1
c
S
c
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue. Saat ini DBD masih menjadi masalah
kesehatan di dunia terutama negara endemis seperti Indonesia. ¦
(WHO) memperkirakan sebanyak 50 juta orang
terinfeksi dengue setiap tahun dengan 500.000 kasus demam berdarah
dengue dan 22.000 kematian terjadi di usia anak-anak. Jumlah rata-rata
kasus baru demam dengue dan demam berdarah dengue di dunia pada tahun
2000-2007 yaitu 925.896 kasus1. Pada Januari - Oktober 2009 jumlah kasus
DBD di Indonesia yang dilaporkan sebanyak 121.423 kasus2.
Jumlah angka kesakitan dan kematian DBD setiap tahun bervariasi. Jumlah
kematian DBD baik di dunia maupun di Indonesia masih sangat tinggi.
Regional Asia Tenggara terjadi peningkatan kasus sebesar 18% pada tahun
2007 dibandingkan dengan 2006. Angka kematian DBD di regional Asia
Tenggara masih dibawah 1%. Angka kematian DBD di Indonesia pada
tahun 2004-2007 mengalami penurunan dari 1,5% menjadi 1%
dibandingkan dengan tahun 1999-2003. Namun, angka kematian DBD ini
masih belum sesuai dengan target pemerintah yaitu dibawah 1%3. Angka
kematian DBD di Jawa Timur menurut kelompok umur dari tahun 1999-
2000 adalah kelompok umur 5-9 tahun sebesar 40,48%4.
Angka kesakitan dan kematian DBD di Indonesia masih tinggi akibat tidak
ada obat khusus atau vaksin demam berdarah dengue. Penyebab lain adalah
kurangnya partisipasi masyarakat dan lintas sektoral dalam upaya
pengendalian DBD. Selain itu, kurangnya pelatihan dokter dalam
penanganan DBD dan dukungan diagnosis laboratorium yang kurang
memadai turut berperan3.
Pemeriksaan laboratorium untuk menegakan diagnosis demam berdarah
dengue dapat dengan mengisolasi virus, pemeriksaan serologi dan
c
c
2
c
c
c
3
c
a.c Pemerintah
1.c Membantu pemerintah dalam menurunkan angka kematian penderita
DBD
2.c Memberikan rekomendasi pemerintah dalam menetapkan kebijakan
penegakan diagnosis DBD
b.c Masyarakat
Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pemeriksaan
laboratorium yang cepat dan murah serta memiliki sensitivitas dan
spesifitas yang tinggi dalam mengetahui infeksi DBD.
c
c
4
c
SS ÿ ÿ
c
Perlu diperahatikan untuk klinisi dalam menggunakan uji diagnosis yang
berkembang sekarang, karena tidak semua uji diagnosis memiliki nilai
sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Selain itu, perlu diperhatikan oleh
klinisi dan masyarakat bahwa uji diagnosis yang sesuai dalam penegakan
diagnosis dini demam berdarah dengue pada anak sangat penting, karena
apabila diagnosis demam berdarah dengue tidak dapat dilakukan sedini
mungkin dan penatalaksanaan yang lambat maka dapat menimbulkan
sindrom syok dengue sampai kematian.
c
!"
Etiologi
Penyakit demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue. Virus
dengue ini ditularkan kepada manusia oleh nyamuk
dan
yang terinfeksi virus dengue. Virus dengue termasuk
famili
dan genus
. Sampai saat ini, virus dengue
telah diketahui mempunyai 4 jenis serotipe yaitu: DEN-1, DEN-2, DEN-3
dan DEN-48.
Virus dengue memiliki genome RNA untai tunggal (ssRNA) yang
dikelilingi oleh nukleokapsid
dan dibungkus oleh lemak.
Diameter virus dengue sekitar 40-50nm dan panjang sekitar 11 kb
(kilobases). Sebuah
! (SORF) terdapat di dalam
RNA yang mengkode 3 protein struktural dan 7 protein nonstruktural.
