Anda di halaman 1dari 2

1.

Teori Abraham Maslow

Maslow menekankan bahwa ketika perkembangan kepribadian individu itu mulai tumbuh dan
berkembang, dibangun, itu dia mengusutera holistik. Jadi secara menyeluruh, tidak parsial, tidak bisa di
partisi-partisi, dibagi-bagi tapi secara menyeluruh (holistik) dan kemudian maslow ini melihat bahwa
semuanya ini karena kita manusia. Manusia memiliki cara berpikir dengan cara yang lebih kompleks,
cara untuk memecahkan masalah mereka sendiri dan sebagainya. Jadi Maslow ini lebih berpendapat
bahwa kita harus lebih memanusiakan manusia. Kita tidak bisa disamakan dengan hewan atau binatang.
Hal inilah yang menjadi dasar munculnya teori Maslow tentang kebutuhan.

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia
tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Salah satu teori yang paling terkenal
dari Abraham Maslow yaitu teori tentang hierarchy of needs (hierarki kebutuhan). Adapun hierarki
kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan akan makan, minum, rumah, tempat tinggal, olahraga dan
lainnya. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan paling bawah atau dasar.

2. Kebutuhan Keamanan (Safety)

Sesudah kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya muncul kebutuhan keamanan. Pada dasarnya
kebutuhan fisiologis dan keamanan adalah kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan. Kebutuhan
fisiologis yaitu pertahanan hidup jangka pendek sedangkan keamanan merupakan pertahanan hidup
jangka panjang. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan perlindungan, keamanan, keteraturan stabilitas,
dan terbebas dari rasa.

3. Kebutuhan Dimiliki dan Cinta (Belonging and Love)

Sesudah kebutuhan fisiologi dan keamanan relatif terpuaskan, kebutuhan dimiliki atau menjadi bagian
dari kelompok sosial dan cinta menjadi tujuan yang dominan. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan
pertemanan, keintiman, kasih sayang, dan cinta.

4. Kebutuhan Harga Diri (Self Esteem)

Bilamana kebutuhan dimiliki dan mencintai telah relatif terpuaskan, maka kekuatan motivasinya
melemah dan diganti dengan motivasi harga diri. Kepuasan kebutuhan harga diri menimbulkan perasaan
dan sikap percaya diri, diri berharga, diri mampu, dan perasaan berguna. Menurut Maslow,
penghargaan dari orang lain hendaknya diperoleh berdasarkan penghargaan diri kepada diri sendiri.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization)

Pada akhirnya sesudah semua kebutuhan dasar terpenuhi, muncullah kebutuhan aktualisasi diri, gimana
kebutuhan menjadi sesuatu yang orang itu mampu mewujudkannya memakai (secara maksimal) seluruh
bakat-kemampuan-potensinya. Aktualisasi diri merupakan suatu keinginan untuk memperoleh sebuah
kepuasan dengan dirinya sendiri, untuk menyadari semua potensi dalam dirinya, untuk menjadi apa saja
yang dia dapat melakukannya, dan untuk menjadi kreatif dan bebas dalam mencapai puncak prestasi
potensinya. Mereka mengekspresikan kebutuhan dasar kemanusiaan secara alami dan tidak mau
ditekan oleh budaya.

Aktualisasi diri dapat dipandang sebagai kebutuhan tertinggi dari suatu hirarki kebutuhan, namun juga
dapat dipandang sebagai tujuan final, tujuan ideal dari kehidupan manusia. Menurut Maslow, tujuan
mencapai aktualisasi diri ini bersifat alami yang dibawa sejak lahir. Meskipun setiap orang memiliki
keunikan dalam cara mengaktualisasikan dirinya, tapi setiap manusia pasti selalu ingin menjadi
(becoming) dan terus berkembang, menemukan makna yang penting bagi dirinya.

2. Teori Albert Bandura

Bagi Bandura, meskipun prinsip belajar cukup untuk menjelaskan dan meramalkan perubahan tingkah
laku, prinsip itu harus mempertahankan dua fenomena penting yang diabaikan atau ditolak oleh
paradigma behaviorisme. Pertama, Bandura berpendapat, manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah
lakunya sendiri sehingga mereka bukan semata-mata bidang yang menjadi objek pengaruh lingkungan.
Kedua, Bandura menyatakan bahwa banyak aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi orang satu
dengan orang lain. Teori belajar sosial dari bandura didasarkan pada konsep saling menentukan, tanpa
penguatan, dan pengaturan diri atau berpikir. Struktur kepribadian Bandura meliputi sistem self,
regulasi diri, efikasi diri, sumber efikasi diri, eikasi diri sebagai prediktor tingkah laku, efikasi kolektif .

Perkembangan kepribadian menurut Bandura yakni belajar melalui observasi. Belajar melalui observasi
jauh lebih efisien dibandingkan belajar melalui pengalaman langsung. Melalui observasi orang bisa
memperoleh respon yang banyak, yang mungkin diikuti dengan hubungan atau penguatan. Inti dari
belajar observasi ialah modeling. Peniruan atau meniru sebenarnya tidak tepat jika digunakan untuk
mengganti kata modeling, dikarenakan modeling bukan hanya sekedar meniru atau mengulangi apa
yang dilakukan oleh orang lain, namun modeling melibatkan penambahan atau pengurangan tingkah
laku yang teramati, menggeneralisir berbagai pengamatan sekaligus melibatkan proses kognitif.

Dilakukan penelitian terhadap tiga kelompok anak TK, yakni kelompok pertama diminta untuk
mengobservasi model orang dewasa yang bertingkah laku agresif, fisik dan verbal terhadap boneka
karet. Kelompok kedua disuruh mengobservasi model orang dewasa yang sedang duduk tenang tanpa
menaruh perhatian terhadap boneka karet yang ada didekatnya. Kelompok ketiga sebagai kelompok
kontrol yang ditugasi untuk mengamati dua jenis model itu. Ketiga kelompok anak tersebut kemudian
dibuat mengalami frustasi ringan, dan setiap anak (sendirian) ditempatkan di kamar yang ada boneka
karet seperti yang dipakai penelitian. Ternyata tingkah laku setiap kelompok cenderung mirip dengan
tingkah laku model yang diamatinya. Kelompok pertama bertingkah laku lebih agresif terhadap boneka
dibandingkan dengan kelompok lain. Sedangkan kelompok kedua sedikit lebih agresif dibandingkan
dengan kelompok kontrol.

Anda mungkin juga menyukai