PROPOSAL PENELITIAN
Pendidikan Matematika
NPM. 8420218050
UNIVERSITAS SURYAKANCANA
2021
LEMBAR PENGESAHAN
NPM. 8420218050
Penguji 1 Penguji 2
( ) ( )
Mengetahui
Meningkatkan Sikap dan Mutu Belajar Siswa Kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina
Semester Genap Tahun Pelajaran 2020/2021 Pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi
Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya mendapat perhatian terus
peningkatan kualitas sumber daya manusia.Untuk itu perlu di lakukan pembaruan dalam
bidang pendidikan dari waktu ke waktu tanpa henti.Dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, maka peningkatan mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan
harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat
Proses pembelajaran tersusun atas sejumlah komponen atau unsur yang saling
berkaitan satu dengan lainnya. Interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses belajar
kegagalan guru dalam menyampaikan materi disebabkan saat proses belajar mengajar guru
kurang membangkitkan perhatian dan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran
pemahaman, penguasaan materi, serta prestasi belajar siswa.Semakin tinggi pemahaman dan
penguasaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan
pembelajaran.
Dari hasil pengamatan pengajaran matematika di SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina di
temukan beberapa kelemahan diantaranya adalah prestasi belajar matematika yang dicapai
siswa masih rendah. Fakta tersebut ditunjukkan oleh nilai hasil belajar matematika siswa
SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina adalah 54,20 dan hal ini berarti masih di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) seperti yang ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan yaitu 70.
Hal ini di pengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi siswa khususnya pada
semester sebelumnya dalam pembelajaran matematika antara lain: 1) keaktifan siswa dalam
meskipun guru sering memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang belum dipahami, 3) keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses
pembelajaran yang masih kurang, 4) siswa juga kurang mampu menuliskan apa yang
diketahui, ditanyakan dan menentukan rumus yang tepat untuk menyelesaikan masalah.
Selain dari faktor siswa dalam proses pembelajaran, peran guru juga sangat penting.
Pada kondisi awalnya cara guru mengajar di SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina khususnya guru
matematika rata-rata mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk,
diam dengan mencatat dan hafal. Pola penyampaian guru yang tidak terstruktur sehingga
Salah salah satu alternative untuk mengatasi permasalahan di atas adalah Penggunaan
strategi mengajar, pemilihan strategi pembelajaran yang menarik dan dapat memicu siswa
untuk ikut serta secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar yaitu model pembelajaran aktif.
Pada dasarnya pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik
untuk belajar secara aktif. Dimana peserta didik di ajak untuk turut serta dalam proses
pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Salah satu model
pembelajaran aktif yang dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu strategi snowball
throwing.
kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu hal yang baru dan berbeda. Kreativitas
setiap siswa berbeda – beda, siswa yang memiliki kreativitas tinggi mampu belajar dengan
baik, dapat menciptakan cara belajar dengan baik, dapat menciptakan cara belajar dengan
mudah serta mampu memahami, menyelesaikan soal-soal yang dihadapi dalam belajar
dengan cara siswa berkreatifitas membuat soal matematika dan menyelesaikan soal yang
telah dibuat oleh temannya dengan sebaik- baiknya. Penerapan model Snowball Trowing ini
dalam pembelajaran matematika melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan
bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah
lebih baik.
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina
Smester Genap Tahun Pelajaran 2020/2021 Pada Pokok Bahasan Relasi dan Fungsi”
1. Identifikasi Masalah
Berdasakan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
10) Apakah model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan aktifitas siswa?
11) Apakah model pembelajaran snowball throwing berpengaruh terhadap hasil belajar siswa?
2. Pembatasan masalah
Berdasakan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah
1) Minat belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada siswa
kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina tahun pelajaran 2020/2021 dalam pokok bahasan relasi
dan fungsi.
2) Hasil belajar matematika dengan penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada
siswa kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina tahun pelajaran 2020/2021 dalam pokok bahasan
belajar matematika siswa kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina tahun pelajaran 2020/2021
C. Perumusan Masalah
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Throwing pada siswa kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina tahun pelajaran 2020/2021
Throwing pada siswa kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina tahun pelajaran 2020/2021dalam
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina tahun
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan
model pembelajaran Snowball Throwing dalam meningkatkan hasil belajar matematia siswa
kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghinatahun pelajaran 2020/2021dalam pokok bahasan relasi
dan fungsi. Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak di capai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung
maupun tidak.
E. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan mampu memberikan sumbangan
siswa.Serta secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran
matematika yang berupa pergeseran dari pembelajaran yang tidak hanya mementingkan hasil
b. Manfaat Praktis
1) Memberi masukan kepada guru dalam menentukan strategi mengajar yang tepat, yang dapat
kemampuan berfikir positif dalam mengembangkan diri di tengah – tengah lingkungan dalam
F. Definisi Operasional
a. Pengertian Belajar
tekhnologi informasi, belajar tidakhanya diartikan sebagai suatu tindakan terpisah dari
mereka.
Beberapa definisi belajar sebagai suatu perubahan menurut beberapa ahli adalah
sebagai berikut.
1) Gagne dan Berliner (Ani Tri, 2004:2) menyatakan bahwa belajarmerupakan proses dimana
sekedar mengingat. Siswa yang memahami dan mampumenerapkan pengetahuan yang telah
dipelajari, mereka harus biasmenyelesaikan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, dan
memorinya sendiri.Sebaliknya tugas guru yang paling utama adalah : (a) memperlancar siswa
dengan cara mengajarkan cara-cara membuat informasi bermaknadan relevan dengan siswa;
(b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan gagasannya
Disamping itu guru harus mampu mendorong siswa untuk memperoleh pemahaman yang
3) Menurut Suharsimi Arikunto (1980:19) mengartikan bahwa belajar merupakan suatu proses
karena adanya usaha untuk mengadakan perubahan terhadap diri manusia yang melakukan,
dengan maksud memperoleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, ketrampilan
maupun sikap.
4) Sedangkan menurut Djamarah (2002:44) belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa dan
raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam
5) Slameto (1989:2) mengemukakan bahwa, belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
6) Zainal Aqib (2010:43) berpendapat bahwa: “Belajar adalah proses perubahan di dalam diri
manusia. Apabila setelah belajar tidak terjadi perubahan dalam diri manusia, maka tidaklah
sebagai berikut.
2) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru baik yang segera
nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang
pernah dipelajari.
ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap nilainilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa
b. Hasil Belajar
pengalaman belajarnya. Kingsley (dalam Sudjana, 2001:22) membagi tiga macam hasil
belajar, yaitu : (1) keterampilan dan kebiasaan;(2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan
cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum
sekolah.
macam, yakni:
1) Faktorinternal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani
siswa;
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa;
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran
materi-materi pelajaran,
Faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan factor non manusia
Beberapa ciri untuk melihat hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan
1) Siswa dapat mengingat fakta, prinsip, konsep yang telah dipelajarinya dalam kurun waktu
2) Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya.
3) Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep dan prinsip yang telah
dipelajarinya.
4) Siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut.
5) Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerja sama dengan siswa lain,
7) Siswa menguasai bahan yang telah dipelajari minimal 65% dari yang seharusnya dicapai.
c. Pengertian matematika
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia matematika diartikan sebagai: “ilmu tentang
bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur bilangan operasional yang digunakan
matematika adalah: “pengkajian logis mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-
Sitanggang, 2003:158)
G. Kajian Teori
a. Model Pembelajaran
pembelajaran atau prinsip pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu, yaitu: rasional teoritik yang
logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku
mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilakukan secara berhasil, dan
lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
pembelajaran yang baik untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar (I Wayan
Santyasa, 2007:7).
konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan. Model dapat
dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain, (2) suatu deskripsi atau analogi yang
dipergunakan untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung
diamat, (3) suatu sistem asumsi-asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi yang dipakai untuk
mengambarkan secara matematis suatu obyek atau peristiwa, (4) suatu desain yang
disederhanakan dari suatu sistem kerja. Suatu terjemahan realita yang disederhanakan, (5)
suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner, (6) penyajian yang diperkecil
memiliki lima unsur dasar , yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran,
(2) social system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles
merespon siswa, (4) support system,segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang
diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di
Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang
menggambarkan urutan alur tahap–tahap keseluruhan yang pada umumnya disertai dengan
menunjukkan dengan jelas kegiatan–kegiatan apa yang harus dilakukan guru atau siswa.
kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi
yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam
masyarakat nyata”.
Dari penjelasan para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajar
kooperatif adalah pendekatan pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai tujuan belajar yang
secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih
asuh antar sesama siswa sebagai latihan hidup di dalam masyarakat nyata.
siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang
Interaksi tatap muka menuntut siswa dalam kelompok dapat saling bertatap muka
sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan
sesama siswa.
c. Akuntabilitas individual
Dalam pembelajaran kooperatif keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan
terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani mempertahankan pikiran
logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermafaat dalam
menjalin hubungan antar pribadi (interpersonal relationshi) tidak hanya diasumsikan tetapi
menuntut guru untuk berperan aktif berbeda dari pembelajaran tradisional. Berbagai peran
siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut
kepada temannya dalam satu kelompok. Lemparan pertanyaan tidak menggunakan tongkat
seperti model pembelajaran Talking Stik akan tetapi menggunakan kertas berisi pertanyaan
yang diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilempar-lemparkan kepada siswa lain. Siswa
diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa
membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa
lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Syaifullah,
2009).
Menurut Eman Suherman (2011:7) sintaks dalam Snowball Throwing adalah: (1)
Informasi materi secara umum, (2) membentuk kelompok, (3) pemanggilan ketua dan diberi
tugas membahas materi tertentu dikelompok, (4) bekerja kelompok, (5) tiap kelompok
menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, (6) kelompok lain menjawab
1) Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
2) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
4) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
6) Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7) Evaluasi.
8) Penutup.
belajar siswa.
Motivasi menurut Rooijakkers (1991 : 14) merupakan faktor internal yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi adalah
dengan model pembelajaran yang bervariatif dan tidak monoton. Model pembelajaran
Snowball Throwing adalah salah satu model pembelajaran yang bercirikan kerjasama antar
siswa, berpikir, dan bermain sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar dengan sungguh-
sungguh. Dan pada akhirnya hasil belajar siswa pun akan meningkat.
1. Hipotesis Penelitian
a. Hipotesis kerja H1
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMKI Hirshul Fatta Al-Ghina tahun
b. Hipotesis Nihil H0
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X SMKI Hirshul fatta Al-Ghina tahun
I. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis memilih subyek penelitian ini adalah siswa SMKI Hirshul fatta Al-Ghina,
sedangkan waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan selama 1 bulan yakni dari
a. Populasi
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMKI Hirshul fatta
Al-Ghina yang memiliki dua kelas paralel, yaitu kelas X OTKP berjumlah 30 siswa dan kelas
X TKJ berjumlah 32 siswa. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini berjumlah
sebanyak 62 siswa.
b. Sampel
Karena populasi dalam penelitian ini hanya berjumlah sebanyak 62 siswa dan ini
berarti subyeknya kurang dari 100, maka peneliti menggunakan teknik total sampling atau
sampel jenuh. Keputusan ini berdasarkan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (1996:120)
bahwa, “Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara
Dari kedua kelas tersebut peneliti melakukan pengundian dalam rangka menetapkan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan pengundian, maka yang
terpilih sebagai kelompok eksperimen adalah siswa kelas X OTKP sebanyak 30 siswa dan
3. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui apakah
eksperimen dengan cara membandingkan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
Eksperimen ini didesain menggunakan model two group posttest only design
mendapatkan treatment berupa penggunaan model pembelajaran Snowball Throwing dan pos
tes sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan, dalam arti pembelajarannya
membutuhkan data-data yang dapat dianalisis sehingga dapat ditarik kesimpulan yang akurat
dari hasil eksperimen yang dilakukan. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode :
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
Tes ini digunakan untuk mendapatkan hasil data pembelajaran matematika siswa
sesudah diberikan perlakuan pada pokok bahasan operasi aljabar. Tes yang digunakan berupa
tes obyektif.
b. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi ini yaitu mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis
seperti arsip-arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. Dokumentasi yang
diperlukan adalah data mengenai nama siswa dan nilai ulangan matematika ketika siswa di
semester sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil
c. Metode Observasi
Dalam analisis uji coba tes ini langkah-langkah yang ditempuh adalah:
Analisis validitas tes digunakan untuk mengetahui apakah butir soal sebagai instrumen
penelitian valid atau tidak valid. Untuk menghitung koefisien validitasnya, peneliti
keterangan:
1998:162).
2) Analisis Reliabilitas
Dalam penelitian ini, teknik analisis reliabilitas yang digunakan adalah tes tunggal
dengan teknik non belah dua dari Kuder dan Richardson (K-R 20) dengan rumus sebagai
berikut:
Dengan:
n = banyak sampel
moment dengan taraf signifikansi 5%. Apabila r > r maka soal instrumen tersebut
11 tabel
Analisis tingkat kesukaran bertujuan untuk mengetahui item soal yang akan diujikan.
Dalam hal ini tingkat kesukaran yang baik adalah pada interval 25% - 75% . Item yang
mempunyai tingkat kesukaran lebih dari 75% soal tersebut terlalu mudah. Item yang baik
adalah item yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Soal yang terlalu mudah tidak
merangsang siswa untuk mempertinggi usaha dalam menyelesaikannya. Sebaliknya soal yang
terlalu sukar akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
Dengan:
Dengan kriteria:
Analisis daya pembeda digunakan untuk meninjau daya pembeda soalnya. Item yang
baik adalah item yang mempunyai daya pembeda lebih dari 0,20. Item soal yang daya
pembedanya di bawah 0,20 tidak baik untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Dengan
BA =banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok atas menjawab item tertentu
dengan benar
BB = banyaknya peserta tes yang menjadi anggota kelompok bawah dan menjawab item
PA = proporsi peserta tes kelompok atas yang menjawab item tertentu dengan benar
PB = proporsi peserta tes kelompok bawah yang menjawab item tertenti dengan benar
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas ini diberikan kepada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
b. Uji Homogenitas.
Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians populasi
Abdurrahman, M. dan Bintoro. 2000. Memahami dan Menangani Siswa dengan Problema dalam
Belajar: Panduan Guru. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP, Direktorat Pendidikan
Pendidikan Nasional.
Aqib, Zainal. 2010. Propesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendikia.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Kerami, Djati dan Cormentyna Sitanggang. 2003. Kamus Matematik. Jakarta: Balai Pustaka.
Nurhadi dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) Dan
Rooijakkers, Ad. 1991. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo (Gramedia Widiasarana
Indonesia).
Santyasa, I Wayan. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah dalam Pelatihan PTK bagi
Slameto. 1989. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Bina Aksara
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru.
Suherman, Erman. 1992. Sistem Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud.
Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar (edisi revisi). Jakarta: Rajawali Pers