Tugas Perencanaan Karir
Tugas Perencanaan Karir
PENDAHULUAN
Salah satu kunci sukses dalam berkarier adalah perencanaan yang matang. Perencanaan tidak hanya
dibuat sekali, tetapi harus dilakukan berulang kalu seperti halnya pemeriksaan kesehatan, karier pun
butuh dicek secara berkala. Apalagi jika pekerjaan yang anda jalani tidak sesuai ekspektasi dan tidak
sesuai dengan bakat dan minat. Segera berpikir untuk menata ulang karier. Tidak ada kata terlambat
untuk melakukannya. Perencanaan karier bukanlah suatu proses yang sulit ataupun menjadi beban.
Bahkan sebaliknya, hendaknya ini dilihat sebagai proses yang memberikan makna kepada perjalanan
karier anda. Proses ini akan membantu anda mencapai tujuan karier.
Kesempatan untuk maju yang termasuk dalam program pengembangan dapat diwujudkan jika mereka
diberikan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan dan pelatihan. Program pendidikan dan
pelatihan yang mana diikuti perlu direncanakan dengan baik, agar pada gilirannya mereka mempunyai
kesempatan untk dipromosikan dipindahkan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang mempunyai status
dan tanggung jawab yang lebih tinggi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, makalah ini akan membahas tentang perencanaan karir.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.2.4 Bagaimana perencanaan karir bagi yang terpusat individu dan organisasi?
1.3. Tujuan
1.3.4 mengetahui perencanaan karir yang terpusat pada individu dan organisasi;
1.4. Manfaat
1.Instansi
Bagi instansi-instansi, makalah ini bisa menjadi bahan ajar kepada mahasiswa tentang perencanaan karir
sehingga mahasiswa dapat lebih mengetahui dan dapat menerapkannya ketika mereka hendak berkarir.
2.Masyarakat
Bagi masyarakat, makalah ini dapat dijadikan pedoman dalam menentukan perencanaan karir, sehingga
masyarakat juga dapat mengembangkan karir mereka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan Karir
Secara umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari tanggungjawab,
kekuasaan dan pendapatan seseorang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) karier diartikan
sebagai perkembangan dan kemajuan di kehidupan pekerjaan, jabatan, dsb.
Karir adalah suatu deretan posisi yang diduduki oleh seseorang selama perjalanan usianya (Rivai, 2009:
369). Karir adalah suatu rangkaian aktivitas kerja yang terpisah, tetapi berhubungan dan memberikan
kesinambungan, keteraturan dan arti kehidupan bagi seseorang (Panggabean, 2002: 17). Dari kedua
defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa karir adalah suatu rangkaian kerja dan jabatan yang dipegang
seseorang dalam jangka waktu lama.
Perencanaan karir adalah perencanaan yang fokus pada pekerjaan dan pengidentifikasian jalan karir
yang memberikan kemajuan yang logis atas orang-orang diantara pekerjaan dalam organisasi (Mathis
2006: 343). Perencanaan karir adalah proses dimana perusahaan menyeleksi tujuan karir dan jenjang
karir dalam mencapai rencana karir (Rivai 2009: 266 ). Perencanaan karir merupakan kegiatan atau
usaha untuk mengatakan perjalanan karir pegawai serta mengidentifikasi hal-hal yang dapat dilakukan
untuk mencapai tujuan karir tertentu.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan karir adalah pola pengalaman
berdasarkan pekerjaan yang merentang sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap
individu/pegawai dan secara luas dapat dirinci ke dalam obyective events yang dapat dijadikan asumsi
untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan,
urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan
dalam penyelesaian, atau dalam arti yang lebih ringkas perencanaan karir merupakan proses di mana
sesorang menyeleksi tujuan karir dan arus karir untuk mencapai tujuan tersebut.
Pada umumnya manusia dalam kehidupan pekerjaannya melewati beberapa tahap karir (Tampubolon,
2008:204). Tahap-tahap itu sebagai berikut:
1. Tahap Penegakan
Tahap ini disebut sebagai tahap penegakan, dimana dalam tahap ini pegawai cenderung akan memenuhi
kebutuhan akan rasa aman dalam tahun-tahun pertama menjalankan pekerjaannya. Biasanya
berlangsung selama lima tahun pertama dalam masa kerja.
2. Tahap Kemajuan
Pada tahap kemajuan ini pegawai mulai memupuk harga diri, otonomi, dan berusaha untuk
dipromosikan. Tahap ini berlangsung kira-kira pada usia 30 sampai 45 tahun.
