Anda di halaman 1dari 5

Nama : Shiva Chairunnisa

NIM : F1041191039
Kelas / Semester : A2 / VI
Makul : Public Speaking
Dosen Pengampu : Drs. Nurfadilah Siregar, M.Pd

Ujian Tengah Semester


Membuat Resume dari Video
Kemenkeu Corpu Open Class: Presentasi Tanpa Demam Panggung

Pada video ini terdapat dua orang narasumber, yaitu Dr. Ponijan Liaw, M.Pd dan Bawinda
Lestari, M.Psi.

Menghadapi Kondisi Sulit dalam Presentasi


Presentasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan untuk informasikan
sesuatu ke audience. Dalam presentasi tak jarang pembicara mengalami kondisi sulit, kondisi
sulit yang lazim terjadi ketika presentasi yaitu,
1. Listrik mati ketika presentasi
Presentasi didukung dengan sarana dan prasarana seperti laptop, LCD, materi yang dibuat
dalam bentuk Power Point (PPT), pointer listrik, dan lain-lain. Ketika listrik mati maka
beberapa sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam presentasi tidak bisa digunakan;
2. Alokasi waktu digunakan oleh presenter yang lain
Dalam kegiatan yang narasumbernya lebih dari satu dimungkinkan narasumber melewati
waktu yang sudah diberikan. Jika kita sebagai narasumber yang alokasi waktunya digunakan
narasumber lain maka disarankan untuk
a. mendiskusikan ketersediaan waktu presentasi kepada panitia,
b. menyesuaikan / mengurangi materi yang akan disampaikan, dan
c. mengubah skenario penyampaian materi;
3. Bertemu dengan audience yang sulit
Sebagai presenter/pembicara ada kemungkinan bertemu dengan audience yang merasa
paling pintar, paling benar, dan berpenampilan mengganggu. Dalam menghadapi audience
tersebut kita harus bersikap bijaksana seperti perhatikan audience dengan menyapa,
menyebut namanya, tersenyum. Namum perlu diingat bahwa kita mempunyai keterbatasan
waktu, sehingga harus mengelola waktu dengan baik;
4. jumlah audience kurang ideal, jumlahnya bisa terlalu banyak ataupun terlalu sedikit. Untuk
itu presenter harus menyadari suasana hati yang akan berpengaruh terhadap penyampaian
materi. Sebelum presentasi sebaiknya presenter juga mengetahui latar belakang jumlah dan
data terkait dengan audience.

