Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK

Disusun oleh kelompok 4:


AWIDIYAH (200204005)

ENJELLINA OKTAVIANI ZENDRATO (200204017)

KHALEIYARA (200204029)

RAMANDA SANIRA (200204029)

RISFAL HIDAYAT (2002004090)

Dosen pengampu:

Ns. Lasma Rina Sinurat, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ARI MUTIARA INDONESIA MEDAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Medan ,25 maret  2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................2
LATAR BELAKANG..................................................................................................................................2
TUJUAN.................................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................3
PENJELASAN..............................................................................................................................................3
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
KESIMPULAN.......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel
dimana tubuh mengalami kegagalan untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan
dan elektrolit, sehingga menyebabkan uremia. Hemodialisis adalah sebuah usaha atau tindakan
membersihkan darah dari bahan-bahan beracun yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal dari dalam
tubuh. Dampak gagal ginjal kronik jika tidak segera ditangani adalah hipertensi, anemia, edema
paru, tamponade jantung, proteinuria, hematuria, penurunan sel darah putih, gangguan
perdarahan, fetor uremik, osteodistrofi ginjal, gejala psikotik kejang dan koma, memar, eksoriasi,
menstruasi tidak teratur. Tujuan penulisan diharapkan mahasiswa dapat memperoleh
pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal
ginjal kronik on HD. Metode penelitian adalah metode deskriptif dan studi kepustakaan. Hasil
dari karya tulis ilmiah ini adalah mahasiswa memperoleh pengalaman nyata tentang
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal ginjal kronik on HD. Masalah
keperawatan berupa bersihan jalan nafas tidak efektif, pola nafas tidak efektif, risiko kerusakan
pertukaran gas, risiko tinggi penurunan curah jantung, kelebihan volume cairan, risiko gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko infeksi.

TUJUAN
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu diperolehnya pengalaman secara nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gagal ginjal kronik on HD.
BAB II
PENJELASAN
Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah dengan
mencegah menumpuknya limbah serta mengendalikan keseimbangan cairan dalam tubuh,
menjaga keseimbangan elektrolit seperti sodium, potassium, dan fosfat tetap stabil, serta
memproduksi hormone dan enzim yang membantu dalam mengendalikan tekanan darah,
membuat sel darah merah dan menjaga tulang tetap kuat. Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
merupakan masalah kesehatan masyarakat global dengan prevalensi dan insiden gagal ginjal
yang meningkat, prognosis yang buruk dan biaya yang tinggi. Prevalensi penyakit ginjal
kronik meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit
diabetes mellitus serta hipertensi. (Infodatin, 2017)

Secara definisi, gagal ginjal kronis (GGK) disebut juga sebagai Chronic Kidney
Disease (CKD). Gagal ginjal kronis atau penyakit gagal ginjal stadium akhir adalah gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemapuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan serta elektrolit sehingga
menyebabkan uremia yaitu retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer &
Bare, 2013).

Gagal ginjal kronis merupakan penyakit pada ginjal yang perisisten (berlangsung
lebih dari 3 bulan) dengan kerusakan ginjal dan kerusakan Glomerular Fitration Rate (GRF)
dengan angka GRF lebih dari 60 ml/menit/1.73 m2 (Prabowo & Pranata, 2014).

Sindrom uremik adalah suatu kompleks gejala yang terjadi akibat atau berkaitan
dengan retensi metabolik nitrogen karena ginjal. Manisfestasi pada saluran cerna dari uremia
dapat menyebabkan pasien sangat terganggu. Anoreksia, mual dan muntah merupakan gejala
yang seringkali menjadi gejala-gejala awal penyakit. Gejala-gejala ini ikut bertanggung
jawab atas penurunan berat badan yang cukup besar pada pasien gagal ginjal kronik. Nausea
adalah perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat
mengakibatkan muntah.
Penyakit ginjal kronik merupakan masalah kesehatan dunia dengan peningkatan
insidensi, prevalensi serta tingkat morbiditas dan mortalitas. Prevalensi global telah
meningkat setiap tahunnya. Menurut data World Health Organization (WHO), penyakit ginjal
kronik telah menyebabkan kematian pada 850.000 orang setiap tahunnya. Angka tersebut
menunjukkan bahwa penyakit ginjal kronik menduduki peringkat ke-12 tertinggi sebagai
penyebab angka kematian dunia. (Rajiv, 2016)

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan
gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang ireversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.Uremia adalah suatu
sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat penurunan fungsi ginjal
pada penyakit ginjal kronik (Suwitra, 2015).

Yang dimaksud dengan pengertian makna rencana keperawatan adalah semua tindakan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini kestatus
kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan. Rencana asuhan keperawatan
tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana
perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang [ CITATION fer12 \l 1057

]. Menurut Hunt Jeniffer dan Mark, rencana asuhan keperawatan adalah catatan yang berisi
tentang intervensi dan rencana keperawatan.

a. Pengertian Perencanaan Keperawatan menurut para ahli :

 Mayer : Rencana asuhan keperawatan adalah pengkajian dan pengidentifikasian


masalah yang sistematis, penentuan tujuan, serta strategi pelaksanaan pemecahan
masalah.

 Pusdiklat DJJ Keperawatan : Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai


dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan pasien.
 Lu Verne RN. M. Dkk : Rencana pelayanan keperawatan adlah tindakan yang
dilakukan ketikan memberikan pelayanan keperawatan kepada seseorang.

 Zaidin Ali : Perencanaan keperawatan adalah perumusan tujuan, tindakan, dan

penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien/klien berdasarkan analisa pengkajian


agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi. [ CITATION
Ang14 \l 1057 ]

b. Langkah Langkah Merumuskan Rencana Keperawatan (SIKI)

1. Menentukan Prioritas Masalah

Penetapan prioritas adalah penyusunan urutan diagnosis keperawatan/masalah


klien dengan menggunakan tingkat kepentingan untuk memperoleh tahapan intervensi
keperawatan yang dibutuhkan (Hendry dan Walker, 2004). Bersama klien, anda akan
memilih prioritas berdasarkan kedaruratan masalah, keselamatan dan keinginan klien,
sifat terapi dan hubungan anatar-diagnosis. Berdasarkan kepentingannya, prioritas dapat
dikategorikan menjadi :

1. Prioritas Tinggi : prioritas yang mencerminkan situasi yang mengancam


kehidupan (nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan tindakan terlebih dahulu

2. Prioritas Sedang : prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan
tidak mengancam kehidupan klien

3. Prioritas Rendah : prioritas yang menggambarkan situasi yang tidak


berhubungan langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik.

2. Menetapkan tujuan Keperawatan

Tujuan keperawatan harus mewakili status yang diinginkan yang dapat dicapai atau
dipertahankan melalui program intervensi keperawatan (mandiri). Sasaran merupakan
tujuan umum (yang merupakan akhir yang dituju dengan semua usaha). Tujuan
merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan
yang terdiri dari jangka panjang dan jangka pendek.
a. Tujuan jangka panjang adalah target dari kegiatan atau hasil akhir yang
diharapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah keperawatan (penyelesaian satu
diagnosa atau masalah) dan biasanyaberorientasi pada perilaku seperti pengetahuan ,sikap
dan pengetahuan.

b. Tujuan jangka pendek merupakan hasil yang di harapkan dari setiap akhir
kegiatan yang di lakukan pada waktu tertentu di sesuaikan dengan penjabaran jangka
panjang. Pada tujuan juga perlu ditentukan rencana evaluasi yang merupakan kriteria
(tanda/ indikator yang mengukur pencapaian tujuan dan tolak ukur dari kegiatan tertentu)
dan standar tingkat penampilan sesuai tolak ukur yang ada. (Susanto, 2012).

3. Menentukan kriteria hasil


Tujuan kilen dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan
untuk mengevaluasi kemajuan klien atau ketrampilan perawat. Menurut Alfaro(1994),
tujuan klien merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu perilaku klien, keluarga, atau
kelompok yang dapat diukur setelah intervensi keperawatan diberikan. Tujuan
keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur
berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat.

Kriteria hasil untuk diagnosa keperawatan mewakili status kesehatan klien yagn dapat
dicapai atau dipertahankan melalui rencana tindakan yang mandiri, sehingga dapat
membedakan antara diagnosa keperawatan dan masalah kolaburatif. Menurut
Gordon(1994), komponen kriteria hasil yang penting dalam kriteria hasil adalah
apakah intervensi keperawatan dapat dicapai. Pedoman penulisan kriteria hasil :

a. Berfokus pada klien


Kriteria hail ditujukan pada klien yag harus menunjukan apa yang akan dilakukan
klien, kapan, dan sejauh mana tindakan akan bisa dilaksanakan

S : Spesifik(tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda)


M : Measurable (harus dapat diukur, dilihat, didengar, diraba, dirasakan dan dibau) A :
Tujuan harus dapat dicapai (Achievable)

R : tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Reasonable) T :


time(batasan waktu/tujuan keperawatan)

b. Singkat dan jelas.


Menggunakan kata-kata yang singkat dan jelas sehingga akan memudahkan perawat
untuk mengidentifikasikan tujuan dan rencana tindakan.

c. Dapat diobservasi dan diukur utnuk menentukan keberhasilan atau kegagalan.


Tujuan yang dapat diobservasi dan diukur meliputi pertanyaan “apa”dan “ sejauh
mana”.contoh kata kerja yang bisa diukur meliputi ; menyatkan, melaksanakan,
mengidentifikasi, adnaya penurunan dalam……., adanya peningkatan pada…….,
tidak adanya……. Contoh kata kerja yang tidak dapat diukur melalui penglihatan dan
suara adalah : menerima, mengetahui, menghargai dan memahami.

d. Ada batas waktunya. e.


Realistik.

Kriteria hasil harus dapat dicapai sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia,
meliputi : biaya, peralatan, fasilitas, tingkat pengetahuan, affek emosi dan kondisi
fisik. Jumlah staf perawat harus menjadi satu pertimbangan dalam penyusunan tujuan dan
kriteria hasil.

f. Ditentukan oleh perawat dan klien.

setelah menentukan diagnosa keperawatan yang ditentukan, perlu dilakukan diskusi


antara perawat dan klien untuk menentukan kriteria hasil dan rencana tindakan utnuk
memvalidasi. Penulisan kriteria hasil mencakup semua respon manusia, meliputi :
kornitif(pengetahuan), afektif(emosi dan perasaan), psikomotor dan perubahan fungsi
tubuh(keadaan umum dan fungsi tubuh serta gejala).

4. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)

1. Klasifikasi SIKI

Klasifikasi Standar Intervensi Keperawatan Indonesia

(SIKI) terdiri dari 5 kategori dan 14 Subkategori dengan urutan sebagai berikut:

a. Fisiologis

Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk mendukung fungsi fisik


dan regulasi homeostatis, yang terdiri atas:

1) Respirasi
2) Sirkulasi

3) Nutrisi dan Cairan

4) Eliminasi

5) Aktivitas dan Istirahat

6) Neurosensori

7) Reproduksi dan seksualitas b.


Psikologis

Kategori yang ditujukan untuk mendukung proses mental yang terdiri atas:

1) Nyeri dan kenyamanan


2) Integritas Ego
3) Pertumbuhan dan perkembangan

c. Perilaku Kategori intervensi keperawatan yang ditujukan untuk


mendukung perubahan perilaku atau pola hidup sehat yang terdiri atas :

1) Kebersihan diri
2) Penyuluhan dan pembelajaran d.
Relasional

Kategori yang ditujukan untuk mendukung hubungan


interpersonal atau interaksi sosial terdiri atas:

1) Interaksi sosial e.
Lingkungan

Kategori yang ditujukan untuk mendukung keamanan


lingkungan dan menurunkan gangguan resiko gangguan
kesehatan.

1) Keamanan dan proteksi


2. Komponen Intervensi Keperawatan a.
Label

b. Defenisi c.
Tindakan
Tindakan-tindakan pada intervensi keperawatan terdiri dari observasi,
terapeutik, edukasi dan kolaborasi

3. Penentuan Intervensi Keperawatan Dalam menentukan intervensi keperawatan,


perawat harus mempertimbangkan beberapa faktor sebagai berikut:

a. Karakteristik diagnosa keperawatan

Intervensi keperawatan diharapkan dapat mengatasi etiologi tanda/gejala diagnosis


keperawatan. Jika etiologi tidak dapat secara langsung diatasi, maka intervensi
keperawatan diarahkan untuk menangani tanda/gejala diagnosis keperawatan.
Untuk diagnosis risiko intervensi keperawatan diarahkan untuk mengeliminasi
faktor risiko.

