Anda di halaman 1dari 14

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas individu


Mata Kuliah : Psikologi Belajar dan Pembelajaran
Dosen Pengampu : Taufik Firdaus, M.Pd.

Disusun Oleh :

ABDUROHMAN
NIM. 1920.03.0150

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
STAI MIFTAHUL HUDA
SUBANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala nikmat yang
telah diberikan kepada kita semua sehingga penyusunan makalah dengan judul
“Belajara dan Pembelajaran” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Penyusunan makalah ini tidak dapat penulis selesaikan dengan baik tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat
berterima kasih kepada bapak Taufi Firdaus, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Psikologi Belajar dan Pembelajaran dan saudara seperjuangan di kelas Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah mendukung pembuatan makalah ini.

Merupakan suatu kebanggaan dari penulis apabila makalah ini dapat


digunakan dan bermanfaat bagi seluruh pembaca. Kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan untuk perbaikan makalah di kemudian hari.

Subang 28 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Pengertian Belajar ........................................................................................ 3
B. Teori Belajar................................................................................................. 3
C. Pengertian Pembelajaran .............................................................................. 4
D. Metode Pembelajaran ................................................................................... 6
BAB III PENUTUP............................................................................................... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran........................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada berbagai rumusan yang dikemukakan orang dalam upaya


menjawab pertanyaan dengan melihat pendidian dari salah satu aspek
kehidupan tertentu atau kacamata disiplin keilmuan tertentu. Misal
pandangan sosiologi melihat pendidikan dari aspek sosial antara lain
mengatikan bahwa “Pendidikan adalah sebagai usaha menstranformasikan
pengetahuan dari generasi kegenerasi”. Pandangan lain diliat dari aspek
budaya menyebutksn bahwa pendidikan adalah sebagai usaha pemindahan
pengetahuan dan nilai-nilai kepada generasi berikutnya. Sedangkan
pandangan psikologi melihat pendidikan dari aspek tingkah laku individual,
antara lainmengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas
individu secara optimal.
Dari uraian diatas dapat menarik benang merahnya bahwa pendidikan
itu adalah suatu kebutuhan yang akan menjamin kelangsungan hidup bagi
setiap manusia. Hal ini telah terbukti dengan adanya proses dari pendidikan
itu sendiri dimana pada masa sekarang ini, seseorang yang berkependidikan
akan memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Dengan latar belakang yang telah kami paparkan, maka kami dapat
merumuskan masalah dalam beberapa kategori yaitu:
1. Apa definisi belajar?
2. Apa saja macam-macam teori belajara?
3. Apa definis pembelajaran
4. Apa saja macam-macam metode pembelajaran

C. Tujuan Penulisan

1
1. Mengetahui apa saja definis belajara
2. Mengetahui macam-macam teori belar
3. Mengetahui definisi pembelajaran
4. Mengetahui macam-macam metode pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar
Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang
disadari atau disengaja. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan seseorang
dalam melakukan aspek mental yang memungkinkan terjadinya perubahan
pada dirinya. Dengan demikian, dapat dipahami juga bahwa suatu kegiatan
belajar dikatakan baik apabila intensitas keaktifan jasmani maupun mental
seseorang semakin tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan
belajar, namun jika keaktifan jasmaniah dan mentalnya rendah berarti
kegiatan belajar tersebut tidak secara nyata memahami bahwa dirinya
melakukan kegiatan belajar.
Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan
lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau
pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang
pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian
kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya
interaksi.1

B. Teori Belajar
Tokoh psikologi belajar memiliki persepsi dan penekanan tersendiri
tentang hakikat belajar dan proses ke arah perubahan sebagai hasil belajar.
Berikut ini adalah beberapa kelompok teori yang memberikan pandangan
khusus tentang belajar:
1. Behaviorisme, teori ini meyakini bahwa manusia sangat dipengaruhi
oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang memberikan
pengalaman tertentu kepadanya. Behaviorisme menekankan pada apa

1
Ainurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 36.

3
yang dilihat, yaitu tingkah laku, dan kurang memperhatikan apa yang
terjadi di dalam pikiran karena tidak dapat dilihat.
2. Kognitivisme, merupakan salah satu teori belajar yang dalam berbagai
pembahasan juga sering disebut model kognitif. Menurut teori belajar
initingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi atau pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Oleh karena itu, teori
ini memandang bahwa belajar itu sebagai perubahan persepsi dan
pemahaman
3. Teori Belajar Psikologi Sosial, menurut teori ini proses belajar bukanlah
proses yang terjadi dalam keadaan menyendiri, akan tetapi harus melalui
interaksi.
4. Teori Belajar Gagne, yaitu teori belajar yang merupakan perpaduan
antara behaviorisme dan kognitivisme. Belajar merupakan sesuatu yang
terjadi secara alamiah, akan tetapi hanya terjadi dengan kondisi tertantu.
Yaitu kondisi internal yang merupakan kesiapan peserta didik dan
sesuatu yang telah dipelajari, kemudian kondisi eksternal yang
merupakan situasi belajar yang secara sengaja diatur oleh pendidik
dengan tujuan memperlancar proses belajar.2

C. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan
proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan
bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses
belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya
peserta didik yang bermasalah. Dalam belajar tentunya banyak perbedaan,
seperti adanya peserta didik yang mampu mencerna materi pelajaran, ada
pula peserta didik yang lambah dalam mencerna materi pelajaran. Kedua
perbedaan inilah yang menyebabkan guru mampu mengatur strategi dalam

