Dosen Pengampu
Di Susun Oleh :
Kelompok 10
Nama : Npm :
Semester : VI (Enam)
Kelas : E
2022 M / 1443 H
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmannirahim
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, Puji
syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan
Inayah-Nya serta kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa tetap menikmati
indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang sangat indah.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
kepada mahasiswa atau pun pembaca mengenai Kognitif Bahasa Moral dan Religi.
Makalah ini tentu dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dari pihak-pihak yang
membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah Manajemen Peserta Didik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak. Selain itu, penulis
berharap agar pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun, karena demi
perbaikan makalah yang akan kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................... i
KATAPENGANTAR .......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan ...................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan adalah pola perubahan biologis, kognitif, dan
sosioemosional yang dimulai sejak lahir dan terus berlanjut di sepanjang hayat.
Kebanyakan perkembangan adalah pertumbuhan, meskipun pada akhirnya ia
mengalami penurunan (kematian). Pendidikan harus sesuai dengan perkembangan
ini. Artinya, pengajaran untuk anak-anak harus dilakukan pada tingkat yang tidak
terlalu sulit dan terlalu menegangkan atau terlalu mudah dan menjemukan.
Peserta didik merupakan aset utama dalam misi memajukan bangsa.
Mereka perlu pendidikan yang benar supaya tidak menjadi generasi penerus yang
salah kaprah. Pendidikan yang diberikan tidak hanya dalam lingkup akademik,
namun mendidik disini dimaksudkan untuk membentuk kepribadian yang sesuai
dengan norma hukum dan agama.
Peserta didik tidak pernah lepas dari belajar, baik di sekolah lingkungan
keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Kemampuan kognitif sangat diperlukan
peserta didik dalam pendidikan. Perkembangan kognitif merupakan salah satu
aspek yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik.
Perkembangan harus diperhatikan sejak dini, baik itu dilakukan oleh
orangtua, guru, maupun masyarakat. Perkembangan seorang anak peserta didik
harus diperhatikan oleh seorang guru. Misalnya, dalam perkembangan kognitif,
bahasa, moral dan religi. Perkembangan kognitif, Bahasa, moral dan religi akan
berpengaruh pada perkembangan ditingkat dewasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perkembangan kognitif, bahasa, moral dan religi?
2. Bagaimana tahapan perkembangan kognitif, bahasa, moral dan religi?
2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perkembangan kognitif, bahasa, moral dan
religi,
2. Untuk mengetahui tahapan perkembangan kognitif, bahasa, moral dan religi,
3. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan kognitif, bahasa, moral dan
religi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,
2002). Hal. 579
2
Hendra Harmi. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Curup: LP2 STAIN, 2010). Hal. 70
4
3
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009). Hal.96
4
Hildayani, Rini. Psikologi Perkembangan Anak. (Jakarta : Universitas Terbuka, 2004). Hal.11
6
merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti
halnya belajar hal yang lain, “meniru” dan “mengulang” hasil yang telah
didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Belajar bahasa yang
sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai
bersekolah. Jadi, perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan
penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komnikasi dengan cara lisan,
tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan
menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk
dapat memahami dan dipahami orang lain.5
D. Perkembangan Moral
Istilah moral berasal dari kata Latin "mos" (Moris), yang berarti adat
istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tata cara kehidupan. Moral
adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakukan, akhlak, kewajiban
dan sebagiannya (Purwadarminto, 1957:57).
Berikut ini beberapa Pengertian Moral Menurut para Ahli:
Pengertian Moral Menurut Chaplin (2006): Moral mengacu pada akhlak
yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum atau adat
kebiasaan yang mengatur tingkah laku .
Pengertian Moral Menurut Hurlock (1990): moral adalah tata cara,
kebiasaan, dan adat peraturan perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi
anggota suatu budaya.
Pengertian Moral Menurut Wantah (2005): Moral adalah sesuatu yang
berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan menentukan benar salah
dan baik buruknya tingkah laku.
Dari tiga pengertian moral di atas, dapat disimpulkan bahwa Moral
adalah suatu keyakinan tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai
dengan kesepakatan sosial, yang mendasari tindakan atau pemikiran. Jadi,
5
Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: PT RINEKA CIPTA,
2008). Hal.69
7
moral sangat berhubungan dengan benar salah, baik buruk, keyakinan, diri
sendiri, dan lingkungan sosial.
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan
aturan seperti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak yang seharusnya
dilakukan dalam berinteraksi yang berlaku dalam kelompok sosial. 6
E. Perkembangan Religi
Religi : kata religi atau reliji, berasal dari kata religie (Bahasa Belanda),
atau religion (bahasa Inggris), masuk ke dalam perbendaharaan bahasa
Indonesia di bawah oleh orang-orang barat (Belanda dan Inggris) yang
menjajah Indonesia dan Nusantara dengan membawa dan sekaligus
menyebarkan agama Kristen dan Katholik. Kata religi atau religion itu sendiri
berasal dari bahasa Latin, yang berasal dari kata relegere atau relegare. Kata
relegare mempunyai pengertian dasar “berhati-hati”, dan berpegang pada
norma-norma atau aturan secara ketat. Dalam arti bahwa religi tersebut
merupakan suatu keyakinan, nilai-nilai dan norma-norma hidup yang harus
dipegangi dan dijaga dengan penuh perhatian, agar jangan sampai
menyimpang dan lepas. Kata dasar relegare, berarti “mengikat”, yang
maksudnya adalah mengikatkan diri pada kekuatan gaib yang suci. Kekuatan
gaib yang suci tersebut diyakini sebagai kekuatan yang menentukan jalan
hidup dan yang mempengaruhi kehidupan manusia.
Dengan demikian kata religi tersebut pada dasarnya mempunyai
pengertian sebagai “keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci,yang
menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia, yang
dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan-jalan dan aturan-aturan serta norma-
normanya secara ketat, agar tidak sampai menyimpang dan lepas dari
kehendak atau jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib yang suci
tersebut”.
6
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung : Rosda 2009), h 76
8
7
Muhaimin, Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Kawasan dan Wawasan Studi Islam (Jakarta: Kencana,
2005), hal 34
8
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. Psikologi Perkembangan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005). Hal. 64
9
9
Desmita. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Hal.101
10
C. Perkembangan Moral
10
Sunarto,H. dan Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Rineka Cipta, 2013).
Hal. 159
11
1. Tingkat Pre-Konvensional
Tingkah laku yang baik adalah tingkah laku yang menyenangkan atau
membantu orang-orang lain dan yang mendapat persetujuan mereka. Ada
banyak usaha menyesuaikan diri dengan gambarangambaran stereotipe yang
ada pada mayoritas atau dengan tingkah laku yang dianggap lazim “umum”.
Tingkah laku sering kali dinilai menurut intensinya.“ Dia bermaksud baik “
untuk pertama kalinya menjadi penting. Orang berusaha untuk diterima oleh
lingkungan dengan bersikap “manis”.
Pada tingkat ini, ada usaha yang jelas untuk mengartikan nilai-nilai
moral dan prinsip-prinsip yang sahih serta dapat dilaksanakan, terlepas dari
otoritas Teori Pertimbangan Moral Kohlberg Model Pembelajaran Berbasis
Kognitif Moral: Dari Teori ke Aplikasi kelompok atau orang yang
memegang prinsip-prinsip tersebut dan terlepas dari apakah individu yang
bersangkutan termasuk kelompok-kelompok itu atau tidak. Tingkat ini
mempunyai dua tahap:
11
Sarbaini,Model Pembelajaran Berbasis Kognitif Moral, (Banjarmasin 2011) hal 21
15
D. Perkembangan Religi
1. Prasekolah
Sikap orang tua tentang moral dan agama mengajarkan pada anak tentang
apa yang dianggap baik dan buruk.anak pra sekolah belajar dari apa yang
mereka lihat bukan pada apa yang diajarkan. Disini bermasalah jika apa yang
terjadi berbeda dengan apa yang diajarkan.