Protein struktural terdiri atas kapsid (C; 12-14 kDa), membran (M; 8 kDa),
dan selubung (E; 51-59 kDa). Protein nonstruktural terdiri atas NS1, NS2a,
NS2b, NS3, NS4a, NS4b, dan NS59,10.cc
c
11
Gambar 1. Genom RNA dengue virus
c
c
5
c
c
c
6
c
c
c
7
c
dengue. Ikatan MHC kelas II dengan sel T helper CD4+ (TH1 dan TH2)
menyebabkan sel T helper CD4+ teraktivasi dan kemudian mengaktivasi
limfosit B. Sel TH 1 yang teraktivasi akan mensekresi IL2, IFNȖ dan TNF-ȕ
yang berperan dalam respon inflamasi dan aktivasi sel T sitolitik. Sel TH2
yang teraktivasi akan mensekresi IL4, IL5, IL6, IL10 dan IL13 yang
berperan dalam respon imun humoral dan aktivasi sel limfosit B. Limfosit B
yang telah teraktivasi akan berproliferasi menjadi sel memori dan
berdiferensiasi menjadi sel plasma yang akan menghasilkan IgM dan
IgG12,14,15 .
Interleukin1 dan IL6 memicu produksi prostaglandin, mempengaruhi pusat
termoregulasi sehingga memicu timbulnya demam. TNF-Į yang dihasilkan
dari aktifasi makrofag dapat merusak endotel dan meningkatkan
permeabilitas kapiler, sehingga dapat menimbulkan perembesan plasma dan
perdarahan. Apabila gangguan permeabilitas kapiler ini tidak segera diatasi,
maka anak yang terinfeksi DBD akan jatuh kedalam sindrom syok dengue
(SSD)12,15.
Infeksi virus dengue pertama kali akan membentuk antibodi seumur hidup
yang bersifat neutralisasi. Antibodi neutralisasi ini berguna untuk
meningkatkan fagositosis makrofag. Akan tetapi pada infeksi virus dengue
yang kedua dengan serotipe yang berbeda akan terbentuk antibodi
nonneutralisasi yang memiliki sifat opsonisasi, internalisasi dan tidak
menetralkan virus sehingga memudahkan sel makrofag dan monosit
terinfeksi serta memacu replikasi virus dalam sel12,16.
rc
atau uji inhibisi hemaglutinasi
merupakan suatu pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui infeksi virus
dengue. Pemeriksaan ini menggunakan sepasang sera dan dapat digunakan
untuk mengindentifikasi infeksi primer dan sekunder, tetapi tidak memiliki
spesifisitas yang tinggi untuk membedakan antara infeksi virus dengue
dengan virus lain dari genus
. Uji inhibisi hemaglutinasi ini
merupakan baku emas WHO untuk mendiagnosis infeksi dengue. Uji ini
c
c
8
c
c
c
9
c
reaksi imunologi dan protein spesifik dari antigen seperti IgM, IgG dan
NS121. ELISA dilakukan dengan plat mikrotiter atau
) yang
umumnya terdiri dari 96 sumur. Reagen antibodi dilapiskan di dasar setiap
sumur. Sampel pasien ditambahkan ke dalam sumur, dan jika terdapat
antigen, sampel akan berikatan dengan reagen antibodi dalam sumur.
Kemudian antibodi kedua (detektor) ditambahkan ke dalam sumur yang
akan bereaksi dengan antigen. Setelah pencucian antibodi kedua yang tidak
terikat, substrat untuk enzim tersebut ditambahkan ke dalam masing-masing
sumur pada urutan waktu yang tepat, dan menghasilkan produk berwarna
yang kemudian dibaca nilai absorbansinya dengan spektrofotometri22.
Nonstruktural 1 (
(ELISA)
Nonstruktural 1 ELISA merupakan suatu pemeriksaan yang cepat untuk
mengetahui infeksi virus dengue dengan menemukan antigen NS1 dengan
metode ELISA23,24. NS1 ELISA memiliki beberapa keuntungan dalam
menegakan diagnosis demam berdarah dengue yaitu dapat memberikan
hasil dalam waktu ± 3 jam, memiliki nilai sensitivitas dan spesifitas yang
tinggi, dapat digunakan untuk menegakan diagnosis dini demam berdarah
dengue, tidak terjadi reaksi silang dengan genus
lain dan mudah
dilakukan. Kekurangan yang dimiliki dalam pemeriksaan NS1 ELISA yaitu
kurang sensitif dalam deteksi infeksi dengue sekunder, relatif mahal dan
terbatas waktu karena NS1 hanya bisa terdeteksi dalam rentan waktu hari
1-6 onset demam25,26,27.
Nonstruktural 1
Nonstruktural 1 merupakan glikoprotein dengan berat molekul 46-50 kD
yang dihasilkan oleh virus dengue. NS1 sangat penting bagi replikasi virus
dengue dan kelangsungan hidup virus. Selama replikasi virus, NS1
ditempatkan di dalam organel sel yang diinfeksinya. NS1 ditranslokasikan
ke dalam retikulum endoplasma melalui sinyal hidropobik. NS1
disekresikan oleh sel dalam bentuk heksamer terdiri dari subunit dimer24,28 .
Antigen NS1 muncul pada hari pertama onset demam dan menurun ke
tingkat yang tidak terdeteksi setelah hari ke 5-6 demam. NS1 menghasilkan
c
c
10
c
respon i nologi humoral yang sangat kuat Saat ini NS1 banyak diteliti
untuk alat diagnosis infeksi dengue24,28.
c
29
·ambar 2. Respon antigen dan antibodi pada infeksi primer
c
c
·ambar 3. Respon antigen dan antibodi pada infeksi sekunder29
Prinsip Nonstruktural 1
c
cc
Deteksi antigen NS1 dengan ELISA merupakan prosedur yang berharga,
karena memungkinkan deteksi infeksi sebelum serokonversi. Antigen NS1
dapat ditemukan dalam serum dari hari 1-6 onset demam. NS1 berbeda
dengan antibodi IgM yang tidak terdeteksi sampai hari ke 3 demam28.
Prinsip pemeriksaan antigen NS1 dengan ELISA adalah antigen NS1
dalam serum berikatan dengan antibodi antiNS1 yang menempel pada
permukaan
c dari
)c (c ). Sisa serum akan
dibersihkan dari c dengan mencuci. c
$ c
* c
ditambahkan ke c , kemudian c c tersebut
diinkubasi. Selanjutnya, c c dicuci dan sistem substrat berwarna,
lalu tetrametilbenzidin/ hidrogen peroksida (TMB/ 2O2) ditambahkan ke
c
c
11
c
dalam +. Substrat ini dihidrolisis oleh enzim dan terjadi
perubahan ke warna biru. Setelah menghentikan reaksi tersebut
dengan asam, TMB berubah warna menjadi kuning. Warna yang terbentuk
merupakan indikasi adanya antigen NS1 dalam serum yang diuji. Kemudian
absorbansinya dibaca dengan spektrofotometri dengan panjang gelombang
450 nm30.
Sensitivitas dan spesifisitas
Nilai sensitivitas dan spesifisitas NS1 ELISA sangat bervariasi.
