Anda di halaman 1dari 25

ANALISIS NILAI-NILAI MULTIKULTURALISME DALAM MATERI

AL-QUR’AN DAN HADITS DI MADRASAH TINGKAT DASAR

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Islam Multikultural

Dosen Pengampuh

Dr. Qolbi Khoir, M.Pd.I


Dr.H. Zahdi Taher, M.H.I

Oleh :

Dika Novri Yuana


NIM. 2111540016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PASCASARJANA
UIN FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt, yang telah
melimpahkan rahmat, karunianya berupa kesehatan, pikiran yang sehat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tulisan makalah ini sesuai dengan yang diharapkan.
Selanjutnya makalah ini penulis susun sebagai pemenuhan tugas pada mata kuliah
Pendidikan Islam Multikultural. Makalah ini disusun dengan kemampuan yang
semaksimal mungkin, namun penulis juga menyaari bahwa makalah ini masih
memiliki kekurangan, sehingga penulis membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini nantinya dapat memberikan
manfaat untuk menambah wawasan, informasi kepada pembaca mengenai analisis
nilai-nilai multikultural di madrasah tingkat dasar, sekian terimakasih.

Bengkulu, , Februari, 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................….ii

DAFTAR ISI.........................................................................................…iii

BAB. I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................…1


B. Rumusan Masalah.................................................................…4
C. Tujuan Penelitian..............................................................……4
D. Manfaat Penelitian…........................................................……4

BAB II. PEMBAHASAN

A. Makna Multikulturalisme dalam pendidikan…………………. 6


B. Indikator nilai-nilai multikulturalisme dalam pendidikan…....13
C. Analisis nilai-nilai multikulturalisme dalam materi
Al-Quran dan Hadits di sekolah/madrasah tingkat dasar…….15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................19
B. Saran.........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia akademik pendidikan merupakan bagian dari proses
memanusiakan manusia, melalui pendidikan manusia akan berkembang secara
sumber daya manusianya, hal ini dilakukan guna memperoleh kemampuan
sosial dan individu yang optimal serta profesional dalam menjalankan
kehidupan antar manusia satu dengan yang lainnya sesama makhluk
Allah.Swt, sehingga manusia dapat dengan baik memahami individunya,
orang lain, alam serta lingkungan tempat tinggalnya.
Selanjutnya sebagai ciptaan Allah.Swt, kita diciptakan dengan sangat
beragam, baik dalam hal suku, budaya, ras, golongan, kepercayaan serta adat-
istiadat, ini menjadi sunatullah yang tidak dapat kita pungkiri kebenarannya.
Dalam hidup manusia selalu berkaitan dengan pembelajaraan, oleh karena hal
tersebut pendidikan tidak terlepas dari budaya masyarakat di sekelilingnya,
sehingga dalam pendidikan tercipta visi mengasah rasa. Karsa dan karya. Hal
ini seiring berkembangnya zaman menumbulkan konflik dalam kehidupan
manusia, dengan masalah terbesarnya karena adanya perbedaan.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan, kehidupan
masyarakatnya terpecah ke dalam ribuan pulau-pulau kecil di dalamnya
selama berabad-abad, menciptakan corak rasa, karsa dan karya unik tersendiri
pada setiap masyarakat yang tinggal di masing-masing pulau tersebut, Hal ini
menjadi salah satu tantangan besar dalam pembentukan negara Indonesia.
Suku-suku yang terbentuk disetiap pulau Indonesia seiring perkembangan
zaman tumbuh dan berkembang dengan memegang teguh apa yang telah
mereka pahami dalam bingkai adat-istiadat dan lain sebagainya.
Jika dilihat secara vertikal Indonesia memiliki ragam corak
masyarakatnya, mereka memiliki perbedaan dalam hal kepercayaan dan
keyakinan, sehingga terbentuklah perbedaan agama. Kemudian jika dilihat
secara horizontal Indonesia memiliki masyarakat dengan perbedaan ras, suku,

