Anda di halaman 1dari 12

BAB II

Pembahasan

II.1 Pengertian Kloning

Kloning berasal dari bahasa Inggris kloning.Dan beberapa pendapat yang lain berasal
bahasaYunani dari kata Klon berarti tangkai. Istilah kloning atau klonasi berasal dari kata
clone (bahasa Greek) atau klona, yang secara harfiah berarti potongan/pangkasan tanaman.
Dalam hal ini tanam-tanaman baru yang persis sama dengan tanaman induk dihasilkan lewat
penanaman potongan tanaman yang diambil dari suatu pertemuan tanaman jantan dan betina.
Melihat asal bahasa yang digunakan, dapat dimengerti bahwa praktek perbanyakan tanaman
lewat potongan/pangkasan tanaman telah lama dikenal manusia. Karena tidak adanya
keterlibatan jenis kelamin, maka yang dimaksud dengan clonasi adalah suatu metode atau
cara perbanyakan makhluk hidup (atau reproduksi) secara seksual. Hasil perbanyakan lewat
cara semacam ini disebut klonus/klona, yang dapat diartikan sebagai individu atau organisme
yang dimiliki genotipusyang identik.

Kloning merupakan "proses penggandaan makhluk hidup dengan cara nucleus


transfer dari sel janin yang sudah berdiferensiasi dari sel dewasa", atau "penggandaan
makhluk hidup menjadi banyak dengan memindahkan inti sel tubuh ke dalam indung
telur  pada tahap sebelum terjadi pemisahan sel-sel bagian-bagian tubuh. Kloning bisa juga
diartikan sebagai teknik membuat keturunan berkode genetik yang sama dengan induknya
pada. makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia

Kloning bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang sama atau identik dengan
induknya. Untuk kloning tumbuhan dan hewan, dapat digunakan untuk melestarikan
tumbuhan dan hewan langka. Selain untuk perbanyakan keturunan, kloning juga telah
digunakan untuk terapi atau pengobatan pada penderita diabetes, leukemia, kelumpuhan
saraf, dan berbagai penyakit akibat kerusakan jaringan. Hasil kloning akan memiliki sifat-
sifat yang identik (sama persis) dengan induknya. Hal ini terjadi karena dalam proses
pengkloningan, terjadi pengambilan bagian dari induk yang kemudian akan ditumbuhkan
menjadi individu baru yang sama persis dengan induknya.
II.2 Jenis-Jenis Kloning
Dikenal 3 jenis kloning biologi :
1.      Kloning tingkat DNA
Kloning dilakukan terhadap untaian DNA untuk mendapatkan untaian DNA yang
identik, yang kemudian menggunakan plasmid bakteri menghasilkan molekul dengan
sifat genetik yang sama untuk kepentingan  pembuatan monoklonal, antibody untuk
keperluan diagnostik,pembuatan vaksin dsb.

2.       Kloning untuk upaya terapi


Kloning ditujukan untuk menghasilkan sitem cell (sel punca).Stem cell ini di”panen”
dari kloning yang menghasilkan embrio manusia, namun tidak dikembangkan menjadi
mahluk baru.

3.      Kloning untuk Reproduksi


Merupakan hal yang sangat menggelitik bagi para ilmuwan untuk “menciptakan”
machluk menggunakan teknologi kloning. Sel telur matang yang dibuang inti selnya,
ke dalamnya kemudian disuntikkan inti sel somatik,sehingga sel yang kemudian
terbentuk diupayakan untuk tumbuh kembang menghasilkan mahluk baru. Hal ini
serupa dengan reproduksi vegetatif, tanpa melalui proses pembuahan sel telur oleh
benih laki-laki

II.3 Macam-macam kloning


A. Kloning pada tumbuhan

Kloning pada tumbuhan yaitu mencangkok atau menstek tanaman untuk


mendapatkan tanaman yang memiliki sifat persis sama dengan induknya.

