Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

“Pengenalan Alat-Alat Klimatologi”

Disusun Oleh

Abdulloh 17011059

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
I. Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai negara beriklim tropis, dalam pembangunan seharusnya


dapat memanfaatkan keuntungan iklim tropis seperti energy matahari yang
berlimpah, wilayah yang sering hujan, dan tanah yang subur sehingga dapat
ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti yang diterapkan di negara tropis lain dalam
pembangunan fisik kota. Pertanian merupakan salah satu bidang pembangunan yang
sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Kebudayaan-kebudayaan besar dari sejak
zaman prasejarah selalu tercatat kemampuannya dalam berinteraksi dan mengenal
perilaku serta nampak dalam alam sekitar mereka (Kurnia, 2010).

Pertanian merupakan budaya yang pertama kali dikembangkan manusia sebagai


respon terhadap tantangan kelangsungan hidup yang berangsur menjadi sukar karena
semakin menipisnya sumber pangan dialam bebas akibat laju pertambahan manusia.
Pengelolahan hamparan tanaman (pertanaman) memadukkan faktor-faktor produksi
bahan organic secara sinergi dengan tujuan meningkatkan produksi bahan organik
secara optimal baik kuantitatif maupun kualitatif, atau bertujuan untuk meningkatkan
penampilan tanaman menurut selera konsumen (tanaman ornament dan tanaman
bunga). Pengelolahan pertanaman meliputi kegiatan yang berkaitan dengan efisiensi
pemanfaatan radiasi matahari, komponen iklim makro dan mikro lainnya, hara
tanaman dan air tanah oleh tanaman (Nurmala, dkk. 2012).

Cuaca dan iklim merupakan hasil akhir dari proses interaksi atau hubungan
timbal balik dari unsur-unsur atau perubahan fisik atmosfer (unsur-unsur
cuaca/iklim). Proses tersebut berlangsung setiap saat dan berlangsung terus menerus
yang disebabkan atau dipicu oleh beberapa faktor yang disebut sebagai weater and
climatic controls. proses interaksi dari unsur-unsur cuaca atau iklim dengan faktor
pengendalinya pada suatu tempat atau wilayah akan menghasilkan distribusi dan tipe iklim.
Tipe iklim yang terjadi pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan refleksi
dan karakteristik fisik daerah atau wilayah tersebut (Sabaruddin, 2014).

Perubahan iklim tersebut berdampak pada perubahan unsur-unsur iklim antara


lain curah hujan, suhu, dan kelembaban udara, maupun intensitas radiasi yang
dirasakan semakin bergeser dari kondisi alami. Perubahan tersebut seharusnya

2
dijadikan sebagai bentuk keprihatinan dan kewaspadaan bagi setiap manusia yang
mendiami bumi ini, namun, sebaliknya kebanyakan orang kurang memandang iklim
sebagai sumberdaya melainkan sebagai faktor penghambat. Faktor antara lain
kurangnya aspresiasi atau pemahaman iklim sebagai sumberdaya melainkan sebagai
sumberdaya, masih terbatasnya kemampuan mengaplikasikan unsur iklim dalam
hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta munculnya
kejadian-kejadian iklim di luar kemampuan mengaplikasikan unsure iklim dalam
hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta munculnya
kejadian-kejadian iklim diluar kemampuan manusia (Sabaruddin, 2014).

Banyaknya alat-alat yang digunakan dalam mengetahui iklim pada suatu


tempat, mengharuskan kita untuk mengeanal dan memahami alat-alat tersebut. Oleh
karena itu, dilakukanlah praktikum pengenalan alat-alat pengukur unsur iklim.

1.2 Tujuan Praktikum

Melatih mahasiswa agar mengenal dan mengetahui alat-alat yang pada umumnya
digunakan dalam bidang klimatologi pertanian (agroklimatologi).

