Pembahasan
Kloning berasal dari bahasa Inggris kloning.Dan beberapa pendapat yang lain berasal
bahasaYunani dari kata Klon berarti tangkai. Istilah kloning atau klonasi berasal dari kata
clone (bahasa Greek) atau klona, yang secara harfiah berarti potongan/pangkasan tanaman.
Dalam hal ini tanam-tanaman baru yang persis sama dengan tanaman induk dihasilkan lewat
penanaman potongan tanaman yang diambil dari suatu pertemuan tanaman jantan dan betina.
Melihat asal bahasa yang digunakan, dapat dimengerti bahwa praktek perbanyakan tanaman
lewat potongan/pangkasan tanaman telah lama dikenal manusia. Karena tidak adanya
keterlibatan jenis kelamin, maka yang dimaksud dengan clonasi adalah suatu metode atau
cara perbanyakan makhluk hidup (atau reproduksi) secara seksual. Hasil perbanyakan lewat
cara semacam ini disebut klonus/klona, yang dapat diartikan sebagai individu atau organisme
yang dimiliki genotipusyang identik.
Kloning bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang sama atau identik dengan
induknya. Untuk kloning tumbuhan dan hewan, dapat digunakan untuk melestarikan
tumbuhan dan hewan langka. Selain untuk perbanyakan keturunan, kloning juga telah
digunakan untuk terapi atau pengobatan pada penderita diabetes, leukemia, kelumpuhan
saraf, dan berbagai penyakit akibat kerusakan jaringan. Hasil kloning akan memiliki sifat-
sifat yang identik (sama persis) dengan induknya. Hal ini terjadi karena dalam proses
pengkloningan, terjadi pengambilan bagian dari induk yang kemudian akan ditumbuhkan
menjadi individu baru yang sama persis dengan induknya.
II.2 Jenis-Jenis Kloning
Dikenal 3 jenis kloning biologi :
1. Kloning tingkat DNA
Kloning dilakukan terhadap untaian DNA untuk mendapatkan untaian DNA yang
identik, yang kemudian menggunakan plasmid bakteri menghasilkan molekul dengan
sifat genetik yang sama untuk kepentingan pembuatan monoklonal, antibody untuk
keperluan diagnostik,pembuatan vaksin dsb.
Kloning pada hewan pertama kali dicoba pada tahun 1950-an pada hewan
katak, tikus, kera dan bison juga pada domba, dan dalam kelanjutannya proses yang
berhasil hanyalah percobaan Kloning pada domba. Awal mula proses pengkloningan
domba adalah dengan mengambil inti sel dari tubuh domba, yaitu dari payudara atau
ambingnya lalu sifat khusus yang berhubungan dengan fungsi ambing ini dihilangkan,
kemudian inti sel tersebut dimasukkan kedalam lapisan sel telur domba, setelah inti
selnya dibuang kemudian ditanamkan kedalan rahim domba agar memperbanyak diri,
berkembang berubah menjadi janin dan akhirnya di hasilkan bayi domba. Pada
akhirnya domba ini mempunyai kode genetic yang sama dengan domba pertama yang
menjadi sumber pengambilan sel ambing.
Kloning embrio tejadi pada sel embrio yang berasal dari rahim istri yang
terbentuk dari pertemuan antara sel sperma suaminya dengan sel telurnya lalu sel
embrio itu dibagi dengan satu teknik perbanyakan menjadi beberapa sel embrio yang
berpotensi untuk membelah dan berkembang. Kemud¬ian sel-sel embrio itu
dipisahkan agar masing-masing menjadi embrio tersendiri yang persis sama dengan
sel embrio pertama yang menjadi sumber pengambilan sel. Selanjutnya sel-sel embrio
itu dapat ditanamkan dalam rahim perempuan asing (bukan isteri), atau dalam rahim
isteri kedua dari suami bagi isteri pertama pemilik sel telur yang telah dibuahi tadi.
Yang selanjutnya akan menghasilkan lebih dari satu sel embrio yang sama dengan
embrio yang sudah ada. Lalu akan terlahir anak kembar yang terjadi melalui proses
Kloning embrio ini dengan kode genetik yang sama dengan embrio pertama yang
menjadi sumber Kloning.
Kloning pada manusia terdapat dua cara. Petama, Kloning manusia dapat
berlangsung dengan adanya laki-laki dan perempuan dalam prosesnya. Proses ini
dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh laki-laki, lalu inti selnya diambil dan
kemudian digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah dibuang inti selnya.
Sel telur ini –setelah bergabung dengan inti sel tubuh laki-laki– lalu ditransfer ke
dalam rahim seorang perempuan agar dapat memeperbanyak diri, berkembang,
berubah menjadi janin, dan akhirnya dila¬hirkan sebagai bayi. Bayi ini merupakan
keturunan dengan kode genetik yang sama dengan laki-laki yang menjadi sumber
pengambilan sel tubuh.