B. Kloning pada hewan

Kloning pada hewan pertama kali dicoba pada tahun 1950-an pada hewan
katak, tikus, kera dan bison juga pada domba, dan dalam kelanjutannya proses yang
berhasil hanyalah percobaan Kloning pada domba. Awal mula proses pengkloningan
domba adalah dengan mengambil inti sel dari tubuh domba, yaitu dari payudara atau
ambingnya lalu sifat khusus yang berhubungan dengan fungsi ambing ini dihilangkan,
kemudian inti sel tersebut dimasukkan kedalam lapisan sel telur domba, setelah inti
selnya dibuang kemudian ditanamkan kedalan rahim domba agar memperbanyak diri,
berkembang berubah menjadi janin dan akhirnya di hasilkan bayi domba. Pada
akhirnya domba ini mempunyai kode genetic yang sama dengan domba pertama yang
menjadi sumber pengambilan sel ambing.

C. Kloning pada embrio

Kloning embrio tejadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri yang
terbentuk dari pertemuan antara sel sperma suaminya dengan sel telurnya lalu sel
embrio itu dibagi dengan satu teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio yang
berpotensi untuk membelah dan berkembang. Kemud¬ian sel-sel embrio itu
dipisahkan agar masing-masing menjadi embrio tersendiri yang persis sama dengan
sel embrio pertama yang menjadi sumber pengambilan sel. Selanjutnya sel-sel embrio
itu dapat ditanamkan dalam rahim perempuan asing (bukan isteri), atau dalam rahim
isteri kedua dari suami bagi isteri pertama pemilik sel telur yang telah dibuahi tadi.
Yang selanjutnya akan menghasilkan lebih dari satu sel embrio yang sama dengan
embrio yang sudah ada. Lalu akan terlahir anak kembar yang terjadi melalui proses
Kloning embrio ini dengan kode genetik yang sama dengan embrio pertama yang
menjadi sumber Kloning.

D. Kloning  pada manusia

Kloning pada manusia terdapat dua cara. Petama, Kloning manusia dapat
berlangsung dengan adanya laki-laki dan perempuan dalam prosesnya. Proses ini
dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh laki-laki, lalu inti selnya diambil dan
kemudian digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya.
Sel telur ini –setelah bergabung dengan inti sel tubuh laki-laki– lalu ditransfer ke
dalam rahim seorang perempuan agar dapat memeperbanyak diri, berkembang,
berubah menjadi janin, dan akhirnya dila¬hirkan sebagai bayi. Bayi ini merupakan
keturunan dengan kode genetik yang sama dengan laki-laki yang menjadi sumber
pengambilan sel tubuh.

Kedua, Kloning manusia dapat pula berlangsung di antara perempuan saja


tanpa memerlukan kehadiran laki-laki. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil sel
dari tubuh seorang perem¬puan, kemudian inti selnya diambil dan digabungkan
dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya. Sel telur ini –setelah
bergabung dengan inti sel tubuh perem-puan– lalu ditransfer ke dalam rahim
perempuan agar memper¬banyak diri, berkembang, berubah menjadi janin, dan
akhirnya dilahirkan sebagai bayi. Bayi yang dilahirkan merupakan keturunan dengan
kode genetik yang sama dengan perempuan yang menjadi sumber pengambilan sel
tubuh. Hal tersebut mirip dengan apa yang telah berhasil dilakukan pada hewan
domba.

II.4 Prosedur Kloning pada manusia

Teknik SCNT (Somatik Cell Nuclear Transfer) berbeda dengan fertilisasi yang terjadi
secara alami. Pada fertilisasi alami, setelah mengalami pembelahan meiosis, sel telur dan sel
sperma memiliki materi genetik haploid(n). Terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma
atau fertilisasi akan menghasilkan embrio satu sel yang memiliki materi genetik 2n.
Kemudian, embrio ini akan terus berkembang ke tahapan perkembangan selanjutnya menjadi
2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, dan seterusnya.

Berbeda dengan fertilisasi alami, teknik SCNT merupakan suatu teknik rekayasa sel telur
dengan cara mentransfer inti dari sel donor ke dalam sel telur yang telah dikeluarkan intinya
(enucleated oocyte). Enucleated oocyte tidak memiliki materi genetik. Untuk mendapatkan
embrio konstruksi yang diploid, sel telur harus direkonstruksi dengan cara mentransfer sel
somatik (2n) ke dalam enucleated oocyte1. Proses enukleasisel telur dapat dilakukan secara
mekanik menggunakan teknik mikromanipulasi.

Sedangkan, proses introduksi sel donor dapat dilakukan dengan teknik mikroinjeksi.
Keberadaan cytochalasinB (CB) pada medium kultur bertujuan untuk menghambat
Sitokinesis atau pembelahan sel sehingga dapat dihasilkan klon embrio diploid.Aplikasi dari
teknologi SCNT adalah pada penelitian kloning reproduktif dan juga kloning terapeutik.