2
Ainurrahman, Belajar dan...., 39-47

4
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan setiap peserta didik. Oleh karena
itu, jika hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat pembelajaran
adalah “pengaturan”.3
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tantang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pembelajaran adalah prose
interaksi pendidik dengan peserta didik dan sumber belajar yang
berlangsung dalam suatu lingkungan belajar.4 Proses pembelajaran ditandai
dengan adanya interaksi edukatif yang terjadi, yaitu interaksi yang sadar
akan tujuan. Interaksi ini berakar dari pihak pendidik (guru) dan kegiatan
belajar secara paedagogis pada diri peserta didik, berproses secara
sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan berproses melalui tahapan-
tahapan tertentu. Dalam pembelajaran, pendidik menfasilitasi peserta didik
agar dapat belajar dengan baik. Dengan adanya interaksi tersebut maka akan
menghasilkan proses pembelajaran yang efektif sebagaimana yang telah
diharapkan.5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran ini dilakukan
oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah mengajar
dan perilaku siswa adalah belajar. Perilaku mengajar dan perilaku belajar
tersebut tidak terlepas dari bahan pelajaran. Dengan demikian,
pembelajaran pada dasarnya adalah kegiatan terencana yang
mengkondisikan atau merangsang seseorang agar dapat belajar dengan baik,
sehingga kegiatan pembelajaran ini bermuara pada dua kegiatan pokok,
yaitu bagaimana orang melakukan tindakan perubahan tingkah laku melalui
kegiatan belajar dan bagaimana orang melakukan tindakan penyempaian
ilmu pengetahuan melalui kegiatan mengajar. Oleh karena itu, makna

3
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)
hlm. 39
4
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang
Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 6.
5
Muh. Sain Hanafy, Jurnal Pendidikan: Konsep Belajar dan Pembelajaran, Lentera
Pendidikan, Vol. 17 No. 1 Juni 2014: 66-79, hlm. 74

5
pembelajaran merupakan tindakan eksternal dari belajar, sedangkan belajar
adalah tindakan internal dari pembelajaran.

D. Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada
sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin
Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya
metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan
paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang
sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa
2. Metode Diskusi (Discussion method)
Muhibbin Syah (2000), mendefinisikan bahwa metode diskusi
adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan
memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut
sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama
(socialized recitation).
3. Metode demontrasi (Demonstration Method)
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang
disajikan. Muhibbin Syah (2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang
berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, (2000).
4. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung

6
dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga
macam metode ceramah plus yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas (CPTT)
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT)
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5. Metode Resitasi (Recitation Method)
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa
diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri.
6. Metode Percobaan (Experimental Method)
Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada
anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu
proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000).
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yang
menggunakan tertentu dan dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di
Laboratorium.
7. Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang
dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat
laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta
didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
8. Metode latihan keterampilan (Drill Method)
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar,
dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat
bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya,
untuk apa dibuat, apa manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan
keterampilan membuat tas dari mute/ pernik-pernik.
9. Metode mengajar beregu (Team Teaching Method)
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai
tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator.
Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung.

7
Jika ujian lisan maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan
dengan team pendidik tersebut.
10. Metode mengajar sesama teman (Peer Teaching Method)
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar
yang dibantu oleh temannya sendiri
11. Metode pemecahan masalah (Problem Solving Method)
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya
diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.
12. Metode perancangan (Projeck Method)
Yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang
suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
13. Metode Bagian (Teileren Method)
Suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,
misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya
yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.
14. Metode Global (Ganze Method)
Suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca
keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka
serap atau ambil intisari dari materi tersebut.
15. Metode Discovery
Salah satu metode mengajar yang akhir-akhir ini banyak
digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah metode
discovery, hal itu disebabkan, karena metode discovery ini:
a. Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa
aktif,
b. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang
diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tidak akan
mudah dilupakan siswa,
c. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang
betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam
situasi lain,

8
d. Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai
salah satu metode ilmiah yang akan dapat dikembangkannya sendiri,
e. dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berpikir analisis dan
mencoba memecahkan probelema yang dihadapi sendiri, kebiasaan
ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal
dan digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar mengajar
yang memungkinkan
16. Metode Inquiry
Metode inquiry adalah metode yang mampu menggiring peserta
didik untuk menyadari apa yang telah didapatkan selama belajar.
Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yang aktif
(Mulyasa, 2003:234).
Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik,
namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain
pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk
melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan,
melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada
peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar
melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas
media dan materi pembelajaran yang bervariasi.
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah
dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berpikir. Metode ini
melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut
peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang
bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, melalui metode ini
peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , dan kritis.6

6
Dr. Wardana, M. Pd.I dan Dr. Ahdar Djamaluddin, S. Ag., S. Sos., M.Pd.I., Belajar dan
Pembelajaran (Jakarta: CV. Kaaffah Learning Center, 2021) hlm. 48-85

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Belajar menunjukkan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang
disadari atau disengaja. Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi
individu dengan lingkungannya.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses
mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik
sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan
proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses memberikan
bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam melakukan proses
belajar.

B. Saran
Dalam proses mengajar kita sebagai calon pendidik harus
memberikan prinsip-prinsip belajar yang baik bagi peserta didik.
Meningkatkan kualitas mengajar agar dapat terbentuk kelas yang diinginkan
calon pendidik ataupun peserta didik.

10
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2013.

Muh. Sain Hanafy, Jurnal Pendidikan: Konsep Belajar dan Pembelajaran,


Lentera Pendidikan, Vol. 17 No. 1 Juni 2014: 66-79.

Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003


tantang Sistem Pendidikan Nasional.

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.

Dr. Wardana, M. Pd.I dan Dr. Ahdar Djamaluddin, S. Ag., S. Sos., M.Pd.I.,
Belajar dan Pembelajaran Jakarta: CV. Kaaffah Learning Center, 2021

11

Anda mungkin juga menyukai