Anda di halaman 1dari 16

Unit 3 : Metodologi Penelitian

Penelitian Kualitatif
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Riset Keperawatan

Disusun oleh:
M. Fikky Hafidz K 22020115130089
A.15

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2020
Penelitian Kualitatif
1. Bagaimana mengembangkan penelitian kualitaif?

2. Bagaimana mendesain penelitian kualitatif?


3. Populasai, Sampel dan Teknik sampling dalam peneltian kualiatif
- Populasi
Populasi adalah objek, keseluruhan anggota sekelompok orang, organisasi, atau
kumpulan yang telah dirumuskan oleh peneliti dengan jelas (Farchan, 2004).
Suatu populasi juga merupakan keseluruhan data yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan. Populasi
berkaitan dengan data-data, jika seorang manusia memberikan suatu data, maka
ukuran atau banyaknya populasi akan sama banyaknya manusia (Margono, 2004).
- Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti
(Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan
pada populasi, adalah sampel yang bersifat representatif atau yang dapat
menggambarkan karakteristik populasi. Sampel adalah suatu bagian dari
keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi (Sugiyono,
2008: 118),

 Jika Populasi tersebut besar, sehingga para peneliti tentunya tidak


memungkinkan untuk mempelajari keseluruhan yang terdapat pada populasi
tersebut oleh karena beberapa kendala yang akan di hadapkan nantinya
seperti: keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka dalam hal ini perlunya
menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu.
 Dan selanjutnya, apa yang dipelajari dari sampel tersebut maka akan
mendapatkan kesimoulan yang nantinya di berlakukan untuk Populasi. Oleh
karena itu sampel yang di dapatkan dari Populasi memang harus benar-benar
representatif (mewakili).
- Teknik sampling yang lebih sering digunakan adalah purposive sampling dan
snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan. Snowball sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-
lama menjadi besar (Sugiyono, 2009). Menentukan informana kunci (key
informan) dalam prosedur samping suatu hal yang paling penting (Bungin, 2012).
4. Menentukan sampel yang tepat pada penelitian kualitatif
Ada dua kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Penentuan kriteria
sampel diperlukan untuk mengurangi hasil penelitian yang bias.
- Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003: 96).
- Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam,
2003: 97). Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria ekslusi
antara lain: (1) Subjek mematalkan kesediannya untuk menjadi responden
penelitian, dan (2) Subjek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika
pengumpulan data dilakukan.

Dalam prakteknya, penentuan sampel memberikan beberapa manfaat seperti :

- Menghemat beaya penelitian.


- Menghemat waktu untuk penelitian.
- Dapat menghasilkan data yang lebih akurat.
- Memperluas ruang lingkup penlitian.
Penentuan sampel dengan teknik sampling boleh dilakukan bila populasi bersifat
homogen atau memiliki karakteristik yang sama atau setidak-tidaknya hampir sama.
Dan bila keadaan populasi bersifat heterogen, maka sampel yang dihasilkannya dapat
bersifat tidak representatif atau tidak dapat menggambarkan karakteristik populasi.

5. Jelaskan bagaimana melakukan pengumpulan data pada penelitian kualitatif?


Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian
kualitatif dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Wahidmurni, 2017) :
- Wawancara
Pada bagian ini peneliti dapat melakukan wawancara kepada nara sumber untuk
mencari jawaban suatu permasalahan penelitian yang akan di teliti. Peneliti dapat
melakukan komunikasi dua arah secara langsung dan kemudian di dapatkan hasil
wawancara.
- Observasi
Pada bagian ini peneliti mengamati suatu situs sosial atau peristiwa apa saja yang
berkaitan dengan objek penelitian. Misalnya : peneliti mengamati kegiatan dan
aktivitas suatu kelompok yang menjadi objek penelitiannya.
- Dokumentasi dan Naskah
Pada bagian ini peneliti dapat mengumpulkan dokumen atau naskah yang
diperlukan untuk menunjang informasi yang diberikan narasumber.

