Sepatuku bersih
Biar kakiku tidak berbau
Rumahku pun juga kujagai
Kusapu, hingga di bawah kerusi
Membuang sampah di tempat sepatutnya
Tanpa sihat,
Hidup manusia tidak bererti
Hanya terbaring
Dan ubat menjadi temannya
Juga suntik yang selalu menghantui
Kurangnya Terima Kasih Terabaikan
Sampah dan kerosakkan ekosistem sungai, Anak kecil tadi hanya merenung,
Tak bisa dihenti dan diderai, Bertanya-tanya dalam hati,
Kekeruhan air terus melukai, “Apa yang dilakukan mereka?”
Keseimbangan alam menjadi kacau. “Kenapa air sungai selalu keruh?”
Lanjutkan saya berenangmu.
Kurang apa lagi?
Ya, kurangnya terima kasih, Semua terabaikan dengan jelas,
Sesaat setelah sungai meluapkan amarah, Hanya luka yang hadir membekas,
Menembus dinding memasuki rumah, Terpaksa menahan kata-kata ikhlas,
Kau malah mencari siapa yang salah. Tunggulah Tuhan memberi balas.
Tangisan Negeri