Tergantung dari pabrik yang mengeluarkan. Selama ini diketahui ada 2
pabrik terkenal yang mengeluarkan produk pemeriksaan NS1 ELISA yaitu
BioRad PlateliaTM NS1 ELISA dan Panbio NS1 ELISA. Seperti halnya
penelitian yang dilakukan oleh Kumarasamy pada 224 sampel serum
infeksi akut yang menggunakan metode BioRad PlateliaTM NS1 ELISA,
menunjukkan nilai sensitivitas dan spesifisitas tinggi sebesar 93,3% dan
100%31.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Kumarasamy pada 213 sampel
dengan menggunakan metode BioRad PlateliaTM NS1 ELISA, memiliki
sensitivitas dan spesifisitas sebesar 93,4% dan 100%25. Selain itu Hang
mengatakanbahwa BioRad PlateliaTM NS1 ELISA memiliki sensitivitas
dan spesifisitas yang tinggi untuk menegakan diagnosis infeksi dengue pada
hari pertama onset demam baik pada infeksi primer maupun sekunder. Nilai
sensitivitas dan spesifitas dari pemeriksaan NS1 ELISA yaitu 83,2% dan
100%. Sensitivitas NS1 ELISA dapat dipengaruhi oleh durasi infeksi
dengue. Sensitivitas paling tinggi didapatkan pada hari pertama sampai hari
ke tiga onset demam32. Penelitian yang dilakukan oleh Pok
menyebutkan bahwa sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan BioRad
PlateliaTM NS1 ELISA yaitu 81,7% dan 100%23. Penelitian lain oleh Lima
mengatakan bahwa BioRad PlateliaTM NS1 ELISA memiliki sensitivitas
dan spesifisitas sebesar 83,6% dan 98,7%33. Dussart menyimpulkan
bahwa nilai sensitivitas dan spesifisitas BioRad PlateliaTM NS1 ELISA yaitu
88,7% dan 100%27. Sekaran mengatakan bahwa nilai sensitivitas
c
c
12
c
BioRad PlateliaTM NS1 ELISA dengan IgM positif dan negatif yaitu 93,5%
dan 55%. Nilai spesifisitas BioRad PlateliaTM NS1 ELISA yaitu 100%26.
Panbio NS1 ELISA memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang
bervariasi seperti yang ditunjukkan pada pemeriksaan NS1 dengan BioRad
TM
Platelia NS1 ELISA, tetapi pada Panbio NS1 ELISA memiliki nilai
sensitivitas yang lebih rendah dari BioRad Platelia TM NS1 ELISA. Panbio
NS1 ELISA memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas sebesar 72,3% dan
100%33. Pok mendapatkan nilai sensitivitas yang rendah dan spesifitas
yang sama dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Qiu
Nilai sensitivitas dan spesifisitas yang dimiliki pada pemeriksaan Panbio
NS1 ELISA oleh Pok sebesar 67% dan 100%, Qiu mendapatkan
nilai sensitivitas dan spesifisitas sebesar 83,3% dan 100%23,34.
c S
!Srÿ"
merupakan suatu pemeriksaan serologi yang
bertujuan untuk deteksi antigen yang terdapat dalam darah dengan
kromatograf. Prinsip pemeriksaan ICT mencakup reaksi antigen dengan
antibodi yang dikonjugasikan ke partikel berwarna. Kompleks imun yang
terbentuk kemudian mengalir melalui suatu regio reaksi membran yang
dilapisi oleh antibodi penangkap terhadap antigen yang sama. Untuk
pemeriksaan ICT, ada 2 jenis antibodi spesifik yang digunakan. Salah satu
antibodi yang bergerak dalam kromatograf dan yang lainnya diberi label
dengan emas koloid yang terbenam di dalam kromatograf22,35.
Nonstruktural 1 Ag Strip
Dengue NS1 Ag Strip merupakan tes imunokromatografi untuk deteksi
cepat antigen NS127. Uji NS1 Ag Strip memiliki beberapa keuntungan
dalam menegakan diagnosis demam berdarah dengue yaitu dapat
memberikan hasil dalam waktu kurang dari 1 jam, memiliki nilai sensitivitas
dan spesifitas yang tinggi, tidak terjadi reaksi silang dengan genus
lain dan mudah dilakukan. Kekurangan yang dimiliki dalam
pemeriksaan NS1 Ag strip yaitu tidak dapat menunjukkan infeksi primer
atau sekunder, relatif mahal dan terbatas waktu karena NS1 hanya bisa
c
c
13
c
terdeteksi dalam rentan waktu hari 1-6 onset demam26,27. NS1 Ag strip tidak
ada perbedaan yang bermakna dalam mendeteksi infeksi DEN-1, DEN-2
dan DEN-323.
Prinsip Nonstruktural 1 Ag Strip
Prinsip pemeriksaan NS1 Ag Strip yaitu dengan mencampurkan satu tetes
!! dengan serum dalam tabung spesimen. Kemudian
kromatograf ditempatkan dalam tabung. Kromatograf memiliki 2 garis yaitu
garis kontrol (C, kompleks partikel biotin-emas koloid dengan dilapisi
streptavidin) dan garis tes (T, kompleks partikel
(
(mAb)-antigen NS1-emas koloid). Antigen NS1 dikatakan positif
apabila garis T dan C terlihat, negatif apabila garis C saja yang terlihat.