b. Luaran (outcome) keperawatan yang diharapkan


Luaran keperawatan akan memberikan arahan yang
jelas dalam penentuan intervensi keperawatan.
Luaran keperawatan merupakan hasil akhir yang
diharapkan setelah pemberian intervensi keperawatan
c. Kemampulaksanaan intervensi keperawatan

Perawat perlu mempertimbangkan waktu, tenaga/staf, dan sumber daya yang


tersedia sebelum merencanakan dan mengimplementasikan intervensi keperawatan
kepada pasien.

d. Kemampuan perawat
Perawat diharapkan mengetahui rasionalisasi ilmiah terkait intervensi keperawatan
yang dilakukan dan memiliki keterampilan psikomotorik yang diperlukan untuk
mengimplementasikan intervensi keperawatan tersebut.

e. Penerimaan pasien
Intervensi keperawatan yang dipilih harus dapat diterima oleh pasien sesuai
dengan nilai-nilai dan budaya yang dianut oleh pasien

f. Hasil penelitian
Bukti penelitian akan menunjukan efektifitas intervensi keperawatan pada pasien
tertentu. Jika penelitian belum tersedia, maka perawat dapat menggunakan prinsip
ilmiah atau berkonsultasi dengan perawat spesialis dalam menentukan pilihan
intervensi keperawatan.
f. Pengertian implementasi keperawatan

Intervensi keperawatan atau rencana tindakan keperawatan adalah suatu proses di


dalam pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang
akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan dan siapa yang melakukan dari
semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012). Intervensi keperawatan adalah rencana
tindakan keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil
yang akan diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara
spesifik.

Intervensi keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses


keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien
(Setiadi, 2012). Intervensi keperawatan merupakan berbagai tindakan yang direncanakan
oleh perawat untuk mencapai suatu tujuan dalam memberikan asuhan
keperawatan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, intervensi keperawatan adalah suatu


perencanaan keperawatan pada pasien sesuai dengan diagnosa keperawatan untuk
mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pasien dengan cara merumuskan
tujuan, rencana tindakan dan kriteria hasil atau kemajuan pada pasien.

g. Proses implementasi keperawatan


Langkah – langkah intervensi keperawatan menurut Manurung (2011) adalah sebagai
berikut:

1.Menentukan prioritas masalah


Kegiatan pertama adalah tahap intervensi keperawatan adalah menentukan masalah
keperawatan untuk menentukan skala prioritas yang akan diselesaikan terlebih dahulu.
Prioritas keperawatan adalah penyusunan diagnosis keperawatan atau masalah pasien
dengan menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk memperoleh
tahapan intervensi keperawatan yang dibutuhkan. Ada beberapa teknik dalam menentukan
prioritas masalah, yaitu sebagai berikut:

a. Standar V: Standar Asuhan Keperawatan Prioritas pertama yaitu masalah yang


mengancam kehidupan, prioritas kedua yaitu masalah yang mengancam kesehatan
dan prioritas ketiga yaitu masalah yang mempengaruhi perilaku manusia. b.
Hierarki Maslow Saat menentukan prioritas diagnosis keperawatan digunakan
standar prioritas kebutuhan dari Maslow, sebagai berikut :

1) Prioritas 1 : masalah yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti


respirasi, sirkulasi, nutrisi, hidrasi, eliminasi, suhu dan kesenjangan fisik.

2) Prioritas 2 : masalah yang berpengaruh pada keselamatan dan keamanan.


3) Prioritas 3 : masalah yang berpengaruh terhadap cinta dan rasa memiliki.
4) Prioritas 4 : masalah yang berpengaruh pada rasa harga diri.
5) Prioritas 5 : masalah yang berpengaruh pada kemampuan mencapai sasaran
pribadi atau aktualisasi diri.

c. Depkes RI 1992 Depkes RI (1992) menetapkan pedoman asuhan


keperawatan yaitu hal prioritas pertama diberikan pada masalah aktual dan prioritas kedua
pada masalah potensial. Dalam praktiknya ternyata tidak selalu yang aktual
menjadi prioritas yang lebih tinggi dibandingkan dengan masalah potensial. Masalah
yang diduga akan bersifat mengancam jiwa dapat menjadi prioritas dibanding
dengan masalah aktual yang berisiko rendah.

d. Pendekatan Body System (B1 sd B6) Pendekatan Body System (B1-B6) melibatkan
pada fungsi sistem tubuh.Dalam pendekatan ini, fungsi pernapasan menjadi prioritas
pertama karena gangguan pada fungsi ini dapat mengancam jiwa pasien. Prioritas terakhir
pada sistem kulit, selaput lendir dan tulang. Pendekatan Body System (B1- B6)
meliputi B1:Breathing (jalan napas dan pernapasan), B2: Blood (darah dan sirkulasi
darah),B3: Brain (kesadaran), B4: Bladder (perkemihan), B5:Bowel (pencernaan) dan
B6: Bone (kulit, selaput lendir dan tulang). Pengurutan prioritas akan dipengaruhi
oleh faktor-faktor persepsi pasien terhadap prioritas, untuk itu menanyakan kepada pasien
tentang apa yang dirasakannya merupakan hal yang penting. Perawat dapat menggunakan
salah satu dari beberapa pendekatan di atas atau dapat mempertimbangkan beberapa
pendekatan sekaligus dengan memperhatikan respon pasien. Namun, dalam keadaan
tertentu seperti gawat darurat, perawat dapat mengacu pada penetapan skala yang rasional
(Rohmah dan Walid, 2012).

2. Menuliskan tujuan
Kriteria tujuan terdiri atas rumusan singkat dan jelas, disusun berdasarkan diagnosis
keperawatan, spesifik, dapat diukur/diobservasi, realistis/dapat dicapai, terdiri dari
subjek, perilaku pasien, kondisi dan kriteria tujuan (Rohmah dan Walid, 2012).
Saat merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk umum yang perlu diperhatikan menurut
Manurung (2011), yaitu :

a. Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang ingin dicapai, bukan tindakan
keperawatannya.

b. Tujuan keperawatan harus menggambarkan perilaku pasien yang dapat diamati dan
diukur.

c. Tujuan harus realistis, mencerminkan kemampuan dan keterlibatan pasien. d.


Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan.

3. Menetapkan Kriteria Hasil


Kriteria hasil merupakan batasan karakteristik keberhasilan dari tujuan yang telah
ditetapkan. Berorientasi pada masalah dan kemungkinan penyebab dan merujuk pada
symptom. Kriteria hasil meliputi 4 aspek yaitu kognitif, afektif, psikomotor dan
perubahan fungsi tubuh (Rohmah dan Walid, 2012). Kriteria hasil mempunyai ciri-ciri
yaitu setiap kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan,
hasil yang ditetapkan dalam kriteria hasil, memungkinkan untuk dicapai, setiap

kriteria hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik, kriteria harus sekonkret mungkin
untuk memudahkan pengukuran, kriteria cukup besar atau dapat diukur, dan kriteria
menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata negatif (Dermawan,

2012). Adapun pedoman penulisan kriteria hasil menurut Setiadi (2012) adalah berfokus
pada pasien, singkat dan jelas, dapat diobservasi dan dapat diukur, ada batas waktu,
ditentukan oleh perawat dan pasien.

4. Memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan a.


Tindakan keperawatan harus aman bagi pasien.

b. Tindakan keperawatan harus sejalan dengan tindakan pengobatan.


c. Tindakan keperawatan harus didasari prinsip dan pengetahuan yang digabungkan
dari pendidikan dan pengalaman sebelumnya.

d. Tulis sekumpulan tindakan keperawatan untuk mencapai setiap tujuan.


e. Pilih satu kumpulan tindakan keperawatan yang kiranya cocok dengan sikap yang
disebutkan dalam pernyataan tujuan.

f. Tindakan keperawatan harus realistis.


g. Tindakan keperawatan harus penting bagi peningkatan kesehatan pasien dan
sejalan dengan tujuan serta nilai perseorangan pasien.

h. Gunakan pasien sebagai sumber-sumber dalam memilih tindakan keperawatan.

i. Tulis tindakan keperawatan secara berurutan.