3
II. Tinjauan Pustaka

2.1 Agroklimatologi bagi Pertanian

Pertanian diterjemahkan dari kata agriculture berasal dari bahasa latin yaitu
terdiri dari “ager” yang berarti lapangan/tanah/lading/tegalan dan “cultura” yang
berarti mengamati/memelihara/membajak.Pertanian adalah sejenis produksi khusus
yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Produksi pertanian
dalam arti luas tergantung dari faktor genetik yang ditanam, lingkungan termasuk
antara lain tanah, iklim dan teknologi yang dipakai. Dalam arti yang sempit terdiri
dari varietas tanaman, tanah, iklim, dan faktor-faktor non teknis seperti keterampilan
petani, biaya produksi dan alat-alat yang kegunaan (Nurmala, dkk. 2012).

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibedakan pengertian antara meteorologi


pertanian dan klmatologi pertanian. Cabang ilmu meteorologi pertanian
(agrometeorologi) atau klimatologi (agroklimatologi) adalah ilmu terapan yang
membahas tanggapan (respon) organism terhadap lingkungan fisiknya. Dalam ariti
sempit klimatologi pertanian adalah cabang ilmu yang mengkaji proses fisik dari
atmosfer yang membentuk kondisi skala mikro yang berhubungan dengan proses
produksi sedangkan dalam arti luas sebagai subyek yang mengkaji tanggap organisme
terhadap lingkungan fisik. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa bidang
agrometeorologi lebih menerapkan pengetahuan atmosfer untuk mewujudkan
peningkatan produktivitas sedangkan agroklimatologi lebih tertuju kearah
pengambilan kebijakan untuk pengembangan daerah pertanian (Sabaruddin, 2014).

Pengamatan unsur cuaca dan prediksi dampak perubahannnya terhadap


produktivitas padi di suatu daerah yang luas dengan data satelit inderaha adalah
sangat efektif dan efisien. Analisis perubahan cuaca melalui pengamatan liputan awan
dan intensitas radiasi surya di areal persawahan Pulau Jawa dari data satelit inderaja
dan memprediksi dampaknya terhadap produktivitas padi. Kebutuhan pangan akan
meningkat dengan bertambahnya penduduk, untuk itu Pemerintah Indonesia dalam
memenuhi kebutuhan tersebut, selain mengadakan ekstensifikasi yang ditempuh
dengan jalan mencetak lahan pertanian baru di luar Pulau Jawa, juga meningkatkan panca
usaha tani untuk peningkaran produksi pertanian. Guna mengambil
kebijaksanaan pemerintah untuk menangani kebutuhan pangan perlu dilakukan

4
pemantauan terhadap kondisi daerah pertanian, khususnya padi. Produksi tanaman
pertanian lebih banyak dipengaruhi oleh faktor cuaca dan iklim. Pertumbuhan dari
produksi padi lebih banyak ditentukn oleh aktifitas fotosintesa tanaman padi yang
banyak dipengaruhi oleh liputan awan yang menaungi tanaman (Kushardono, 2006).

2.2 Alat-Alat Agroklimatologi

A. Curah Hujan
Sistem  produksi  pertanian  sangat  dipengaruhi  oleh  iklim.  Faktor  iklim  yang  pali
ng  terasa  perubahannya  akibat  anomali  iklim  adalah  curah  hujan.DiIndonesia  kejadi
an  anomali  iklim  mempengaruhi  produksi  pertanian  dan ketahanan pangan. Dampak
anomali iklim diantaranya adalah terjadinya gangguan secara langsung terhadap sistem
pertanian (Hanum, 2013). Air yang jatuh di atas permukaan tanah yang datar dianggap
sama tinggi. Volume air hujan pada luas permukaan tertentu dengan mudah dapat
dihitung bila tingginya dapat diketahui. Maka langkah penting dalam pengukuran hujan
ditujukan rabica pengukuran tinggi yang rabicaative dari hujan yang jatuh selama jangka
waktu tertentu (Ariffin, dkk,  2010).

