Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH HUKUM ISLAM

Nama : Yunadya Purwaningtyas


NIM : 18110020

1. a. Teori Receptio in complexu adalah teori yang menyatakan bahwa bagi


orang Islam berlaku penuh hukum Islam sebab dia telah memeluk agama
Islam walaupun dalam pelaksanaannya terdapat penyimpangan -
penyimpangan.
Teori Receptie adalah teori yang menyatakan bahwa bagi rakyat pribumi
pada dasarnya berlaku hukum adat. Hukum Islam berlaku bagi rakyat pribumi
kalau norma hukum Islam itu telah diterima oleh masyarakat sebagai hukum
adat.
Teori receptie exit menurut prof. Hazairin yaitu teori receptie itu harus keluar
(exit) dari sistem hukum Indonesia (Buku Tujuh Serangkai tentang Hukum)
karena bertentangan dengan Undang-Undang Dasar tentang Undang-Undang
Dasar 1945, Al Quran dan Sunnah Rasul.
Teori receptio a contrario dapat kita temukan dalam hubungan antara hukum
agama dan hukum adat. Secara sederhana teori receptio a contrario dapat
diartikan: hukum adat hanya berlaku bila tidak bertentangan dengan hukum
agama yang dipeluk oleh masyarakat.
Teori eksistensi adalah teoriyang dirumuskan sebagai legitimasi dari
keberadaan hukum Islam di Indonesia. Teori eksistensi bertujuan agar hukum
Islam di Indonesia diketahui dan dipahami eksistensinya oleh masyarakat
Indonesia dalam pembinaan dan perkembangan hukum nasional.
Dasar hukum teori tersebut bagi rakyat Indonesia setelah merdeka hukum
Islam adalah bagian dari Hukum Nasional Indonesia, sebagai pelaksanaan
sila pertama Pancasila dan pasal 29 ayat (I) dan (2) Undang-Undang Dasar
1945 melalui jalur ini ketentuan Hukum Islam yang memerlukan kekuasaan
negara untuk pelaksanaannya mendapat jaminan
b. Hukum Islam sekarang sudah bisa berlaku langsung tanpa melalui Hukum
Adat, Republik Indonesia dapat mengatur sesuatu masalah sesuai dengan
Hukum Islam, sepanjang pengaturan itu berlaku hanya bagi orang Indonesia
yang memeluk agama Islam. Selain dari itu dapat pula dikemukakan bahwa
kini dalam sistem hukum di Indonesia, kedudukan Hukum Islam sama dengan
Hukum Adat dan Hukum Barat. Hukum Islam menjadi sumber bagi
pembentukan Hukum Nasional yang akan datang di samping hukum-hukum
lainnya yang ada, tumbun dan berkembang dalam Negara Republik Indonesia.

2. Kompilasi Hukum Islam adalah himpunan kaidah-kaidah hukum Islam yang


ditulis dan disusun secara sistimatis, selengkap mungkin dengan berpedoman
pada rumusan kalimat dan pasal yang lazim dipergunakan dalam peraturan
perundang-undangan. Kompilasi hukum Islam mengatur tentang perkawinan,
pewarisan dan perwakafan yang dapat dipedomani dalam
penyelesaian-penyelesaian permasalahan hukum dalam agama Islam.

3. Kompetensi absolut adalah wewenang badan pengadilan dalam memeriksa


jenis perkara tertentu yang secara mutlak tidak dapat diperiksa oleh badan
pengadilan lain. Meskipun telah lahir UUPA yang mengatur kewenangan
absolut peradilan agama namun pada paraktik dilapangan masih saja ditemui
terjadinya sengketa kewenangan. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi karena
adanya faktor sejarah, faktor tidak lengkap dan kurang jelasnya penjelasan
dalam Undang-undang sehingga menyebabkan adanya multi tafsir pada
perundang-undangan pada perkara-perkara tertentu. Adanya sikap egois
(menganggap dirinya mempunyai kewenangan)dari PN yang menerima,
memeriksa dan memutus perkara-perkara yang menjadi kewenagan absolut
PA, yang seharusnya tidak boleh dilakukan PN. Seharusnya Pemerintah
membuat peraturan yang jelas dan tidak tumpang tindih.. MA selaku lembaga
yang menaungi 4 lingkungan peradilan seharusnya membuat
kebijakan-kebijakan yang bersikap imparsial terhadap 4 lingkungan
peradilan.MA juga harus bisa menciptakan harmonisasi peraturan
perundangan di 4 lingkungan peradilan. Selama ini terkesan adanya
persaingan antara PN dan PA.

