Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas ridho dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah materi kuliah Konseling
Informasi dan Edukasi dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapa Dr. Apt. Saeful Amin M.Si
yang telah membimbing dalam menyelesaikan makalah ini. Diharapkan tulisan ini
menambah pengetahuan dan pemahaman dikalangan mahasiswa dan pembaca tentang
materi Konseling Informasi dan Edukasi dengan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa penulisan dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh sebab itu dengan tangan terbuka kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi
kita semua. Demikian makalah ini kami susun, bila ada kata-kata yang salah dalam
penyusunan makalah ini, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Tasikmalaya, 03 Maret 2022

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
penyebab kematian terbanyak dikalangan wanita. Kanker payudara didefenisikan
sebagai salah satu patologi yang dimulai dengan perubahan genetik pada sel tunggal
(Johnson, 2010). Perubahan ini disebabkan karena adanya pertumbuhan yang
berlebihan dan perkembangan yang tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara
sehingga memerlukan waktu beberapa tahun untuk dapat terpalpasi dengan
pertumbuhan yang berawal dari tumor sebesar 1 cm namun dalam kurun waktu 8-12
tahun sel pemicu akan tumbuh dalam tubuh inang (Johnson, 2010; Mulyani, 2013).
Disetiap tubuh kita mempunyai sel kanker, namun jika sel tersebut terus aktif dan
berkembang maka akan bergerak menyebar ke jaringan maupun organ sekitar
payudara sehingga terjadi kerusakan bahkan kematian jaringan maupun organ sekitar
payudara (Jhon, 2010). Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari
mutasi atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggung jawab menjaga
pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal.

Kanker payudara menduduki urutan kedua penyakit mematikan setelah penyakit


paru-paru. Berdasarkan data National Cancer Institute tahun 2018, di Amerika
tercatat sebanyak 126.000 kasus baru dan 20.900 kematian setiap tahun akibat kanker
payudara. Kasus kanker payudara mengalami penurunan di negara maju namun di
negara berkembang kasus kanker payudara mengalami peningkatan (Ghoncheh,
2016). Indonesia termasuk salah satu negara berkambang yang menduduki urutan
ketiga terbanyak kejadian kanker payudara dengan kasus kanker payudara tercatat
sebanyak 134 per 100.000 penduduk dan 16,6 kematian per 100.000 penduduk pada
tahun 2012 (Ghoncheh, 2016; Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan data dari RS kanker
Dharmais Jakarta, kanker payudara menduduki urutan pertama kasus terbanyak
dimana tercatat 40% dari seluruh jumlah kasus kanker dalam 10 tahun terakhir,
bahkan terjadi peningkatan jumlah kasus setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2016).

Pemeriksaan payudara sendiri SADARI merupakan usaha untuk mendeteksi


kanker payudara pada tahap dini. Menurut Manuaba (2010), dengan pemeriksaan ini
dapat mengetahui dari awal apakah ada perkembangan tumor pada payudara dengan
ditemuinya benjolan. Sebaiknya, SADARI dilakukan secara berkala, yaitu satu bulan
sekali. Ada baiknya, semua perempuan diatas 20 tahun melakukannya. Ini bertujuan
agar dapat mengantisipasi secara cepat jika ditemukan benjolan pada payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri sangat dianjurkan kepada masyarakat karena hampir
80% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri (Putra, 2015).
Pemeriksaan lewat SADARI salah satu deteksi kanker pada tahap dini, yang sangat
mudah dalam langkah-langkah pendeteksian bahkan sangat dianjurkan bagi
masyarakat. SADARI dilakukan pada 7-10 hari sesudah menstruasi karena pada saat
itu payudara terasa lunak. Dalam posisi berdiri atau berbaring, kita bias meraba
dengan tiga jari (telunjuk, tengah dan jari manis) secara lembut ke payudara.