2. Usia sekolah
Anak usia sekolah Tuhan akan menjawab doanya, yang salah akan
dihukum dan yang baik akan diberi hadiah. Pada masa pubertas, anak akan
sering kecewa karena mereka mulai menyadari bahwa doanya tidak selalu
dijawab menggunakan cara mereka dan mulai mencari alasan tanpa mau
menerima keyakinan begitu saja.
Pada masa ini anak mulai mengambil keputusan akan meneruskan atau
melepas-kan agama yang dianutnya karena ketergantungannya pada orang
tua. Remaja dengan orang tua berbeda agama akan memutuskan memilih
pilihan agama yang dianutnya atau tidak memilih satupun dari agama
orangtuanya.
16
4. Dewasa
5. Usia pertengahan
12
Hamid, Achir Yani Syuhaimie. Aspek Spiritual dalam Keperawatan.( Jakarta: Widya Medika . 1999)
hal 11
17
1.) Berpikir Simbolik, yaitu kemampuan untuk berpikir tentang objek dan
peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik
(nyata) di hadapan anak. Subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2 - 4 tahun.
2.) Berpikir egosentris, Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir
tentang benar atau tidak benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut
pandang sendiri. Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkan cara
pandangnya di sudut pandang orang lain.
18
3.) Berpikir intuitif, Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk
menciptakan sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi
tidak mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya. Subfase berpikir
secata intuitif tenadi pada usia 4 - 7 tahun. Masa ini disebut subfase berpikir
secara intuitif karena pada saat ini anak kelihatannya mengerti dan
mengetahui sesuatu.
13
Fatimah, E. Psikologi Perkembangan (perkembangan peserta didik). (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2010). Hal. 94
21
C. Perkembangan Moral
Berikut ini paparan mengenai karakteristik perkembangan moralitas dan
religius anak dan remaja:
14
Sunarto,H. dan Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. Hal.177-178
22
15
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak (Jakarta:Erlangga 1978) hal.26
23
16
Jayanto, Newi, Karakteristik Perkembangan Moralitas.(jakarta:2011), h 23-24
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori perkembangan kognitif, menurut Pieget Perkembangan kognitif seorang
anak terjadi secara bertahap, lingkungan tidak tidak dapat mempengaruhi
perkembangan pengetahuan anak.
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat komnikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun
menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi
di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami
orang lain
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan
seperti adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak yang seharusnya dilakukan
dalam berinteraksi yang berlaku dalam kelompok sosial.
Tahapan Perkembangan Kognitif
A. Tahap Sensorimotor (Usia 0-2 tahun)
B. Tahap Pra-Operasional (Usia 2-7 tahun)
C. Tahap Operasional Konkret (Usia 7-11 tahun)
D. Tahap Operasional Formal (Usia 11 tahun keatas)
Tahapan Perkembangan Bahasa
A. Tahap pralinguistik atau meraban (0,3-1,0 tahun)
B. Tahap holofrastik atau kalimat sau kata (1,0-1,8 tahun)
C. Tahap kalimat dua kata (1,6-2,0 tahun)
D. Tahap pengembangan tata bahasa awal (2,0-5,0 tahun)
E. Tahap pengembangan tata bahasa lanjutan (5,0-10,0 tahun)
F. Tahap kompetensi lengkap (11,0 tahun-dewasa)
Tahap Perkembangan Moral
Tingkat Pre-Konvensional
25
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka
Cipta
Hendra Harmi. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Curup: LP2 STAIN
Muhaimin, Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2005. Kawasan dan Wawasan Studi
Islam. Jakarta: Kencana,
Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Sunarto,H. dan Agung Hartono. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka
Cipta