Teknik SCNT (Somatik Cell Nuclear Transfer) berbeda dengan fertilisasi yang terjadi
secara alami. Pada fertilisasi alami, setelah mengalami pembelahan meiosis, sel telur dan sel
sperma memiliki materi genetik haploid(n). Terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma
atau fertilisasi akan menghasilkan embrio satu sel yang memiliki materi genetik 2n.
Kemudian, embrio ini akan terus berkembang ke tahapan perkembangan selanjutnya menjadi
2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, dan seterusnya.
Berbeda dengan fertilisasi alami, teknik SCNT merupakan suatu teknik rekayasa sel telur
dengan cara mentransfer inti dari sel donor ke dalam sel telur yang telah dikeluarkan intinya
(enucleated oocyte). Enucleated oocyte tidak memiliki materi genetik. Untuk mendapatkan
embrio konstruksi yang diploid, sel telur harus direkonstruksi dengan cara mentransfer sel
somatik (2n) ke dalam enucleated oocyte1. Proses enukleasisel telur dapat dilakukan secara
mekanik menggunakan teknik mikromanipulasi.
Sedangkan, proses introduksi sel donor dapat dilakukan dengan teknik mikroinjeksi.
Keberadaan cytochalasinB (CB) pada medium kultur bertujuan untuk menghambat
Sitokinesis atau pembelahan sel sehingga dapat dihasilkan klon embrio diploid.Aplikasi dari
teknologi SCNT adalah pada penelitian kloning reproduktif dan juga kloning terapeutik.
Sebuah sel telur yang belum dibuahi, diambil dari isteri yang mengalami gangguan
infertilisasi kemudian inti sel beserta DNA-nya disedot keluar sehingga yang tersisa hanyalah
sebuah sel telur kosong tanpa nekleus (enucleated oocyte) namun tanpa memiliki segala
perlengkapan sel telur yang di perlukan untuk menghasilkan sebuah janin. Setelah
mendapatkan enucleated oocyte,diambillah sebuah sel somatik dari suami. Metodenya, dapat
dilakukan melalui aseksual fertilisasi tidak dilakukan menggunakan sperma, melainkan hanya
sebuah sel telur. Karenanya, bila pada kloning seksual genetik anak berasal dari kedua orang
tuanya, maka pada kloning aseksual genetik anak sama dengan genetik penyumbang sel
somatik. Dengan menggunakan teknik SCNT (Somatik Cell Nuclear Transfer). Sel somatik
tersebut ditransfer ke dalam sel telur yang diambil dari isterinya. Untuk mendapatkan embrio
konstruksi yang diploid, sel telur harus direkonstruksi dengan cara mentransfer sel somatik
(2n) ke dalam enucleated oocyte. Proses enukleasisel telur dapat dilakukan secara mekanik
menggunakan teknik mikromanipulasi.
Sedangkan, proses introduksi sel donor dapat dilakukan dengan teknik mikroinjeksi.
Keberhasilan proses aktivasi embrio konstruksi secara kimiawi atau mekanik mengakibatkan
terjadinya proses pembelahan sampai ke tahap blastosit. Keberadaan Cytochalasin pada
medium kultur bertujuan untuk menghambat sitokinesis atau pembelahan sel sehingga dapat
dihasilkan klon embrio diploid.Kemudian embrio yang berbentuk Blastosit berumur sekitar 6
hari diimplankan kerahim istri sampai pada proses melahirkan.
Ada 2 produk kloning di dunia yang menyorot perhatian masyarakat, yaitu terbentuknya
domba dolly dan Eva, seorang anak perempuan pertama yang merupakan hasil kloning para
ilmuwan.
a. Eve
b. Domba dolly
Setelah Dolly. Doly memang akhirnya mati, tetapi tetap menginspirasi. Keberhasilan
metode Walnut dan rekannya memicu banyak ilmuwan dunia untuk mengkloning hewan
lain. Julie Grisham dan rekannya dari Roslin Institute pada tahun 1998 berhasil
menciptakan babi kloning. Tahun 2014, BBC memberitakan bahwa China telah berhasil
menciptakan babi kloning dalam skala massal.
Tahun 1999, ilmuwan dari Texas A&M berhasil menciptakan banteng kloning pertama.
Orangtua dari banteng itu menjadi hewan tertua yang pernah dikloning, umurnya 21
tahun.Tahun 2003, ilmuwan dari universitas yang sama berhasil menciptakan rusa
pertama. Kemudian, pada tahun 2007, monyet rhesus berhasil dibuat juga dengan
kloning. Metode kloning yang banyak digunakan adalah somatic cell nuclear transfer.