4. Rukun 1 : Mempelai laki-laki, pelaksanaan pernikahan dimulai dengan


prosesi akad nikah, wajib hukumnya bagi mempelai pria untuk hadir dan tidak
boleh diwakilkan.
Rukun 2 : Mempelai perempuan. berdasarkan syariat Islam, rukun nikah yang
kedua adalah adanya mempelai perempuan yang halal untuk dinikahi.
Rukun 3 : Wali untuk mempelai perempuan, wali nikah adalah ayah kandung.
Namun jika ayah kandung telah tiada atau berhalangan hadir karena kondisi
mendesak, seseorang yang berhak menjadi wali adalah kakek atau saudara
laki-laki dari garis keturunan ayah.
Rukun 4 : Dua orang laki-laki sebagai saksi, Kedua saksi ini harus memenuhi
enam syarat yaitu, berjenis kelamin laki-laki, beragama Islam, sudah akil
baligh, berakal, adil dan merdeka.
Rukun 5 : Ijab dan qabul, Melalui ijab dan qabul, mempelai laki-laki
menyatakan kesediaannya untuk bertanggung jawab atas calon istrinya.
Syarat nikah 1 : Kedua mempelai beragama Islam.
Syarat nikah 2 : Mempelai laki-laki mengetahui wali akad nikah.
Syarat nikah 3 : Tidak sedang melangsungkan ibadah haji.
Suarat nikah 4 : Mempelai laki-laki bukqn mahrom bagi calon istri.
Syarat nikah 5 : Tidak ada unsur paksaan

5. Ahli waris dzawil furud yaitu ahli waris yang mendapat bagian tertentu menurut
ketentuan- ketentuan yang telah diterangkan di dalam Al-Qur ’ an dan hadis. Yang
dimaksud dengan tertentu ialah tertentunya jumlah yang mereka terima, yaitu
bilangan-bilangan seperdua, seperempat, seperdelapan, dua pertiga, sepertiga, dan
seperenam. Semua bilangan ini disebutkan dalam Al-Qur’an untuk ahli waris tertentu.
Mereka yang termasuk ahli waris dzawil furud ialah, ibu, bapak, duda, janda, saudara
laki-laki seibu, saudara perempuan seibu, cucu perempuan dari anak laki-laki, saudara
perempuan kandung, saudara perempuan sebapak, kakek (datuk) dan nenek.
Ahli waris asabah yaitu, ahli waris yang tidak memperoleh bagian tertentu, tetapi
mereka berhak mendapatkan seluruh harta peninggalan jika tidak ada ahli waris
dzawil furud, dan berhak mendapatkan seluruh sisa harta peninggalan setelah
dibagikan kepada ahli waris dzawil furud, atau tidak menerima apa-apa, karena harta
peninggalan sudah habis dibagikan kepada ahli waris dzawil furud.Ahli waris asabah
ini adalah anak laki-laki, bapak, kakek, cucu laki-laki dari anak laki- laki, saudara
laki-laki kandung, saudara laki- laki sebapak, paman kandung, paman, sebapak, anak
laki-laki paman kandung, dan anak laki-laki paman sebapak.
Ahli waris dzawil arham, yaitu ahli waris yang mempunyai hubungan darah
dengan si pewaris melalui anggota keluarga perempuan. Yang termasuk ahli
waris dzawil arham yaitu, cucu dari anak perempuan, anak saudara
perempuan, anak perempuan saudara laki-laki, anak perempuan paman,
paman seibu, saudara laki-laki ibu, dan bibi (saudara perempuan ibu).

6. Pengertian ekonomi syariah adalah bentuk percabangan ilmu ekonomi yang


berlandaskan nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah melandaskan pada syariat
Islam, yang berasal dari Al-Qur'an, Sunnah, Ijma', dan Qiyas. Kerja sama
merupakan penggerak utama dalam ekonomi syariah. Ekonomi
syariah menjamin kepemilikan masyarakat dan penggunaannya direncanakan
untuk kepentingan orang banyak. Melarang segala bentuk riba.

Anda mungkin juga menyukai