6. Jelaskan validitas dan reliabilitas pada penelitian kualitatif?


Proses penelitian membutuhkan sebuah alat ukur yang tepat dan benar atau disebut
dengan validitas. Validitas adalah instrument atau alat untuk mengukur kebenaran
dalam proses penelitian. Alat ukur yang dipergunakan untuk melaksanakan penelitian
harus standar dan bisa dipakai sebagai panduan dalam pengukuran data yang akan
diteliti. Bila skala pengukuran tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti karena
tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Kuncoro, 2013).
Data dikatakan valid, apabila data yang dilaporkan sama dengan hasil data yang
diperoleh oleh peneliti.
- Validitas data pada penelitian kualitatif merupakan derajat ketepatan antara data
yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan peneliti.
Validitas didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian sudah akurat dari
sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum (John dan
Creswell, 2013). Validitas didasarkan pada kepastian apakah hasil penelitian
sudah akurat dari sudut pandang peneliti, partisipan, atau pembaca secara umum.
Terdapat dua standar validitas yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal berkaitan dengan seberapa jauh suatu alat ukur berhasil
mencerminkan obyek yang akan diukur pada suatu penelitian tertentu.
Sedangakan validitas eksternal lebih terkait dengan keberhasilan suatu alat ukur
untuk diaplikasikan pada penelitian yang berbeda.
- Reliabilitas adalah kehandalan/ketepatan sebuah alat ukur/instrument dalam
mengukur sebuah objek. Jika alat ukur dipergunakan dua (2) kali atau lebih untuk
mengukur fenomena yang sama dan memperoleh hasil yang konsisten, maka alat
yang dipakai dikatakan reliabel. Dengan bahasa yang mudah dipahami reliabilitas
adalah konsistensi sebuah alat ukur dalam mengukur fenomena yang sama.
7. Pengolahan Data pada Penelitian Kualitatif
Proses analisis data penelitian dalam penelitian kualitatif berbeda dengan proses
analisis data dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan program statistik; proses
analisis data dalam pendekatan kuantitatif dapat dilakukan jika seluruh data penelitian
berhasil dikumpulkan, sedangkan dalam pendekatan kualitatif proses analisis data
dilakukan selama proses pengumpulan data dilakukan sampai laporan penelitian
selesai dikerjakan reduksi data, pemaparan bahan empiris dan penarikan kesimpulan
dan verifikasi (Suyuthi, 2003).

133John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed Edisi Ketiga, diterjemahkan oleh Achmad Fawaid, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2013), hal. 286.
132Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga,
2013), hal. 172.

Etika Penelitian
1. Jelaskan yang dimaksud dengan etika penelitian?
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos . Istilah etika bila ditinjau dari aspek
etimologis memiliki makna kebiasaan dan peraturan perilaku yang berlaku dalam
masyarakat. Etika mencakup norma untuk berperilaku, memisahkan apa
yang seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
Etika membantu manusia untuk melihat secara kritis moralitas yang dihayati
masyarakat, etika juga membantu kita untuk merumuskan pedoman etis yang
lebih adekuat dan norma-norma baru yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang
dinamis dalam tata kehidupan masyarakat. Etika penelitian berkaitan dengan
beberapa norma, yaitu norma sopan santun yang memperhatikan konvensi dan
kebiasaan dalam tatanan masyarakat, norma hukum mengenai pengenaan sanksi
ketika terjadi pelanggaran dan, norma moral yang meliputi itikat dan kesadaran yang
baik dan jujur dalam penelitian (Hamid, Achir Yani S. 2008).