Alat yang digunakan adalah Ombrometer tipe standar dan Ombrograf

1) Ombrometer : adalah sebuah alat yang digunakan untuk menakar hujan. Alat
ini tidak dapat mencatat sendiri. Satuan yang digunakan adalah milimeter
(mm) dan ketelitian pembacaannya sampai dengan 0.1 mm.
2) Ombrograf : adalah sebuah alat yang digunakan untuk menakar hujan. Alat
ini dapat mencatat sendiri. Pada tangkai pelampung terdapat tangkai pena
yang bergerak mengikutu tangkai pelampung, gerakan pena akan menggores
pias yang diletakkan/digulung paa silinder jam yang dapat berputar dengan
sendirinya. Penunjukkan pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air
yang masuk ke dalam tabung.
B. Kelembaban Udara
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap
air aktual dengan keadaan jenuhnya atau apda kapasitas udara untuk menampung uap
air.
Untuk mengukur kelembaban udara digunakan berbagai jenis alat yaitu :
1) Psycrometer yang terdiri dari dua buah termometer yaitu :
Termometer bola kering (BK) dan termometer bola basah (BB), kedua
termometer diisi dengan air raksa. Pada ujung bawah termometer bola
basah di bungkus dengan kain yang selalu dibasahi. Kelembaban udara

5
dapat diperoleh dengan menggunakan tabel kelembaban udara yang
disediakan.
2) Thermohygrometer adalah alat yang mempunyai dua indikator pengukuran
yaitu thermometer dan hygrometer. Thermometer berfungsi untuk mengukur
suhu pada suatu ruangan,sedangkan hygrometer berfungsi untuk mengukur
kelembaban pada suatu ruangan. 
3) Hygrograph digunakan untuk mengukur kelembaban udara secara
otomatis setiap jam ataupun hari. Kelembaban udara dapat dibaca pada
grafik yang dilukiskan oleh pena pada kertas mililiter yang dipasang pada
alat tersebut dalam suatu persen (%)
C. Temperature Udara dan Tanah
Suhu tanah adalah kunci dalam mengambil keputusan penanaman. Jika tanah terlalu
dingin, tanaman bisa mati. Sebagian orang dapat menggunakan pedoman seperti
tanggal terbaru, suhu udara ruangan, dan waktu tahun, namun pengukuran suhu tanah
bisa sangat penting untuk memastikan bahwa tanah tersebut siap untuk musim tanam.
Suhu tinggi mempengaruhi pertumbuhan tanaman dalam berbagai cara. Yang
paling jelas adalah efek panas pada fotosintesis, di mana tanaman menggunakan
karbon dioksida untuk menghasilkan oksigen, dan respirasi, proses yang berlawanan
di mana tanaman menggunakan oksigen untuk menghasilkan karbon dioksida.
1) Thermometer maximum  mengukur suhu maksimum yang pernah
dicapai satu hari mulai jam 06.00 pagi sampai jam 18.00 sore dengan
satuan derajat Celsius (oC). Termometer ini diisi dengan air raksa (Hg).
2) Termometer minimum yaitu termometer yang digunakan untuk mengukur
suhu minimum yang pernah dicapai dari jam 06.00 pagi sampai jam 18.00
sore dengan satuan derajat Celsius (oC). Termometer ini diisi dengan air
alcohol.
3) Termometer tanah adalah sebuah termometer yang khusus dirancang untuk
mengukur suhu tanah. Alat ini berguna pada perencanaan penanaman dan
juga digunakan oleh para ilmuwan iklim, petani, dan ilmuwan tanah. Suhu
tanah dapat memberikan banyak informasi yang bermanfaat, terutama
pemetaan dari waktu ke waktu. 
D. Radiasi Matahari
Cuaca di bumi sangat dipengaruhi oleh radiasi matahari, diantaranya
intensitas matahari dan lamanya penyinaran matahari. Untuk mengukur