1
2

golongan, kebudayaan, adat-istiadat di dalamnya. Hal ini lah yng


mempelopori para pendiri bangsa membentuk sebuah semboyan guna
mengikat seluruh masyarakat bangsa Indonesia menjadi satu-kesatuan,
semboyan tersebut yaitu “ Bhineka Tunggal Ika” dengan arti “ Berbeda-beda
tetapi tetap satu”.
Semboyan ini menggambarkan semangat dan impian para pendiri
bangsa untuk menciptakan kehidupan masyarakat Indonesia dalam rasa
kesatuaan dan persatuan tidak memandangan perbedaan ras, suku, adat-
istiadat, budaya, agama dan kepercayaan yang ada sebagai sebuah kelemahan,
melainkan menjadikan perbedaan tersebut sebagai kekuatan bagi bangsa
Indonesia. Lebih jauh lagi semboyan ini membuat jalan pikir yang sangat luas
serta menarik terkait dengan bagaimana cara menemukan keseimbangan
antara keberagaman dan kesatuan, karena dalam bingkai negara Indonesia
kedua hal ini harus tetap ada di antara kehidupan masyarakatnya.
Urgensi inilah yang membuat pentingnya peran pendidikan dalam
memberikan pengertian, pembelajaran agar pada generasi penerus sedini
mungkin ditanamkan sikap toleransi, saling menghargai, menghormati dalam
bingkai multikultural. Maka dalam hal ini dalam pendidikan harus mampu
menghadirkan materi-materi ajar yang memuat nilai-nilai multikulturalisme,
ini menjadi solusi terbaik demi terwujudnya pluralisme dan tertanamnya nilai-
nilai multikultural dalam diri setiap peserta didik. Sehingga proses menghargai
terhadap keragaman suku, ras, budaya, adat-istiadat, serta kepercayaan dapat
berjalan sesuai visi para pendiri bangsa Indonesia.
Agama Islam sejatinya menjadi jalan penyelamat serta rahmat bagi
alam semesta beserta isinya sehingga disebut dengan rahmatanlil’alaamiin,
menyelamatkan tanpa memandang perbedaan suku, ras, budaya, kepercayaan,
adat-istiadat, bentuk dan rupa makhluk dan lain sebagainya. Namun dewasa
ini pandangan terhadap perbedaan di berbagai linih kehidupan masyarakat
Indonesia semakin menjadi-jadi, hal ini dapat kita lihat dengan terjadinya
permusuhan, saling memfitnah antar aliran kepercayaan, ditambah lagi
maraknya aksi-aksi kejam yang megatasnamakan agama. Hal ini memporak-
3

porandakan kerukunan antar umat beragama , serta meluas keperbedaan antar


suku, ras dan lainnya.
Dari latar belakang tersebut, dapat penulis analisis bahwa untuk
mencegah teradinya konflik yang berkepanjangan akibat dari perbedaan, maka
perlu dilakukan pembentukan karakter sebagai proses menumbuh
kembangkan sikap toletansi, penghargai perbedaan, saling menghormati,
menghargai sejak dini kepada anak cucu kita, yang dimulai pada bangku
pendidikan.
Allah.Swt juga sangat menyeru manusia untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai multikulturalisme, sebagaimana firman Allah.Swt berikut ini :

       


         
   
Artinya :“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.” (Q.S Al-Hujarat ayat 13)1

Dari ayat di atas dapat penulis analisis bahwa ada kerja sama yang
sangat baik antara multikultural dengan pendidikan sebagai suatu solusi
terbaik dalam menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat terhadap
Indonesia yang beragam. Pada akhirnya karena kolaborasi yang baik antar
keduanya muncullah ide untuk mengkombinasikan wawasan multikultural
dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan agama Islam, Karena Islam
adalah agama yang kaffah. Jika keduanya telah tersusun dalam konsep yang
baik, maka pendidikan Islam multikultural akan tercipta sesuai visi. Sehingga
pendidikan multukultural dapat dilakukan sedini mungkin dalam proses
pendidikan kepada peserta didik sebagai penerus bangsa.
Salah satunya dalam Pendidikan Agama Islam sebagai ujung tombak
bagi pendidikan Islam multikultural, yang mana dalam mata pelajaran ini,

1
Q.S Al-Hujarat (49) : 13
4

materi pembalajarannya terbagi ke dalam beberapa materi ajar, diantaranya


Fiqih, Al-Quran-Hadits, Aqidah-Akhlak, SKI, dan Bahasa Arab, yang jika
ditelusuri lebih dalam mengajarkan tentang multikulturalisme, agar lebih
terarah dan tidak keluar dari judul pembahasan makalah, maka dalam makalah
ini penulis membatasi pembahasan makalah pada materi Al-Quran dan Hadits,
dengan menganalisis nilai-nilai multikulturalisme yang terkandung di
dalamnya, analisis ini dilakukan pada sekolah/madrasah tingkat dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah makna Multikulturalisme dalam pendidikan
2. Apa saja indikator nilai-nilai multikulturalisme dalam pendidikan
3. Bagaimana analisis nilai-nilai multikulturalisme dalam materi Al-Quran
dan Hadits di sekolah/madrasah tingkat dasar.
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan makna Multikulturalisme dalam pendidikan
2. Menjelaskan apa saja indikator nilai-nilai multikulturalisme dalam
pendidikan
3. Menganalisis nilai-nilai multikulturalisme dalam materi Al-Quran dan
Hadits di sekolah/madrasah tingkat dasar.
D. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Praktis
a) Makalah ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan tentang
analisis nilai-nilai multikulturalisme dalam materi Al-Quran dan
Hadits.
b) Makalah ini diharapkan dapat berguna sebagai sarana untuk informasi
aktual berbagai pihak yang memiliki perhatian terhadap pendidikan,
sehingga menjadi pedoman untuk membuat kebijakan pada masa
mendatang.