2. Jelaskan prinsip-prinsip etik yang dapat digunakan dalam penelitian?


Prinsip etik secara umum
Setiap penelitian kesehatan yang mengikut sertakan relawan manusia sebagai subjek
penelitian wajib didasarkan pada tiga prinsip etik (kaidah dasar moral), yaitu : 1)
respect for persons (others), 2) beneficence dan non maleficence, serta 3) Justice
(Kiyimba, 2019)
a) Respect for persons (other): secara mendasar bertujuan menghormati otonomi
untuk mengambil keputusan mandiri (self determination) dan melindungi
kelompokkelompok dependent (tergantung) atau rentan (vulnerable), dari
penyalahgunaan (harm dan abuse).
Strategi yang dilakukan untuk menjamin otonomi responden adalah dengan
memberikan inform consent sebelum dilakukan pengumpulan data, memberikan
hak kepada partisipan untuk mundur dari penelitian, dan tidak ada
pemaksaan dari peneliti. Inform consent terdiri dari tiga komponen kunci yakni
informasi, komprehensif, dan kesukarelaan. Inform consent merupakan proses
untuk mendapatkan persetujuan dari partisipan yang akan terlibat dalam
penelitian dengan memberikan informasi tentang studi yang dilakukan dan
potensi kerugian serta manfaat yang akan didapat secara komprehensif sehingga
secara sukarela bersedia mengikuti.
b) Prinsip etika keadilan (Justice), prinsip ini menekankan setiap orang layak
mendapatkan sesuatu sesuai dengan haknya menyangkut keadilan destributif dan
pembagian yang seimbang (equitable). Jangan sampai terjadi kelompokkelompok
yang rentan mendapatkan problem yang tidak adil. Sponsor dan peneliti
umumnya tidak bertanggung jawab atas perlakuan yang kurang adil ini. Tidak
dibiarkan mengambil keuntungan/kesempatan dari ketidak mampuan, terutama
pada negara-negara, atau daerah-daerah dengan penghasilan rendah.Keadilan
mensyaratkan bahwa penelitian harus peka terhadap keadaan kesehatan dan
kebutuhan subjek yang rentan.
c) Prinsip Beneficence
Prinsip ini menyatakan bahwa penelitian yang dijalankan akan memberikan
sesuatu yang berguna bagi partisipan dan bagi komunitas yang terdampak.
Penelitian bukansekedar menghasilkan data yang diperoleh dari partisipan,
namun juga memberimanfaat baik secara langsung dan tidak langsung bagi
partisipan. Dalam prinsip beneficence terdapat dua aturan umum yaitu jangan
membahayakan atau merugikan partisipan; dan maksimumkan manfaat dan
minimumkan kerugian. Sehingga peneliti sebaiknya menilai risiko dan manfaat
yangakan diperoleh partisipan dalam penelitian yang hasilnya harus
dikomunikasikan kepada partisipan penelitian. Pengertian risiko disini adalah
kemungkinan kerugian yang akan terjadi dan kejadian kecelakaan yang mungkin
terjadi seperti kecelakaan dari sisi psikologis, fisik, hukum, sosial dan ekonomi.
(James, A, 2018)
d) Prinsip Non Maleficence
Prinsip ini menyatakan bahwa peneliti harus mencegah terjadinya kecelakaan
atau hal-hal yang tidak diharapkan dalam penelitian baik secara fisik atau
psikologis bagi partisipan. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran risiko dalam
perencanaan penelitian. Sebagai contoh kalau ada risiko harus yang wajar
(reasonalble), dengan desain penelitian yang ilmiah, peneliti ada kemampuan
melaksanakan dengan baik, diikuti prinsip do no harm (tidak merugikan, non
maleficence)
Terdapat dua konsep yang dijalankan untuk memastikan bahwa penelitian
memiliki risiko yang rendah bagi partisipan yaitu anonymity dan confidentiality.
Kedua konsep ini merupakan prinsip privacy dalam riset, yaitu melindungi
informasi partisipan dalam penelitian (Trochim, 2016).
- Konsep anonim (anonymity concept). Konsep ini menyatakan bahwa peneliti
sebaiknya menghilangkan seluruh informasi yang berkaitan dengan identitas
responden saat menyampaikan hasil penelitian dan menampilkan data, seperti
nama repsonden dan karakteristik lainnya. Proses ini disebut dengan
deidentification. Dengan penerapan anonim maka akan terjamin kerahasiaan
dalam penelitian. Namun konsep anonim tidak mungkin dilakukan pada
desain penelitian longitudinal yang membutuhkan sistem pengkodean data
berdasarkan identitas yang unik (misalnya: nomor KTP, tanggal lahir)
- Konsep kerahasiaan (confidentiality concept). Konsep ini menyatakan bahwa
peneliti sebaiknya memastikan data tersaji secara anonim, agar privasi
partisipan terjaga serta data-data yang berkaitan dengan partisipan seperti
alamat dan lainnya tersimpan dengan aman.

3. Jelaskan cara mendapatkan ijin etik pada suatu penelitian?


Proses penelitian yang mengikutsertakan manusia sebagai subjek penelitian, yang
dirancang dan dilakukan oleh mahasiswa (S-1, S-2, PPDS, S-3) menjadi “tanggung
jawab” dosen pembimbing dalam hal pengarahan dan pengawasan. Semua penelitian
yang dilakukan oleh siswa yang mengikutsertakan subjek manusia harus ditelaah
dengan mematuhi pedoman dan regulasi yang menjadi tanggung jawab KEPK. Dalam
proses kaji etik usulan dikirim ke dua anggota KEPK yang diperlukan untuk
memberikan umpan balik mereka ke sekretariat dalam waktu 5-10 hari kerja.
Persetujuan disampaikan ke petugas sekretariat. Jika terjadi perbedaan pendapat atau
keputusan di antara dua anggota KEPK, maka ketua akan mengirimkan ke satu
anggota lainnya atau ahli yang kompeten untuk pertimbangan keputusan akhir
(KNEPK, 2011).
a) Semua proposal penelitian yang mengikutsertakan subjek manusia harus diajukan
ke sekretariat KEPK yang di pilih. Usulan ethical clearance diserahkan kepada
sekretariat Komisi Etik Penelitian Kesehatan. Kelengkapan berkas terdiri dari :
1) Surat usulan dari institusi
2) Protokol penelitian
3) Daftar tim peneliti
4) CV peneliti utama
5) Surat persetujuan pelaksanaan penelitian dari scientific board (PPI)
6) Informed Consent (formulir persetujuan keikutsertaan dalam penel
7) Ethical Clearance dari institusi lain (bila ada)
8) Kuesioner / pedoman wawancara (bila ada)
b) Sekretariat akan menginformasikan kepada peneliti via email dan hasil dari
tinjauan akan dikomunikasikan secara elektronik kepada peneliti diikuti dengan
dokumen lengkap pengusul berikut pendapat dan rekomendasi KEPK. Ringkasan
ulasan dikirim secara elektronik pada awalnya dan diikuti oleh hard-copy hanya
setelah proposal disetujui sepenuhnya atau ditolak.
c) Masa berlaku surat persetujuan etik penelitian kesehatan selama 1 tahun terhitung
sejak tanggal dikeluarkan. Jika penelitian masih berlanjut, maka dilakukan
pengajuan ulang untuk telaah kaji etik. Penyaringan awal oleh tim sekretariat akan
mengkonfirmasi bahwa semua dokumentasi yang diperlukan telah disampaikan
seperti: protokol, informasi formulir persetujuan, instrumen penelitian, dan lain-
lain
Penelitian Kuantitatif
1. Jelaskan macam-macam skala pengukuran?
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang dan pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alau
ukur tersebut jika digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Selanjutnya dalam mengukur sikap individu, sikap kelompok orang akaan diketahui
termasuk gradasi mana dan suaatu skala sikap.
Macam-macam skala pengukuran dapat berupa: (Riduwan, 2005)
a) Skala nominal
Skala nominal yaitu skala paling sederhana disusun menurut jenis
(kategorinya) atau fungsi bilangan sebagai simbol untuk membedakan sebuah
karakteristik dengan karakteristik lainnya.
b) Skala ordinal
Skala ordinal yaitu skala yang didasarkan pada rangking diurutkan dari
jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya
c) Skala interval
Skala interval yaitu skala yang menunjukkan jarak antara satu data dengan
data yang lain dan mempunyai bobot yang sama
d) Skala rasio.
Skala rasio yaitu skala pengukuran yang mempunyai nilai nol mutlak dan
mempunyai jarak yang sama.
Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian sosial antaara lain:
(Riduwan, 2005)
a) Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapaat dan persepsi
seseorang atau kelompok orang tentang fenomena dan fakta sosial. Di dalam
penelitian, fakta dan fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh
peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
( tingkatan ) dari sangat positif sampai dengan sangat negatif, yang dapat
berupa kata-kata, antara lain: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak
setuju
b) Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan diperoleh jawaban yang tegas, yaitu: “
yatidak “, “ benar-salah “, “ pernah-tidak pernah “, “ positif-negatif “ dan lain-
lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval dan data rasio dikhotomi (
dua alternatif ). Jadi, jika pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata
“ sangat setuju “ sampai “ sangat tidak setuju “, maka pada skala Guttman
hanya ada dua interval, yaitu: “ setuju “ dan “ tidak setuju “. Penelitian
menggunakan skala Guttman dilakukan jika peneliti menginginkan mendapat
jawaban yang tegas terhadap masalah yang menjadi permasalahan pada
penelitiannya, atau permasalahan yang ditanyakan kepada responden.
c) Rating scale
Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab dari salah
satu jawaban kualitatif yang telah disediakan. Oleh karena itu, rating scale
lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk
mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti skala untuk
mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan, kemampuan,
proses kegiatan.
d) Semantic deferential.
Skala pengukuraan yang berbentuk semantic defferntial dikembangkan oleh
Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya
tidak pilihan ganda maipun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis
kontinum yang jawabannya “ sangat positif “ terletak dibagian kanan garis,
dan jawaban “ sangat negatif “ terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoloh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan
untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang.
Keempat jenis skala tersebut bila digunakan dalam pengukuran, akan mendapatkan
data interval atau rasio. Hal ini akan tergantung pada bidang yang akan diukur.
2. Jelaskan bagaimana cara pengambilan data untuk penelitian kuantitatif?
Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengajuan data yang berkaitan
dengan sumber data dan cara untuk memperoleh data penelitian.
a) Kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
kemudian dijawab. Tiap pertanyaan harus merupakan bagian dari hipotesa yang
ingin diuji. Kuesioner tidak lain dari sebuah set pertanyaan yang secara logis
berhubungan dengan masalah penelitian.
b) Wawancara/Interview
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan/ data untuk tujuan penelitian
dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden dengan menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara
(Siregar, 2010)
c) Observasi/ Pengamatan
Metode pengumpulan data di mana peneliti mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap aktifitas perusahaan. Observasi adalah kegiatan pengamatan
yang dilakukan secara seksama dan sistematis.
d) Dokumenter
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
dalam metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah
metode yang digunakan untuk menelusuri data historis (Bungin, 2004)
3. Jelaskan yang dimaksud dengan validitas?
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur
apa yang seharusnya diukur (Mulyasa, 2009).
4. Jelaskan macam-macam validitas?
Validitas sebuah tes dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu validitas logis dan dan
validitas empiris. Untuk mengetahui tingkat kevalidan soal tes berupa soal uraian
yang akan digunakan untuk mengambil data, peneliti menggunakan validitas logis.
Validitas logis sama dengan analisis kualitatif terhadap sebuah soal, yaitu untuk
menentukan berfungsi tidaknya suatu soal berdasarkan kriteria yang telah ditemukan,
yang dalam hal ini adalah kriteria materi, konstruksi, dan bahasa. Bentuk dari validitas
logis, diantaranya validitas isi, validitas konstruk, validitas prediktif, dan validitas
konkruen. Keempat bentuk validitas tersebut sangat tepat sesuai dengan tujuannya.
Pengujian validitas ini dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan ahli (expert
judgement) (Mulyasa, 2009).
5. Jelaskan yang dimaksud dengan reliabilitas?
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten,
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar, 2012).
6. Jelaskan bagaimana mengukur dan intepretasi dari validitas dan reliabilitas suatu
penelitian kuanti?
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu instrument alat ukur
telah menjalankan fungsi ukurnya. Menurut Sekaran validitas menunjukkan ketepatan
dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Menurut Puguh Suharso,
Validitas adalah pengukuran yang menunjukkan tingkat ketepatan (kesahihan) ukuran
suatu instrument terhadap konsep yang diteliti (Puguh, 2009). Setelah data
ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi (Construct Validity) dilakukan
dengan mengkorelasikan skor indikator dengan total skor. Bila korelasi tiap indikator
tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka indikator tersebut merupakan construct
yang kuat. Jadi berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut
memiliki validitas konstruksi yang baik. Dari hasil penghitungan skor total
ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Uji reliabilitas alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.
Secara eksternal, pengujian dapat dilakukan test-retest, equivalent, dan gabungan
keduanya. Secara internal, reliabilitas alat ukur dapat diuji dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu. Pengujian
reliabilitas alat ukur Internal Consistency, dilakukan dengan cara mencoba alat ukur
cukup hanya sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik
tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas alat ukur. Pada
penelitian pengujian dapat digunakan untuk mengevaluasi sumber variasi alat tes yang
tunggal, peneliti menggunakan teknik Alpha Cronbach. Metode Alpha Cronbach yang
digunakan untuk menghitung reabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan
‘benar’ atau ‘salah’ maupun ‘ya’ atau ‘tidak’, melainkan digunakan untuk menghitung
reabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku. Alpha Cronbach sangat umum
digunakan, sehingga merupakan koefesien yang umum untuk mengevaluasi Internal
Consistency (Puguh, 2009).

7. Jelaskan bagaimana cara melakukan analisa data pada penelitian kuanti?


Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian
(Suharsimi, 2010). untuk menganalis data penelitian kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan analisis statistik. Statistical Product and Service Solution (SPSS) yaitu
alat bantu berupa software yang dirancang untuk membantu pengolahan data secara
statistic.
Analisis data yang digunakan ada dua macam, yaitu uji prasyarat, dan uji hipotesis
e) Uji Prasyarat
- Uji Homohenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel
memiliki varians yang sama atau tidak. Rumus yang digunakan dalam uji
homogenitas ini adalah uji Harley. Uji Harley merupakan uji homogenitas
variansi terbesar dengan variansi terkecil. Rumusnya adalah sebagai berikut
Selain menggunakan uji Harley di atas untuk mempermudah perhitungan uji
homogenitas dapat dilakukan dengan Software SPSS 16.0 dengan ketentuan
kriteria sebagai berikut: 1) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas
< 0,05 maka data mempunyai varian yang tidak homogen. 2) Nilai Sig. atau
signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka data mempunyai varian yang
homogen.
- Uji Normalitas
Prasyarat yang harus terpenuhi untuk uji t adalah populasi data bedistribusi
normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data
sampel dapat menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Untuk memudahkan
peneliti, dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data peneliti
menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 yang output-nya dapat dilihat
pada kolom Kolmogorof-Smirnov dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
1) Nilai signifikasi atau nilai probabilitas < 0,05 maka sampel berasal dari
populasi yang tidak berdistribusi normal. 2) Nilai signifikasi atau nilai
probabilitas ≥ 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal (Agus, 2009).
f) Uji Hipotesis
Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk
mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Rumus
yang digunakan adalah t-test yaitu :

Uji t Teknik analisis data yang digunakan peneliti adalah: Suharsimi


Arikunto berpendapat bahwa analisis deskriptif adalah merupakan bentuk analisis
data penelitian untuk menguji generalisasai hasil penelitian berdasarkan satu
sampel. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis penelitian dapat
digeneralisasikan atau tidak, apabila hipotesis (Ha) diterima, berarti hasil
penelitian dapat digeneralisasikan. Analisis deskriptif ini menggunakan satu
variabel atau lebih tetapi bersifat mandiri, oleh karena itu analisis ini tidak
berbentuk perbandingan atau hubungan. Uji statistik dalam analisis deskriptif
adalah bertujuan untuk menguji hipotesis (pernyataan sementara) dari peneliti
yang bersifat deskriptif. Penerapan jenis uji statistik untuk penelitian yang
bersifat deskriptif sangat tergantung dari jenis data penelitian atau variabel
berdasarkan skala pengukurannya, yaitu dari skala interval/rasio yang akan
dipakai peneliti. Jika dalam suatu penelitian datanya berjenis interval/rasio, maka
yang dapat digunakan untuk menguji hipotesisnya adalah menggunakan uji t dan
z. perbedaan penerapan antara uji z dan uji t hanya terletak pada jumlah sampel
yang digunakan. Bila uji z sampel n > 30, sedangkan uji t sampel n ≤ 30. Uji t/z
untuk satu variabel dengan satu arah (kiri). Uji satu arah adalah uji yang hipotesis
tandingannya merupakan pernyataan lebih besar atau lebih kecil. Apabila
hipotesis tandingannya merupakan pernyataan lebih besar, maka arah
penolakannya adalah ke kanan (Suharsimi, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Agus Eko Sujianto. 2009. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakarya
Bungin, M. Burhan. 2004, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Prenada Media, Jakarta
Hamid, Achir Yani S. 2008. Buku Ajar Riset Keperawatan, Konsep Etika dan
Instrumentasi. Jakarta: EGC
James, A. & Winter, A. Research Ethics. in Public Health Research Methods for
Partnership and Practice (eds. Goodman, S. M. & Thompson, V. S.) 239–257
(CRC Press, 2018).
Kiyimba, N., Lester, J. N. & O’Reilly, M. Using Naturally Ocurring Data in Qualitative
Health Research: A Practical Guide. (Springer, 2019).
KNEPK. 2011. Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan. Diaksess melalui
web :
://www.ke.litbang.kemkes.go.id/kom14/wp-content/uploads/2017/12/Pedoman-
Nasional-Etik-Penelitian-Kesehatan-2011-Unedited-Version.pdf
Mulyasa E, Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009
Puguh Suharso, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis: Pendekatan Filosofi
dan Praktis, PT. Indeks, Jakarta
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2005)
Siregar Syofian, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana, Jakarta
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010)
Trochim, W. M., Donnelly, J. P. & Arora, K. Research Methods: The Essential
Knowledge Base. (Cengeage Leraning, 2016).

Anda mungkin juga menyukai