Hasil tes dikatakan tidak valid bila garis C tida terlihat27.
c
c
14
c
c
c
15
c
c
c
16
c
c
c
17
c
S$ SS
SÿS
c
Uji diagnosis dengue sangat dibutuhkan dalam menegakan diagnosis dini
demam berdarah dengue dan menghindari anak yang terinfeksi virus dengue
jatuh dalam keadaan sindrom syok dengue. WHO telah menetapkan uji
inhibisi hemaglutinasi sebagai baku emas dalam pemeriksaan konfirmasi
untuk menegakan diagnosis demam berdarah dengue9. Uji inhibisi
hemaglutinasi ini memiliki banyak kerugian yaitu memerlukan waktu
pemeriksaan yang lama; tidak dapat digunakan untuk diagnosis dini infeksi
dengue; membutuhkan interval waktu yang tepat untuk mengumpulkan
pasangan sera (akut dan konvalesen) dan biasanya memerlukan waktu
sedikitnya 7 hari untuk untuk mendapatkan hasil; ketidakmampuan
mengukur respon antibodi dan serotipe spesifik dari infeksi dengue; adanya
risiko pengenceran sera serial yang tidak tepat dan memiliki reaksi silang
yang sangat tinggi terhadap antibodi yang mirip dengan respon imunologi
dari flavivirus lain, seperti ) ! )
! $
yang dapat menyulitkan diagnosis9,17,19 .
Penegakan diagnosis yang ideal untuk demam berdarah dengue yaitu
dengan kultur virus dan pemeriksaan RNA, tetapi pemeriksaan ini
memerlukan
%
#
&
#
29. Selama ini, banyak berkembang pemeriksaan laboratorium
yang digunakan untuk menegakan diagnosis demam berdarah dengue yang
cepat, sederhana, relatif murah dan memiliki nilai sensitivitas dan spesifitas
yang tinggi. Beberapa
dengue tersebut yaitu NS1
ELISA, NS1 Ag Strip dan
#,- .
Alasan banyak peneliti untuk mengembangkan NS1 sebagai uji diagnostik
masa sekarang dan akan datang karena NS1 merupakan glikoprotein khusus
yang dihasilkan oleh virus dengue24,28. Selain itu NS1 dapat digunakan
untuk penegakan diagnosis dini karena NS1 ini muncul pada hari pertama
c
c
18
c
onset demam dan menurun ke tingkat yang tidak terdeteksi setelah hari ke
5-6. NS1 juga menghasilkan respon imunologi humoral yang sangat kuat
dan memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi 24,28. Kekurangan
yang dimiliki dalam pemeriksaan NS1 adalah tidak dapat membedakan
infeksi primer maupun sekunder dan memiliki batasan waktu untuk
mendiagnosis infeksi dengue ( hari pertama onset demam sampai hari ke-
6)26,27. Oleh karena itu, uji diagnosis infeksi dengue lainnya dikembangkan.
Uji diagnosis dengue yang cepat, mudah, sederhana dan memiliki
sensitivitas tinggi yang dikembangkan adalah
#,-
. Uji IgM/IgG ICT ini bisa mendapatkan hasil tes
dalam waktu kurang dari 10 menit dan dapat membedakan infeksi primer
atau sekunder43. Akan tetapi, uji diagnosis ini memiliki kekurangan yaitu
dapat terjadi reaksi silang dengan genus
dan malaria dan tidak
dapat digunakan dalam penegakan diagnosis dini demam berdarah dengue
karena IgM timbul sekitar 3 sampai lima hari setelah demam, meningkat
tajam dalam satu sampai tiga minggu serta dapat dideteksi sampai tiga
bulan. Selain itu, IgG terhadap dengue diproduksi sekitar dua minggu
sesudah infeksi. Antibodi IgG ini meningkat sangat cepat dan menurun
secara lambat dalam waktu yang lama serta dapat bertahan seumur hidup37.