Adapun jenis instruksi dalam intervensi keperawatan adalah sebagai berikut:

a. Diagnostik : Tipe rencana tindakan keperawatan diagnostik adalah rencana


tindakan untuk mengkaji atau melakukan observasi terhadap kemajuan pasien.

b. Terapeutik : Rencana tindakan terapeutik adalah rencana tindakan yang ditetapkan


untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah perluasan masalah. Rencana tindakan ini
berupa intervensi mandiri perawat yang bersumber dari ilmu, kiat dan seni keperawatan.
Perawat dituntut untuk memilih intervensi yang terbaik untuk pasien.

c. Penyuluhan/Health Education : Rencana tindakan keperawatan yang berbentuk


pendidikan kesehatan adalah rencana tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan
perawatan diri pasien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan diri terutama
untuk perawatan di rumah. Penyuluhan atau pendidikan kesehatan sangat diperlukan
dalam rencana tindakan keperawatan terutama dengan masalah keperawatan dan kriteria
hasil berhubungan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Penyuluhan dapat
berbentuk segala sesuatu tentang penyakit, perawatan pasien atau terkait dengan masalah
yang dialami oleh pasien.

d. Rujukan : Jenis ini menggambarkan peran perawat sebagai koordinator dan manajer
dalam perawatan pasien dan anggota tim kesehatan.

e. Kolaborasi/Medical Treatment : Rencana keperawatan kolaboratif adalah tindakan


medis yang dilimpahkan kepada perawat. Rencana kolaboratif ini disesuaikan dengan
masalah yang terjadi, tindakan ini berhubungan dengan masalah yang berhubungan
dengan perubahan fungsi tubuh (Rohmah dan Walid, 2012).

5. Pedoman pengisian format intervensi keperawatan


a. Tanggal/jam

b. Diagnosis keperawatan

c. Tujuan dan kriteria hasil


d. Rencana tindakan
e. Rasional
f. Paraf dan nama

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Perencanaan Keperawatan adalah sebuah proses penyusunan berbagai intervensi


keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, serta mengurangi masalah-
masalah klien. Perencanaan ini adalah langkah ketiga dalam membuat suatu
proses keperawatan. Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan
yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah klien.
Perencanaan ini merupakan langkah ketiga dalam membuat suatu proses keperawatan.
Perencanaan adalah merupakan bagian dari fase pengorganisasian dalam proses keperawatan
sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha membantu,
meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan klien.Suatu
perencanaan yang tertulis dengan baik akan memberi petunjuk dan arti pada asuhan
keperawatan karena perencanaan adalah sumber informasi bagi semua yang terlibat dalam
asuhan keperawatan klien.

Intervensi merupakan fase proses keperawatan untuk menyusun tindakan dengan


pertimbangan yang sangat sistematis, mencangkup pembuatan keputusan dan penyelesaian
masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Eka Pranata, Eko Prabowo,. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan Edisi 1

Buku Ajar, Nuha Medika : Yogyakarta.

CITATION Wul16 \l 1057 : , (Wulandani, Krianto, & Priwahyuni, 2016),

CITATION fer12 \l 1057 : , (ferrynurse, 2012),

CITATION Ang14 \l 1057 : , (Anggraeni, 2014),

Butar-Butar, J., & Simamora, R. H. (2016). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli
Tengah. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 50-63.

Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja (1st ed.).

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

ferrynurse. (2012, Desember 23). Rencana Asuhan Keperawatan. Dipetik Oktober 30, 2020,
dari Blog Keperawatan: https://askep-net.blogspot.com/2012/02/rencana-asuhan-
keperawatan.html

Infodatin. (2017). Situasi Penyakit Ginjal Kronis. Diunduh pada tanggal 1 November 2020
http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/
infodatin%20ginjal%202017.pdf

NANDA (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi 10.

Jakarta : EGC

Rajiv, Saran. (2016). The State of Kidney Disease in the US: New Findings & High Impact
Practices Linked to Improved Patient Outcomes. Jurnal USRDS. Vol.2. Diunduh
pada tanggal 2 November 2020
http://www.usrds.org/2016/pres/The_State_of_Kidney_Disease_in_US.pdf

Anda mungkin juga menyukai