Obat antikanker merupakan obat spesialistik, dimana indeks terapi obat sempit
sehingga perubahan sejumlah kecil dosis obat dapat menyebabkan efek samping yang
tidak diinginkan atau bahkan efek toksik berat, yang dapat menyebakan kematian
baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena obat antikanker umumnya
bekerja pada sel yang sedang aktif, maka efek sampingnya terutama mengenai
jaringan dengan proliferasi tinggi yaitu sistem hemopoetik dan gastrointestinal
(Sukardja, 2010). Maka seorang farmasi wajib mengetahui bagaimana cara konseling
mengenai obat-obatan kemoterapi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kanker payudara?
2. Bagaimana gejala dari kanker payudara?
3. Bagaimana faktor risiko dari kanker payudara?
4. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri?
5. Bagaimana pengobatan dari kanker payudara?
6. Bagaimana cara komunikasi, informasi dan edukasi pada obat-obatan
sitostatika/ kemoterapi?
1.3. Tujuan Masalah
1. Untuk mendeskripsikan pengertian kanker payudara
2. Untuk mengetahui gejala dari kanker payudara
3. Untuk mengetahui faktor risiko dari kanker payudara
4. Untuk mengetahui cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri
5. Untuk mengetahui pengobatan dari kanker payudara
6. Untuk mengetahui cara komunikasi, informasi dan edukasi pada obat-obatan
sitostatika/ kemoterapi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kanker Payudara

1. Pengertian

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara.


Jaringan payudara tersebut terdiri dari dari kelenjar susu, saluran kelenjar, jaringan
lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Mardiana, 2009). Secara normal, sel
payudara yang tua akan mati, lalu digantikan oleh sel yang baru. Regenerasi sel ini
berfungsi untuk mempertahankan fungsi payudara. Pada kasus kanker payudara, gen
yang bertanggung jawab terhadap pengaturan pertumbuhan sel termutasi. Kondisi
seperti inilah yang dikatakan kanker payudara (Mardiana, 2009).

2. Gejala

Gejala klinis yang terjadi pada kanker payudara berupa (Zulkoni, 2011):

a. Benjolan pada payudara


Benjolan pada payudara ini umumnya tidak terasa nyeri. Benjolan ini awalnya
kecil, tetapi semakin lama akan semakin besar lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.
b. Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah
muda, atau kecoklat-coklatan sampai menjadi bengkak hingga kulit kelihatan
seperti kulit jeruk, mengkerut atau timbul borok atau ulkus pada payudara. Ulkus
ini semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan sebuah payudara, sering berbau busuk dan mudah berdarah.
Pada gejala erosi atau eksema puting susu ini sering muncul gejala lain
diantaranya :
1) Pendarahan pada puting susu.
2) Rasa sakit atau nyeri, pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar,
sudah timbul ulkus, atau bila sudah muncul metastate ke tulang-tulang.
3) Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak pada lengan, dan
penyebaran kanker ke seluruh tubuh.

c. Keluarnya cairan (Nipple dischange)

Nipple dischange adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan
tidak normal. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan
berdarah, encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus
memijit puting susu dan berlangsung secara terus menerus, hanya pada satu
payudara dan cairannya ini bukan air susu.

3. Faktor Risiko

Penyebab dari kanker payudara belum diketahui secara pasti. Namun faktor risiko
sebagai pemicu timbulnya kanker payudara antara lain (Mardiana, 2009):

a. Konsumsi makanan berlemak dan berprotein tinggi, tetapi rendah serat dan dalam
porsi yang banyak. Makanan ini banyak mengandung zat karsinogen yang dapat
merangsang pertumbuhan sel kanker.

b. Hormon tertentu yang digunakan secara berlebihan, seperti hormon penambah


gairah seksual.

c. Pil kontrasepsi yang digunakan pada usia muda.

d. Perokok.

e. Wanita yang mengalami masa menopause setelah umur 50 tahun. Pada wanita yang
mengalami awal menopause berarti lebih lama terpapar dengan tingginya hormon
estrogen. Tingginya hormon estrogen menghambat terjadinya menopause sehingga
berisiko berkembang menjadi kanker payudara (Nani, 2009).

f. Wanita yang tidak pernah melahirkan anak.