b. Manfaat Teoritis
5

a) Memperkaya pengetahuan serta sebagai saran untuk pengembangan


teori-teori serta konsep dalam kajian tentang pendidikan.
b) Menjadi tambahan literatur dalam mata kuliah Pendidikan Islam
Multikultural sehingga membantu penulis selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Multikulturalisme dalam Pendidikan
1. Pengertian Multikulturalisme
Asal kata multikulturalisme yaitu, multi yang artinya
banyak/beragam, dan cultural yang artinya budaya/kebudayaan. Secara
etimologi berarti keberagaman budaya. Multikulturalisme mengacu kepada
pengakuan dan penerimaan terhadap ragam kehidupan manusia, sehingga
terciptanya pluralitas dalam kehidupan masyarakat, baik dalam sistem tata
nilai, sosial, budaya serta politik yang dibatasi oleh nilai-nilai tertentu
melekat padanya.2
Pada dasarnya multikulturalisme mengandung suatu pemahaman,
penilaian terhadap suatu budaya masyarakat, serta penghormatan terhadap
budaya lain yang tidak sama dengannya. 3 Di dalamnya mencangkup juga
cara pandang, kebijakan, tata cara bersikap dan bertindak masyarakatnya
terhadap keragaman suku, ras, budaya, adat-istiadat, serta kepercayaan
yang ada, dengan visi mewujudkan kerukunan, persatuan dana kesatuan
diatas keragaman tersebut. Dalam upaya terwujudnya persatuan dan
kesatuan dari berbagai etnis masyarakat yang ada di Indonesia,
multikultural menjadi konsep dasar terciptanya keinginan tersebut.
Sejalan dengan paparan di atas, berikut ini pengertian
multikulturalisme menurut para ahli;4
a. Menurut Azyumardi Azra; Multikulturalisme merupakan suatu
pandangan hidup yang menjunjung tinggi kebersamaan asas
perbedaan, baik dalam hal perbedaan agama, politik, hingga perbedaan
suku.

2
Mubarak,Zakki,dkk. Buku Ajar II, Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Integritas
(MPKT) cet. Kedua. 2008. Depok : FE UI.
3
Lubis, Akhyar Yusuf, 2006. Deskontruksi Epistemologi Modern. Jakarta: Pustaka
Indonesia Satu.
4
Indonesia Student.com, 2017. “Pengertian Multikulturalisme Menurut Para Ahli”.
Diakses pada 20 Oktober 2021, pukul 19:51 Wib.

6
7

b. Menurut Parekh; Multikulturalisme adalah kesepakatan yang dibangun


atas dasar perbedaan, baik secara komunitas budaya, sejarah,
kebiasaan, serta adat.
c. Menurut Lawrence Blum; Multikulturalisme adalah pemahaman atas
suatu ideologi yang menerima perbedaan dengan dasar kesadaran, baik
secara individual ataupun kelompok.
d. Menurut Rifai Harahap; Multikulturalisme adalah gagasan yang
dibangun atas dasar cara pandang mengenai perbedaan dan
mengutamakan kebersamaan.
Dari pernyataan di atas dapat penulis analisis bahwa jika pendidikan
dan multikulturalisme dikaitkan maka akan tercipta makna yang menjadikan
multikulturalisme itu sebagai konsep, ide, falsafah yang mengakui dan
menilai betapa pentingnya keberagaman tersebut, sehingga antar etnis dapat
saling mengenal, berkembang, dan belajar banyak hal. Multikulturalisme
yang hadir dalam ranah pendidikan multikultural akan menentang semua
bentuk rasisme dan diskriminatif terhadat etnis di sekolah dan masyarakat,
dengan menerima pluralitas antar peserta didik, komunitas organisasi, serta
golongan masyarakat lainnya. Oleh karena itu pendidikan multikultural ini
harus tertanam dalam kurikulum pendidikan, serta pada strategi pebelajaran
yang mencakup semua bentuk tindakan guru pada saat mengajar.5
2. Pengertian Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural terdiri dari dua suku kata, diantaranya yaitu
pendidikan dan multikultural. Pendidikan diartikan sebagai sebuah proses
pengembangan diri serta semua nilai yang melekat padanya dalam rangka
memanusiakan manusia.6 Sedangkan multikultural diartikan sebagai
keragaman budaya. Merujuk pada pendapat dari Komarudin Hidayat bahwa
istilah multikultural tidak hanya mengacu pada kenyataan sosial antropoligis

5
Nurul Hidayati, Konsep Pendidikan Islam Berwawasan Multikulturalisme Perspektif Har.
tilaar, ((IAI Uluwiyah Mojokerto, Mei 2016), Jurnal Pendidikan Agama Islam Volume 4 Nomor
1.Hal. 48.
6
Rustam Ibrahim, “Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip Dan Relevansinya
Dengan Pendidikan Islam,” Addin Vol.7 No.1 (Februari 2013): Hal. 136.
8

adanya pluralitas dalam etniss, bahasa, dan kepercayaan saja, tetapi juga
mengacu pada perwujudan sikap demokratis dan egaliter agar dapat
menerima keragaman tersebut.7
Selanjutnya merujuk kepada pendapat dari James Banks yang
berpendapat bahwa pendidikan multikultural merupakan suatu rangkaian
kepercayaan (set of beliefs), penjelasan yang mengakui, menilai pentingnya
keberagaman etnis dalam semua aspek kehidupan manusia. Lebih jauh lagi
Ia mengartikan pendidikan multikultural sebagai ide, gagasan, gerakan
perubahan dalam tatanan pendidikan yang lebih baik lagi sesuai dengan
bingkai negara Indonesia, perubahan pembaharuan tersebut bertujuan untuk
memperbaiki struktur lembaga pendidikan agar peserta didik pada sekolah
umum, peserta didik berkebutuhan khusus, dan peserta didik yang berasal
dari etnis yang berbeda antar satu dengan yang lainnya dapat merasakan hak
yang sama dalam kesempatan mencapai prestasi belajar yang
baik.8Selanjutnya terkait hal ini Tilaar berpendapat bahwa tujuan dari
pendidikan multikultural ini adalah untuk menciptakan suasana saling
menghargai antar etnik dan budaya dalam masyarakat termasuk salah
satunya yaitu peserta didik. anggota dari kelompok ras, etnis dan kultur yang
bermacam- macam memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi
akademik di sekolah.9
Maka jika diteliti lebih dalam dapat dianalisis bahwa pendidikan
multikultural adalah bagian dari sistem pembelajaran yang mengakomodasi
berbagai macam latar belakang biografi peserta didik, dengan tujuan
menciptakan, mengasah, mengembangkan potensi-potensi yang ada di
dalam diri peserta didik tanpa membeda-bedakan, dan membuat peserta
didik merasa terasingkan apalagi sampai mencela. 10 Dalam Islam sangat

7
Ukim Komarudin Sukardjo, Landasan Pendidikan Konsep Dan Aplikasinya (Jakarta:
Rajawali Pers, 2009), Hal. 70.
8
A. Rusdiana Yaya Suryana, Pendidikan Multikultural (Suatu Upaya Penguatan Jati
Diri Bangsa) (Bandung: Pustaka Setia, 2015), Hal. 196
9
Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam Di Indonesia, Hal. 49.
10
Muhammad Harfin Zuhdi, “Pluralisme Dalam Perspektif Islam,” Akademika
Jurnalpemikiran Islam Vol. XVII, No. 01 (1 Juni 2012): Hal. 68
9

melarang mencela golongan / etnis lain. Sebagaimana firman Allah.Swt


berikut ini ;
         

         


     
Artinya: “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang
mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah
dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan
setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan
merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa
yang dahulu mereka kerjakan.”( Q.S Al-An’am (6):108)11

Dari ayat di atas dapat dianalisis bahwa Al-Qur’an sangat tegas


mengakui adanya agama lain dan memerintahkan agar umat Islam dapat hidup
berdampingan dengan rukun dan damai. Namun sangat perlu juga dipahami
bahwa pengakuan terhadap agama lain bukan berarti Islam ikut membenarkan
Aqidah agama-agama selain Islam tersebut.
3. Prinsip-prinsip Pendidikan Multikultural
Dalam pendidikan multikultural terdapat prinsip-prinsip yang sesuai
dengan keberagaman yang ada di Indonesia, baik suku, ras, budaya, adat-
istiadat dan kepercayaan. Prinsip ini mengandung hak-hak terkait dengan
perbedaan dan mengurangi adanya diskriminasi dalam bentuk apapun.
Berikut prinsip-prinsip pendidikan multikultural;12
a. Materi ajar harus netral tidak memihak kepada suatu budaya, serta
perlu adanya keterbukaan antar budaya peserta didik agar dapat
menyatukan pendapat / opini dan interpretasi yang berbeda
berlawanan.
b. Isi materi ajar harus mengedepankan perbedaan dalam kesatuan.
c. Materi ajar yang akan disampaikan harus sesuai dengan situasi dan
kondisi saat proses belajar- mengajar berlangsung.

11
Q.S Al-An’am (6):108
12
Ibid, Rustam Ibrahim, Hal.145.
10

d. Proses pelajaran harus mengalir sesuai dengan pengalaman dan


pengetahuan para peserta didik.
e. Dalam proses pembelajaran harus menggunakan model pembelajaran
yang interaktif.
Dalam implementasi pendidikan multikultural ada beberapa dimensi
yang perlu diperhatikan, kita dapat melihat contoh penerapannya dari negara
Amerika, sebagaimana dikutip oleh Tilaar hasil penelitian Banks berikut
ini;13
a. Dimensi kurikulum, pada dimensi ini norma-norma kultur yang akan
disampaikan pada siswa diintegrasikan dalam sebuah mata pelajaran,
dengan rumusan kompetensi yang jelas.
b. Dimensi ilmu pengetahuan, mencakup bahwa perumusan keilmuan
dari norma dan aturan kultur yang akan disampaikan itu
dirumuskan melalui proses penelitian historis dengan melihat pada
pengalaman sejarah tokoh-tokoh yang sangat konsisten dalam
memperjuangkan multikulturalisme.
c. Perlakuan pembelajaran yang adil, memiliki makna bahwa perlakuan
dalam pembelajaran harus disampaikan secara fair dan adil, tanpa
membedakan perlakuan terhadap mereka yang berasal dari etnik
tertentu, atau dari strata ekonomi tertentu.
d. Pemberdayaan budaya sekolah, emiliki arti bahwa lingkungan
sekolah sebagai hidden curriculum, harus memberi dukungan terhadap
pengembangan dan pembinaan multikulturalisme, baik dalam
penyediaan fasilitas belajar, fasilitas ibadah, layanan adminisitrasi
maupun berbagai layanan lainnya.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat penulis analisis bahwa
prinsip dalam pendidikan multikultural itu sangat lah kompleks, dari
mulai dimensi kurikulum, ilmu pengetahuan, perlakuan, serta