c
c
19
c
Perbandingan sensitivitas dan spesifisitas antara ( ELISA, NS1 Ag Strip
dan
#,- terhadap penegakan diagnosis
dini DBD
Tabel 1. Perbandingan sensitivitas dan spesifisitas antara ( ELISA, NS1
Ag Strip dan
#,- terhadap
penegakan diagnosis dini DBD
Metode uji diagnostik Peneliti Sensitivitas Spesifisitas Baku
diagnostik diagnostik emas
BioRad PlateliaTM NS1 Kumarasamy 93,3% 100% Isolasi
ELISA (224 sampel) virus
Kumarasamy 93,4% 100% Isolasi
(213 sampel) virus
Pok 81,7% 100% RT-
PCR
Lima 83,6% 98,7% Isolasi
virus
Dussart 88,7% 100% Isolasi
virus
Sekaran 93,5% 100% RT-
PCR
Hang 83,2% 100% RT-
PCR
c
c
20
c
c
c
21
c
mengalami demam tinggi 4 hari dengan puncak demam pada hari ke-3
dari hari pertama demam dan uji
" positif atau dapat/tidak disertai
nyeri perut.
c
Pemeriksaan laboratorium merupakan alat bantu bagi dokter untuk
menegakan diagnosis. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa tidak
semua uji diagnosis memiliki nilai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi.
Perlu dipertimbangkan keuntungan dan kerugian bagi dokter dan
masyarakat. Nilai spesifisitas yang tinggi sangat penting jika digunakan
untu konfirmasi demam berdarah dengue dalam keadaan kejadian luar biasa.
Nilai sensitivitas yang tinggi sangat penting jika digunakan untuk
menunjang diagnosis klinis dan managemen penyakit demam berdarah
dengue29.
Uji diagnosis NS1 merupakan uji diagnosis yang tepat untuk uji diagnosis
dini demam berdarah dengue pada anak. Tidak ada perbedaan yang nyata
antara NS1 ELISA dengan NS1 Ag Strip. Perbedaan yang bisa
dipertimbangkan untuk penegakan diagnosis dini demam berdarah dengue
pada anak terhadap kedua pemeriksaan tadi yaitu kecepatan hasil yang
didapatkan. NS1 Ag Strip bisa mendapatkan hasil diagnosis kurang dari 1
jam. Perlu dipahami bahwa NS1 merupakan uji diagnosis dini demam
berdarah dengue yang dapat digunakan pada hari pertama onset demam
sampai hari ke-6 onset demam. Apabila anak datang pada hari ke-3 setelah
demam, pemeriksaan yang tepat untuk penegakan diagnosis dini demam
berdarah dengue adalah IgM/IgG ICT. Pemeriksaan IgM/IgG ICT ini dapat
digunakan hari ke-3 setelah demam karena IgM timbul sekitar 3-5 hari
setelah demam dan meningkat tajam dalam 1-3 minggu setelah onset
demam. Selain itu, IgG dapat dideteksi sekitar 2 minggu sesudah infeksi37.
Penting diingat bahwa
demam berdarah dengue bukan
merupakan penegak diagnosis mutlak demam berdarah dengue pada anak.
Penegakan diagnosis demam berdarah harus tetap disertai diagnosis klinis.
c
c
22
c
c
c
23
c
c
c
24
c
$ S
c
Uji serologi yang dapat digunakan dalam menegakan diagnosis dini
demam berdarah dengue pada anak berdasarkan urutan adalah NS1 Ag
Strip, Biorad PlateliaTM NS1 ELISA, Panbio NS1 ELISA, Panbio dengue
duo casette, SD Bioline dengue IgM/IgG Strip.
c
1.c Masyarakat dan khususnya klinisi harus kritis dalam memilih uji
diagnosis dini demam berdarah dengue, yakni dengan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing
berdasarkan bukti ilmiah.
2.c Pemerintah diharapkan menggunakan NS1 Ag Strip untuk Kejadian Luar
Biasa (KLB) demam berdarah dengue.