Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP DASAR SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DAN

PENDIDIKAN PRA ISLAM DAN MASA RASULULLAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam

Dosen pengampu : Dr. Ida Rosyida M. Ag.

Disusun oleh :

Nasya Aulia Sabila ( 2021110013 )

Rosdiyana ( 2021110029 )

Wiwit Putri Iskandar ( 2021110030 )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-JAWAMI

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan kemudahan dalam menulis makalah
yang berjudul “KONSEP DASAR SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN PRA
ISLAM DAN MASA RASULULLAH”. Walaupun masih banyak kekurangan, penulis sangat
berharap pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya guna membangun penyempurnaan makalah
ini, sehingga di harapkan dapat menjadi sumber acuan pembelajaran kedepannya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen peengampu mata kuliah Sejarah
Pendidikan Islam yakni Ibu Dr. Ida Rosyida M. Ag.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut membantu
dalam penyusunan dan pengumpulan data dalam makalah ini. Tanpa bantuan teman-teman semua
tidak mungkin makalah ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu.

Bandung, 30 Januari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................ і
Daftar Isi..................................................................................................................іі
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar belakang masalah....................................................................................1
1.2. Rumusan masalah.............................................................................................1
1.3. Tujuan penulisan.............................................................................................. 1
Bab II
Pembahasan
Isi............................................................................................................................ 2
Bab III
Penutup
Kesimpulan.............................................................................................................. 9

Daftar pustaka.......................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam catatan sejarah, diketahui pendidikan Islam telah ada sejak Islam pertama kali
diturunkan. Rasulullah SAW adalah pendidik pertama terutama dalam dunia pendidikan islam. Untuk
mewujudkan pendidik profesional berdasarkan islam, perlu melihat sisi kehidupan atau profil
Rasulullah sebagai pendidik ideal, karena hakikat diutusnya Rasulullah ke atas muka bumi adalah
sebagai uswatun hasanah dan rohmatan lil’alamiin.
Kemudian sejak masa sahabat nabi, tabi’in dan generasi selanjutnya pada masa pendahulu,
masa keemasan Islam dan masa pembaharuan banyak bermunculan berbagai pemikiran pendidikan
Islam, hal ini salah satunya ditandai dengan banyaknya ulama–ulama Islam yang menulis tentang
buku pendidikan dan pengajaran secara. Pemikiran pendidikan Islam adalah serangkaian proses kerja
akal dan kalbu secara bersungguh-sungguh dalam melihat berbagai persoalan yang ada dalam
pendidikan Islam.
Pendidikan islam mulai dilaksanakan Rasulullah setelah mendapat perintah dari Allah agar
beliau menyeru kepada Allah, sebagaimana yang termaktub dalam Al-Quran Surah Al-Muddatsir [74]
: 1-7. Menyeru berarti mengajak, mangajak berarti mendidik.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa konsep dasar, pengertian dan landasan sejarah pendidikan islam?
2. Siapa tokoh-tokoh pembaharuan pendidikan islam dan apa ide pemikirannya?
3. Bagaimana Kondisi Masyarakat Arab sebelum islam?
4. Bagaimana pola pendidikan pada masa Rasulullah SAW?
5. Bagaimanakah sistem pendidikan pada zaman Rasulullah SAW?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah


Adapun tujuan penulisan makalah adalah :
1. Mengetahui konsep dasar, pengertian dasar sejarah pendidikan Islam
2. Mengetahui tokoh-tokoh pembaharuan Islam dan ide pemikirannya
3. Mengetahui kondisi masyarakat Arab sebelum Islam
4. Mengetahui pola pendidikan pada masa Rasulullah SAW
5. Mengetahui sistem pendidikan pada zaman Rasulullah SAW

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Dasar Sejarah Pendidikan Islam


Sejarah dan pendidikan menentukan maju dan mundurnya sebuah peradaban. Dengan sejarah
kita dapat belajar dari masa lalu untuk memperbaiki masa depan, sedangkan dengan pendidikan kita
dapat memperbaharui tingkat sumber daya manusia.Pendidikan Islam memunyai sejarah yang
panjang. Pendidikan Islam berkembang seiring dengan munculnya Islam itu sendiri. Oleh karena itu,
mempelajari sejarah pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena kita dapat menilai
seberapa kemajuan pendidikan peradaban kita dari masa ke masa.
Sejarah pendidikan Islam, tidak terlepas dari sumber pendidikan Islam yaitu Allah SAW
sebagai sumber utama melalui Al-Qur’an berupa firman-firmanNya Sumber yang kedua ialah sunnah
Nabi Saw. Yang mana dari beliaulah awal mula timbulnya sejarah pendidikan Islam, melalui
sunnahnya. Oleh sebab itu sunnah mencerminkan prinsip, manisfestasi wahyu dalam segala
perbuatan, perkataan dan taqriri nabi, maka beliau menjadi tauladan yang harus diikuti. Dalam
keteladanan Nabi terkandung pendidikan yang sangat besar artinya, sumber pendidikan Islam
selanjutnya adalah perkataan dan perbuatan sahabat yang merupakan penerus atau yang paling
memahami Rasulullah, selanjutnya ijtihad.

2.2. Pengertian Sejarah Pendidikan Islam


Kata sejarah menyerap kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu kata syajarotun yakni pohon
karena mengalami proses perkembangan dari awal sampai ke akhir yang dapat diibaratkan seperti
pohon yang memulai dari akar kemudian terus berkembang sampai ke ranting yang terkecil. Sejarah
yang berarti pohon tersebut selanjutnya mulai mengalami perkembangan mengenai artinya yang
menjadi akar, keturunan, asal usul, riwayat, dan silsilah. Pada abad ke-13 mulailah kata syajarotun
tersebut diserap ke dalam bahasa Melayu yang menjadi kata syajarah kemudian berikutnya menjadi
kata sejarah dalam bahasa Indonesia yang memiliki makna silsilah atau gambaran dari keturunan.
Dalam bahasa Arab yaitu Tarikh memiliki arti yang berarti ilmu yang mempelajari kisah-
kisah pada masa lalu atau masa lampau. Kata history yang berasal dari bahasa Inggris dikenal dengan
arti sejarah, history sendiri artinya masa lampau umat manusia. Kata Istoria berasal dari bahasa
Yunani yang memiliki arti yaitu ilmu yang merupakan asal dari kata history. Kata Istoria kemudian
mengalami perkembangan yang ditujukan untuk pengkajian terhadap segala sesuai tentang manusia
secara kronologi atau secara berurutan dan tidak melompat-lompat waktunya. Sebagai ilmu tentang
manusia, sejarah menelaah peristiwa yang berkaitan dengan manusia selama dapat ditelaah sejarah.
Pendidikan yaitu merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan
sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak.
Sedangkan islam berakar kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk,
patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada Allah SWT. Islam
secara istilah yaitu Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia agar dapat
hidup bahagia di dunia dan akhirat. Jadi sejarah pendidikan Islam adalah keterangan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak zaman
lahirnya islam sampai dengan masa sekarang.
Adapun ruang lingkup sejarah pendidikan islam itu berawal dari sejarah pendidikan islam
yang bermula sejak zaman Nabi Muhamad SAW sampai saat ini yang telah berkembang diberbagai
negara di dunia khususnya di Indonesia.

2
Seperti contoh sejarah pendidikan islam yang dibawa oleh para wali songo ke Indonesia,
tokoh-tokoh dan perjalanan serta perjuangan dari KH.Hasyim Asy’ary, KH.Ahmad Dahlan, Buya
Hamka, Mahmud Yunus dalam upaya pembangunan pendidikan islam dan berbagai kendala yang
dihadapi dalam menyebarkan pendidikan islam serta keterlibatannya dengan pemerintah dalam
mengembangkan pendidikan islam.
2.3. Landasan Dasar Pendidikan Islam
Landasan sumber dasar pendidikan islam menurut Abd. Rahman Abdullah (2002:69) sebagai berikut:
1. Al-Qur’an (kalamullah)
Al-Qur’an merupakan sumber utama dalam ajaran dan kehidupan umat islam. Al-Qur’an
merupakan wahyu (kalamullah) yang disampaikan Allah kepada Nabi Muhammad.
2. As-Sunnah
As-Sunnah bermakna seluruh sikap, perkataan, dan perbuatan Rasulullah SAW. As-Sunnah
merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an yang merupakan penguat dan penjelas dari berbagai
persoalan.
3.  Pemikiran islam
Pemikiran islam adalah penggunaan akal budi manusia dalam rangka memberikan makna dan
aktualisasi terhadap berbagai ajaran islam yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan zaman.
4. Realitas kehidupan
Realitas kehidupan adalah bagian penting untuk dilihat dan dicermati dalam kerangka
pengembangan pola pendidikan yang dikehendaki.
2.4. Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam dan Pemikirannya
Tokoh pembaharuan pendidikan islam bercorak modernis. Pembaharuan pendidikan islam
dilakukan di tiga wilayah kerajaan besar, yaitu kerajaan Utsmani, Mesir, India.
1. Wilayah Mesir
a. Muhammad Ali Pasya, salah satu bidang sentral pembaharuan beliau adalah bidang militer dan
pendidikan.
b. Muhammad Abduh, Pemmbaharuan Muhammad Abduh menekankan kependidikan.
2. Wilayah India
a. Syaikh Waliullah, beliau berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat islam yang dogmatik
untuk bekerja sama dengan Inggris agar mempermudahkan memperoleh pendidikan. Ide pemikiran
beliau dalam pembaharuan pendidikan islam adalah pertama di bidang pendidikan dan
kebudayaan, kedua di bidang hukum islam.
3. Wilayah Turki
a. Sultan Ahmad III, pembaharuan dibidang pendidikan dengan membentuk sekolah umum dan
sekolah sastra. Beliau memperbaiki sistem pendidikan madrasah dengan memasukkan ilmu
pengetahuan umum. Kemudian ia mendirikan model disekolah Barat.
2.5. Kondisi Sosial Budaya, Ekonomi, Politik, Keberagaman, Dan Pendidikan Masyarakat Sebelum
Islam
Bangsa Arab rata-rata memiliki karakter seperti pemberani, kekuatan daya ingat, ketahanan
fisik, kekuatan daya, hormat akan harga diri dan martabat, loyal pada pimpinan, pola hidup sederhana
ahli syair dan lain sebagainya. Tapi karakter baik mereka terkikis oleh kejahiliyahan mereka. Mereka
melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum khamr (arak) sampai mabuk, berzina, berjudi,
merampok dan sebagainya. Mereka menempatkan kaum  perempuan pada kedudukan yang sangat
rendah.
Tradisi yang terburuk di masyarakat Arab adalah mengubur anak-anak perempuan mereka
secara hidup-hidup. Mereka merasa terhina dan malu memiliki anak  perempuan dan marah bila
istrinya melahirkan anak perempuan. Mereka menyakini bahwa anak perempuan akan membawa
kemiskinan dan kesengsaraan.
Selain itu, sistem perbudakan berlaku di masyarakat Arab. Para majikan memiliki kebebasan
mempelakukan budaknya. Memperlakukan budaknya seperti binatang dan barang dagang yang bisa
dijual atau dibunuh.
Sebelum datangnya Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang mempengaruhi politik arab:
yaitu kekaisaran Nasrani Byzantium, kekaisaran Persia memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti
Himyar yang berkuasa di Arab bagian  selatan.

3
Kekaisaran Byzantium dan Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel merupakan bekas
Imperium Romawi masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah imperium ini telah meliputi Asia
kecil, Siria, Mesir dan sebagian daerah Italia, serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga
berada di bawah kekuasaannya.
Sedangkan kekaisaran Persia berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (Sasaniyah). Ibu
kota Persia adalah al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebelah tenggara kota Baghdad
yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman timur
Iran serta Afganistan.
Kondisi poliitik jazirah arab terpengaruh dua hal, yaitu pertama, interakaksi  dunia arab dan
kekaisaran Byzantium dan Persia. Kedua, persaingan antara agama Yahudi, Nasrani dan Zoroaster.

Adanya berbagai perilaku menyimpang terdapat pada masyarakat arab sebelum islam
sebagaimana diisyaratkan dalam ayat-ayat al-qur’an, syaikh Alian-nadvi berkesimpulan bahwa pada
saat kedatangan islam, masyarakat arab pada khususnya dan dunia pada umumnya berada dalam
keadaan Chaos, tak ubahnya seperti keadaan bumi yang baru saja dilanda gempa yang dasyat, disana
sisni terdapat bangunan luluh lantak, hancur dan rata dengan tanah, dinding yang retak, tiang yang
bergeser dari tempat asalnya, genteng dan kaca-kaca yang hancur berantakan, mayat-mayat yang
bergelimpangan, dan harta benda lainnya yang hancur dan lenyapditelan bumi.

2.6. Tahap Pendidikan Islam Fase  Mekkah


Pola pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah sejalan dengan tahapan–tahapan dakwah
yang disampaikannya kepada kaum Quraisy. Dalam hal ini penulis membaginya kepada tiga tahap.
1. Tahap Rahasia dan Perorangan.
Pada awal wahyu pertama Al-qur’an surat Alaq ayat 1-5, pola pendidikan yang di lakukan
adalah secara sembunyi-sembunyi, mengiangat kodisi sosial-politik yang belum stabil, dimulai dari
dirinya sendiri dan keluarga dekatnya. Mula-mula Rasulullah mendidik istrinya Khadijah untuk
beriaman kepada Allah dan menerima petunjuk dari-Nya.  Kemudian diikuti oleh anak angkatnya Ali
Ibn Abi Thalib {Anak pamanya} dan Zaid Ibn Haritsah {Seorang pembantu rumah tangganya yang
kemudian diangkat menjadi anak angkatnya}. Kemudian sahabat karibnya Abu Bakkar Assidiq.
Ajakan tersebut di sampaikan secara berangsur-angsur secara meluas, tetapi masih terbatas di
kalangan keluarga dekat dari suku Quraisy saja, seperti Usman Ibn Affan, Zubair Ibn Awam, Saad Ibn
Zaid, dan beberapa orang lainnya. Mereka semua merupakan tahap awal yang mula-mula masuk islam
yang di sebut “assabiquna al awwalun, sebagai lembaga pendidikan dan pusat kegiatan pendidikan
islam yang pertama pada Era awal ini adalah rumah Arqam.
2. Tahap Terang-Terangan.
Pendidikan secara sembunyi – sembunyi berlangsung selama tiga tahun, sampai turunya
wahyu berikutnya, Yang memerintahkan dakwah secara terbuka dan terang-terangan. Ketika wahyu
tersebut turun, beliau mengundang keluarga dekatnya untuk berkumpul di bukit Shafa, menyerukan
agar berhati hati terhadap azab yang keras di kemudian (hari kiamat), bagi orang yang tidak mengakui
Allah sebagai Tuhan yang Esa dan Muhammad sebagai utusan-Nya. Seruan tersebut di jawab Abu
Lahab, “Celakalah kamu Muhammad! Untuk inikah kamu mengumpulkan kami? Saat itu di turunkan
wahyu yang menjelaskan perihal Abu Lahab dan Istrinya.
Perintah dakwah secara terang terangan dilakukan oleh Rasulullah seiring dengan jumlah
sahabat yang semakin banyak dan untuk meningkatkan jangkauan seruan dakwah, karena di yakini
dengan dakwah tersebut, banyak kaum Quraisy yang akan masuk islam. Di samping itu keberadaan
rumah Arqam ibn Arqam sebagai pusat dan lembaga pendidikan islam, sudah diketahui oleh kuffar
Quraisy.
3. Tahap Untuk Umum.
Rasulullah mengubah strategi dakwahnya dari seruan yang terfokus kepada keluarga dekat
beralih kepada seruan umum umat manusia secara keseluruhan. Seruan dalam skala ‘internasional’
tersebut didasarkan kepada perintah Allah, surat al-hijr ayat 94-95. Sebagai tindak lanjut dari perintah
tersebut, pada musim haji Rasulullah mendatangi kemah-kemah para jamaah haji. Pada awalnya tidak
banyak yang menerima, kecuali sekelompok jamaah haji dari Yatsrib, kabilah Khazraj, yang
menerima dakwah secara antusias. Dari sinilah sinar islam memancar keluar Mekkah.

4
Berikutnya di musim haji pada tahun kedua belas kerasulan Muhammad SAW, Rasulullah
didatangi dua belas orang laki-laki dan seorang wanita untuk berikrar kesetiaan yang dikenal dengan
“Bai’at al aqabah .” mereka berjanji tidak akan menyembah selain Allah SWT. Tidak akan mencuri
dan berzina, tidak akan membunuh anak-anak dan menjauhkan perbuatan – perbuatan keji serta
fitnah, selalu taat kepada Rasulullah dalam yang benar, dan tidak akan mendurhakainya terhadap
sesuatu yang mereka tidak inginkan.
Berkat semangat tinggi yang dimiliki para sahabat dalam mendakwahkan ajaran islam,
sehingga seluruh penduduk Yatsrib masuk islam kecuali orang-orang Yahudi. Musim haji berikutnya
73 orang jama’ah haji dari Yatsrib mendatangi Rasulullah, berikrar akan selalu setia dan melindungi
Rasulullah SAW, dan menetapkan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya di tempat yang sama
dengan pelaksanaan “Bai’ah al aqabah I” tahun lalu, yang di kenal dengan “Bai’ah al-aqabah II” dan
mereka bersepakat akan memboyong Rasulullah ke Yatsrib. Inilah bentuk dakwah Rasulullah secara
umum, dakwah kepada setiap umat manusia yang datang dari seluruh penjuru bumi berhaji ke
mekkah.
2.7. Materi Pendidikan Islam Di Madinah
Pada fase Madinah materi pendidikan yang diberikan cakupannya lebih kompleks dibandingkan
dengan materi pendidikan fase Mekkah. Di antara pendidikan islam pelaksanaan pendidikan islam di
Madinah adalah:
1. Pendidikan Ukhuwah {persaudaraan} antara kaum muslimin.
Dalam melaksanakan pendidikan ukhuwah ini, nabi Muhammad SAW. Bertitik tolak dari
struktur kekeluargaan yang ada pada masa itu. Untuk mempersatukan keluarga itu nabi Muhammad
SAW berusaha untuk mengikatnya menjadi satu kesatuan yang terpadu. Mereka di persaudarakan
karena Allah bukan karena yang lain. Sesuai dengan isi konstitusi Madinah pula, bahwa antara orang
yang beriman, tidak boleh membiarkan saudaranya menanggung beban hidup dan utang yang berat
diantara sesama mereka.
2. Pendidikan kesejahtraan sosial.
Terjaminnya kesejahtraan sosial, tergantung pada terpenuhinya kebutuhan pokok dari pada
kehidupan sehari-hari. Untuk itu, setiap orang harus bekerja mencari nafkah. Untuk mengatasi
masalah pekerjaan tersebut, nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kaum Muhajirin yang
telah dipersaudarakan dengan kaum Ansor, agar mereka bekerja sama dengan saudara-saudara
tersebut. Mereka kaum muhajirin yang biasa bertani silakan mengikuti pertanian, yang biasa
berdagang silakan mengikuti saudaranya yang berdagang . untuk pegamanan nabi Muhammad SAW
membentuk satuan pengamat yang mendapat tugas untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan
terjadinya serangan dan gangguan terhadap kehidupan kaum muslimin. Satuan-satuan ini adalah
merupakan embirin dari pasukan yang bertugas untuk mengamankan dan mempertahankan serta
mendukung tugas dakwah lslam lebih lanjut.
3. Pendidikan kesejahtraan keluarga kaum kerabat.
Yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri dan anak-anaknya. Nabi Muhammad
SAW berusaha untuk memperbaiki keadaan itu memperkenalkan dan sekaligus menerapkan sistem
kekeluargaan kekerabatan baru, yang berdasarkan takwa kepada Allah. Diperkenankannya sistem
kekeluargaan hak-hak keluarga dan kemurnian keturunannya dalam kehidupan kekerabatan dan
kemasyarakatan yang adil dan seimbang, seperti yang terlihat dalam surah Al-hujarat : 13
artinya :“Hai manusia sesunggguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, dan menjadikan kamu bangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling bertaqwa diantara kamu”
4. Pendidikan hankam {pertahanan dan keamanan}dakwah islam.
Masyarakat kaum muslimin merupakan satu state {Negara} dibawah bimbingan nabi
Muhammad SAW yang mempunyai kedaulatan. Ini merupakan dasar bagi usaha dakwahnya untuk
mengajarkan ajaran islam kepada seluruh umat manusia secara bertahap. Oleh karena itu, setelah
masyarakat kaum muslimin di madinah berdiri dan berdaulat, usaha nabi Muhammad SAW
memperluas pengakuan kedaulatan tersebut dengan jalan mengajak kabilah-kabilah sekitar madinah
untuk mengakui konstitusi madinah. Ajakan tersebut di sampaikan dengan baik-baik dan bijaksana. 