6
intensitas matahari digunakan alat yaitu Aktinograf, Gun Bellani, dan Solarimeter.
Untuk mengukur lamanya penyinaran matahari digunanakan alat Cambell
Stokes.
1. Intensitas Matahari
Untuk mengukur intensitas matahari digunakan alat Aktinograf Dwi Logam.
Pada kertas pias aktinograf garis-garis vertikal menunjukkan skala
pembagian waktu dan garis horizontal menunjukkan skala intensitas sinar
matahari. Grafik yang dibuat bentuknya tidak terartur, tergantung pada
keadaan cuaca pada periode saat pengamatan dilakukan Untuk menghitung
luas bentuk grafik yang tidak tertaur ini , dapat digunakan Planimeter.
a. actinograph adalah Digunakan untuk mengukur intensitas radiasi matahari
dan lamanya penyinaran matahari dengan satuan W/meter². Alat ini
dilengkapi dengan jam mekanik, kertas grafik serta nivo sebagai indikator
bahwa alat tersebut telah terpasang dengan tegak dan benar.
2. Panjang penyinaran
Lama penyinaran matahari merupakan satu dari beberapa unsur
klimatologi. Lama penyinaran matahari atau durasi penyinaran matahari
(periodisitas) adalah lamanya matahari bersinar cerah pada permukaan bumi yang
dihitung mulai dari matahari terbit hingga terbenam.
a. Solarimeter adalah salah satu jenis pyranometer, alat ukur yang digunakan
untuk mengukur radiasi matahari langsung maupun difus. Prinsip dari alat
ukur ini pertama kali dikembangkan oleh pendeta asal Italia, Angelo
Bellani yang mengembangkan metode dengan prinsip aktinometrik.
E. Kecepatan Angin
Kecepatan angin menunjukkan tinggi rendahnya perbedaan tekanan udara antara satu
tempat dengan tempat lainnya. Banyak pohon tumbang, tanaman pertanian, rumah
serta bangunan lain rusak karena angin bertiup dengan kecepatan tinggi. Begitu juag
transportasi darat, laut maupun udara bisa dipengaruhi oleh angin yang bertiup dengan
kecepatan tinggi.
1. Anemometer jenis Cup Counter adalah alat yang digunakan untuk mengukur laju
angin dengan tiga buah cup sebagai sensor yang dihubungkan oleh lengan ke
couter. Prinsip kerja alat ini yaitu apabila angin bertiup maka rotor berputar pada
arah tetap disebabkan karena seluruh cup menghadap ke satu arah melingkar.

7
2. Anemometer Digital Pengukur Kecepatan Angin AMF-006 adalah sebuah alat
tes kecepatan angin professional mini yang memiliki fitur fitur canggih yang
sangat berguna untuk menganalisis kecepatan angin pada suatu daerah atau tempat
serta dapat mengetahui temperatur udara pada daerah tersebut.
F. Penguapan (Evaporasi)
Besar kecilnya penguapan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
temperatur, angin dan kelembaban relatif. Semakin tinggi nilai penguapan semakin
banyak air yang hilang dari suatu areal pertanian atau tempat-tempat penampungan air
seperti waduk atau telaga. Kebutuhan air suatu tanaman atau areal pertanian sangat
dipengaruhi oleh tingginya nilai penguapan ini. Alat pengukur penguapan adalah
Panci Evaporasi (Evaporation Pan).
1. Panci Evaporasi merupakan efek gabungan dari suhu, kelembaban udara,
kecepatan angin dan sinar matahari terhadap evapotranspirasi pada tanaman
referensi.
G. Ketinggian Tempat dan Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya
kepada tiap-tiap 1 cm2 bidang mendatar dari permukaan bumi sampai batas atmosfer.
Jika kita naik maka tekanan makin rendah karena kerapatan udara makin kecil, kolom
udaranya makin pendek. Pada lapisan bawah atmosfer, kecepatan penurunan tekanan
adalah 1 mm Hg untuk tiap naik 11 m . Maka ada hubungan yang erat antara
ketinggian tempat dengan tekanan udara di tempat tersebut.
1. Barometer : Barometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan
cuaca, di mana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca yang
"bersahabat", sedangkan tekanan udara rendah menandakan
kemungkinan badai.
2. Altimeter : Altimeter adalah sebuah alat untuk mengukur ketinggian suatu titik
dari permukaan laut. Biasanya alat ini digunakan untuk keperluan navigasi
dalam penerbangan, pendakian, dan kegiatan yang berhubungan dengan
ketinggian. 