13
Dede Rosyada, “Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” Sosio Didaktika Vol.1 No.1 (
TT ). Hal. 4
11

pemberdayaan dan implementasi terhadap nilaia-nilai multikulturalisme


tersebut.
4. Tujuan Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural memiliki tujuan yang sangat penting, salah
satunya adalah untuk menyelesaikan konflik-konflik inernal yang terjadi di
dalam masyarakat Indonesia. Lebih jauh lagi melalui pendidikan
multikultural dapat menyadarkan masyarakat bahwa konflik bukanlah hal
yang baik untuk di budayakan. Dengan pendidikan multikultural ini juga
diharapkan dapat memberikan inovasi terkait dengan sedain materi ajar,
metode, dan kurikulum yang mampu menyadarkan masyarakat akan
pentingnya sikap toleransi, menghargai, menghormati antar atnis yang ada di
Indonesia.14
Selanjutnya tujuan dan prinsip pendidikan multikultural yang sejalan
dengan dunia pendidikan antara lain sebagai berikut;15
a. Setiap siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan prestasi
mereka;
b. Siswa belajar bagaimana belajar dan berpikir secara kritis;
c. Mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam pendidikan,
dengan menghadirkan pengalaman–pengalaman mereka dalam konteks
belajar;
d. Mengakomodasikan semua gaya belajar siswa;
e. Mengapresiasi kontribusi dari kelompok–kelompok yang berbeda;
f. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok-kelompok yang
mempunyai latar belakang yang berbeda;
g. Untuk menjadi warga negara yang baik di sekolah maupun di
masyarakat;
h. Belajar bagaimana menilai pengetahuan dari perspektif yang berbeda;
i. Untuk mengembangkan identitas etnis, nasional dan global;

14
Aida Rahmi Nasution Atin Supriatin, “Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam
Praktik Pendidikan Di Indonesia,” Elementary Vol.3 (Juni 2017): Hal. 5
15
Ibid, Rustam Ibrahim, Hal. 145.
12

j. Mengembangkan keterampilan-keterampilan mengambil keputusan dan


analisis secara kritis sehingga siswa dapat membuat pilihan yang lebih
baik dalam kehidupan sehari–hari.
Sementara itu, menurut Banks tujuan pendidikan berbasis
multikultural adalah sebagai berikut:16
a. Untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan
siswa yang beraneka ragam.
b. Untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif
terhadap perbedaan kultural, ras, etnik, dan kelompok keagamaan.
c. Memberikan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam
mengambil keputusan dan keterampilan sosialnya.
d. Untuk membantu peserta didik dalam ketergantungan lintas budaya
dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan
kelompok.
Dari beberapa pendapat di atas dapat peenulis analisis bahwa tujuan
pendidikan multikultural sejatinya sesuai dengan keadaan masyarakat di
Indonesia yang beragam. Dengan adanya pendidikan multikultural
diharapkan setiap peserta didik dapat merasakan bangku pendidikan sehingga
mampu menumbuhkan sikap-sikap inklusif terhadap lingkungan sekitarnya.
Sehingga tidak ada perilaku rasis dan konflik yang ditimbulkan dari
keberagaman. Hal ini sesuai dengan firman Allah.Swt berikut;
     
       
        
       
       
      
      
    

16
Arif Mustofa Muhammad Thobroni, Belajar Dan Pembelajaran (Pengembangan
Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional) (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013), Hal. 397.
13

Artinya:“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan


membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-
Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab
yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat
diantara kamu, sKami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya
Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi
Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. hanya kepada Allah-lah kembali
kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu
perselisihkan itu. (QS.Al-Maidah :48)”17

Dari ayat di atas, dapat penulis analisis bahwa pembelajaran terhadap


ilmu agama Islam yang bermuatan multikultural dapat menciptakan
ukhuwah persaudaraan yang baik antar sesama masyarakat Indonesia
meskipun dalam bingkai multikultural. Sehingga tidak menimbulkan sikap
fanatisme antar golongan, intoleran, bulliying, dan lain sebagainya.
B. Indikator Nilai-Nilai Multikulturalisme Dalam Pendidikan
Dalam penerapan multikultural di dalam berbagai bidang kehidupan,
tentunya kita ingin melihat seperti apa proses pendidikan multikultural itu
dikatakan berhasil, maka kita membutuhkan indokator sebagai acuan baik
buruknya hasil dari suatu hal yang ingin kita capai. Berikut ini indokator-
indokator multikultural menurut para ahli; Pendapat
1. Menurut Bennet, indokator multikultural antara lain sebagai berikut18 :

Tabel 2.1 Indikator Multikultural

No Nilai Tujuan Tema Dalam Indikator


Pendidikan Pendidikan Pancasila Multikultural
Multikultural Multikultural
1. Apresiasi a. Mengemban a. Tema a. Mengenal
pluralitas gkan Ketuhanan budaya
budaya perspektif b. Tema sendiri
sejarah dari Kemanusiaan b. Mengenal
kelompok c. Tema budaya lain
masyarakat Persatuan (pemahaman
17
Q.S Al-Maidah (5) : 48
18
Bennet, Konstruksi Pengetahuan Multikultural dalam Buku Tematik Terpadu untuk
SD/MI Kelas IV, (UNP: Maret 2018), Jurnal Pendidikan, Vol. 3, No. 3, Hal. 335
14

b. Memperkuat d. Tema lintas


kesadaran Kerakyatan budaya)
budaya e. Tema c. Menghormat
c. Mmperkuat Keadilan i perbedaan
kompetensi budaya
multikultural

2. Hakikat Membasmi a. Tema a. Menghormat


Manusia dan prasangka Kemanusiaan i HAM
HAM (rasisme, b. Tema b. Toleransi
seksisme) kerakyatan antar
c. Tema warga
keadilan

3. Tanggung Mengembangka a. Tema Bekerjasama


jawab n keterampilan kemanusiaan dalam kegiatan
masyarakat aksi sosial b. Tema sosial tanpa
dunia kerakyatan memandang
c. Tema perbedaan
keadilan budaya

4 Tanggung Mengembangka a. Tema Bekerja sama


jawab terhadap n kesadaran Kemanusiaan menjaga dan
planet bumi terhadap b. Tema melindungi
kepemilikan Kerakyatan bumi tanpa
planet bumi c. Tema memandang
keadilan perbedaan yang
ada
Sumber : Bennet, 2018.

Berdasarkan tabel tersebut, penulis dapat menganalisis bahwa dalam


memahami nilai-nilai multikultural terdapat empat nilai yang menjadi inti
(core values) diantaranya yaitu; 1). Apresiasi terhadap pluralitas budaya
dalam masyarakat, 2). Pengakuan terhadap HAM (Hak Asasi Manusia), 3).
Pengembangan rasa tanggung jawab sesama masyarakat, 4). Pengembangan
tanggung jawab manusia terhadap bumi sebagai tempat hidup.

2. Menurut H.A.R Tilaar indokator multikultural antara lain sebagai


berikut ini;19
19
Maemunah. Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan Agama Islam
(Telaah Materi dalam Panduan Pengembangan Silabus PAI untuk SMP Depdiknas RI 2006).
15

a. Belajar hidup dalam perbedaan


b. Membangun saling percaya (mutual trust)
c. Memelihara saling pengertian (mutual understanding)
d. Menjunjung sikap saling menghargai (mutual respect)
e. Terbuka dalam berpikir, apresiasi dan interdepedensi
f. Resolusi konflik dan rekonsiliasinir kekerasan.
C. Analisis Nilai-Nilai Multikulturalisme Dalam Materi Al-Quran Dan
Hadits Di Sekolah/Madrasah Tingkat Dasar
Nilai-nilai multukulturalisme sangat penting untuk ditanamkan kepada
siswa sebegai generasi penerus bangsa, karena mengingat bahwa Indonesia
sangatlah multikultural, jika nilai-nilai multikulturalisme tidak diajarkan
kepada siswa, maka dikhawatirkan akan timbulnya paham monokulturalisme
sehingga siswa menganggap hanya budaya, adat-istiadat, agama atau
kepercayaannyalah yang benar dan menjadi paham tunggal tanpa memandang
adanya budaya, adat-istiadat, agama atau kepercayaan lain. Agar nilai-nilai
multikultural tersebut dapat sedini mungkin dipahami oleh anak-anak maka
nilai-nilai multikulturalisme tersebut dimuat dalam pendidikan yang materi-
materinya terintergasi dengan pendidikan multikulturalisme, salah satunya
yaitu melalui materi Al-Quran dan Hadits yang penerapannya sudah dimulai
pada tingkat pendidikan sekolah dasar.
Berdasarkan analisis dan telaah kurikulum terkait dengan kompetensi
dasar serta muatan materi dalam Al-Quran dan Hadits yang penulis lakukan,
didapati hasil bahwa nilai-nilai multikulturalisme yang termuan di dalam
materi Al-Quran dan Hadits di sekolah/madrasah tingkat dasar antara lain
sebagaimana dalam tabel berikut;20
Tabel 2.1 Nilai-nilai multikulturalisme dalam materi Al-Quran dan
Hadits di sekolah/madrasah tingkat dasar

No Kelas / Kompetensi Dasar Nilai-Nilai

(Skripsi. UIN Sunan Kalijaga-Yogyakarta 2007) Hal.77-95


20
MI Websiteedukasi.com. Kompetensi Inti (Ki) Dan Kompetensi Dasar (Kd) Pai Dan
Bahasa Arab Jenjang Madrasah Ibtidaiyah (Mi) Sesuai Kma 183 Tahun 2019. diakses pada 20
oktober 2021. Pukul 21:39 Wib.
16

Semester Multikulturalisme
1. I/Genap 1.4 Menerima Q.S. al-Kafirun Nilai toleransi
(109) sebagai firman Allah.Swt terhadap adanya
3.4 Memahami Q.S. al-Kafirun perbedaan Agama
(109)
2. II/Ganjil 2.3 Menjalankan sikap peduli
kepada sesama dalam kehidupan Nilai solidaritas dan
keseharian empati terhadap
sesama
II/Ganjil 2.5 Mengamalkan sikap peduli
kepada sesama dalam kehidupan
keseharian
3. III/Genap 1.4 Menerima Q.S. al-Kafirun Nilai toleransi
(109) sebagai firman Allah.Swt terhadap adanya
2.4 Menjalankan sikap toleransi perbedaan Agama
dalam pergaulan Nilai saling
menghargai adanya
perbedaan dalam
pergaulan
4. IV/Ganjil 2.4 Menghargai sikap peduli
kepada keluarga, teman, guru, Nilai saling
dan tetangganya menghargai sikap
IV/Genap 2.3 Menghargai sikap peduli peduli terhadap
kepada keluarga, teman, guru, orang lain
dan tetangganya
5. V/Genap 1.4 Menerima Q.S. al-Kafirun Nilai toleransi
(109) sebagai firman Allah.Swt terhadap adanya
perbedaan Agama
2.4 Menjalankan sikap toleransi Nilai saling
dalam pergaulan menghargai adanya
perbedaan dalam
17

pergaulan
Berdasarkan tabel di atas dapat peneliti analisis bahwa proses
penanaman nilai-nilai multikulturalisme pada siswa tingkat sekolah dasar
dilakukan sejak dini, yaitu ketika siswa berada ditingkatan kelas satu, mereka
sudah diajarkan tentang nilai-nilai multikulturalisme yang termuat dalam
materi Al-Quran dan Hadits, selanjutnya materi-materi bermuatan
multikulturalisme ini di ajarkan secara berkesinambungan hingga ke tingkat
kelas yang lebih tinggi lagi.

Secara rinci nilai-nilai multikulturalisme yang termuan di dalam materi


Al-Quran dan Hadits di sekolah/madrasah tingkat dasar antara lain; Pertama
menenerima Q.S. al-Kafirun (109) sebagai firman Allah.Swt dan memahami
Q.S. al-Kafirun (109), terkandung nilai toleransi terhadap adanya perbedaan
agama atau keyakinan tepatnya pada surat ke 6 yang berbunyi “Lakum
dinukum waliyadin”, yang memiliki arti “Untukmu agamamu dan untukku
agamaku”.
Kedua, menjalankan serta mengamalkan sikap peduli kepada sesama
dalam kehidupan sehari-hari, terkandung nilai toleransi terhadap sesama
dengan menerapkan solidaritas, empati yang diwujudkan dalam sikap peduli
terhadap sesama. Ketiga menerima Q.S. al-Kafirun (109) sebagai firman
Allah.Swt dan menjalankan sikap toleransi dalam pergaulan, terkandung nilai
toleransi terhadap adanya perbedaan Agama dan menghargai adanya
perbedaan dalam pergaulan. Keempat, menghargai sikap peduli kepada
keluarga, teman, guru, dan tetangganya dan menghargai sikap peduli kepada
keluarga, teman, guru, dan tetangganya, terkandung nilai solidaritas dan
empati yang terwujud dalam sikap peduli terhadap orang lain. Kelima,
menerima Q.S. al-Kafirun (109) sebagai firman Allah.Swt dan menjalankan
sikap toleransi dalam pergaulan, terkandung nilai toleransi terhadap adanya
perbedaan agama atau kepercayaan serta menghargai adanya perbedaan dalam
pergaulan.
18