g. Wanita yang melahirkan anak pada usia di atas 35 tahun.

h. Wanita yang tidak pernah menyusui. Semakin lama ibu memberikan ASI maka
semakin kecil risiko untuk terkena kanker payudara. Hal ini berkaitan dengan kadar
estrogen ketika menyusui rendah.

i. Anggota keluarga pernah terkena kanker payudara. Wanita yang memiliki anggota
keluarga yang terkena kanker lebih berisiko 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan
dengan wanita yang tidak memiliki anggota keluarga terkena kanker.

j. Wanita yang mengalami menarche lebih awal. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rianti, Tirtawati dan Novita (2012), didapatkan hasil
bahwa perempuan yang mempunyai riwayat umur menstruasi pertama < 12 tahun
lebih berisiko 6,68 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang usia menstruasi
pertama kali pada usia ≥ 12 tahun.

k. Wanita yang terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.

2.2. Pemeriksaan Payudara Sendiri

Pemeriksaan payudara berguna untuk memastikan bahwa payudara seseorang


masih normal. Bila ada kelainan seperti infeksi, tumor, atau kanker dapat ditemukan
lebih awal. Kanker payudara yang diobati pada stadium dini kemungkinan sembuh
mendekati 95% (Kementerian Kesehatan RI, 2015).

Salah satu cara deteksi dini kanker payudara yaitu dengan melakukan
pemeriksaan sendiri atau sadari. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap bulan
secara teratur. Bagi wanita masa reproduksi, pemeriksaan dilakukan 7-10 hari setelah
haid berhenti dengan pola pemeriksaan tertentu. Apabila terdapat benjolan segera
dikonsultasikan pada dokter (Nugroho dan Utama, 2014).

Langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan dengan


posisi berdiri atau berbaring. Langkah-langkah yaitu (Mardiana, 2008) :

1. Berdiri

a. Lepas pakaian bagian atas, kemudian berdiri di depan cermin dengan posisi kedua
tangan lurus ke bawah. Perhatikan seluruh bagian kedua payudara dengan seksama.

b. Pastikan ada tidaknya perubahan yang tampak, baik bentuk maupun ukuran
payudara.

c. Angkat kedua tangan ke atas hingga lurus. Perhatikan kembali seluruh bagian
payudara. Pastikan ada tidaknya perubahan yang tampak, seperti adanya tarikan di
sekitar payudara atau kerutan dikulit payudara.

d. Pada kondisi berdiri sempurna dengan tangan lurus di samping badan, tangan kiri
diangkat lurus kemudian tangan kanan melakukan pijat atau tekan secara perlahan-
lahan dengan gerakan memutar pada payudara kiri. Lakukan hal yang sama pada
payudara kanan. Pastikan tidak ada benjolan dan cairan (bukan air susu) yang keluar
dari puting susu.

2. Posisi berbaring

a. Letakkan bantal di bawah bahu atau di bawah punggung untuk mempermudah


pemeriksaan.

b. Letakkan tangan kanan di bawah kepala dan tangan kiri meraba sambil menekan
perlahan-lahan payudara sebelah kanan. Begitu pula sebaliknya.

c. Lakukan perabaan dengan gerakan memutar disertai tekanan secara perlahan-lahan.


Gunakan tiga ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk meraba.
2.3. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan bentuk terapi sistemik (seluruh tubuh) yang


menggunakan obat-obat sitotoksin untuk membunuh sel kanker. Obat-obat tersebut
bekerja pada semua pembelahan sel yang aktif di dalam tubuh karena proses
pembelahannya sangat cepat. Kelemahan utama obat kemoterapi adalah adanya
kerusakan baik pada sel-sel kanker maupun pada sel-sel yang normal. Namun sel
kanker akan mengalami kerusakan yang lebih parah apabila dibandingkan dengan
kerusakan pada sel yang sehat. Apabila kemoterapi diberikan dalam dosis dan
interval waktu yang tepat, maka sel-sel normal akan sembuh. Pengobatan kanker
dengan kemoterapi memberikan efek samping berat, sehingga sebelum mendapatkan
kemoterapi, pasien harus menjalani beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan awal
tersebut ditetapkan oleh dokter onkologi medik, diantaranya pemeriksaan darah
lengkap, test fungsi liver dan lain-lain. Mengingat keterbatasan manfaat kemoterapi,
maka digunakan kombinasi dengan cara pengobatan lain untuk mengambil masing-
masing manfaat, yaitu :