8
III. Metode Praktikum

A. Tempat dan Waktu


Praktikum Agroklimatologi Acara I Pengenalan Alat-alat Agroklimatologi
dilaksanakan pada Rabu 23 Maret 2022, pada pukul 13.00 hingga 15.00 di
laboratorium Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

B. Alat dan Bahan


1. Alat-alat Agroklimatologi
2. Buku Gambar
3. Pensil/bolfoin

C. Cara Kerja

Alat Agroklimatologi

Penjelasan fungsi dan bagian-bagian alat

Menggambar Alat beserta keterangan bagian-


bagianya

9
IV. Hasil dan Pembahasan

1. Curah Hujan Ombrometer


1. Corong penakar (luas 100
cm2)
2. Tempat penampungan air
hujan
3. Kran air
4. Kaki kayu yang
disanggahkan ke dalam
penakar
5. Pondasi/ kaki kayu
6. Pondasi beton

Ombrograf

2. Kelembaban Psychrometer
Udara 1. Kunci pemutar
2. Aspirator
3. Spring case
4. Termometer
5. Insulasi putih
6. Insulasi hitam
7. Tabung insulasi
8. Tabung pelindung

10
Thermohygrometer (portebel)

1. Indikator kelembaban
2. Indikator suhu
3. Kabel sensor
4. Setting/mode

Hygrograf

a. Rambut
b. Sistem tuas
c. Pena / Penera grafik
d. Silinder kertas grafik

3. Tempratur Udara Thermometer Max & Min


dan Tanah
a. Resevoir
b. Pipa kapiler berisi air raksa
c. Pipa kapiler berisi alkohol
d. Indeks penunjuk suhu minimum
e. Indeks penunujuk suhu
maksimum
f. Tombol pengendali indeks
Thermometer Tanah

a. Ujung sensor sampai jeluk 10 cm


b. Termometer zat cair
c. Pegangan tangan
d. Selubung kayu pelindung
thermometer

11
4. Radiasi Matahari Solarimeter
a. Silinder setangah lingkaran
dengan sudut 60o
b. Celah sempit tempat
masuknya sinar
c. Pelindung celah sempit
d. Sekrup pengatur kemiringan
Actinograf

a. Lempengan logam warna putih


b. Lempengan logam warna hitam
c. Lembar kaca pyrex
d. Pena / penera grafik
e. Silinder kertas grafik

5. Kecepatan Angin Cup Anemometer


a. Mangkuk anemo
b. Pencatat jarak
c. Tiang penyangga

Hand Anemometer

1. Display
2. mode/setting
3. sensor kipas

6. Penguapan Panci Evaporasi

a. Panci evaporasi dengan diameter


120,7 cm, tinggi 25 cm dan tebal
panci 0,8 cm
b. Rangka kayu / besi
c. Tabung peredam riak /
gelombang

12
dengan diameter 10 cm
d. Hook (batang kait) dan skala
pengukur (nonius)
e. Sekrup pemutar batang pengukur
7. Ketinggian Altimeter & Barometer
Tempat dan
Tekanan Udara 1. Jarum menunjukkan
barometer
2. Angka menunjukkan
altimeter (satuan feet)
3. Kalibrasi barometer

13
V. Kesimpulan

Dari pengamatan alat-alat klimatologi yang telah dilakukan, dapat kita simpulkan
bahwa:
1. Alat-alat klimatologi sangat dibutuhkan dalam bidang pertanian, untuk
meningkatkan hasil panen dan untuk mencegah terjadinya gagal panen.
2. Mempelajari dan memahami alat-alat agroklimatologi mendatangkan banyak
pencerahan bagi pelaku usaha tani, seperti mengetahui kesesuaian iklim yang
optimum bagitanaman serta batas-batas ekstrimnya, dapat pula dibahas tentang
kebutuhan air irigasi, perkembangan iklim terhadap perkembangan maupun
penyebaran hama dan penyakit tanaman, serta hubungan iklim dengan berbagai
kegiatan lainnya.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai