Anda di halaman 1dari 12

ADHITYA PUTRA P

2113025016
KELOMPOK 5

GHANIYA IREL
2113025033
KELOMPOK 5

RIZKY MAY PRATAMA


2153025003
KELOMPOK 5

AYSETU SINDANA M.K


2113025001
KELOMPOK 5
OLEH KELOMPOK 5

MEMAHA MI K O N SE P DA S AR
TEORI BEL A JA R K O G NIT IF
DALAM P EM B EL A JA RA N
MENURUT T O KO H- T O K O H
KOGNITIF
LATAR BELAKANG TEORI KOGNITIF
Teori kognitif mulai berkembang pada abad 20-an. Secara sederhana teori ini
menggambarkan bahwa belajar adalah aktivitas internal yang terdiri dari beberapa
proses, seperti: pemahaman, mengingat, mengolah informasi, problem-solving,
analisis, prediksi, dan perasaan. Pada implementasi proses belajar mengajar di
sekolah, bentuk penerapan teori kognitif adalah guru ketika menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh peserta didik serta memberi ruang bagi mereka untuk
saling berbicara serta diskusi dengan teman-temannya. Ada juga yang
menggambarkan bahwa teori belajar kognitif itu ibarat komputer. Proses awalnya
dimulai dengan input data, kemudian mengolahnya hingga mendapatkan hasil
akhir.
Teori Perkembangan Kognitif Menurut Jean Pieget

Teori ini menyatakan bahwa kecerdasan berubah seiring


pertumbuhan anak. Perkembangan kognitif anak bukan hanya
tentang memperoleh pengetahuan, anak juga harus
mengembangkan atau membangun pola pikirnya.

Jean Piaget adalah seorang psikolog Swiss yang mempelajari


anak-anak di awal abad ke-20. Teorinya tentang
perkembangan intelektual atau kognitif, yang diterbitkan pada
tahun 1936, yang masih digunakan sampai sekarang.
Menurut Piaget (dalam Wilis, R., 2011), ada 4 tahap
perkembangan anak, yaitu:
1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 – 24 bulan)
Perkembangan utama dalam tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa objek dan peristiwa terjadi
secara alami di dunia dari perilaku mereka sendiri.

2. Tahap Pra-operasional (Usia 2 – 7 Tahun)


Fase ini dimulai pada sekitar 2 tahun dan berlangsung selama sekitar 7 tahun. Selama waktu ini, anak
berpikir pada tingkat simbolis, tetapi belum menggunakan operasi kognitif. Pada tahap ini, pemikiran anak
mendahului operasi kognitif. Artinya anak tidak dapat menggunakan logika atau mengubah,
menggabungkan atau memisahkan pikiran atau ide.

3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 – 11 Tahun)


Periode berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun, dan ditandai dengan perkembangan pemikiran yang
terorganisir dan rasional. Piaget menganggap tahap konkret sebagai titik balik utama dalam perkembangan
kognitif anak, karena menandai awal pemikiran logis. Pada tahapan ini, anak cukup dewasa untuk
menggunakan pemikiran atau pemikiran logis, tapi hanya bisa menerapkan logika pada objek fisik
Teori Perkembangan Kognitif menurut Vygotsky

Lev Vygotsky (1886-1934), adalah seorang psikolog Rusia. Vygotsky


memberikan pendapat tentang kognisi sosial. Kognisi sosial dapat
didefinisikan sebagai pengetahuan tentang lingkungan sosial dan
hubungan interpersonal. Model ini menegaskan pengaruh pengalaman
sosial terhadap perkembangan kognitif. Teori ini menekankan budaya
sebagai faktor penentu dalam pengembangan pribadi. Diyakini bahwa
hanya manusia yang dapat menciptakan budaya dan bahwa semua anak
manusia berkembang dalam konteks budaya mereka.
Teori Perkembangan
Kognitif
menurut
David Ausubel
Teori Perkembangan
Kognitif
menurut
David Ausubel
Teori Perkembangan Kognitif
menurut Jerome S Bruner

Jerome S. Bruner (1966) adalah seorang ahli psikologi perkembangan


dan ahli psikologi belajar kognitif

Teori belajar penemuan menurut Bruner merupakan belajar untuk


pengembangan kognitif peserta didik. Jika Piaget mengatakan
pengembangan kognitif menyebabkan perkembangan bahasa peserta
didik, sebaliknya menurut Bruner perkembangan bahasa peserta didik
besar
next
MENURUT BRUNER UNTUK MENGEMBANGKAN KOGNITIF SISWA PERLU PROSES
TRANSFORMASI INFORMASI YANG BENAR SECARA BERTAHAP, TAHAPAN-
TAHAPAN TEREBUT MENURUTNYA ADA TIGA YAITU SEBAGAI BERIKUT:

1. Perolehan informasi

2. Pengolaan informasi

3. Checking atau mengadakan“test kecukupan”atau kebenaran


terhadap informasi yang telah diolahnya tersebut.
Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai
dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh
pelajar, dan dengan sendirinya memberikan hasil
yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari
pemecahan masalah, menghasilkan pengetahuan yang
benar-benar bermakna bagai pembelajaran
khususnya bagi peserta didik. Selain teori discovery,
teori ini juga dikenal sebagai teori intruksi yang
dimabil dari makna proses
S E L E S A I

Anda mungkin juga menyukai