3. Tahap Pemeliharaan
Pada tahap pemeliharaan ini, kebutuhan adalah yang paling dominan dan pegawai merasa tidak puas
terhadap pekerjaannya.
4. Tahap Pensiun
Pada tahap pensiun ini, pegawai mulai diketahui perjalanan karirnya, apakah macet atau memburuk
karirnya selama tahap sebelumnya, dan bagi mereka yang mengalami hal tersebut maka pada tahap ini
karir mereka tidak bertahan lama. Mereka mulai mengharapkan pensiun dan kesempatan untuk
melakukan pekerjaan lain. Dari perjalanan tahap-tahap tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
dan harapan berubah pada saat orang-orang bergerak melalui setiap tahap karir. Lama berlangsungnya
setiap adalah bervariasi untuk masing-masing orang.
1. Tahap Awal
Pada tahap ini ditekankan pada perhatian untuk memperoleh jaminan terpenuhinya kebutuhan dalam
tahun-tahun awal pekerjaan.
2. Tahap Lanjutan
Pada tahap ini pertimbangan jaminan keamanan sudah mulai berkurang, namun lebih
menitikberatkan pada pencapaian, harga diri dan kebebasan.
3. Tahap Mempertahankan
Pada tahap ini individu mempertahankan pencapaian keuntungan atau manfaat yang telah diraihnya
sebagai hasil pekerjaan di masa lalu.
4. Tahap Pensiun
Pada tahap ini individu telah menyelesaikan satu karir, dan individu tersebut akan berpindah ke karir
yang lain dan memiliki kesempatan untuk mengekspresikan aktualisasi diri yang sebelumnya tidak dapat
dilakukan.
Ada beberapa factor penting yang mempengaruhi perencanaan karier, dimana seseorang akan
mengakui dan mau mempertimbangkan factor-faktor tersebut saat mereka merencanakan karier, yaitu
sebagai berikut:
Seseorang akan berubah secara terus menerus dan kemudian memandang perbedaan karier mereka
pada berbagai tingkatan dalam hidupnya. Yang dilakukan individu dalam upaya pengembangan karirnya
meliputi tahapan sebagai
a.Entry Stage
Merupakan tahap mulai memasuki organisasi. Pada tahap ini individu akan bertanya apakah
keahliannya diterapkan disini, bagaimana pekerjaannya, dan apakah dia dapat berkembang dan
mencapai tujuan karir sesuai dengan minat, keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.
b.Mastery Stage
Adalah tahap dimana seseorang menginginkan jabatan baru yang lebih tinggi atau lebih menarik karena
pengalaman dan juga keahlian yang dia miliki. Pada tahap ini dapat terjadi 2 kemungkinan
kecenderungan diantaranya:
Achievement stage: Ditandai dengan keinginan seseorang atau dipromosikan untuk jabatan
yang lebih tinggi.
Mid-career stage: ditandai dengan keinginan untuk penilaian kembali kariernya dan motivasi
kerja juga sudah menurun.
c. Passage Stage
Dahulu tahap ini dikatakan masa-masa pegawai untuk mempersiapkan pensiun, namun masa sekarang
akibat faktor-faktor terjadinya lebih banyak oleh pemutusan hubungan kerja, baik sebagai akibat dari
situasi ekonomi maupun karena pemecatan, dan banyak factor yang mempengaruhi karier seperti
tersedianya pekerjaan diluar organisasi dan kesempatan pendidikan yang didapat.
2. Dasar karir
Setiap orang dapat memiliki aspirasi, latar belakang, dan pengalaman yang berbeda satu dengan yang
lain. Ada 5 perbedaan motif dasar karier yang menjelaskan jalan bagi orang orang untuk memilih dan
mempersiapkan kariernya,dimana mereka menyebutnya sebagai jangkar karier (career anchors) yaitu
antara lain:
Tujuan karier bagi manajer adalah untuk meningkatkan kualitas dari dirisendiri, analitis, dan
kemampuan emosional. Manajer menggunakan dasar ini untuk mengatur orang atau karyawan
Kemampuan fungsional
Teknis dasar ini digunakan untuk para teknisi yang akan melanjutkan pengembangan dari bakat
teknisnya. Orang-orang tersebut tidak mencari kedudukan dalam manajerial.
Keamanan Dasar
Ini digunakan untuk kesadaran keamanan individu untuk memantapkan kesadaran karier
mereka. Mereka seringkali melihat ikatan mereka sendiri sebagai organisasi yang istimewa atau
lokasi geografi
Kreativitas
Seorang yang kreatif memiliki sedikit sikap seperti pengusaha. Mereka ingin menciptakan atau
membangun sesuatu yang benar-benar milik mereka.
Dasar karier ini digunakan untuk orang yang memiliki hasrat kebebasan agar bebas dari aturran
organisasi. Mereka menilai otonomi dan ingin menjadi bos dari mereka sendiri dan bekerja pada langkah
mereka sendiri.
3.Jalur Karir
Jalur karier merupakan urutan jabatan jabatan yang dapat diduduki untuk mencapai tujuan karier
seseorang, misalnya di sebuah sekolah, jalur karier untuk menjadi kepala sekolah yang dimulai dari guru
adalah guru bidang studi-wakil kepala sekolah-kepala sekolah, dengan waktu yang diharuskan
menduduki jabatan ini, persyaratan umtuk kerja, dan persyaratan lainnya. Hal ini disebabkan oleh
berbagai macam factor seperti tingkat pendidikan dan kebijakan organisasi, tenaga pendidikan dapat
memulai kariernya dari jabatan yang berbeda beda. Seseorang mungkin dapat langsung menjadi kepala
sekolah disebabkan kebijakan organisasi yang tidak semua orang bisa menjadi seperti itu.
Vertical system, adalah jalur karier yang dapat dilalui dalam satu fungsi melalui hirarki.
Trunk and Branch system adalah jalur dimana sesorang untuk menaiki posisi yang lebih tinggi
diharuskan melalui posisi pada fungsi lain.
Planned job rotation system, adalah jalur trunk and branch system yang dimana organisasi
melakukan perencanaan yang teliti mengenai pengalihan seseorang dari satu jabatan sebelum
menduduki jabatan tertentu.
Diamond system, adalah jalur karier yang lebih banyak posisi berubah menyamping daripada
naik ke atas.
Perencanaan karier yang terpusat pada individu memfokuskan pada karier individual dari pada
kebutuhan organisasi itu. Ini dilakukan oleh karyawan sendiri, dan keterampilan individual menjadi focus
dari analisis ini. Analisis seperti ini mungkin mempertimbangkan situasi baik dalam maupun di luar
organisasi yang dapat mengembangkan karir seseorang. Pengurangan dan memperkecil organisasi telah
mengubah perencanaan karir bagi banyak orang. Mereka menemukan diri mereka dalam “transisi
karier” dengan kata lain membutuhkan pekerjaan baru.
Menurut Simamora individu merencanakan karir guna meningkatkan status dan kompensasi,
memastikan keselamatan pekerjaan, dan mempertahankan kemampuan pasar dalam pasar tenaga kerja
yang berubah. Disisi lain, organisasi mendorong manajemen karir individu:
Perencanaan karier yang terpusat pada organisasi memfokuskan pada pekerjaan-pekerjaan dan pada
pembangunan jalur karier yang menyediakan tempat bagi kemajuan logis dari orang- orang, diantara
berbagai pekerjaan yang ada dalam organisasi. Jalur jalur ini adalah yang dapat diikuti oleh individu
untuk mengembangkan unit-unit organisasi tertentu. Sebagai contoh, seseorang mungkin saja
memasuki departemen penjualan sebagai seorang penasihat penjualan, kemudian dipromosikan sebagai
penanggung jawab laporan keuangan, menjadi manajer penjualan, dan akhirnya menjadi wakil presiden
bagian penjualan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan karir adalah pola pengalaman berdasarkan pekerjaan yang merentang sepanjang
perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai. Terdapat beberapa tahap dalam
perencanaan karir, tahap-tahap perencanaan karir berbeda-beda sesuai dengan ilmuan yang
mengemukakan. Perencanaan karir juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tahap kehidupan karir,
dasar karir, dan jalur karir. Perencanaan karir dapat dipusatkan pada individu dan organisasi yang
diantara keduanya tidaklah sama. Perencanaan karir memiliki beberapa manfaat seperti menurunkan
tingkat perputaran karyawan (turnover), mendorong pertumbuhan, dll.
3.2 Saran
Setiap individu maupun organisasi hendaknya membuat perencanaan karir, serta memperhatikan unsu-
unsur apa saja yang perlu diperhatikan dalam membuat perencanaan karir, sehingga kedepannya dapat
mengembangkan karir yang telah dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Irrine. “Manajemen Karir: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Proses Manajemen Karir.
https://irrineayu.wordpress.com/2015/04/17/manajemen-karir-pengertian-tujuan-manfaat-proses-dan-
perencanaan-karir/ diakses 17 April 2015.
Siagian, Somdang. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara: Jakarta.