Anda di halaman 1dari 2

Saliva adalah cairan oral yang kompleks, terdiri dari campuran sekresi yang berasal dari

kelenjar ludah besar (mayor) dan kecil (minor) yang ada pada mukosa oral.
Saliva terdiri dari 94%-99,5% air, bahan organik,  dan anorganik. 
Komponen anorganik dari saliva antara lain Na+ , K+ , Ca2+, Mg2+, Cl- , SO4 2- , H+ , PO4,
dan HPO4 2- .
Komponen organik utamanya adalah protein dan musin. Selain itu ditemukan juga lipid,
glukosa, asam amino, ureum amonia, dan vitamin.
Viskositas adalah suatu keadaan viskus yang mempunyai hubungan yang erat dengan
komposisi glikoprotein. Efisiensi saliva sebagai pelumas tergantung pada viskositas dan perubahan
laju aliran saliva. Apabila viskositas saliva meningkat, komposisi air dalam saliva menurun dan ini
akan menyebabkan saliva menjadi lebih kental.
Terdapat dua cara yang mempengaruhi viskositas saliva, yaitu : 
a. Mekanis, peningkatan laju saliva dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas pengunyahan
dan berkumur.
b. Kimiawi, peningkatan laju saliva dapat dilakukan dengan berkumur-kumur menggunakan
betadine dan melakukan pengecapan rasa asam.

Pada hasil praktikum, hasil yang didapat praktikan setelah berkumur dengan aquades berupa
viskositas yang cenderung encer daripada sebelum berkumur, volume yang bertambah, dan tidak
terjadi perubahan rasa atau biasa.

Volume yang bertambah diakibatkan oleh peran saraf parasimpatis yang menyebabkan pengeluaran
saliva encer dalam jumlah besar dan kaya enzim .

Rangsangan mekanis berkaitan dengan pengunyahan. Terjadi pergerakan mandibula sebagai


interaksi yang kompleks dari otot pengunyahan, sendi temporomandibular, dan gigi geligi yang
diatur dan dikendalikan oleh sistem saraf. Hasil percobaan uji sekresi dengan rangsang mekanik
menunjukan viskositas yang meningkat yang artinya komposisi air dalam saliva menurun dan
menyebabkan saliva menjadi lebih kental. Volume dan kekentalan saliva bertambah akibat adanya
rangsangan mekanis dengan mengunyah kapas.

Sekresi saliva yang terstimulasi dengan respons mekanis menyebabkan kecepatan aliran saliva
semakin cepat sehingga mengakibatkan peningkatan laju aliran saliva. Hal ini berkaitan dengan
fungsi saliva sebagai pelumas yang melindungi jaringan mukosa mulut.

Kimiawi betadine

Pada hasil praktikum didapatkan bahwa volume saliva sedikit bertambah. Ini dikarenakan
peningkatan laju aliran saliva yang dapat diakibatkan oleh stimulasi mekanik, kimiawi, dan
rangsangan sakit. Gerakan berkumur dan pengecapan rasa pahit dari alcohol dalam larutan obat
kumur masih berpengaruh terhadap sistem saraf ototnom. Dengan meningkatnya stimulasi mekanik
dan pengecapan rasa pahit membuat aliran saliva semakin meningkat.

Obat kumur yang dijual di pasaran biasanya mengandung alcohol lebih dari 20% yang berfungsi
untuk melarutkan bahan aktif lain seperti minyak essentials dan berperan sebagai pengawet. Kadar
alcohol yang tinggi mengakibatkan keadaan mukosa mulut menjadi kering. Mukosa mulut yang
kering merupakan tanda berkurangnya volume saliva. Saat volume saliva berkurang maka Ph mulut
menjadi rendah karena jumlah penurunan elektrolit dari kelenjar saliva yang menentukan derajat
keasaman.

kecepatan aliran yang rendah dan kekentalan saliva yang tinggi dapat menunjukan proses terjadinya
karies. Viskositas saliva dapat dikatakan sehat apabila warnanya jelas atau bening dan konsistensinya
cair. Jika saliva tampak berserabut, berbusa, atau bergelembung dan lengket dapat disimpulkan
bahwa kandungan air rendah karena tingkat produksi saliva yang rendah.

Pada hasil percobaan terlihat viskositas saliva praktikan tampak berbusa dan lengket menunjukan
bahwa kondisi mulut praktikan yang kering akibat produksi saliva yang rendah.

Perbedaan viskositas saliva ini dapat diperkirakan dari kelenjar saliva mana yang paling dominan
terangsang.

Jeruk nipis mengandung asam sitrat dan mampu merangsang kelenjar-kelenjar saliva seperti kelenjar
parotis, submandibular, dan sublingual untuk memproduksi saliva lebih banyak

Anda mungkin juga menyukai