Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBELAJARAN FIKIH DAN KURIKULUM 2013

Di Susun Oleh :

Annisa Maharani (20591027)

Juwita Febriani (20591094)

Putri Oktavia (20591139)

Renal Apriansah (20591151)

Rima Melandri (20591160)

Prodi : PGMI 4G

Dosen Pengampuh : Rahardian Kurniawan,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nanti kan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah tugas mata kuliah PEMBELAJARAN FIQIH

Penulis tentu menyadari bahwa ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan didalam nya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Curup, 27 Maret 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................
C. Tujuan Masalah...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Fiqh...........................................................................................


B. Pengertian Kurikulum ........................................................................................................
C. Tujuan Pembelajaran Fiqh di MI......................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................................................

Daftar Pustaka.................................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, disamping harus memahami
hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan
melaksanakan hal-hal yang bersifat teknik. Hal-hal yang bersifat teknik ini terutama
mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar. Dalam mengelola dan
melaksanakan interaksi belajar mengajar (pembelajaran), guru paling tidak harus
memiliki dua pola dasar yakni kemampuan mendesain program dan keterampilan
mengkomunikasikan program itu kepada anak didik Khusus dengan pembelajaran
pendidikan agama peran guru tidaklah ringan.
Kemampuan belajar anak dibidang agama, tidak saja diukur dengan kemampuan
anak didik dalam memahami agama, tetapi diharapkan lebih dari itu. Anak didik
diharapkan mampu memahami, mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai agama
tersebut dalam kehidupan sehari- hari. Untuk itu, guru pendidikan agama harus
memiliki kompetensi keguruan yang memadai. Kompetensi guru dimaksudkan adalah
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam maningkatkan
kemampuan belajar anak.
Agar guru fiqih berhasil dalam menjalankan tugas sebagai pengajar, maka seorang
guru di tuntut untuk memiliki kompetensi dalam melaksanakan pembelajaran
(metodologi Pembelajaran fiqih). Hal yang paling penting adalah bagaimana seorang
guru itu mampu menerapkan suatu pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta
didik, sehingga membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran, artinya
pembelajaran yang diterapkan dapat mencapai tujuan-tujuan dalam pembelajaran.

B. Tujuan Masalah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Fiqh


Sebelum dipaparkan pengertian pembelajaran fiqih secara utuh ada baiknya
dijelaskan terlebih dahulu pengertian pembelajaran dan pengertian fiqih secara
harfiah. Pembelajaran adalah suatu kombinasi tersusun unsur-unsur manusiawi
material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam
mencapai tujuan pembelajaran. manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran
terdiri dari anak didik, guru dan tenaga lainnya. material meliputi buku-buku film
audio, dan lain-lain. fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan
audio visual, dan juga komputer. sedangkan prosedur meliputi jadwal, metode
penyampaian belajar, dan lain-lain. unsur-unsur tersebut saling
berhubungan ( Interaksi) Antara satu unsur dengan unsur lainnya.1
Sedangkan menurut Gagne dan briggs ( 1970)  mendefinisikan pembelajaran
sebagai suatu rangkaian event ( kejadian peristiwa, kondisi, dan lain-lain)  yang secara
sengaja dirancangkan untuk mempengaruhi anak didik sehingga proses belajar dapat
berlangsung dengan mudah. pembelajaran bukan hanya terbatas pada kejadian yang
dilakukan oleh guru saja melainkan mencakup semua kejadian maupun kegiatan yang
mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia.2

Sedangkan mengenai fiqih terdapat beberapa pengertian, diantaranya:


a. fiqih  Bila ditinjau secara harfiah artinya pintar, Cerdas dan paham.3
b. T.M Hasbi Ash-Shidqy Menyetir mendapat pengikut Syafi'i, Fiqih adalah ilmu yang
menerangkan segala hukum agama yang berhubungan dengan pekerjaan para
mukallaf yang dikeluarkan dari dalil-dalil yang jelas. serta menyetir pendapat al-imam
Abd Hamid Al Ghazali, fiqih adalah ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’
Bagi para mukallaf seperti wajib haram, mengubah,  sunnah, makruh, Shahih, dan
lain-lain.

Dari pengertian diatas maka pembelajaran fiqih adalah ah jalan yang dilakukan
Secara sadar, terarah dan terancam mengenai hukum-hukum Islam yang berhubungan
1
Oemar Hamalik, kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta,Bumi Aksara, 1995), h.57
2
Ahmad,Tafsir Metodologi Pengajaran Islam, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1996), h.96
3
T.M Hasbi Ash-Shidqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta, Bulan Bintang, 1996),h.29
dengan perbuatan Mukallaf baik bersifat ibadah maupun muamalah yang bertujuan
agar anak didik m engetahui, memahami serta melaksanakan
ibadah sehari-hari.
Dalam pembelajaran fiqih, tidak hanya terjadi proses interaksi antara guru dan anak
didik di dalam Kelas. Namun pembelajaran dilakukan juga dengan berbagai interaksi,
baik di lingkungan kelas maupun mushola sebagai tempat praktek praktek yang
menyangkut ibadah. VCD, film, Atau lainnya yang mendukung dalam pembelajaran
fiqih bisa dijadikan dalam proses pembelajaran Itu sendiri titik termasuk pula
kejadian-kejadian sosial baik yang terjadi di masa sekarang maupun masa lampau
yang bisa dijadikan cerminan dalam perbandingan dan penerapan hukum Islam oleh
peserta didik didik.
Pembelajaran fiqih merupakan bagian dari pendidikan agama Islam yang bertujuan
untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan penghayatan pengamalan serta pengalaman peserta didik
dalam aspek hukum baik yang berupa ajaran ibadah maupun Muamalah sehingga
menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya
kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta berakhlak mulia dalam Kehidupan pribadi,
bermasyarakat, dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

1. Fungsi Pembelajaran Fiqih


Fungsi pembelajaran fiqih, adalah:
a. penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada Allah
Subhanahu wa ta'ala. sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup didunia
dan akhirat.
b. Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala
serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin.
c. penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup
didunia dan diakhirat.
d. penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui
ibadah dan muamalah.
e. kesalahan-kesalahan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
Pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
f. pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan
dihadapinya sehari-hari.
g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami fiqih atau hukum Islam pada
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Pembelajaran Fiqih, meliputi :
a. Fiqih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang cara
pelaksanaan rukun islam yang baik dan benar, seperti :tata cara thaharah,
shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
b. Fiqih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman ketentuan
makanan dan minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara
pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.4

Pembelajaran fiqih diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama


diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa
kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan berakhlak mulia serta bertujuan untuk
menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti etis, saling menghargai
disiplin, harmonis dan produktif baik personal maupun sosial. pembelajaran fiqih
diharapkan menghasilkan manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman,
taqwa, dan akhlak serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan
kehidupan, khususnya dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat
manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan hambatan
dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkungan
lokal nasional regional maupun global. pendidikan diharapkan dapat
Mengembangkan metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar. pencapaian seluruh kompetensi dasar perilaku terpuji dapat
dilakukan untuk beraturan. peran semua unsur Madrasah, orang tua siswa dan
masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan
pembelajaran fiqih.

3. Komponen Pembelajaran Fiqih


Sedangkan yang dimaksud dengan mata pembelajaran fiqih dalam kurikulum
adalah salah satu bagian mata pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami
menghayati dan mengamalkan Hukum Islam yang kemudian menjadi dasar
4
Nasiruddin, “Pendidikan Fiqih Berbasis Kompetensi” Jurnal Pendidikan Islami, Vol 14 no 1 (2005), hlm. 38
pandangan hidupnya ( way of life) Melalui kegiatan bimbingan pengajaran
pelatihan penggunaan pengamalan dan pembiasaan. Dari Pengertian tersebut
Dapat ditemukan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Fiqih,
yaitu:
a. pembelajaran fiqih adalah sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang dilakukan secara berencana dan
sadar akan tujuan yang hendak dicapai.
b. peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada
yang dibimbing, diajari dan atau dilatih dalam peningkatan keyakinan
pemahaman Penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama Islam.
c. Pendidik atau guru fiqih yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran dan
atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan
tertentu.
d. kegiatan pembelajaran fiqih diarahkan untuk meningkatkan keyakinan
pemahaman Penghayatan dan Pengamalan ajaran agama Islam dari peserta
didik di samping untuk membuat kesalehan sosial.