Sederhananya, memanfaatkan inti sel tubuh individu dewasa sebagai "sperma" bagi sel
telur. Salah satu manfaat utama yang disebut adalah untuk kebutuhan riset kedokteran.
Tikus, babi, dan monyet kloning bisa membantu riset obat penyakit tertentu. Hal lain
adalah menyelamatkan hewan yang terancam punah atau menghidupkan kembali yang
sudah punah. Tahun 2008, ilmuwan berhasil mengkloning kambing gunung Spanyol
yang sudah musnah.
Keuntungan
Kerugian kloning
1. Merugikan keragaman genetika
2. Potensi malpraktik
3. Keterjangkauan
4. Merebut kuasa Tuhan
II. 8 Kloning menurut pendapat umat kristen
Menurut Alkitab, Allah adalah satu-satuNya yang memiliki hak kedaulatan mutlak
atas hidup manusia. Berusaha mengontrol hal-hal sedemikian adalah menempatkan diri pada
posisi Allah.Jelaslah bahwa manusia tidak boleh melakukan hal demikian.
Sekalipun ada aspek-aspek kloning manusia yang mungkin bermanfaat, umat
manusia tidak punya kendali terhadap arah perkembangan teknologi kloning. Adalah sebuah
sikap yang bodoh jikalau beranggapan bahwa sebuah niat yang baik akandapat mengarahkan
penggunaan teknologi cloning kepada sesuatu yang berguna tanpa ada implikasi terhadap
hungan ALLAh dan manusia. Dalam hal ini manusia dengan segala keberadaannya, tidak
dalam posisi untuk menjalankan tanggung jawab atau memberi penilaian yang harus
dilakukan untuk mengatur kloning manusia.
Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan dan Isu, memberikan lima
pandangan mengenai etika yang harus dipegang oleh orang Kristen didalam menjalankan
kehidupannya serta didalam pengambilan keputusan etika dan moral:
Etika Kristen haruslah berdasarkan kepada kehendak Allah.
Dalam pandangan ini, kita sebagai orang Kristen harus mengambil keputusan etika
terhadap kloning manusia, dengan meletakkan kloning pada manusia pada “bejana” kehendak
ALLAH, dalam hal ini Alkitab haruslah menjadi standar utama penilaian terhadap kloning,
apakah sesuai atau tidak ?.
Etika Kristen bersifat mutlak
Etika Kristen yang berlaku dan yang kita pegang berdasarkan Alkitab tersebut,
tidaklah diperbolehkan untuk dikompromikan dengan isu- isu yang tidak sesuai dengan
standar etika Kristen, pada point manapun. Begitu pula dengan isu-isu seputar kloning pada
manusia
Etika Kristen berdasarkan wahyu Allah.
Karena etika Kristen berdasarkan wahyu ALLAH maka etika Kristen tidaklah boleh
disejajarkan dengan standar etika yang bersumber dari apapun diluar wahyu ALLAH.
Etika Kristen bersifat menentukan.
Orang Kristen berdasarkan etika yang dipegang dan dilaksanakan didalam hidupnya,
harus berani menentukan langkahnya, berpihak atau menolak kepada isu kloning pada
manusia
Etika Kristen itu Deontologis.
Etika Kristen itu bersifat seperti sebuah aturan yang wajib dan mengikat. Jika secara
penilaian etika Kristen menyetujui kloning pada manusia, maka kita juga wajib
menyetujuinya, akan tetapi jika etika Kristen menentang isu kloning manusia, maka itu juga
bersifat mengikat bagi kita untuk menentang isu kloning kepada manusia juga.
Pendapat Hille, Ketua Komisi Teologi World Evangelical Fellowship
Sebagaimana isu-isu bidang etika yang lain, diperlukan kejelian dan kehati-hatian
dalam menanggapi masalah kloning, apalagi tidak semua isu itu dapat ditemukan jawabnya
secara eksplisit dalam Alkitab. Namun, Alkitab dengan jelas mengajarkan kebenaran tentang
hukum dan kedaulatan Allah atas hidup manusia.Selain melanggar kewenangan Allah
sebagai pencipta, kloning pada manusia merupakan pelanggaran serius terhadap harkat dan
martabat manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk termulia dan unik.
"Tuhan telah menetapkan manusia untuk berkembang biak secara alami melalui
proses perkawinan. Lagi pula manusia diciptakan secara tunggal dan satu-satunya, bukan
duplikasi,""Ketunggalan berarti hubungan antara Allah dengan pribadi adalah tunggal
adanya. Allah punya hubungan historis tersendiri dengan setiap orang dan ini tidak boleh
diduplikasi secara proses teknis." Hille menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia agar
dapat berkomunikasi dengan-Nya."Lebih dari itu, Tuhan Yesus mati untuk menebus dosa
manusia pribadi demi pribadi."
Tolong ditambahkan :