Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

METODOLOGI KEPERAWATAN

“Konsep Berpikir kritis dan Pengambilan keputusan dalam keperawatan


(Critical Thinking and Clinical Judgment in Nursing)”

Disusun Oleh:

Nama: Delvan Trimayolanda


NIM: 213310720
Prodi: Ners Tingkat 1

Dosen Pembimbing: Ns. Yessi Fadriyanti, M.Kep

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG


TP 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha ESA karena dengan
rahmat,karunia,serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas kuliah
tentang “Konsep Berpikir kritis dan Pengambilan keputusan dalam keperawatan
(Critical Thinking and Clinical Judgment in Nursing)” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Padang, 11 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Makalah..................................................................................................1
BAB II............................................................................................................................2
PEMBAHASAN............................................................................................................2
A. Defisini................................................................................................................2
B. Tujuan (Goal) dan hasil akhir (Outcomes)..........................................................2
C. Expert Thinking (Berfikir Kritis)........................................................................3
D. Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skills)..........................4
E. Langkah-Langkah Metode Ilmiah.......................................................................5
F. Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan...........................................................6
G. Penelitian Dalam Praktik Keperawatan..............................................................7
BAB III...........................................................................................................................8
PENUTUP......................................................................................................................8
A. Kesimpulan.........................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir kritis merupakan suatu proses mental untuk menganalisis atau
mengevaluasi sebuah informasi. Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan,
pengalaman, akal sehat, atau komunikasi. Untuk seorang perawat, berpikir kritis
memperlihatkan kemampuan bagaimana perawat mampu berpikir dengan sistematis
dan menetapkan standar intelektual dalam menganalisis proses berpikir. Ada berbagai
macam aspek yang dapat dikembangkan didalam diri seseorang terutama seseorang
dengan profesi keperawatan untuk mempu berpikir kritis.

Berpikir kritis tentu saja berguna bagi setiap manusia termasuk juga profesi
keperawatan. Berpikir kritis dalam pendidikan keperawatan merupakan komponen
penting dari akuntabilitas profesional dan asuhan keperawatan berkualitas. Mahasiswa
keperawatan diharapkan dapat berpikir kritis untuk memproses data yang kompleks
dan membuat keputusan yang cerdas mengenai perencanaan dan pengelolaan
mengingat pentingnya hal tersebut dalam pembuatan keputusan, problem solving dan
clinical judgment, sedangkan kepercayaan diri mempengaruhi hampir setiap aspek
kehidupan individu, dari kemampuan individu untuk berpikir optimis dan bertahan
melalui kesulitan, serta pengembangan rasa percaya diri adalah komponen utama
pengambilan keputusan yang benar dalam konteks klinis Carlos et al., 2014;
Ludenberg & Kim, 2016; Shin, Jung, Shin, & Kim, 2006

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Berpikir kritis dan Pengambilan keputusan dalam
keperawatan (Critical Thinking and Clinical Judgment in Nursing)?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Konsep Berpikir kritis dan Pengambilan keputusan
dalam keperawatan (Critical Thinking and Clinical Judgment in Nursing).

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Defisini
Pengambilan Keputusan Klinis dalam Praktik Keperawatan Pengambilan
keputusan klinis akan memperlihatkan perbedaan antara perawat dengan staf teknis,
yaitu perawat akan cepat bertindak ketika kondisi pasien menurun mendeteksi
masalahnya dan berinisiatif untuk memperbaikinya. Benner (1984) berpendapat
bahwa pengambilan keputusan klinis sebagai keputusan yang terdiri atas pemikiran
kritis dan penuh pertimbangan, serta penetapan dari ilmu serta pikiran kritis. Klien
tentu akan memiliki keluhan yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh kesehatan
fisik, gaya hidup, budaya, hubungan kekerabatan, lingkungan tempat tinggal, hingga
pengalaman klien itu sendiri.

Oleh karena itu, perawat tidak bisa langsung mengetahui apa yang klien
butuhkan, melainkan klien tersebut harus menyampaikan keluhan yang ia punya dan
perawat harus banyak bertanya dan memiliki rasa ingin tahu untuk melihat suatu hal
dengan perspektif yang berbeda. Pemikiran kritis adalah pusat praktik keperawatan
profesional karena hal tersebut membuat seorang perawat terus memperbaiki cara
pendekatan kepada klien dan menerapkan pengetahuan - pengetahuan baru yang
berdasarkan pengalaman dari sebelumnya.