Perbedaan tahapan antara fertilisasi alami, kloning reproduktif, dan kloning


Terapeutik dapat dilihat pada gambar 2. Pada perkembangan secara normal (A), zygote
diploid terbentuk setelah terjadi fertilisasi. Kemudian, zygote akan membelah sampai
terbentuk blastosit yang akan menempel pada dinding uterus sampai akhirnya berakhir pada
proses melahirkan. Pada kloning reproduktif (B), sel donor yang berupa sel somatik (2n)
diintroduksikan ke enucleated oocyte. Keberhasilan proses aktivasi embrio konstruksi secara
kimiawi atau mekanik mengakibatkan terjadinya proses pembelahan sampai ke tahap
blastosit. Kemudian embrio dititipkan ke surrogate mother untuk dilahirkan secara normal.
Sedangkan, pada kloning terapeutik(C), setelah embrio mencapai tahapan blastosit, embrio
dikultur secara in vitro untuk didiferensiasikan menjadi berbagai jenis sel untuk kegunaan
terapeutik.

Masalah-masalah yang timbul dalam kloning reproduktif adalah membutuhkan biaya


yang sangat tinggi dan keberhasilan yang rendah, hewan klon cenderung mengalami masalah
defisiensi sistem imun serta sangat rentan terhadap infeksi, pertumbuhan tumor, dan
kelainan-kelainan lainnya.

Penyebab timbulnya berbagai masalah di atas adalah adanya kesalahan saat


pemrograman material genetik (reprogramming) dari sel donor. Kesalahan pengkopian DNA
dari sel donor atau yang lebih dikenal dengan sebutan genomic imprinting akan
mengakibatkan terjadinya perkembangan embrio yang abnormal. Berbagai contoh
abnormalitas yang terjadi pada klon mencit adalah obesitas, pembesaran plasenta
(placentomegally)

II.5 Proses Kloning manusia

Sebuah sel telur yang belum dibuahi, diambil dari isteri yang mengalami gangguan
infertilisasi kemudian inti sel beserta DNA-nya disedot keluar sehingga yang tersisa hanyalah
sebuah sel telur kosong tanpa nekleus (enucleated oocyte) namun tanpa memiliki segala
perlengkapan sel telur yang di perlukan untuk menghasilkan sebuah janin. Setelah
mendapatkan enucleated oocyte,diambillah sebuah sel somatik dari suami. Metodenya, dapat
dilakukan melalui aseksual fertilisasi tidak dilakukan menggunakan sperma, melainkan hanya
sebuah sel telur. Karenanya, bila pada kloning seksual genetik anak berasal dari kedua orang
tuanya, maka pada kloning aseksual genetik anak sama dengan genetik penyumbang sel
somatik. Dengan menggunakan teknik SCNT (Somatik Cell Nuclear Transfer). Sel somatik
tersebut ditransfer ke dalam sel telur yang diambil dari isterinya. Untuk mendapatkan embrio
konstruksi yang diploid, sel telur harus direkonstruksi dengan cara mentransfer sel somatik
(2n) ke dalam enucleated oocyte. Proses enukleasisel telur dapat dilakukan secara mekanik
menggunakan teknik mikromanipulasi.

Sedangkan, proses introduksi sel donor dapat dilakukan dengan teknik mikroinjeksi.
Keberhasilan proses aktivasi embrio konstruksi secara kimiawi atau mekanik mengakibatkan
terjadinya proses pembelahan sampai ke tahap blastosit. Keberadaan Cytochalasin pada
medium kultur bertujuan untuk menghambat sitokinesis atau pembelahan sel sehingga dapat
dihasilkan klon embrio diploid.Kemudian embrio yang berbentuk Blastosit berumur sekitar 6
hari diimplankan kerahim istri sampai pada proses melahirkan.

Gambar proses kloning manusia

II.6 Produk hasil kloning di dunia

Ada 2 produk kloning di dunia yang menyorot perhatian masyarakat, yaitu terbentuknya
domba dolly dan Eva, seorang anak perempuan pertama yang merupakan hasil kloning para
ilmuwan.

a. Eve

Clonaid, perusahaan Bioteknologi di Bahama, sukses menghasilkan kloning manusia


pertama di dunia dengan lahirnya Eve, 26 Desember 2002 lalu. Eve merupakan bayi
pertama yang lahir dari 10 implantasi yang dilakukan Clonaid tahun 2002. Dari 10
implan, lima gagal. Empat bayi cloning lainnya akan dilahirkan tahun ini. Clonaid
berencana mengimplantasi 20 clone manusia Januari ini. Pada saat bersamaan, para ahli
independen akan diundang untuk melihat prosesnya sehingga bisa menyaksikan
bagaimana contoh cloning, pertumbuhan embryo dan implantansinya. Kini Eve, berusia
6 tahun, sehat dan kini mulai menginjak pendidikan Taman Kanak Kanak di pinggiran
kota Bahama. Kloning manusia pertama  (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para
ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah
kemajuan pesat yang telah melampaui
seluruh ramalan manusia. Betapa tidak,
cara ini dianggap sebagai jalan untuk
memperbaiki kualitas keturunan: lebih
cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk
memperbanyak keturunan tanpa
membutuhkan proses reproduksi
konvensional.
Eve, manusia pertama hasil kloning
Penelitian cloning pada manusia
sebenarnya juga memberikan harapan bagi masa depan dunia kedokteran. Teknik cloning
memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan, memberikan
pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem untuk meregenerasi
jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan, genetika dan pengobatan.

b. Domba dolly

19 tahun lalu, ilmuwan berhasil mencetak


sejarah. Ian Walnut dari Roslin Institute di
Edinburgh pada 23 Februari 1997
mengumumkan sesuatu yang kala itu
dipercaya tidak mungkin, menciptakan
Domba dolly
mamalia lewat kloning. Mamalia yang
berupa domba itu dinamai Dolly. Nama itu diambil sebab domba itu dibuat dari sel
kelenjar susu (payudara pada manusia) itu membuat ilmuwan berpikir tentang Dolly
Parton. Dolly tercipta dari tiga ibu. Satu ibu menyediakan sel telur, satu yang lain
menyediakan DNA, dan yang terakhir berperan mengandung hasil pembuahan. Domba
Dolly sebenarnya telah lahir pada 5 Juli 1996. Namun, ilmuwan memutuskan menuggu
selama 7 bulan sebelum mengumumkan keberhasilan itu. Sayang hidup domba Dolly tak
lama. Dia mati pada usia 7 tahun, tepat pada hari Valentine 14 Februari 2003.
Kematiannya disengaja. Ilmuwan mengeutanasia Dolly karena penyakit paru-paru dan
arthritis yang terus berkembang.
Meski hidupnya singkat, Dolly punya enam domba kecil. Domba bernama Bonnie lahir
tahun 1998, Sally dan Rossie pada tahun 1999, serta Luci, Darcy, dan Cotton pada tahun
2001.

Setelah Dolly. Doly memang akhirnya mati, tetapi tetap menginspirasi. Keberhasilan
metode Walnut dan rekannya memicu banyak ilmuwan dunia untuk mengkloning hewan
lain. Julie Grisham dan rekannya dari Roslin Institute pada tahun 1998 berhasil
menciptakan babi kloning. Tahun 2014, BBC memberitakan bahwa China telah berhasil
menciptakan babi kloning dalam skala massal.

Tahun 1999, ilmuwan dari Texas A&M berhasil menciptakan banteng kloning pertama.
Orangtua dari banteng itu menjadi hewan tertua yang pernah dikloning, umurnya 21
tahun.Tahun 2003, ilmuwan dari universitas yang sama berhasil menciptakan rusa
pertama. Kemudian, pada tahun 2007, monyet rhesus berhasil dibuat juga dengan
kloning. Metode kloning yang banyak digunakan adalah somatic cell nuclear transfer.
Sederhananya, memanfaatkan inti sel tubuh individu dewasa sebagai "sperma" bagi sel
telur. Salah satu manfaat utama yang disebut adalah untuk kebutuhan riset kedokteran.
Tikus, babi, dan monyet kloning bisa membantu riset obat penyakit tertentu. Hal lain
adalah menyelamatkan hewan yang terancam punah atau menghidupkan kembali yang
sudah punah. Tahun 2008, ilmuwan berhasil mengkloning kambing gunung Spanyol
yang sudah musnah.

II.7 Manfaat dan kerugian kloning

 Keuntungan

1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan


Manfaat kloning terutama dalam rangka pengembangan biologi, khususnya
reproduksi-embriologi dan diferensiasi.

2. Untuk mengembangkan dan memperbanyak bibit unggul


Seperti telah kita ketahui, pada sapi telah dilakukan embrio transfer. Hal yang serupa
tentu saja dapat juga dilakukan pada hewan ternak lain, seperti pada domba, kambing
dan lain-lain. Dalam hal ini jika nukleus sel donornya diambil dari bibit unggul, maka
anggota klonnya pun akan mempunyai sifat-sifat unggul tersebut. Sifat unggul
tersebut dapat lebih meningkat lagi, jika dikombinasikan dengan teknik transgenik.
Dalam hal ini ke dalam nukleus zigot dimasukkan gen yang dikehendaki, sehingga
anggota klonnya akan mempunyai gen tambahan yang lebih unggul.

3. Untuk tujuan diagnostik dan terapi


Sebagai contoh jika sepasang suami isteri diduga akan menurunkan penyakit genetika
thalasemia mayor. Dahulu pasangan tersebut dianjurkan untuk tidak mempunyai anak.
Sekarang mereka dapat dianjurkan menjalani terapi gen dengan terlebih dahulu dibuat
klon pada tingkat blastomer. Jika ternyata salah satu klon blastomer tersebut
mengandung kelainan gen yang menjurus ke thalasemia mayor, maka dianjurkan
untuk melakukan terapi gen pada blastomer yang lain, sebelum dikembangkan
menjadi blastosit.
Contoh lain adalah mengkultur sel pokok (stem cells) in vitro, membentuk organ atau
jaringan untuk menggantikan organ atau jaringan yang rusak.

4. Menolong atau menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan


Manfaat yang tidak kalah penting adalah bahwa kloning manusia dapat
membantu/menyembuhkan pasangan infertil mempunyai turunan. Secara medis
infertilitas dapat digolongkan sebagai penyakit, sedangkan secara psikologis ia
merupakan kondisis yang menghancurkan, atau membuat frustasi. Salah satu bantuan
ialah menggunakan teknik fertilisasi in vitro. (in vitro fertilization = IVF). Namun
IVF tidak dapat menolong semua pasangan infertil. Misalnya bagi seorang ibu yang
tidak dapat memproduksi sel telur atau seorang pria yang tidak dapat menghasilkan
sperma, IVF tidak akan membantu. Dalam hubungan ini, maka teknik kloning
merupakan hal yang revolusioner sebagai pengobatan infertilitas, karena penderita
tidak perlu menghasilkan sperma atau telur. Mereka hanya memerlukan sejumlah sel
somatik dari manapun diambil, sudah memungkinkan mereka punya turunan yang
mengandung gen dari suami atau istrinya.

 Kerugian kloning
1. Merugikan keragaman genetika
2. Potensi malpraktik
3. Keterjangkauan
4. Merebut kuasa Tuhan
II. 8 Kloning menurut pendapat umat kristen

Menurut Alkitab, Allah adalah satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan mutlak
atas hidup manusia. Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian adalah menempatkan diri pada
posisi Allah.Jelaslah bahwa manusia tidak boleh melakukan hal demikian.
Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat
manusia tidak punya kendali terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah sebuah
sikap yang bodoh jikalau beranggapan bahwa sebuah niat yang baik akandapat mengarahkan
penggunaan teknologi cloning kepada sesuatu yang berguna tanpa ada implikasi terhadap
hungan ALLAh dan manusia. Dalam hal ini manusia dengan segala keberadaannya, tidak
dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian yang harus
dilakukan untuk mengatur kloning manusia.
Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan dan Isu, memberikan lima
pandangan mengenai etika yang harus dipegang oleh orang Kristen didalam menjalankan
kehidupannya serta didalam pengambilan keputusan etika dan moral:
 Etika Kristen haruslah berdasarkan kepada kehendak Allah.
Dalam pandangan ini, kita sebagai orang Kristen harus mengambil keputusan etika
terhadap kloning manusia, dengan meletakkan kloning pada manusia pada “bejana” kehendak
ALLAH, dalam hal ini Alkitab haruslah menjadi standar utama penilaian terhadap kloning,
apakah sesuai atau tidak ?.
Etika Kristen bersifat mutlak
Etika Kristen yang berlaku dan yang kita pegang berdasarkan Alkitab tersebut,
tidaklah diperbolehkan untuk dikompromikan dengan isu- isu yang tidak sesuai dengan
standar etika Kristen, pada point manapun. Begitu pula dengan isu-isu seputar kloning pada
manusia
Etika Kristen berdasarkan wahyu Allah.
Karena etika Kristen berdasarkan wahyu ALLAH maka etika Kristen tidaklah boleh
disejajarkan dengan standar etika yang bersumber dari apapun diluar wahyu ALLAH.
Etika Kristen bersifat menentukan.
Orang Kristen berdasarkan etika yang dipegang dan dilaksanakan didalam hidupnya,
harus berani menentukan langkahnya, berpihak atau menolak kepada isu kloning pada
manusia
Etika Kristen itu Deontologis.
Etika Kristen itu bersifat seperti sebuah aturan yang wajib dan mengikat. Jika secara
penilaian etika Kristen menyetujui kloning pada manusia, maka kita juga wajib
menyetujuinya, akan tetapi jika etika Kristen menentang isu kloning manusia, maka itu juga
bersifat mengikat bagi kita untuk menentang isu kloning kepada manusia juga.
 Pendapat Hille, Ketua Komisi Teologi World Evangelical Fellowship
Sebagaimana isu-isu bidang etika yang lain, diperlukan kejelian dan kehati-hatian
dalam menanggapi masalah kloning, apalagi tidak semua isu itu dapat ditemukan jawabnya
secara eksplisit dalam Alkitab. Namun, Alkitab dengan jelas mengajarkan kebenaran tentang
hukum dan kedaulatan Allah atas hidup manusia.Selain melanggar kewenangan Allah
sebagai pencipta, kloning pada manusia merupakan pelanggaran serius terhadap harkat dan
martabat manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk termulia dan unik.
"Tuhan telah menetapkan manusia untuk berkembang biak secara alami melalui
proses perkawinan. Lagi pula manusia diciptakan secara tunggal dan satu-satunya, bukan
duplikasi,""Ketunggalan berarti hubungan antara Allah dengan pribadi adalah tunggal
adanya. Allah punya hubungan historis tersendiri dengan setiap orang dan ini tidak boleh
diduplikasi secara proses teknis." Hille menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia agar
dapat berkomunikasi dengan-Nya."Lebih dari itu, Tuhan Yesus mati untuk menebus dosa
manusia pribadi demi pribadi."

 Manusia Diciptakan Unik Dalam Tujuan dan Fungsinya bagi komunitasnya


Manusia oleh ALLAH di ciptakan sebagai manusia yang secara individu atau
personal memiliki tujuan dan fungsi masing-masing, yang unik atau tidak bersifat produksi
massal pabrikan, didalam komunitas dimana ALLAH telah menempatkannya. Setiap manusia
memiliki kewajiban memenuhi tujuan hidup mereka yang akan saling melengkapi satu
dengan yang lainnya, baik dari karunia, talenta, dll, demi kemuliaan ALLAH. Hal tersebut
dapat kita temukan didalam Amsal 16:4, Efesus 2:10, Kolose 1:16
Pengabaian Nilai Penting Embrio Dihadapan ALLAH
Pada hakikatnya proses kloning akan “membuang” banyak embrio manusia sebagai
“barang sampah, dan sekedar peningat kemungkinan keberhasilan”; meniadakan kesempatan
untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa. Sedangkan alkitab memaparkan kebenaran,
bahwa embrio manusia itu bukanlah pada tempatnya mendapatkan nilai yang serendah
itu.Mazmur 139:16 mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya
tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.Kata “bakal anak”
didalam bahasa aslinya menggunakan kata “golem” yang diterjemahkan sebagai embrio,
fetus. Dalam konteks ini kita dapat melihat bahwa ALLAH telah turut campur tangan dalam
kehidupan manusia semenjak manusia masih sebagai embrio atau festus.Sebagai orang
Kristen, adalah hal yang wajib bagi kita, untuk menghargai hal tersebut.

Tolong ditambahkan :

1. Pandangan kristen terhadap kloning, (manusia saja)


2. Perbedaan dengan metode bayi tabung
3. Carikan beberapa pendapat tentang ilmuwan tentang
kloning
4. Kloning dari segi etika, dan moral

Anda mungkin juga menyukai