5
2.8. Metode pengajaran rasulullah.
Metode pengajaran ialah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa
pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk
menciptakan proses belajar mengajar.
Untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan dalam mengajar para
sahabatnya, Rasulullah SAW menggunakan berbagai macam metode. Hal itu dilakukan untuk
menghindarkan kebosanan dan kejenuhan siswa. Di antara metode yang di terapkan Rasulullah ialah:
a.         Metode ceramah. Menyampaikan wahyu yang baru diterimanya dan memberikan penjelasan-
penjelasan serta keterangannya.
b.         Dialog. Misalnya dialog antara Rasulullah dengan Mu’az Ibn Jabbal ketika Mu’az akan diutus
sebagai kadi kenegri yaman, dialog antara Rasulullah dengan para sahabat untuk mengatur strategi
perang. 
c.         Diskusi atau Tanya jawab. Sering sahabat bertanya kepada Rasulullah tentang suatu hukum,
kemudian Rasul menjawabnya.
d.        Metode perumpamaan, misalnya orang mukmin itu laksana suatu tubuh maka anggota tubuh,
lainnya akan turut merasakannya.
e.         Metode demonstrasi. Membiasakan kaum muslimin shalat berjamaah.
f.          Metode hafalan misalnya para sahabat dianjurkan untuk menjaga Al-qur’an dengan menghafalnya.
g.         Metode kisah, misalnya kisah beliau dalam perjalanan isra’ dan mi’raj dan tentang kisah pertemuan
antara nabi Musa dan nabi Khaidir.
h.         Metode eksperimen, sosiodrama dan bermain peranan.

BAB III
PENUTUP

6
A.      Kesimpulan
Rasulullah SAW adalah pendidik pertama dan terutama dalam dunia pendidikan islam.
Hakikat diutusnya Rasulullah ke atas muka bumi adalah sebagai uswatun hasanah dan rohmatan
lil’alamiin.

Kemudian sejak masa sahabat nabi, tabi’in dan generasi selanjutnya pada masa pendahulu,
masa keemasan Islam dan masa pembaharuan banyak bermunculan berbagai pemikiran pendidikan
Islam. Rang lingkup sejarah pendidikan islam itu berawal dari sejarah pendidikan islam yang bermula
sejak zaman Nabi Muhamad SAW sampai saat ini yang telah berkembang diberbagai negara di
dunia.duni

7
Daftar Pustaka

https://indanala05.wordpress.com/2018/05/03/sejarah-pendidikan-islam/

http://www.pustakasetia.com/product/sejarah-pendidikan-islam/

https://indonesiaindonesia.com/f/115340-dasar-dasar-ilmu-sejarah/

Anda mungkin juga menyukai