Anda di halaman 1dari 3

Pajak memiliki peranan penting dalam suatu negara khususnya dalam pelaksanaan

pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara yang paling besar. Oleh
karena itu, pajak memiliki peran sangat besar dalam menopang pembangunan nasional
(https://bppk.kemenkeu.go.id). Berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2007
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendaparkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Tax Justice Network tahun 2020, Indonesia diperkirakan akan menghadapi
kerugian sebesar US$ 4,86 Milyar/ tahun atau setara dengan Rp. 68,7 Triliun akibat
penghindaran pajak. Dilaporkan pada total sebesar Rp. 68,7 Triliun kerugian tersebut
disebabkan oleh Wajib Pajak badan yang melakukan penghindaran pajak di Indonesia.
Jumlah kerugian yang disebabkan mencapai Rp. 67,6 Triliun sedangkan sisanya berasal dari
Wajib Pajak Pribadi dengan jumlah mencapai Rp. 1.1 Triliun. Ditjen Pajak Kemenkeu Suryo
Utomo mengatakan, untuk meminimalisasi tax avoidance, pihaknya melakukan pengawasan
terhadap transaksi yang melibatkan transaksi instimewa. Kata Suryo, biasanya tax avoidance
muncul karena transaksi-transaksi yang terjadi antara pihak yang mempunyai hubungan
instimewa baik di dalam negeri maupun luar negeri. “Kami terus melakukan, bagaimana
melihat dan meneliti terjadinya transfer pricing termasuk debt to equity ratio dalam rangka
mencegah adanya base erosion and profit shifting (BEPS),” kata Suryo

Tax Avoidance merupakan skema transaksi penghindaran pajak yang dilakukan secara
legal dengan tujuan atau motif sebagai upaya meminimalkan beban pajak yang harus dibayar
dengan cara memanfaatkan adanya celah-celah peraturan perpajakan suatu negara dan tidak
melanggar dari Undang-Undang yang memuat tentang perpajakan (Kartana & Wulandari,
2018). Praktik tax avoidance bukanlah tindakan yang dilakukan tanpa perencanaan,
manajemen akan berusaha mengatur strategi yang tepat dalam melakukan praktik
penghindaran pajak (tax avoidance) melalui efisiensi pembayaran pajak dengan
memanfaatkan kesempatan dan celah-celah peraturan perpajakan yang ada agar tetap
menunjukkan citra dan reputasi perusahaan yang baik di mata publik (pajak.go.id).
Perusahaan yang melakukan tax avoidance cenderung mendapat penilaian yang kurang baik
dari calon investor apabila tindakan tax avoidance tersebut diketahui oleh publik. Penilaian
yang kurang baik tersebut disebabkan karena meskipun tax avoidance bersifat legal namun
praktik ini dapat berdampak pada berkurangnya penerimaan pajak suatu negara. Praktik tax
avoidance membuat pemerintah berada dalam situasi yang dilema karena praktik ini
merupakan hal yang dipandang tidak etis dan tidak diharapkan bagi pemerintah karena
mengurangi penerimaan negara, namun di sisi lain tindakan tersebut tergolong tindakan yang
legal dan tidak melanggar hukum maupun Undang-Undang Perpajakan (Prebble & Prebble,
2015).

Di Indonesia, Corporate Social Responbility (CSR) diatur ketat dalam regulasi melalui
pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan pasal 15 huruf (b) UU No.
25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal. Menurut (Lanis & Richardson, 2012) CSR
merupakan faktor kunci kesuksesan dan kelangsungan hidup perusahaan. Sedangkan pajak
merupakan salah satu tanggung jawab sosial perusahaan bagi negara, sehingga tindakan
agresivitas pajak merupakan aktivitas yang tidak bertanggung jawab sosial. Meskipun tidak
semua perusahaan di Indonesia menerapkan pengungkapan CSR karena sifatnya yang tidak
wajib, namun kesadaran antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sudah
menerapkan CSR memiliki kegiatan operasi yang berbeda dalam pelaksanaan CSR. Semakin
perusahaan peduli terhadap pentingnya pengungkapan CSR, maka perusahaan tersebut
semakin sadar akan pentingnya pajak bagi masyarakat umum (Sari, 2017).

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba


(keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam
usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan untuk jangka panjang, karena dengan
profitabilitas dapat menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di masa
yang akan datang. Sehingga perusahaan akan berusaha meningkatkan profitabilitasnya,
karena semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup badan usaha
tersebut akan lebih terjamin (Hery, 2017, hal. 3).

Profitabilitas merupakan salah satu dasar terhadap penilaian kondisi suatu perusahaan.
Oleh karena itu dibutuhkan adanya suatu alat analisis untuk menilai atau mengukurnya, yaitu
dengan rasio profitablitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui senu kemampuan dan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan, yaitu yang berasal dari kegiatan penjualan, penggunaan aset,
maupun penggunaan modal (Hery, 2017, hal. 37). Profitabilitas pada penelitian ini
menggunakan proksi Return On Assets (ROA), dikarenakan rasio tersebut merupakan rasio
yang tepat digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki perusahaan. ROA merupakan rasio
yang menunjukkan seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan
kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan pada total aset. Perhitungan dari rasio
ini yaitu dengan membagi laba bersih terhadap total aset. Semakin tinggi nilai dari ROA,
maka semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari investasi terhadap total
aset. Laba yang tinggi tersebut menunjukkan kondisi yang baik bagi perusahaan, namun laba
yang tinggi tersebut juga akan berdampak pada tingginya beban pajak yang ditanggung oleh
perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dengan judul Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas terhadap Tax
Avoidance.

Anda mungkin juga menyukai