Dengan demikian, kualitas atau kesalehan pribadi itu diharapkan mampu


memancar keluar hubungan keseharian dengan manusia lainnya atau
bermasyarakat baik yang seagama atau sesama muslim ataupun yang tidak
seagama atau hubungan dengan non muslim, serta dalam berbangsa dan bernegara
sehingga dapat terwujud persatuan nasional. dari definisi yang dijelaskan diatas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fiqih itu tidak hanya dilakukan di dalam
kelas akan tetapi seluruh kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan fiqih.
Selain itu, pembelajaran Fiqih juga banyak mengandung aspek nilai, maka
pembelajaran yang hanya mengarah pada aspek kognitif saja merupakan suatu
kesalahan besar oleh karena itu,Pembelajarannya harus mengarah pada tiga aspek,
yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

B. Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani,
yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Kosa kata
kurikulum telah masuk ke dalam kosa kata bahasa Indonesia, dengan arti susunan
rencana pengajaran. Kosa kata tersebut menurut sebagian ahli berasal dari bahasa
Latin, curriculum yang berarti bahan pengajaran, dan ada pula yang mengatakan
berasal dari bahasa Perancis, courier yang berarti berlari. Dalam bahasa Arab, ada
yang menggunakan kosakata al-manhaj untuk kosa kata kurikulum. Kata-kata
“manhaj” (kurikulum) yang bermakna jalan terang atau jalan terang yang dilalui
manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Dari pengertian kurikulum dari segi bahasa dapat diartikan, bahwa kurikulum
adalah rencana atau bahasan pengajaran, sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi
jelas dan terang. Pengertian ini terkait dengan hal yang paling menonjol dari isi
kurikulum, yaitu susunan bahan atau mata pelajaran yang akan digunakan sebagai
acuan dalam kegiatan pendidikan.
Sedangkan kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang
dirancang untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21. Kurikulum 2013
mempunyai tujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik
melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima
materi pelajaran.
Kurikulm 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pembelajaran (KTSP) yang sebelumnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
yang pernah diujicobakan pada tahun 2004. KBK atau (Competency Based
Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelanksanaan pendidikan dalam
mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu,
sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik
Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari
masyarakat. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi lahir sebagai
jawaban terhadap kurikulum KTSP yang menuai berbagai kritikan, serta sesuai
dengan perkembangan kebutuhan dan dunia kerja. Kurikulum 2013 merupakan salah
satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakat bangsa dalam
penguasaan ilmu dan teknologi seperti yang digariskan dalam haluan negara. Serta
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif, melalui
penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Titik berat Kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau
siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan:
a. Observasi
b. Bertanya (wawancara)
c. Bernalar, dan
d. Mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau
mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran.

Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan,


aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku.

1. Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2013


Implemetasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan atau menerapkan. Implementasi adalah suatu proses penerapan
ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun
nilai dan sikap. Implementasi kurikulum dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum
tertulis dalam bentuk pembelajaran.
Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, komsep kebijakan atau inovasi
dalam yang dilakukan pada suatu perubahan pengetahan, keterampilan dan nilai sikap.
Implemrentasi kurikulum juga membentuk penerapan atau pelaksanaan program
kurikulum yang telah dikembangkan pada tahap sebelumnya.
Tahap pertama dalam implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Fiqh
adalah tahap perencanaan, yaitu penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.Langkah-langkah pelaksanaan pada tahap
perencanaan ini, terdiri dari analisis hari efektif dan analisis program pembelajaran.
Analisis hari efektif ini untuk mengetahui jumlah hari efektif dan hari libur tiap pekan
atau tiap bulan sehingga memudahkan penyusunan program pembelajaran selama satu
semester.
Sebagai persiapan mengajar guru mata pelajaran MI adalah dengan melakukan
pengembangan program yaitu penyusunan program tahunan, program semester,
program pengayaan dan program remidial. Program tahunan merupakan program
umum setiap mata pelajaran untuk jangka waktu satu tahun dalam rangka
mengefektifkan program pembelajaran. Program semester berisikan garis-garis besar
mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Program semesster
yang disusun oleh oleh guru fiqih berisikan tentang bulan, kompetensi inti,
kompetensi dasar yang hendak dicapai, alokasi waktu serta keterangan-keterangan.
Program mingguan dan harian merupakan penjabaran dari program semester dan
program modul. Dari program ini dapat teridentifikasi siswa-siswa yang mengalami
kesulitan belajar akan dilayani melalaui kegiatan remidial, sedangkan untuk siwa
yang cemerlang akan dilayani melalui kegiatan pengayaan agar siswa tersebut tetap
mempertahankan kecepatan belajarnya.Mengenai program remidial yang
dilaksanakan berdasarkan hasil analisis terhadap keberhasilan kegiatan belajar dan
terhadap hasil tes, dan ulangan Silabus adalah salah satu komponen perangkat
pembelajaran dari rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Selain silabus juga ada RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) . RPP adalah pegangan seorang guru dalam mengajar di
dalam kelas. RPP dibuat oleh guru untuk membantunya dalam mengajar agar sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada hari tersebut. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berisi pengaturan yang berkenaan dengan perkiraan
atau proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung, kemungkinan pelaksaan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah direncanakan ataupun tidak karena proses
pembelajaran bersifat situasional, apabila perencanaan disusun secara matang maka
proses dan hasil pembelajaran tidak akan jauh dari perkiraan.
Pada tahap pelaksanaan, guru sudah menggunakan pendekatan scientific dalam
pembelajaran yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan. Setelah tahap pelaksanaan, tahap selanjutnya yaitu evaluasi,
untuk tahap evaluasi ini meliputi evaluasi pengetahuan (ulangan harian, tes lisan
maupun tertulis), evaluasi ketrampilan (penilaian praktek shalat, wudhu dan lainnya),
serta evaluasi sikap (keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan belajar mengajar). Hal
ini di karenakan merupakan hal baru bagi mereka. Dalam penilaian ini, guru harus
memasukan nilai dalam aplikasi, meliputi nilai harian nilai ulangan, UTS, UKS dan
sebagainya. Selaian itu nilai penilaian juga tidak hanya dari segi pengetahun
saja,tetapi juga keterampilan dan sikap. Hal inilah yang terkadang memprsulit guru
dalm penerapan implementasi dalam Kurikulum 2013. Setiap hambatan yang muncul,
pasti ada solusi maupun penyelesaian masalah.

C. Tujuan Pembelajaran Fiqih di MI


Tujuan artinya suatu yang dituju, yaitu yang ingin dicapai dengan suatu kegiatan
atau usaha. dalam pendidikan tujuan pendidikan dan pembelajaran merupakan faktor
yang pertama dan utama. tujuan akan mengarahkan arah pendidikan dan pengajaran
ke arah yang hendak di tuju. Tanpa adanya tujuan maka pendidikan akan terombang-
ambing. sehingga proses pendidikan tidak akan mencapai hasil yang optimal. tujuan
yang jelas akan memudahkan penggunaan komponen-komponen yang lain, yaitu
materi, metode, dan media serta evaluasi yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran yang ke semua komponen tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan.
Dalam merumuskan tujuan dan pembelajaran haruslah diperhatikan beberapa
aspek yakni aspek kognitif aspek afektif dan aspek psikomotorik. dalam dunia
pendidikan di Indonesia terdapat rumusan tentang tujuan pendidikan nasional
tersebut tertuang undang-undang RI. no. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang SISDIKNAS,
Yang berbunyi: "pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”. Sedangkan tujuan dari pendidikan Islam
adalah kepribadian muslim yaitu suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai
oleh ajaran Islam. tujuan pendidikan Islam dicapai dengan pengajaran Islam, Jadi
tujuan pengajaran Islam merupakan bentuk operasional pendidikan Islam. hal ini
sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam surat az-zariyat: "dan aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku ".

Mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali siswa agar
dapat:
1. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum islam baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar dan
baik,sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran islam baik
dalam hubungan manusia dengan Allah SWT,dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.

Pemahaman dan pengetahuan tersebut diharapkan menjadi pedoman hidup dalam


bermasyarakat, serta dapat menumbuhkan ketaatan beragama, tanggung jawab dan
disiplin yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari baik secara pribadi maupun sosial
dengan dilandasi hukum Islam.

Anda mungkin juga menyukai