a. Kemoterapi Adjuvant

Adalah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi kanker payudara dini untuk
menghancurkan sel-sel kanker yang dapat dideteksi secara klinis yang telah menyebar
ke luar payudara melalui aliran darah atau getah bening. Kemoterapi adjuvant
diberikan sebelum radioterapi.

b. Kemoterapi Neo Adjuvant

Adalah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi. Bermanfaat untuk mengurangi


ukuran tumor sehingga mudah dioperasi.

c. Kemoterapi paliatif diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor (Junaidi,


2007).

Cara pemberian kemoterapi yaitu :


a. Secara langsung ke dalam pembuluh darah yang memasok suplai darah di daerah
tumor tumbuh.

b. Infus intravena (dari sebuah kantong atau botol cairan intravena, selama beberapa
menit sampai beberapa jam).

c. Intravena langsung ke dalam vena selama beberapa menit.

d. Per oral melalui mulut, berupa tablet, kapsul atau cairan (Junaidi, 2007).

Frekuensi pemberian kemoterapi :

a. Bervariasi, tergantung dari kankernya :

1) Beberapa obat dalam satu hari.

2) Satu dosis per hari selama beberapa hari.

3) Dosis satu kali per minggu.

4) Satu dosis/beberapa hari pemberian obat/bulan.

b. Pengobatan dapat diberikan beberapa minggu sampai beberapa tahun.

c. Serangkaian pengobatan dapat diberikan hanya 1 kali atau beberapa rangkaian


pengobatan dapat diberikan dengan selang waktu di antaranya (Junaidi, 2007).

Mekanisme kerja obat-obat kemoterapi adalah :

a. Berdasarkan kerjanya pada siklus sel, obat kemoterapi dapat dibedakan:

1) CCDD (Cell Cycle Depending Drugs)

Golongan ini bekerja selama ada pembelahan sel, dapat dikelompokkan menjadi :

a) Fase spesifik CCDD : bekerja pada fase tertentu dari pembelahan sel.
b) Fase non Spesifik CCDD : bekerja pada sel-sel tumor yang aktif membelah tetapi
tidak tergantung pada pembelahan sel, sehingga obat ini efektif bekerja pada sel-sel
tumor yang sedang aktif membelah tanpa tergantung fasenya.

2) CCID (Cell Cycle Independing Drugs)

Bekerja dengan jalan membunuh sel tumor pada setiap keadaan dan tidak tergantung
pada pembelahan sel. Suatu obat sitostatika dapat bekerja hanya pada satu fase saja,
misalnya golongan alkaloid atau dapat juga bekerja pada beberapa fase sekaligus,
misalnya golongan antimetabolit.

2.4. Persiapan dan syarat kemoterapi

a. Persiapan kemoterapi
1) Pemeriksaan darah tapi : Hb, Leukosit, hitung jenis, trombosit
2) Fungsi hepar : bilirubin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase
3) Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, dan creatinine clearance test (bila serum
kreatinin meningkat)
4) Audiogram (terutama pemberian cis-platinum)
5) EKG (terutama pemberian Adriamycin, epirubicin)
b. Syarat kemoterapi
1) Keadaan umum cukup baik
2) Penderita mengerti tujuan pengobatan dan mengetahui efek samping yang
akan terjadi
3) Faal ginjal dan hati baik
4) Diagnosis hispatologik
5) Jenis kanker diketahui cukup sensitive terhadap kemoterapi
6) Riwayat pengobatan (radioterapi atau kemoterapi sebelumnya)
7) Pemeriksaan laboratorium menunjukkan, Hb>10g%, leukosit > 5000/mm3,
trombosit > 150.000 mm3 (Rasjidi, 2007)
2.5. Efek samping Kemoterapi

Efek samping kemoterapi fisik dan psikologis, meliputi :

1) Dampak kemoterapi secara fisik :


a. Mual dan muntah
Faktor pemicu mual dan muntah dapat dipicu oleh selera, bau, pikiran dan
kecemasan terkait dengan kemoterapi.
b. Konstipasi
Konstipasi terjadi kurang lebih selama satu minggu. Faktor penyebabnya
yaitu penggunaan analgesik opioid, berkurangnya intake makanan dan
minuman, mobilitas yang berkurang, usia lanjut terkait kondisi keganasan
itu sendiri.
c. Neuropati perifer
Neuropati perifer adalah gejala yang disebabkan oleh kerusakan saraf
yang lebih jauh dari otak dan sum-sum tulang belakang. Neuropati perifer
terjadi setiap saat setelah pengobatan dimulai dan semakin parah seiring
berjalannya pengobatan. Faktor yang mempengaruhi diantaranya usia,
intensitas kemoterapi, dosis obat, durasi pemberian kemoterapinya.
d. Toksisitas kulit
Efek samping pemberian obat kemoterapi tertentu dapat menggelapkan
warna kulit sepanjang vena, dapat juga berupa eritema atau garis
hiperpigmentasi yang menyebar di sepanjang vena superfisial. Toksisitas
kulit tidak mengancam kehidupan tetapi memperburuk kualitas hidup
pasien.
e. Alopecia (kerontokan rambut)
Kerontokan rambut mulai terjadu 2 hingga 4 minggu dan akan selesai 1
sampai 2 bulan setelah kerontokan. Bagian tubuh lain yang mengalami
kerontokan yaitu bagian ketiak, alis dan kemaluan.
f. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah
penurunan nafsu makan, mual dan muntah, dan mukositis. Sebagian besar
pasien kemoterapi mengalami penurunan sebanyak 5% dari berat badan
sebelum menjalanu kemoterapi.
g. Penurunan nafsu makan
Penurunan nafsu makan terkait kanker dapat terjadi karena sinyal rasa
lapar yang berasal dari hipotalamus berkurang dan sinyal kenyang yang
dihasilkan oleh melacortins diperkuat. Pada pasien kemoterapi penurunan
nafsu makan juga dipengaruhi oleh rasa mual dan perubahan sensasi rasa.
h. Fatigue (kelelahan)
Rasa lelah terjadi selama 1 sampai 2 minggu setelah pemberian
kemoterapi, kelelahan dapat terjadi karena kebutuhan nutrisi yang kurang
sehingga kebutuhan energy di dalam tubuh tidak tercukupi, pada pasien
kemoterapi terjadi penurunan nafsu makan sehingga kebutuhan energy
dalam tubuh tidak dapat tidak dapat tercukupi.
i. Perubahan rasa
Pada pasien kemoterapi sering mengeluhkan perubahan dalam persepsi
rasa, dan banyak dikeluhkan rasa pahit atau rasa metal. Kualitas rasa juga
berkurang yang dideskripsikan sebagai rasa tidak enak dimulut atau mual.
Faktor yang berpengaruh karena kurangnya perawatan mulut, infeksi,
gastrointestinal reflux.
j. Nyeri
Rasa nyeri timbul di bagian perut bawah dan punggung, terjadi secara
hilang timbul, dapat diperberat oleh aktifitas fisik yang berat, setelah
kemoterapi selesai nyeri berkurang (Ambarwati, 2013).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Konseling Obat Pada Pasien Kanker


 Ari Syahrul Ramadhan : Apoteker

 Femi Yulianti : Asisten

 Gina Violita : Istri

 Ghina Nadhifah : Dokter

 Muhammad Irgi : Suami

Pada suatu pagi, Pasien A bersama Suaminya datang ke Rumah Sakit untuk
menebus resep obat. Resep yang ingin ditebus adalah resep obat-obatan untuk
pasien kanker

 Percakapan Pelayanan Asisten Apoteker dengan Keluarga Pasien


Asisten : Selamat pagi Pak Bu, apakah ada yang saya bisa bantu?
Suami : Pagi, saya ingin menebus resep ini bu
Asisten : (sambil menunggu resep yang diberikan keluarga pasien) maaf
Bapak, kalau boleh saya tahu resep ini untuk siapa?
Suami : Ini untuk istri saya bu
Istri : Iyah bu untuk saya sendiri
Asisten : Oh Iya. Mohon Menunggu sebentar. Saya siapkan obatnya dulu ya.
Suami : Baik bu

 Percakapan Pelayanan Asisten Apoteker dengan Apoteker


Asisten : Ini resepnya
Apoteker : Oh, iyah baik saya hubungi dokternya dulu

 Percakapan Pelayanan Apoteker dengan Dokter


Apoteker : Hallo selamat siang dok
Dokter : ya selamat siang, dengan siapa ?
Apoteker : saya dok , dari apotek. Saya mau menanyakan resep
pasien atas nama Nn…. Disini diresepkan 1 macam obat.
Ada Cyclophospamid untuk terapi kankernya ya dok?
Dokter : Iyah betul, tadi pagi Nn baru saja periksa.
Apoteker : Baik dok terimakasih
Dokter : Sama-sama

 Percakapan KIE Apoteker kepada Pasien


Suami & Istri : Assalamu’alaikum bu
Apoteker : Wa’alaikumsalam, silahkan duduk Pak, Bu
Suami & Istri : Iyah baik bu
Apoteker : Baik perkenalkan saya apoteker.. yang sedang bertugas saat
ini. Saya sedang berbicara dengan Ibu siapa ya?
Istri : Dengan ibu
Apoteker : Ini yang disebelah suaminya ya? Dengan Bapak siapa kalau
boleh tau? hehe
Suami : Iya bu perkenalkan saya …. suaminya nya ….
Apoteker : Baik ibu… boleh saya terima ya bu resepnya. Baik ibu
sebentar ya saya cek dan konfirmasi terlebih dahulu.
Istri : Iya bu
Apoteker : Baik ibu resepnya dari Dokter… dari Rumah Sakit BTH,
betul ya bu?
Istri : Betul Bu
Apoteker : Resep ini dibuat per hari ini tanggal 21 Februari 2022, betul
ya bu?
Istri : Iyah bu Betul
Apoteker : Disini diresepkan 1 macam obat ya bu. Ada Cyclophospamid.
Resep ini ditujukan untuk ibu sendiri ya dengan Ny…. Usia 30
tahun, beralamat di jalan cilolohan no 17. Betul ya ibu?
Istri : Iyah Bu
Apoteker : Apakah saya boleh meminta nomer telfon yang bisa
dihubungi bu?
Istri : Boleh bu, 082346785991
Apoteker : Berdasarkan resep yang saya terima ini, ibu didiagnosa kanker
payudara ya bu jadi ibu diberikan payudara ya bu. Jadi ibu
diberikan obat cyclophorpamid dengan bertujuan untuk
memperlambat pertumbuhan sel kanker dan menyusutkan
ukuran tumor.
Istri : Oh seperti itu ya kegunaannya.
Apoteker : Saya akan melakukan konseling untuk obat yang akan
diberikan, dimana tujuan dengan adanya konseling ini adalah
untuk memberikan informasi mengenai obat yang akan ibu
terima dan untuk mengoptimalkan pengobatan yang akan ibu
jalani kedepannya. Apakah ibu bersedia untuk meluangkan
waktunya bu?
Istri : Boleh bu silahkan.
Apoteker : Baik ibu terimakasih atas ketersediaan waktunya. Dan perlu
saya sampaikan juga setiap informasi apapun yang akan ibu
sampaikan nanti, akan saya jamin kerahasiaannya.
Istri : Oh iya bu
Apoteker : Baik ibu pada saat periksa dengan dokter, dokter sudah
menjelaskan apa saja ya bu? Untuk aturan pakai, berapa lama
penggunaan obatnya. Apakah sudah diberi tahu bu?
Istri : Belum bu
Apoteker : Oh iya baik ibu, saya coba jelaskan kembali ya bu. Ibu
diberikan obat Cyclophospamide, ini yang akan ibu gunakan
untuk pengobatan ibu ya. kemudian cara penggunaannya
diminum 1 kali sehari 1 tablet ya, pada saar keadaan perus
kosong, tapi apabila ibu terdapat gangguan pencernaan maka
diminum dengan makanan.
Istri : Oh iya baik bu
Apoteker : Untuk cara penggunaannya, ibu cuci tangan terlebih dahulu,
setelah itu pakai sarung tangan. Ibu ada sarung tangan
dirumah?
Istri : Iya ada
Apoteker : Setelah memakai sarung tangan, ibu baru buka obatnya lalu
dimasukan ke dalam sendok. Kemudian untuk cara
penyimpanannya disimpan dalam suhu ruang saja. Jauhkan dari
jangkauan anak-anak dan terhindar dari sinar matahari
langsung.
Istri : Baik
Apoteker : Ibu, untuk cara pembuangannya, ibu jangan buat sembarangan
ya bu. Jangan langsung dbuang ke toilet atau tempat sampah
biasa. Ini, saya kasih tempat sampah khusus untuk obat-obat
kanker. Karena harus dijaga dengan hati-hati.
Istri : Oh iya baik.
Apoteker : Kemudian ibu, apakah dokter juga sudah menjelaskan
mengenai hasil yang diharapkan setelah ibu menerima
pengobatan ini?
Istri : Belum tau bu
Apoteker : Jadi setelah ibu mendapatkan pengobatan ini diharapkan dapat
memperlambat dan menyusutkan ukuran tumor bu, sehingga
perlahan kondisi ibu bisa membaik
Istri : Iya jelas bu
Apoteker : Oh iya ibu, apakah ibu sebelumnya ada alergi obat?
Istri : Tidak ada
Apoteker : Baik ibu, kemudian apakah ibu sedang hamil atau menyusui?
Istri : Tidak bu
Apoteker : Oh iya baik kalua begitu, karena obat ini tidak bisa ya bu
digunakan apabila ibu sedang hamil dan menyusui. Karena obat
ini diserap melalui asi.
Apoteker : Ohiya bu, terkait efek samping obat ini, semua obat pasti
mempunyai efek samping ya bu. Tapi tidak semuanya muncul
pada setiap pasien. Ibu bisa menghubungi dokter, apabila ibu
mengalami gejala demam, sakit tenggorokan, batuk, nyeri perut
dan kekuningan dikulit atau mata.
Istri : Oh iyaa baik.
Apoteker : Apakah sudah jelas bu?
Istri : Iyah jelas
Apoteker : Apakah adayang ingin dtanyakan?
Suami : Oh iya ada, kenapa ya obat ini tidak boleh dibuang
sembarangan?
Apoteker : Karena ini termasuk obat-obat kemoterapi untuk kanker ya,
karena ditakutkan itu akan mencemari lingkungan. Dan kalua
misalkan terkontaminasi akan membahayakan.
Suami : Oh begitu
Apoteker : Jadi, harus di ingat ya bu, dibuangnya ke tempat yang sudah
saya berikan, kemudian pada saat akan kontrol dengan dokter
dibulan berikutnya, jangan lupa ibu bawa, kemudian diberikan
ke bagian farmasi yang nantinya akan dimusnahkan dibagian
rumah sakit.
Apoteker : Nah saya rasa ibu sudah cukup paham ya dengan penjelasan
saya. Bisa saya meminta ibu untuk mengulang apa yang sudah
saya jelaskan tadi terkait penggunaan obatnya bu?
Istri : Untuk cara penggunaannya, kan saya cuci tangan terlebih
dahulu terus pake sarung tangan, nanti obatnya saya buka dan
dimasukan pada sendok pada saat perut kosong 1 kali sehari
Apoteker : Kalau untuk penyimpanannya bagaimana bu?
Istri : Untuk penyimpanan nya itu adalah disuhu ruang ya?
Terhindar dari cahaya matahari langsung dan jangkauan anak-
anak.
Apoteker : Oh iya baik,
Apoteker : saya rasa sudah paham terkait pengobatan yang akan ibu
jalani. Untuk menunjang kesehatan ibu, saya sarankan juga ibu
untuk banyak mengkonsumsi buah dan sayuran, mngurangi
makanan berlemak, minum air putih yang banyak dan istirahat
yang cukup. Kemudian, saya sarankan agar ibu menjalani
pengobatan ibu dengan sungguh-sungguh dan rutin
memeriksakan diri ke dokter ya bu. Apabila ibu telah
melakukan yang saya sarankan dan ibu merasa tidak ada
perbaikan dan mempunyai keluhan yang dirasakan, saya
sarankan untuk konsultasikan kepada dokter ya bu, untuk
pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut. Jika masih ada yang
kurang jelas, apakah adayang ingin ditanyakan?
Istri : Tidak ada
Apoteker : Oh iyaa ibu baik, kalua boleh saya meminta tanda tangan ibu
sebagai tanda dokumentasi konseling yang telah dilakukan ya
bu
Istri : Sebelah mana?
Apoteker : Sebelah sini bu
Apoteker : Terimakasih bu atas waktunya, mudah-mudahan bermanfaat
ya bu infomasi yang saya berikan dan semoga dapat
mengoptimalkan pengobatan yang ibu jalani. Semoga lekas
sembuh bu
Istri : Baik terimakasih
Suami : Terimakasih, selamat siang
BAB IV

KESIMPULAN

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang menyerang jaringan payudara.


Dimana pengobatan kanker payudara bisa dilakukan dengan kemoterapi. Dalam
kemoterapi banyak hal-hal yang harus diperhatikan terutama untuk cara penggunaan
obat dan cara pembuangan sampah obatnya, karena obat-obatan kemoterapi sangat
berbahaya. Disamping itu juga efek samping yang ditimbulkan dari kemoterapi
sangat banyak sekali. Oleh karena itu kita sebagai Apoteker harus bisa bagaimana
cara memberikan konseling terkait obat-obatan kemoterapi kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

L Johnson . (2010). Buku Ajar Keperwatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha medika

Mulyani NS, Nuryani. 2013. Kanker Payudara dan PMS pada Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Ghoncheh, et. al. (2016). Incidence and Mortality and Epidemiology of Breast Cancer
in the World. Asian Pacific journal of cancer prevention : APJCP, 17, pp. 43–46. doi:
10.7314/APJCP.2016.17.S1.43.

Jhon, F. K. (2010). Robbins and Cotron Pathologic Basis of Disease, Ed. 8.


Philadelphia: Elseiver.

Kemenkes RI. 2016. InfoDatin Bulan Peduli Kanker Payudara. 2016

Putra, S.R. (2015). Buku Lengkap Kanker Payudara.Yogyakarta: Laksana.

Manuaba, T. W. 2010. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi 2010.


Jakarta : CV Sagung Seto.

Sukardja, I. D. G. 2010. Onkologi Klinik. Surabaya : Airlangga University Press.

Mardiana, Lina. 2009. Mencegah Dan Mengobati Kanker Pada Wanita Dengan
Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Zulkoni Akhsin. 2011. Parasitologi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Nani, Desiyani. (2009). Analisis Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian


Kanker Payudara di Rumah Sakit Pertamina Cilacap. Jurnal Keperawatan Soedirman.
Rianti E, Tirtawati GA, Novita H. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Risiko kanker payudara wanita. Jurnal Health Quality 3 (1): 10-23.

Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Junaidi, I. 2007. Kanker. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.

Rasjidi, Imam . 2007. Kemoterapi Kanker Ginekologi dalam praktek sehari-hari.


Jakarta: CV. Sagungseto.

Ambarwati. 2013. Efek Samping Kemoterapi Secara Fisik Pasien Penderita Kanker
Servik. Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan, hal. 97–106, Surakarta,

Anda mungkin juga menyukai