Selanjutnya analisis mengenai kesesuaian antara nilai-nilai


multikulturalisme dalam materi al-quran dan hadits di sekolah/madrasah
tingkat dasar yaitu; nilai toleransi, nilai ini termuat dalam materi menerima
dam memahami Q.S Al-Kafirun, dimana siswa dididik untuk memiliki sikap
toleransi terhadap adanya pluralitas agama, salain itu peserta didik diajarkan
untuk memiliki sikap toleransi dalam pergaulan sehari-hari. Selanjutnya yaitu
nilai solidaritas dan empati, nilai ini termuat dalam materi menjalankan dan
mengamalkan sikap peduli, dimana siswa dididik untuk memiliki sikap
solidaritas, peduli dan empati kepada sesama, baik teman, keluarga, orang lain
dalam kehidupan sehari-hari yang pluralitas. Tujuan dari dimuatkan nilai-nilai
multikulturalisme di dalam materi pembelajaran ini, adalah agar siswa sadar,
dapat memahami dan menerima bahwa sejatinya mereka hidup dalam bingkai
multikulturalisme.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah di atas dapat penulis simpulkan bahwa
multikulturalisme mencakup gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan,
dan tindakan, oleh suatu masyarakat yang majemuk dari segi rtnis, budaya,
agama dan sebagainya, namun mempunyai cita-cita untuk mengembangkan
semangat kebangsaan yang sama dan mempunyai kebanggaan untuk
mempertahankan kemajemukan tersebut. Nilai-nilai multukulturalisme sangat
penting untuk ditanamkan kepada siswa sebegai generasi penerus bangsa,
karena mengingat bahwa Indonesia sangatlah multikultural, jika nilai-nilai
multikulturalisme tidak diajarkan kepada siswa, maka dikhawatirkan akan
timbulnya paham monokulturalisme sehingga siswa menganggap hanya
budaya, adat-istiadat, agama atau kepercayaannyalah yang benar dan menjadi
paham tunggal tanpa memandang adanya budaya, adat-istiadat, agama atau
kepercayaan lain.
A. Saran
Setelah penulis menganalisis dan menulis makalah tentang nilai-nilai
multikulturalisme dalam materi Al-Quran dan Hadits di sekolah/madrasah
tingkat dasar maka penulis ingin menyampaikan saran-saran perbaikan dan
kemajuan:
a) Dalam pembuatan makalah ini diperlukan literatur yang mumpuni agar
hasil nya dapat memperkaya khazanah dan memberikan masukan yang
bermanfaat untuk pengembangan teori-teori serta konsep dalam kajian
Pendidikan Islam Multikultural.
b) Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan studi
serta sebagai sumbangan literatur untuk mata kuliah Pendidikan Islam
Multikultural sehingga membantu bagi penelitian/ penulis selanjutnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Surat Al-Hujurat (49) ayat 13. Al-Qur’an dan Terjemahan. Cetakan
ke 7: Al-Mizan Publishing House.
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah (2) ayat 129. Al-Qur’an dan Terjemahan. Cetakan
ke 7: Al-Mizan Publishing House.
Al-Qur’an Surat Al-An’am (6) ayat 108. Al-Qur’an dan Terjemahan. Cetakan
ke 7: Al-Mizan Publishing House.
Baidhawy,.A. (2009). Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta:
Erlangga.
Bennet. (2018). Konstruksi Pengetahuan Multikultural dalam Buku Tematik
Terpadu untuk SD/MI Kelas IV. Jurnal Pendidikan, 3(3).
Daulay,.H,.P. (2009). Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.
Harahap,.A,.R. (2004). Multikulturalisme dan Penerapannya dalam
pemeliharaan kerukunan Umat Beragama . Bandung : Rosda Karya
Press.
Hidayati,.N. (2016). Konsep Pendidikan Islam Berwawasan Multikulturalisme
Perspektif Har. Tilaar. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4(1).
Indonesia Student.com. (2017). Pengertian Multikulturalisme Menurut Para
Ahli. Diakses pada 20 Oktober 2021, pukul 19:51 Wib.
Lubis,.A,.Y. (2006). Deskontruksi Epistemologi Modern. Jakarta: Pustaka
Indonesia Satu.
Maemunah. (2007). Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam Pendidikan
Agama Islam (Telaah Materi dalam Panduan Pengembangan Silabus PAI
untuk SMP Depdiknas RI 2006). Skripsi. UIN Sunan Kalijaga-
Yogyakarta.
MI Websiteedukasi.com. Kompetensi Inti (Ki) Dan Kompetensi Dasar (Kd)
Pai Dan Bahasa Arab Jenjang Madrasah Ibtidaiyah (Mi) Sesuai Kma
183 Tahun 2019. diakses pada 20 oktober 2021. Pukul 21:39 Wib.
Mubarak,.Zakki. (2008). Buku Ajar II, Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Integritas (MPKT) cet. Kedua. Depok : FE UI.
Muhaimin. (2013). Rekonstruksi Pendidikan Islam.Jakarta: Rajawali Pers.
Mustofa,.A. (2013) dkk. Belajar Dan Pembelajaran (Pengembangan Wacana
Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional) Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Neil,.B. (2002), Multikulturalisme dan Politik Anti Kekerasan, Jurnal
Pemikiran Sosiologi, 2(2).
Rahmi,.N. (2017) “Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Praktik
Pendidikan Di Indonesia,” Elementary, 3.
Rosyada, Dede “Pendidikan Multikultural Di Indonesia,” Sosio Didaktik,
1(1).
Rustam,.I. (2013). Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip Dan
Relevansinya Dengan Pendidikan Islam. Addin, 7(1).
Sukardjo,.U,.K. (2009). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya.
Jakarta: Rajawali Pers.
Suryana,.Y. (2015). Pendidikan Multikultural (Suatu Upaya Penguatan Jati
Diri Bangsa).Bandung: Pustaka Setia.
Zuhdi.,M,.H. (2012). Pluralisme Dalam Perspektif Islam. Akademika Jurnal
pemikiran Islam, 17(1).

Anda mungkin juga menyukai