Narasumber 1: Bawinda Lestari, M.Psi


How To Overcome Stage Fright
Sebagian orang menghindar ketika diminta untuk melakukan presentasi, hal ini dikarenakan
presentasi seringkali memunculkan kecemasan/ketakutan bagi beberapa orang. Namun, disisi
lain presentasi dapat meningkatkan prestasi seseorang. Presentasi erat kaitannya dengan public
speaking, di dunia kerja public speaking diyakini sebagai penunjang dalam meningkatkan karir.
Public speaking juga memiliki manfaat dalam dunia akademis, ketika menjadi seorang peserta
didik, memiliki kemampuan komunikasi yang baik tentu menjadi nilai tambahan karena saat
ini peserta didik dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Untuk itu dalam open class ini
disampaikan materi melakukan presentasi tanpa demam panggung dengan cara meningkatkan
kemampuan public speaking. Demam panggung biasanya muncul akibat rasa takut atau cemas
yang terjadi ketika berbicara di depan umum. Demam panggung bisa diatasi dengan cara
mengakui kecemasan yang kita alami, hal ini dilakukan agar kita sebagai pembicara
mengetahui seperti apa bentuk kecemasan kita sehingga kita dapat mencari solusi untuk
mengatasi kecemasan kita. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ada dua,
antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kecemasan,
seperti body image, kemampuan berbicara, kepercayaan diri, pola pikir, jenis gender, dan
keyakinan diri. Faktor eksternal yang mempengaruhi kecemasan yaitu audience. Presepsi
seseorang terhadap kemampuan komunikasinya yang sering membuat seseorang merasakan
kecemasan ketika berbicara di depan umum. Selain itu, faktor kepribadian dan faktor pikiran
juga mempengaruhi kecemasan berbicara di depan umum. Faktor pikiran dapat mempengaruhi
perilaku dan sikap. Faktor kepribadian yang mempengaruhi kecemasan antara lain
extraversion, artinya individu yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain, individu yang
mudah bergaul dan mudah bersosialisasi; open to experience, artinya seseorang yang terbuka.
Seseorang dapat mengalami kecemasan ketika berbicara di depan umum karena orang tersebut
berpikir secara rasional, tidak yakin dengan kemampuannya, kurang mampu berpikir secara
positif.
Dampak negatif dari kecemasan berbicara di depan umum, yaitu dinilai tidak responsif,
tidak komunikatif, tidak produktif, tidak profesional, tidak menarik, kurang kredibel, dan
jarang mendapatkan promosi jabatan.
Faktor yang dapat mengurangi demam panggung yaitu persiapan penampilan. Apabila
seorang pembicara/presenter sudah mempersiapkan penampilan dengan baik, menguasai
materi yang akan disampaikan, maka dapat mengurangi kecemasan. Selain itu, presenter juga
harus menyiapkan fisik dan mental ketika akan berbicara di depan umum.
Hal yang harus dilakukan agar tidak demam panggung, antara lain minumlah air putih ,
meminum air putih dengan jumlah yang tidak terlalu banyak, jangan meminum minuman yang
mengandung kafein; berdoa, berdoa sangatlah penting, kekuatan doa mengalahkan segalanya,
persiapan yang matang , materi sudah siap, tetapi ketika lupa berdoa maka kemungkinan akan
membuat pembicara menjadi gugup karena dengan doa semuanya akan dipermudah; dan
membuat sesuatu yang spesial, jika berbicara di depan umum merupakan sesuatu yang spesial
untuk kita, maka kita juga harus memberikan sesuatu yang spesial.
Dalam webinar ini terdapat beberapa pertanyaan dari audience, diantaranya
1. Cara agar audience dapat fokus mendengarkan pembicara dan tips agar membawakan
presentasi dengan menarik? Presenter menjawab, cara agar audience dapat fokus
mendengarkan pembicara yaitu pembicara harus memerhatikan the power of voice
(kekuatan suara), intonasi karena ketika ada audience yang tidak fokus kekuatan sangat
mempengaruhi kefokusan audience. Misalkan ada audience yang sibuk sendiri ketika
pembicara sedang menyampaikan materi, pembicara bisa memanggil/menyapa
audience tersebut dengan menanya kabar agar terjadi interaksi antara audience yang
tidak fokus dengan pembicara sehingga audience dapat fokus kembali. Selain itu,
sebagai pembicara ketika ada audience yang tidak memperhatikan, kita harus
introspeksi mengapa audience tidak memperhatiakan kita. Jadi, dapat disimpulkan kita
harus memperhatikan penampilan, the power of voice, interaksi dengan audience,
2. Cara mengantisipasi jika terdapat pembicara tidak tahu jawaban atas sebuah pertanyaan
yang diajukan audience? Presenter menjawab, hal pertama yang dilakukan yaitu
lemparkan pertanyaan ke audience lain, jika masih belum bisa menjawab maka ajak
audience yang bertanya untuk bertemu langsung. Seorang pembicara harus berbicara
atau menyampaikan materi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
3. Ketika sedang mengajar tiba-tiba ngeblank dan tidak tahu apa yang akan disampaikan,
bagaimana tipsnya? Presenter menjawab, caranya kita bisa menanyakan kepada
audience, misalkan bertanya tadi pembicaraannya sudah sampai mana? Kemudian
mengingat clue kata terakhir, hal ini seakan-akan kita menanya apakah audience ingat
atau tidak.
4. Apa yang bisa dilakukan untuk memotivasi agar lebih percaya diri? Presenter menjawab,
agar lebih percaya diri kita harus melakukan pendekatan dan ketahui kecemasannya apa,
misalnya apakah karena tidak bisa membuat materi presentasi atau skill berbicaranya
kurang baik. Jika kesulitan dalam membuat materi presentasi maka dampingi. Selain itu,
dengan memberi sugesti positif, beri pengertian.
5. Cara mengatur nafas agar tidak sesak karena cemas ketika presentasi, hal ini membuat
materi presentasi yang disampaikan jadi tidak maksimal? Presenter menjawab, dengan
cara merefresh dengan kognitif, minum air putih, memegang suatu benda misalkan
pulpen, karena bisa menjadi sarana menyalurkan kecemasan ketika mengalami demam
panggung. Kemudian tenangkan diri dan meyakinkan diri bahwa kita bisa
menyampaikan materi dalam presentasi.
6. Cara mengurangi agar ketika presentasi tidak banyak mengeluarkan kata-kata yang tidak
perlu diucapkan? Presenter menjawab, biasanya seorang pembicara mengucapkan kata
“eh” atau “eeem” sebagai cara untuk me-recall ingatan terhadap materi yang sedang
disampaikan. Hal ini dipengaruhi dengan penguasaan materi yang akan disampaikan.
Untuk meminimalisir pengucapan kata yang tidak perlu diucapkan bisa dilakukan
dengan cara ketika presentasi menghitung berapa banyak kita mengucapkan kata
tersebut. Kemudian berlatih kembali dengan isi materi yang sama, apabila kata-kata
tersebut semakin sedikit diucapkan berarti sudah menguasai materi.
7. Ketika sedang presentasi, pembicara sudah menyiapkan Power Point berisi poin-poin
materi yang akan disampaikan, namun seringkali presenter lupa penjabaran poin-poin
tersebut. Apa yang harus dilakukan jika mengalami hal seperti itu? Presenter menjawab,
sebagai pembicara kita boleh menyediakan kertas untuk membantu tetapi tetap
memperhatikan bahasa tubuh.

Narasumber 2: Dr. Ponijan Liaw, M.Pd


Presentasi Tanpa Demam Panggung
Praktik atau latihan yang dilakukan agar meminimalisir demam panggung ketika presentasi
yaitu melatih keterampilan non teknis dan keterampilan teknis.
1. Keterampilan non teknis
Keterampilan non teknis terdiri dari:
a. memiliki konsep yang terstruktur
Maksudnya terdapat pengantar/pembuka berupa data, fakta, kisah, cerita, pertanyaan,
kutipan, dan lain-lain. Kemudian memiliki konten yang meripakan inti dari materi yang
akan disampaikan. Terakhir, memiliki penutup yang berisi kesimpulan dari apa yang
sudah disampaikan dan motivasi
b. Penguasaan isi konsep
Penguasaan isi konsep sangatlah penting dalam presentasi agar presentasi dapat
berjalan dengan lancar dan materi dapat tersampaikan dengan baik;
c. Memahami audience
Ketika melakukan presentasi kita perlu mengetahui jumlah audience dan data sederhana
terkait audience. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir gagalnya penyampaian materi
dalam presentasi;
d. Manajemen waktu
mengelola waktu ketika melakukan presentasi sangat diperlukan untuk membagi waktu
agar poin-poin utama yang akan disampaikan dapat tersampaikan dengan lengkap; dan
e. Visualisasi panggung
Maksudnya kita merancang apa saja yang akan dilakukan di depan saat presentasi.
2. Kemampuan teknis
Kemampuan teknis terdiri dari:
a. Pembukaan yang lancar
Ketika melakukan pembukaan dalam presentasi kalimat yang diucapkan harus lancar,
karena pembukaan merupakan awal yang akan menjadi pendukung keberlangsungan
presentasi yang baik;
b. Intonasi suara
Intonasi sangat berpengaruh untuk menarik perhatian audience ketika presentasi, untuk
itu ketika presentasi seorang presenter harus menyampaikan materi dengan dinamika
suara yang bagus.
c. Bahasa tubuh mendukung (kontak mata, dll)
Ketika presentasi bahasa tubuh sangat mempengaruhi penyampaian materi seorang
presenter. Sebaiknya gestur tubuh disesuaikan dengan tema yang akan disampaikan agar
ketika presentasi suasananya lebih hidup dan tidak monoton.

Anda mungkin juga menyukai