Anda di halaman 1dari 2

A.

Hubungan pertemanan dan bermain

Perkembangan adalah perubahan yang teratur, sistematis, dan terorganisir yang mempunyai tujuan tertentu.
Banyak teori mengenai perkembangan psikososial, yang paling banyak dianut adalah teori psikosial dari Erik
Erikson. Pada tahap ketiga (2-6 tahun) mereka belajar bagaimana merencanakan dan melaksakan tindakannya.
Pada usia 2-3 tahun, anak mulai menjalin hubungan pertemanan. Dalam hubungan pertemanan tersebut, anak ingin
disukai oleh teman-temannya. Anak ingin bisa bermain dengan sebanyak mungkin teman. Anak mulai memahami
bahwa fungsi pertemanan adalah untuk berbagi, member dukungan, bergantian, dan berbagai keterampilan soaial
lainnya. 1

Pada usia 3-4 tahun hubungan pertemanan anak mulai meningkat di usia ini anak mulai mengenali mana
yang benar dan mana yang tidak benar. Anak mulai memahami tentang berbohong dan mengapa ia tidak boleh
berbohong, serta memahami tentang kesalahan. Perkembangan aspek motorik tersebut juga menjadikan anak dapat
bermain bersama dengan teman-temannya.2

Pola pertemanan dan hubungan anak sudah lebih stabil pada usian 4-5 tahun. Hal itu disebabkan anak sudah
memahami adanya aturan, bahkan tidak hanya ketika bermain di limgkungan sekolah, tetapi juga dalam prilaku
dirumah. Itulah sebabnya anak ingin agar prilakunya dapat diterima oleh orangtuannya dan teman-temannya.3

:Pada usia 5-6 tahun terjadi peningkatan perkembangan social pada anak usia 5- 6 tahun. Factor penambhan
usia menjadi penyebab, dengan pertambahan usia tersebut anak menjadi lebih banyak bermain dan bercakap- cakap
dengan anak lainnya, khususnya dengan teman-temannya. Hubungan anak bersama temantemannya yang semakin
meningkat melalui kegiatan bermain, baik disekolah ataupun di lingkungan rumah dapat menjadikan ia memahami
dirinya sendiri untuk bersikap kooperatif, toleran, menyesuaikan diri, dan mematuhi aturan yang berlaku dirumah,
sekolah, dan dilingkungan masyarakat.4

Dalam hal ini peran pertemanan dalam perkembangan psikososial anak terdapat beberapa fase yaitu:

1. Fase pertama (Teman Untuk Bermain)

Fase ini terjadi pada usia 5 – 7 tahun, bagi mereka teman menariknya adalah teman yang mempunyai
mainan dan tempat tinggalnya dekat dengan mereka yang memiliki keterkaitan sama. Persahabatan mereka
mungkin akan putus dankembali seperti semula. Mereka tidak menganggap bahwa kepribadian itu penting.

2. Fase kedua ( Teman untuk bersama)

Pada masa ini, pertemanan mereka didasari oleh kepercayaan satu sama lain terjadi pada usia 8 – 10 tahun.
mereka berteman melalui kepercayaan, saling membutuhkan, dan saling mengunjungi. Fase ini anak tidak
gampang berteman seperti pada fase pertama, karena mereka harus ada kemauan berteman dari kedua pihak.
mereka juag tidak lmau lagi berteman jika ada masalah.

3. Fase ketiga

Fase ini terjadi pada usia 1 sampai 15 tahun, persahabatan dengan penuh perngertian. Bagi mereka teman
bukan hanya sebagai temoat bermain saja akan tetapi juga sebagai tempat bertukar pikiran, persaan dan

1
: Ilman Saputra dan Alzena Masykouri, Membangun Sosial-Emosi Anak di Usia 2-4 Tahun,
(Jakarta: Dirjen PAUDNI, 2011), hlm. 8.
2
Ibid., hlm.9.
3
Novan Ardy Wiyani, Mengelola …, hlm. 34.
4
Ibid., hlm. 34.
pengertian. Pertemanan ini sangat intens, sahabat yang lebih tahu daripada orangtuanya sendiri. Pertemanan
mereka bisa putus karena pindah rumah atau melanjutkan sekolah lain.

Berikut ini beberapa faktor penting yang memperngaruhi hubungan pertemanan anak:

1. Cara mendidik dan membina anak. Orang tua yang mendidik dan membina anak secara bertahap dengan penuh
kasih sayang, yang biasanya akan tumbuh kepercayaan diri anak dalam mengembangkan hubungan sosial.

2. Urutan kelahiran. Anak bungsu atau anak paling terakhir biasanya lebih populer dan lenih pintar bernegosiasi
daripada saudara-saudaranya.

3. Gender. Perbedaaa jenis kelamin mengakibatkan perbedaan pola asuh. Anak laki-laki boleh memnajata pohon,
sedangkam anak perempuan tidak boleh.

4. Kecakapan dan keterampilan mengambil peran. Mereka lebih dapat mengambil peran dan bersosialisasi dan
beradaprasi dilingkungan sosial.

5. Nama. Nama sangat penting dilingkungan masyarakat, apalagi nama yang diasosiakan yang cenderung anak-
anak lain mengejek yang membawa pengaruh negative dalam psikologi anak.

6. Daya Tarik. Anak-anak yang memiliki daya tarik tinggi memiliki pengaruh positif disekitarnya. Sehingga
mereka dapat tumbuh rasa percaya diri.

Perkembangan psikologi manusia dipengaruhi oleh intreraksi sosial dalam perkembangan psikososial anak.
Perkembangan moral seorang anak juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Pertemanan mempunyai arti penting
dalam perkembangan sosial anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Riendravi, Scania. Perkembangan Psikososial Anak. Bagian/SMF Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai