkan usia pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
dan jenis kelamin. Kategori IMT menurut dan kesehatan yang optimal. Sedangkan
WHO (2006) kurus <17,0; normal 18,5- status gizi kurang terjadi apabila tubuh
24,9; gemuk 25,0-29,9 serta obesitas ≥ mengalami kekurangan satu atau lebih
30,0. zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih
Menurut data RISKESDAS 2013, terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi
status gizi anak umur 5-18 tahun dapat dalam jumlah yang berlebihan sehingga
diketahui dengan berdasarkan hasil menimbulkan efek toksis atau
pengukuran antopometri Berat Badan membahayakan (Istiany, 2014).
(BB) dan Tinggi Badan (TB) menurut Gizi seimbang bagi remaja adalah
umur (TB/U), dan Indeks Massa Tubuh makanan yang di konsumsi remaja yang
menurut umur (IMT/U). Secara nasional mengandung zat sumber tenaga, zat
pada remaja umur 13-15 tahun, pembangun, dan zat pengatur serta
prevalensi sangat pendek terendah di beraneka ragam jenisnya. Banyak
DIY (4,0%) dan tertinggi di Papua manfaat dalam gizi yang seimbang untuk
(27,4%), prevalensi kurus 11,1 persen remaja yaitu membantu konsentrasi
terdiri dari 3,3 persen sangat kurus dan belajar, berktivitas, bersosialisasi, untuk
7,8 persen kurus. Sedangkan prevalensi kesempurnaan fisik, tercapai kematangan
gemuk sebesar 10,8 persen, terdiri dari fungsi seksual, dan tercapai bentuk yang
8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat dewasa (Istiany, 2014).
gemuk (obesitas). Pada provinsi DIY Menurut Hasdianah (2014)
status gizi berdasar IMT/U dengan status kejadian obesitas pada remaja muncul
gizi kurus sebesar 10,3%, dan status gizi dengan ketidakteraturan pola makan,
gemuk sebesar 4,1% (RISKESDAS salah satunya adalah kebiasaan mereka
2013). dalam melewatkan sarapan pagi yang
Remaja puteri di SMP seharusnya dikonsumsi untuk kesiapan
Muhammadiyah I Yoyakarta mayoritas energi dalam tubuh. Pola makan yang
memiliki IMT normal 67% dan 33% tidak teratur akan menyebabkan
mengalami masalah berat badan (gemuk kelebihan masukan kalori yang dapat
15%, kurus 13%, obesitas 4% dan sangat menimbulkan kelebihan berat badan atau
kurus 1%). Konsumsi makanan obesitas.
seseorang berpengaruh terhadap status Status gizi kurang menyebabkan
gizinya. Status gizi baik terjadi bila tubuh siswi mudah lelah, mudah terkena

128 Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017


penyakit, anemia, kurang konsentrasi, Kejadian Dismenore
dan gangguan pada sistem tubuh seperti Dismenore primer tidak terjadi
sistem reproduksi (Supariasa, 2012). pada saat awal menstruasi (menarche)
Masalah gizi pada remaja salah satunya tetapi umumnya terjadi pada usia remaja
muncul akibat perilaku gizi yang kurang akhir. Pada saat menarche, siklus
baik yaitu ketidakseimbangan antara menstruasi nya masih siklus
konsumsi gizi dengan kecukupan gizi anovulatorik. Dalam siklus anovulatorik,
yang dianjurkan (Emilia, 2009). estrogen dilawan oleh progesterone
Menurut teori dari Arisman sehingga terbentuk lapisan endometrium
(2011), IMT tidak hanya dipengaruhi yang tidak stabil dan kontraktilitas otot
oleh umur dan jenis kelamin. Pola makan uterus juga tidak terjadi, sehingga tidak
dan aktivitas fisik juga dapat terjadi dismenore (Cakir, 2007). Peneliti
mempengaruhi IMT. Pola makan yang mengambil remaja pertengahan (middlr
dimaksud adalah berkenaan dengan jenis, adolescenes) dengan usia 13-16 tahun.
proporsi, dan kombinasi makanan yang pada saat perijinan dan melakukan studi
dimakan. pendahuluan, hanya diperbolehkan
Penelitian pada remaja putri yang mengambil data siswi kelas VII SMP
dilakukan oleh Arlinda Sheva (2015) Muhammadiyah 1 Yogyakarta, karena
membuktikan bahwa kebiasaan jadwal yang padat di kelas VIII dan IX.
mengonsumsi fast food 3x atau lebih Hasil penelitian didapatkan sebagian
dalam seminggu dapat memicu terjadinya besar berusia 13 tahun sebanyak 52,6%.
obesitas pada remaja. Mengonsumsi Kejadian dismenore akan
makanan kurang serat seperti fast food meningkat selama masa remaja sesuai
dan junk food dan sedikit mengonsumsi pertambahan usia nya dan di luar masa
sayuran, serta gaya hidup kurang remaja kejadian dismenore akan menurun
bergerak atau lebih banyak duduk di seiring dengan pertambahan usia nya
depan televisi, komputer dan bahkan pula (Cakir, 2007). Dismenore primer
sambl ngemil dan makan makanan manis paling banyak terjadi pada wanita usia
sangat memicu terjadinya status gizi remaja akhir karena adanya optimalisasi
yang tidak seimbang. Selain faktor fungsi syaraf uterus sehingga produksi
pola makan mengonsumsi fast food, prostaglandin meningkat sehingga timbul
aktifitas fisik yg dilakukan, yang dapat rasa sakit (dismenore) saat menstruasi.
mempengaruhi IMT seseorang yakni Selain itu, seiring bertambahnya usia
kebiasaan sarapan karena itu merupakan seseorang, maka semakin sering
salah satu dari bagian pola makan. mengalami dismenore sehingga leher

Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017 129


rahim melebar. Leher rahim yang merupakan keluhan ginekologis yang
melebar membuat produksi prostaglandin paling sering dialami oleh remaja dan
berkurang dan dismenore akan berkurang perempuan yang menginjak usia dewasa
seiring dengan penurunan fungsi syaraf muda. Dismenorea yang dialami oleh
uterus akibat penuaan (Novia dan remaja dan dewasa muda merupakan
Puspitasari, 2008). dismenorea primer, berhubungan dengan
Masa remaja merupakan periode siklus ovulasi yang normal dengan tanpa
transisi dari masa anak ke masa dewasa adanya keabnormalan pelvis (harel 2006
yang ditandai dengan percepatan dalam pande 2016).
perkembangan fisik, mental, emosional, Dismenorea memiliki kategori
dan sosial. Perubahan paling awal derajat nyeri. Derajat nyeri dismenorea
muncul yaitu perkembangan secara diukur menggunakan Verbal
biologis, dimana remaja mengalami Multidimensional Scoring System (VMS)
menstruasi. Menstruasi dimulai saat Andersch 1982 dalam pande 2016) dan
pubertas dan kemampuan seorang wanita dibagi menjadi tiga derajat yaitu; Derajat
untuk mengandung anak atau masa 1 (Ringan): Adanya nyeri saat menstruasi
reproduksi. Menstruasi biasanya dimulai tetapi jarang mengganggu aktivitas, nyeri
antara usia 10 dan 16 tahun, tergantung bersifat ringan,analgesik kadang tidak
pada berbagai faktor, termasuk kesehatan dibutuhkan; Derajat 2 (Sedang): Adanya
wanita, status nutrisi dan berat tubuh pengaruh nyeri menstruasi terhadap
relatif terhadap tinggi tubuh. Sebagian aktivitas sehari-hari dan kemampuan
besar wanita yang mengalami menstruasi bekerja, nyeri bersifat sedang,
akan timbul nyeri saat menstruasi yang dibutuhkan analgesik yang dapat
biasanya disebut dismenorea. Istilah mengurangi nyeri; Derajat 3 (Berat):
dismenorea hanya dipakai bila nyeri Aktivitas sehari-hari dan kemampuan
begitu hebat sehingga mengganggu bekerja sangat terganggu, nyeri bersifat
aktivitas dan memerlukan obat-obatan berat, penggunaan analgesik tidak
(Sukarni dan Margareth, 2013). meringankan nyeri.
Dismenore primer merupakan rasa Kejadian dismenore dipengaruhi
nyeri dan mual pada bagian perut bawah oleh kadar prostaglandin, semakin parah
selama menstruasi, umumnya terjadi dismenore ditemukan semakin tinggi
pada wanita di usia muda tanpa adanya kadar prostaglandin nya. Selain kadar
penyakit patologi seperti endometriosis prostaglandin, juga ditemukan kadar
(Hudson, 2007 dan Nathan, 2005). PGE-2 dan peningkatan aktivitas PGF2α
Dismenorea atau nyeri saat haid yang meningkat pada wanita dismenore

130 Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017


(Maza, 2005). Peningkatan kadar Razzak (2010) di Yordania pada remaja
prostaglandin berhubungan dengan putri juga menunjukkan tingginya
kontraksi otot rahim dan nyeri. Kontraksi terjadinya dismenore yaitu sebanyak
otot uterus dirangsang oleh prostaglandin 87,4%.
khusunya PGF-2α dan PGE-2, yang Metode yang dapat digunakan
menyebabkan endometrium meluruh dan untuk mengurangi dismenore seperti
keluar bersama ovum yang tidak dibuahi pengaturan posisi, massase, distraksi atau
(Hudson, 2007). Pada wanita yang teknik relaksasi nafas dalam dapat
dismenore juga ditemukan kadar dilakukan untuk mengurangi nyeri
vasopressin yang tinggi. Vasopressin ini (Novia dan Puspitasari 2008). Sylvia dan
juga dihasilkan dari mekanisme stress Lorraine (2006) menyatakan bahwa
akibat stressor yang dihadapi oleh aktivitas fisik dan olahraga-olahraga
seseorang. Vasopressin berperan dalam ringan sangat dianjurkan untuk
kontraksi uterus dan menyebabkan mengurangi nyeri haid. Dengan
iskemik akibat dari vasokontriksi serta melakukan aktivitas fisik atau olahraga
dapat meningkatkan sintesis ringan saat menstruasi dapat merangsang
prostaglandin dan aktivitas miometrium pembentukan hormon endorphin.
(Nathan, 2005). Hormon ini berfungsi sebagai obat
Hasil penelitian didapatkan penenang alami yang dihasilkan otak dan
mayoritas siswa mengalami dismenore susunan saraf tulang belakang yang akan
sebanyak 80,6%. Hal ini sesuai dengan membuat sesorang menjadi nyaman.
hasil penelitian sebelumnya yang Selain itu pada kondisi tubuh rileks,
dilakukan di Indonesia maupun luar tubuh akan menghentikan produksi
negeri, yang menunjukkan tingginya semua hormon yang menyebabkan
angka kejadian dismenore. Utari (2016) dismenore dan hormon yang diproduksi
menemukan bahwa mahasiswa di saat stress
Universitas Muhammadiyah Surakarta Hubungan Status Gizi Dengan
sebanyak 50% kadang-kadang Kejadian Dismenore
mengalami dismenore dan 30,4% sering Hasil analisa data dengan
mengalami dismenore. Puspitasari (2008) menggunakan rumus chi kuadrat
menyebutkan bahwa 60-70% wanita di didapatkan nilai (p value) 0,080 (α =
Indonesia mengalami dismenore. Titilayo 0,05). Nilai p value > 0,05 sehingga
(2009) mengungkapkan bahwa wanita keputusan uji adalah Ho diterima yang
yang menstruasi di Nigeria mengalami artinya tidak ada hubungan staus gizi
dismenore sebanyak 40-95%. Studi oleh (Ideka Massa Tubuh) dengan kejadian

Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017 131


dismenore. hasil penelitian ini tidak yang dapat mempengaruhi, antara lain
sesuai dengan hepoesis awal bahwa faktor fisik dan psikis seperti stress dan
status gizi (indeks massa tubuh) memiliki pengaruh hormon prostaglandin dan
hubungan dengan kejadian dismenore progesteron. Penelitian Pande (2016)
pada remaja. Siswa yang mengalami diperoleh hasil bahwa tidak ada
obesitas dan sangat kurus semua (100%) hubungan antara IMT dengan terjadinya
mengalami dismenore, sedangkan siswa dismenorea primer dengan nilai p sebesar
yang status gizi normal, gemuk dan kurus 0,202 (nilai p >0,05). Hasil analisis
mayoritas mengalami dismenorea. Hasil bivariat antara IMT kategori underweight
penelitiian ini sejalan dengan penelitian dan overweight dengan derajat
yang dilakukan Utari (2016) dengan dismenorea primer didapatkan tidak ada
judul hubungan antara status gizi dengan hubungan dengan nilai p sebesar 0,366
kejadian dismenore pada mahasiswi yang (nilai p >0,05).
sedang mengerjakan skripsiyang sudah Penelitian ini tidak sesuai dengan
berlangsung selama 6-8 bulan, sehingga sebelumnya menunjukkan bahwa
kejadian dismenore juga dikategorikan terdapat hubungan yang positif antara
sesuai pengalaman dismenore selama 6 Indeks Massa Tubuh (IMT) dan
bulan terakhir. Hasil uji statistik dismenorea. seperti hasil penelitian
menggunakan uji korelasi Gamma dan ditunjukkan oleh studi dari Okoro et. al.,
Somers’d dengan p = 0,05 didapatkan (2013) di Nigeria menunjukkan bahwa
hasil p sebesar 0,097 (p≥0,05) yang mahasiswi yang memiliki IMT yang
berarti kesimpulannya Ho ditolak dengan rendah mendapat dismenorea yang lebih
interpretasi tidak ada hubungan antara berat daripada mahasiswi yang memiliki
status gizi dengan kejadian dismenore IMT yang tinggi. Lain dengan hasil studi
pada mahasiswi yang sedang oleh Harlow dan Park (1996) di Amerika
mengerjakan skripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa overweight
juga sesuai dengan penelitian oleh merupakan faktor risiko yang penting
Trimayasari dan Kuswandi (2013) untuk terjadinya dismenorea (Pande
dengan judul hubungan usia menarche 2016). Studi dari Kaur (2014)
dan status gizi siswi SMP kelas 2 dengan menunjukkan hasil bahwa responden
kejadian dismenore. Berdasarkan hasil yang memiliki IMT overweight dan
analisis data diperoleh hasil yang obese mendapatkan dismenorea lebih
menunjukkan tidak ada hubungan antara tinggi Kaur 2014. Hubungan antara IMT
usia menarche dan status gizi dengan dan dismenorea memiliki kontradiksi
kejadian dismenore. Terdapat faktor lain yang ekstrim, ini dapat dikarenakan oleh

132 Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017


proporsi underweight, normal weight, lemak tubuh. Dimana jumlah estrogen
overweight antar populasi pada beberapa yang berlebih dapat memberikan umpan
studi tidak sama sehingga sulit untuk balik negatif terhadap hormon FSH
membandingkan dismenorea antar melalui sekresi protein inhibin yang
populasi (Liong 2006 dalam Pande menghambat hipofisis anterior untuk
2016). menyekresikan FSH. Adanya hambatan
Tidak adanya hubungan bisa sekresi pada FSH menyebabkan
disebabkan karena pada IMT dengan terganggunya profeliferasi folikel
kategori underweight dan overweight sehingga tidak terbentuk folikel yang
sama-sama dapat mengalami dismenorea matang. Namun pada remaja IMT normal
primer. Subjek dengan IMT kategori tidak menutup kemungkinan terjadinya
underweight yang menunjukkan gangguan menstruasi karena selain
kurangnya asupan gizi mempengaruhi ketidak seimbangan hormon, asupan gizi,
pertumbuhan dan fungsi organ tubuh pskologi, dan lain-lain.
yang akan menyebabkan terganggunya Menurut asumsi peneliti,
fungsi reproduksi. Hal ini berdampak dismenore tidak hanya disebabkan oleh
pada gangguan menstruasi termasuk status gizi (IMT). Hasil penelitain oleh
dismenorea (Yustiana 2011). Widjanarko Novia (2008) bahwa faktor resiko
(2009) juga menyatakan bahwa IMT dismenore primer adalah umur,
dengan kategori overweight memiliki pernikahan dan keturunan. Meskipun
jaringan lemak yang berlebihan sehingga IMT normal belum tentu asupan gizi
akan terjadi pendesakan pembuluh darah yang dikonsumsi sudah baik dan
oleh jaringan lemak pada organ seimbang, sehingga kekurangan
reproduksi wanita sehingga mengganggu faktor nutrisi tertentu pada remaja putri
proses menstruasi dan menyebabkan akan berdampak pada penurunan fungsi
terjadi dismenorea. reproduksi dan akibatnya terjadinya
Menurut pendapat Hupitoyo gangguan pada hipotalamus.
(2011), pada remaja IMT kurus sekresi Apabila kadar gonadotropin menurun
estrogen menurun sehingga FSH (Folikel maka sekresi FSH (Folikel Stimulating
Stimulating Hormon) tidak mampu Hormon) serta hormon estrogen dan
membentuk folikel yang matang progesteron juga mengalami penurunan,
kemudian tidak terjadi menstruasi. sehingga tidak mengasilkan sel telur
Sedangkan pada remaja dengan IMT yang matang yang akan berdampak pada
obesitas jumlah estrogen dalam darah gangguan siklus menstruasi
meningkat akibat meningkatnya jumlah (Larasati, 2016)

Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017 133


Faktor fisik yang mempengaruhi yang baik secara fisik maupun psikologis
dismenore salah satunya faktor jika dapat direspon secara positif.
hormonal. Hormon yang berbeda-beda Sebaliknya jika stressor skripsi direspon
pada setiap orang menimbulkan efek negatif akan menimbulkan stress,
yang ditimbulkan juga berbeda pula ketegangan, rendah diri, frustasi dan
(Silvana, 2012). Dismenore dipengaruhi kecemasan (Mutadin, 2013). Seperti
oleh hormon estrogen, progesterone dan halnya dalam penelitian ini, siswa kelas
prostaglandin. Selama menstruasi kadar VIII SMP Muhammadiyah I Yoyakarta
hormon estrogen tinggi dan kadar memiliki beberapa kegiatan yang
progesteron rendah sampai berakhirnya membutuhkan konsentrasi dan aktifitas
masa menstruasi. Kadar progesteron yang fisik yang cukup tinggi, selain proses
rendah menyebabkan terbentuknya pembelajaran di dalam kelas yang
prostaglandin yang banyak sehingga memperlukan konsentrasi dan pemikiran,
kontraktilitas otot uterus meningkat dan mereka juga mengikuti kegiatan-kegiatan
terjadi lah dismenore (Hudson, 2007). ekstra lainnya yang diadakan di
Faktor lain yang dapat sekolahan. Ada kemungkinan dengan
memperburuk dismenore antara lain rutinitas tersebut yang mereka ikuti dapat
stress psikis atau stress sosial. Menurut mempengaruhi psikologi dari siswa itu
Robert dan David bahwa dismenore atau sendiri sehingga dapat memepengaruhi
nyeri saat menstruasi itu normal, tetapi stressor dari siswa.
dapat berlebihan apabila dipengaruhi Faktor yang juga dapat
oleh faktor fisik dan psikis seperti strees mempengaruhi dismenore yaitu gaya
(Trimayasari dan Kuswandi 2013). hidup yang dijalani oleh wanita.
Menurut penelitian Sunaryo (2007), yang Kurangnya aktivitas fisik dan olahraga
melakukan penelitian pada mahasiwi secara teratur dapat membuat aliran darah
menyatakan bahwa mahasiswi yang pada otot uterus berkurang sehingga bisa
sedang penyusunan skripsi merupakan terjadi nyeri saat menstruasi. Olahraga
suatu stressor yang dialami oleh setiap dan aktivitas fisik secara teratur seperti
mahasiswa, sehingga bagi sebagian jalan sehat, berlari, bersepeda, berenang
individu dapat mempengaruhi yang dilakukan sebelum dan selama haid,
kehidupannya. Tetapi mahasiswa juga membuat aliran darah semakin lancar
berusaha beradaptasi untuk sehingga nyeri akan berkurang (Icesma,
menanggulangi stressor tersebut. Stressor 2013). Selain itu kebiasaan makan yang
dalam pengerjaan skripsi yang dialami dijalani oleh wanita salah satunya remaja
mahasiswa bisa memberikan dampak yang suka mengkonsumsi makanan yang

134 Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017


tidak sesuai seperti makanan junk food menyebabkan dismenorea. Bagi siswa
untuk kudapan maupun makan besar yang sedang menderita dismenore dapat
akan membuat tumpukan lemak semakin melakukan beberapa cara untuk
banyak, sehingga menyebabkan mengatasi atau mengurangi nyeri
dismenore (Novia dan Puspitasari, disminore seperti dengan melakukan
2008). kompres hangat serta mengkonsumsi
nutrisi yang bergizi seimbang.
PENUTUP
Usia siswa kelas VIII SMP DAFTAR PUSTAKA

Muhammadiyah I Yoyakarta sebagian Ardiani, Y. 2015. Hubungan Indeks

besar berusia 13 tahun sebanyak 52,6%, Masa Tubuh Dengan Gangguan

indeks masa tubuh responden mayoritas Menstruasi Pada Mahasiswa

normal (67%) dan mengalami disminore Kebidanan Stikes Yarsi Sumbar

(81%). Uji analisis didapatkan nilai (p Bukittinggi Tahun 2014. Jurnal

value) 0,080 (α > 0,05) Nilai p value > Kesehatan STIKes Prima

0,05 artinya tidak ada hubungan IMT Nusantara Bukittinggi, Vol.6 No

dengan dismenore. 2 Juli 2015

Hasil penelitian ini memberikan Cakir, M (2007). Menstrual pattern and


common menstrual disorders
rekomendasi pada remaja yang memiliki among university students in
IMT normal tetap mengalami dismenore. Turkey. Pediatrics International,
49.
Dalam beberapa literatur faktor risiko Chomaria N. (2008). Tips Jitu dan
yang sering berkaitan dengan dismenore Praktis Mengusir Stress. Diva
Press, Yogyakarta.
yaitu menarke usia dini, riwayat keluarga Emilia, E. (2009). Pendidikan gizi
dengan keluhan dismenore, kebiasaan sebagai salah satu sarana
perubahan perilaku gizi pada
memakan makanan cepat saji, durasi remaja. Universitas Negeri
perdarahan saat haid, terpapar asap Medan.
Hasdianah, dkk. 2014. Gizi, Pemantapan
rokok, konsumsi kopi, alexythimia, Gizi, Diet, dan Obesitas.
hormon, psikologis (stres), kurangnya Yogyakarta: Nuha Medika.
Hudson, T. (2007). Using nutrition to
aktivitas dan olahraga, serta review primary dysmenhorrea.
ketidakseimbangan asupan gizi. Saran Alternative & Complementary
Therapies. Marry Ann Liebert,
bagi remaja puteri untuk melakukan pola Inc. h.125-128
hidup sehat seperti mengkonsumsi Icesma, S.K., Margareth, Z.H. (2013)
Kehamilan, persalinan. dan nifas.
makanan seimbang, beraktifitas cukup Yogyakarta: Nuha Medika.
serta menghindari kebiasaan yang Irianto, Koes. 2015. Kesehatan
Reproduksi. Bandung: Alfabeta.
kesehatan lainnya yang dapat

Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017 135


Irmawati, R. (2011). Hubungan antara 2008: 96-104.
pengetahuan dan sikap tentang http://journal.unair.ac.id/filerPDF
kesehatan reproduksi dengan /Naskah%204%20(h96-103).pdf
kejadian dismenore pada remaja diakses pada Tanggal 14
putri di SMK Muhammadiyah 1 Desember 2017.
Kab. Sragen. Tesis, h.8 Novia, I. dan Puspitasari, N. (2008).
Kaur, K., Obesity and Dysmenorrhea in Faktor risiko yang
young girls: Is there any link?. mempengaruhi kejadian
Human Biology Review, dismenore. The Indonesian
2014.3(3), 214-225 Journal of Public Health, h.4.
Kemenkes RI. 2011. Standar Okoro, R.N., Malgwi, H., Okoro, G.O.
Antopometri Penilaian Status (2013). Evaluation of factors that
Gizi Anak. Jakarta: Direktorat increase the severity of
Bina Gizi. dysmenorrheal among university
Khomsan, Ali. 2010. Pangan dan Gizi female students in Maiduguri,
untuk Kesehatan. Jakarta : PT North Eastern Nigeria. Journal of
Raja Grafindo Persada. Allied Health Sciense and
Larasati, Faridah A. 2016. Dismenore Practice, vol.II No.4 ISSN 1540-
Primer dan Faktor Risiko 580X, h.2.
Dismenore Primer pada Remaja. Pande, N.N.U.W dan Purwanti, S. 2016.
Majority Volume 5 Nomer 3 Hubungan Antara Indeks Massa
September 2016 79-84. Tubuh (Imt) Dengan Dismenorea
Manorek, R., dkk (2015). Hubungan Pada Mahasiswi Fakultas
Antara Status Gizi Dengan Kedokteran Universitas
Kejadian Dismenore Pada Siswi Udayana.
Kelas XI SMA Negeri 1 Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta:
Kawangkoan. Manado : Fakultas Kementerian Kesehatan RI 2015
Ilmu Kesehatan Masyarakat Sam Proverawati., Kusumawati. 2009. Buku
Ratulangi & Ilmu gizi Poltekkes AjarGizi Untuk Kebidanan.
Manado Yogyakarta: Nuha Medika.
Manuaba, Bagus, 2010. Memahami Proverawati, Atikah, 2009. Menstruasi
Kesehatan Reproduksi wanita, Pertama penuh Makna,
Jakarta : Arcan Proverawati, Yogyakarta : Nuha Medika
Atikah, 2009. Menstruasi Razzak, K.K. (2010). Influence of dietary
Pertama Penuh Makna, intake of diary products on
Yogyakarta : Nuha Medika. dysmenorrheal. Journal
Maza, D. (2007). Dysmenorrhea in Obstetrics and Obstetrics,
adolescent . Practice Nurse, No.279, h.377.
27(10). Rizki, Novia. (2015). Hubungan Status
Mutadin. (2013). Hubungan antara Gizi Dengan Siklus Menstruasi
distress dan dukungan sosial Pada Remaja Putri Kelas XI Di
pada mahasiswa dalam SMK N 4 Yogyakarta. Skripsi
menyusun skripsi di Universitas Dipublikasikan. Yogyakarta :
Sahid Skripsi. Jurnal Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Vol.2. Aisiyah Yogyakarta.
Nathan, A. (2007). Primary Robert dan David, 2005 dalam
Dysmenhorrea Practice Nurse, Trimayasari dan Kuswandi, 2013
30(6). Sayogo, Savitri. 2011. Gizi Remaja Putri.
Novia I, Nunik P. 2008. Faktor Risiko Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
yang Mempengaruhi Kejadian Kedokteran Universitas
Dismenore Primer. The Indonesia.
Indonesian Journal of Public Silvana, P.D. (2012). Hubungan antara
Health, Vol. 4, No. 2, Maret karakteristik individu, aktivitas

136 Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017


fisik, dan konsumsi produk susu Dismenore Pada Mahasiswi
dengan dismenore primer pada Yang Sedang Mengerjakan
mahasiswi FIK dan FKM UI. Skripsi Di Universitas
h.45, 95-96. Muhammadiyah Surakarta.
Suparisa, I.D.N, B & Fajar, I. (2012). Widjanarko (2009) Widjanarko, B.
Penilaian Status Gizi. Jakarta: Dismenore Tinjauan Terapi pada
Buku Kedokteran EGC Dismenore Primer. Majalah
Titilayo, A. (2009). Menstrual discomfort Kedokteran Damianus, 2006.
and its influence on daily 5(1)
academic activities and Yustiana. Hubungan Status Gizi Dengan
psychosocial relationship among Keluhan Nyeri (Dismenore) Saat
undergraduate female students in Menstruasi Pertama (Menarche)
Nigeria. Tanzania Journal of Pada Siswa SLTP Di Surakarta.
Health Research, Vo.11 No.4, Universitas Sebelas Maret:
h.181 Artikel Digital Library, 2011.
Trimayasari, D dan Kuswandi, K. (2013). Istiany, A dan Ruslianti. 2014. Gizi
Hubungan usia menarche dan Terapan. Bandung: PT Remaja
status gizi siswi SMP kelas 2 Rosdakarya
dengan kejadian dismenore.
Jurnal Obstretika Scientia Vol.2,
No.2 ISSN 2337-6120, h.196.
Utari, N. 2016. Hubungan Antara Status
Gizi Dengan Kejadian

Jurnal Kebidanan, Vol. IX, No. 02, Desember 2017 137

Anda mungkin juga menyukai