B. Tujuan (Goal) dan hasil akhir (Outcomes)


Perawat harus selalu berpikir secara kritis tentang klien dan respons klien
terhadap masalah kesehatan mereka untuk memberikan tingkat perawatan yang paling
efektif dan paling sesuai. Kapan saja terjadi perubahan pada klien, pengobatan medis,
fungsi kehidupan sehari-hari, lingkungan, atau sumber eksternal, perawat harus
berpikir secara kritis untuk membuat penilaian yang benar. Suatu tanda praktik
keperawatan ahli adalah kemampuan untuk tetap terbuka terhadap perubahan dalam
situasi klinis (Carnevali & Thomas, 1993).

2
Pentingnya bagi perawat untuk belajar berpikir kritis tentang apa yang harus
dikaji, sehingga perawat tidak akan melakukan kesalahan pada saat memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien.

Tujuannya untuk mengetahui bagaimana pendekatan berpikir kritis dalam


pengkajian. Karena pada berpikir kritis ada komponen yang sangat penting yang
menunjukkan kebiasaan berpikir seseorang yang bersifat fleksibel. Di mana dalam
pengkajian, penting bagi perawat harus berpikir kritis dalam memproses informasi
yang didapatkan dari klien ataupun keluarga klien.

C. Expert Thinking (Berfikir Kritis)


Menurut Bandman (1998) berfikir kritis adalah pengujian yang rasional
terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argument, kesimpulan-
kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktivitas. Pengujian ini berdasarkan
alasan ilmiah, pengambilan keputusan, dan kreativitas.

Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasar dalam


mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis keperawatan
menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan diri, kreativitas,
fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritas intelektual, intuisi, pola
piker terbuka, pemeliharaan dan refleksi. Pemikir kritis keperawatan mempraktekkan
keterampilan kognitif meliputi analisa, menerapkan standar, prioritas, penggalian
data, rasional tindakan, prediksi, dan sesuai dengan ilmu pengetahuan.

Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada


pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum untuk
pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

Perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menemukan,


menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan,
mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Argumentasi Badman and Badman
(1988) terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan:

3
1. Berhubungan dengan situasi perdebatan.
2. Debat tentang suatu isu
3. Upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok.
4. Penjelasan yang rasional.

D. Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skills)


Psikologi klinis tidak akan pernah bisa dilepaskan dari assessment dan
diagnosa psikologis. Pada pembahasan kali ini kita akan mengupas bagaimana
seorang clinical bisa menjadikan data pada assessmentnya menjadi sebuah keputusan,
keakuratan clinical judgement dan kesan (impressions), serta bagaimana hasil dari
assessment biasanya disampaikan atau dikomunikasikan sebagai laporan klinis
Process and Acuracy. Untuk pembahasan ini akan dimulai dari hal yang paling
mendasar dari clinical judgement yakni interpretasi. Interpretasi adalah sebuah
aktivitas yang sangat penting dalam membangun clinical judgment. Interpretasi
adalah hal yang dapat dilakukan seorang clinician untuk memperkirakan apa yang
sedang terjadi, berandai andai, membuat rancangan kemungkinan dan yang lainnya
untuk mempermudah jalannya diagnosa. Interpretasi klinis ini merupakan hal yang
kompleks. Dimana, setelah clinician mendapatkan data tes psikologis atauoun data
dari wawancara seperti suara, gesture dan mimic, interpretasi juga melibatkan respon
dari clinician sendiri. Meliputi apa yang ia pikirkan tentang si pasien, koginitif
clinician hingga karakteristik si clinician sendiri. Situasi juga berpengaruh dalam
clinical judgement ini. Seperti lokasi, apakah pasien berada di tempat terapi atau di
rumah sakit, bagaimana kondisi pasien sebelumnya: apakah memang tanpa masalah
atau sudah lama bermasalah, banyak sekali yang bisa menjadi landasan pikiran
seorang clinician untuk di interpretasikan sejalan dengan tujuannya yakni clinician
judgement. The Theoretical Framework ( Kerangka Teori ) Pada sumber yang ada,
telah ditegaskan bahwa clinician bukan mencari kebenaran melainkan cara yang
ampuh untuk mengerti pasien sehingga mereka dapat ditolong. Dengan menggunakan
beberapa pendekatan seperti psikoanalasia, behavoris, humanistic dan lainnya para
clinician berusaha menyelesaikan masalah yang dialami pasien. Namun, tipe
pendekatan memiliki cara pandangnya tersendiri pula, sehingga interpretasi yang di
dapatkan juga akan berbeda. Cara mengevaluasi interpretasi mereka adalah dengan
kembali merujuknya pada sumber pendekatan dan teori yang digunakan.Banyaknya

4
interpretasi yang hadir dari observasi, data atau hasil interview juga nantinya bisa
membingungkan sehingga kerangka teori yang paling banyak digunakan nantinya
akan mengurangi kebingungan ini.

E. Langkah-Langkah Metode Ilmiah


1. Merumuskan Masalah:
Kita membutuhkan suatu maslah yang bermanfaat untuk diteliti dan yang
dapat diselidiki melalui metode ilmiah
2. Meninjau Keputusan:
Tinjauan keputusan dilakukan untuk mencari dasar teori yang digunakan
sebagai dasar menganalisis maslah yang diteliti agar penelitian tersebut
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah
3. Merumuskan Masalah:
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang baru di
teliti. Sedangkan hipotesis itu sendiri antara lain dapat dirumuskan
berdasarkan atas kajian pustaka yang telah dilakukan.
4. Merencanakan Desain Penelitian:
Menguraikan apa yang perlu ditelaah, data apa yang perlu dicari, dimana,
bagaimana mengumpulkan, mengolah dan juga menganalisisnya.
5. Mengumpulkan Data Sesuai Dengan Desain Penelitian:
Terdapat sejumlah teknik pengumpulan data. Meskipun begitu teknik
pengumpulan data harus disesuaikan dengan jenis serta desain
penelitiannya, apakah berbentuk kualitatif atau kuantitatif sebagaimana
pada diseiplin ilmu-ilmu lainya. Data yang terkumpul tersebut selanjutnya
di analisis.
6. Menarik Kesimpulan
Hal terpenting dari penarikan kesimpulan yang harus diperhatikan adalah
Hipotesis, Kebenaran hasil berdasarkan data penelitian, Implikasinya,
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan, Saran sebagi kebijakan lebih
lanjut.

5
F. Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan
a. Peran sebagai perancang dan penghasil riset
Adalah proses identifikasi masalah yang memerlukan studi,kemudian
merancang suatu projek yang akan menjawab pertanyaan dalam penyelidikan.
Merancang dan menghasilkan riset memerlukan keterampilan yang
mendasar,kuratifdan pragmatik dalam menentukan ketepatan dan keterkaitan masalah
untuk studi keperawatan.

Contoh: seorang perawat bekerja pada unit bedah memeperhatikan bahwa


klien yang menantikan biopsy setelah didapatkan masa dalam payudara mengalami
tingkat kecemasan mendekati panik. Perawat berminat mempelajari pengaruh
protocol relaksasi progresif pada wanita-wanita ini.Perawat merancang suatu studi
yang didasrkan pada masalah yang diidentifikasi.Protocol dilaksanakan pada individu
yang mau berpartisipasi dalam studi.

b. Peran sebagai replikator


Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai replikasi
suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi dengan kondisi-kondisi
yang sama dan peserta risetyang serupa dengan penyelidikan awal. Studi replikasi
juga bisa menyangkut penggunaan sempel,tempat waktu yang berbeda,tetapi
sesungguhnya sama. Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat
riset dapat digeneralisasi dan menepakan validasi hasil riset.

Contoh: seorang perawat yang bekerja dalam unit maternitas membaca sebuah
laporan riset yag menggambarkan penggunan sentuhan terapeutik dapat meningkatkan
relakasasi dan menyebabkan tidur pada pasien pascakoleksistektomi.Perawat berminat
melakukan reflikasi studi dengan menggunakan sekelompok ibu-ibu pasca sectio-
cesarea.

c. Peran sebagai pengumpul data


Berpasrtisipasi dalam riset sebagai soran pengumpul data berarti bahwa
perawat membantu dalam melaksanakan implementasi riset yang direncanakan oleh
peneliti lain.

6
Contoh: seorang dokter melakukan suatu riset untuk menentukan salah satu
dari dua tindakan yang pada kondisi ortopdik yang lebih efektif. Demikian pula,
seorang perawat peneliti yang meneliti suatu rancangan prosedur baru untuk
mengurangi insiden nyeri setelah amputsi anggota badan bagian bawah.Perawat dapat
diminta oleh perawat peneliti atau peneliti dari disiplin kesehatan lainnya untuk
berpartisipasi melaksnakan protocol riset.

G. Penelitian Dalam Praktik Keperawatan


a. Penelitian Qualitatif adalah pendekatan yang subjektif dan sistematis
digunakan untuk menggambarkan pengalaman hidup dan memberikan
mereka arti.
Jenisnya:
 Phenomenological Research
 Grounded Theory Research
 Ethnographical Research
 Historical Research

b. Penelitian Quantitatif adalah proses yang sistematis, objektif, dan formal


dimana data numerik digunakan untuk mendapatkan informasi.
Jenisnya:
 Penelitian Deskriptif
 Penelitian Korelasi
 Penelitian Quasi-Eksperimental
 Penelitian Eksperimental

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat tidak bisa langsung mengetahui apa yang klien butuhkan, klien harus
menyampaikan keluhannya dan perawat harus banyak bertanya, memiliki rasa ingin
tahu untuk melihat suatu hal dengan perspektif yang berbeda. Pemikiran kritis adalah
pusat praktik keperawatan professional. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana
pendekatan berpikir kritis dalam pengkajian, karena ada komponen penting yang
menunjukkan kebiasaan berpikir seseorang yang bersifat fleksibel, untuk memberikan
tingkat perawatan yang paling efektif dan paling sesuai shingga perawat tidak akan
melakukan kesalahan pada saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

Clinical Judgement dimulai dari interpretasi , Interpretasi adalah sebuah


aktivitas yang sangat penting dalam membangun clinical judgment. Dengan
menggunakan beberapa pendekatan seperti psikoanalasia, behavoris, humanistic dan
lainnya para clinician berusaha menyelesaikan masalah yang dialami pasien.

Langkah-Langkah Metode Ilmiah adalah merumuskan masalah, meninjau


keputusan, merumuskan masalah, merencanakan desain penelitian, mengumpulkan
data sesuai dengan desain penelitian, menarik kesimpulan.

Peran perawat dalam riset keperawatan adalah peran sebagai perancang dan
penghasil riset, Peran sebagai replikator, Peran sebagai pengumpul data.

Penelitian Qualitatif adalah pendekatan yang subjektif dan sistematis


digunakan untuk menggambarkan pengalaman hidup dan memberikan mereka arti.
Sedangkan Penelitian Quantitatif adalah proses yang sistematis, objektif, dan formal
dimana data numerik digunakan untuk mendapatkan informasi.

8
B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah
pengetahuan tentang Konsep Berpikir kritis dan Pengambilan keputusan dalam
keperawatan (Critical Thinking and Clinical Judgment in Nursing) dan makalah kami
ini, dapat dijadikan referensi bagi penulis selanjutnya. Diharapkan para pembaca bisa
memberikan kami kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam
penulisan makalah-makalah kami selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

(Miayam, n.d.; Safira, 2019; Sari, n.d.; Sembiring, n.d.)


Miayam, N. (n.d.). BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN BAB I
PENDAHULUAN. Retrieved January 10, 2022, from
https://www.academia.edu/6749060/BERFIKIR_KRITIS_DALAM_KEPERAW
ATAN_BAB_I_PENDAHULUAN
Safira, N. (2019). Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.
https://doi.org/10.31219/osf.io/7dakf
Sari, K. J. (n.d.). “ASPEK ASPEK BERPIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN.”
https://doi.org/10.31219/OSF.IO/YED5V
Sembiring, D. M. (n.d.). Konsep Berfikir Kritis Dalam Pengambilan Keputusan
Dalam Keperawatan Dan Pengaplikasianya. Osf.Io. Retrieved January 10, 2022,
from https://osf.io/preprints/wbdkj/

10

Anda mungkin juga menyukai