Anda di halaman 1dari 8

F3.

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)

Penyuluhan Pendewasaan Usia Perkawian Untuk Remaja Usia Pranikah

BAB 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) adalah upaya untuk meningkatkan usia pada
perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu
20 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. PUP adalah bagian dari program
Keluarga Berencana Nasional. Program PUP memberikan dampak pada peningkatan
umur kawin pertama yang pada gilirannya akan menurunkan Total Fertility Rate
(TFR). PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu saja tetapi mengusahakan
agar kehamilan pertamapun terjadi pada usia yang cukup dewasa. Bahkan harus
diusahakan apabila seseorang gagal mendewasakan usia perkawinannya, maka
penundaan kelahiran anak pertama harus dilakukan. Tujuan program pendewasaan
usia perkawinan adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar
didalam merencanakan keluarga, mereka dapat mempertimbangkan berbagai aspek
berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, kesiapan fisik, mental, emosional,
pendidikan, sosial, ekonomi serta menentukan jumlah dan jarak kelahiran. Tujuan
PUP seperti ini berimplikasi pada perlunya peningkatan usia kawin yang lebih
dewasa. Program Pendewasaan Usia kawin dan Perencanaan Keluarga merupakan
kerangka dari program pendewasaan usia perkawinan (BKKBN, 2012).

Meskipun Undang-Undang Perkawinan membatasi umur minimal untuk menikah


adalah 16 tahun untuk anak perempuan dan, namun berdasarkan data yang
didapatkan dari Riskesdas tahun 2010 yang menunjukkan bahwa usia menarche
anak perempuan di Indonesia memiliki rata-rata pada usia 13,6 tahun tetapi yang
mengalami menarche di usia sangat dini (<8 tahun) juga sangat tinggi. Di Indonesia,
stigma yang berkembang adalah bahwa sebaiknya anak perempuan menikah segera

15
setelah menarche. Maka jika pada usia yang dini tersebut telah menikah maka
percepatan perkawinan juga berarti percepatan usia untuk hamil dan melahirkan
sehingga pada usia 18 tahun sudah ada yang mempunyai 4 orang anak. Data ini
menunjukkan bahwa undang-undang tersebut tidak dipatuhi oleh sebagian
masyarakat di Indonesia karena berbagai alasan menyangkut, sosial, ekonomi,
budaya, dan agama. Faktor yang mempengaruhi terjadinya pernikahan usia dini
diantaranya adalah keadaan ekonomi menengah kebawah, rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat, faktor orang tua yang bersifat otoriter, faktor yang datang
dari diri sendiri yaitu tidak punya otoriter atas diri sendiri dan faktor budaya yaitu
nikah muda atau ditunangkan.

Permasalahan di Masyarakat

Pernikahan pada usia dini di Rambipuji masih cukup banyak, melihat fenomena ini
dirasa dibutuhkan penyuluhan kepada siswa dan orang tua mengenai perkawinan
usia muda yang dipandang dari berbagai sisi dan dampak-dampak negatifnya
sehingga diharapkan agar para orang tua dan remaja memahami mengenai
perkawinan usia muda serta dampak-dampak negatifnya.

1.2 Tujuan dan Target Kegiatan

Tujuan Kegiatan :

1. Memberikan pengertian mengenai pendewasaan usia pernikahan, batas usia


minimal perkawinan bagi pria dan wanita, serta usaha agar kehamilan pertama
terjadi pada usia yang cukup dewasa.
2. Memberikan pengertian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perkawinan di usia muda.
3. Memberikan pengertian mengenai dampak negatif yang dapat muncul akibat
perkawinan usia muda.
4. Memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi.
5. Memberikan edukasi mengenai dampak pernikahan muda terhadap gangguan
nutrisi anak.

16
Target Kegiatan :

Melalui kegiatan penyuluhan ini diharapkan remaja usia pranikah (15-18 th)
memahami dampak dari menikah muda berupa gangguuan nutrisi anak sehingga
mampu mempersiapkan pernikahannya pada umur yang sesuai yakni wanita 20
tahun dan pria 25 tahun.

17
BAB 2

Perencanaan Dan Pemilihan Intervensi

2.1 Bentuk Kegiatan

Promosi kesehatan tentang pengertian, batasan usia, resiko komplikasi yang dapat

terjadi sehingga dapat menambah pengetahuan remaja agar dapat menurunkan

angka menikah di usia dini.

2.2 Narasumber

Narasumber: dr. Dini Fadilla


Jabatan: Dokter Internsip Puskesmas Rambipuji

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari / Tanggal : Rabu, 30 Oktober 2015


Tempat : aula SMK Modal Bangsa Rambipuji

2.4 Sasaran Penyuluhan

Sasaran penyuluhan adalah murid-murid SMK Modal Bangsa Rambipuji.

2.5 Media yang digunakan

Media yang digunakan adalah presentasi menggunakan powerpoint (ppt).

2.6 Metode yang digunakan

Metode yang digunakan penyuluh adalah metode penyuluhan langsung dengan

pendekatan perorangan, diskusi dan tanya jawab.

18
BAB 3

Pelaksanaan Intervensi

Penyuluhan dilaksanakan 09.00-11.00 WIB di SMK Modal Bangsa Rambipuji.


Penyuluhan menggunakan metode penyuluhan langsung dengan pendekatan perorangan
menggunakan media presentasi powerpoint (ppt). Penyuluh memberi penjelasan mengenai isi
powerpoint (ppt) dan menjawab pertanyaan dari peserta bila ada yang kurang dimengerti
mengenai informasi yang terdapat di powerpoint (ppt).
Monitoring dan Evaluasi
Prevalensi menikah usia dini di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang
ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Untuk itu perlu diadakan sosialisasi
yang lebih terkontrol guna mencegah dan menekan tingkat menikah usia dini tersebut.
Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode
penyuluhan langsung dengan pendekatan perorangan yang disampaikan dangan santai tetapi
serius dan dapat dipahami peserta. Dan di dalam proses tersebut ada proses interaksi atau feed
back antara penyuluh dan sasaran yang berguna bagi sasaran dalam memperjelas tujuan program
dan isi materi yang disampaikan.
Namun dalam penggunaan media, masih tergolong sederhana sebab hanya menggunakan
presentasi powerpoint (ppt), sebenarnya masih banyak media yang dapat digunakan untuk
mengefektifkan program tersebut, misalnya saja dengan menggunakan media terproyeksi yang
berupa pertunjukan film ataupun media cetak yang berupa gambar atau tulisan (foto, majalah,
selebaran, poster) yang dapat dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang di tempat yang sering
dijumpai oleh masyarakat.
Kendala yang dihadapi penyuluh selama proses promosi kesehatan diantaranya adalah faktor
waktu yang singkat dan penggunahan bahasa. Hal ini dikarenakan proses penyuluhan
berlangsung bersamaan dengan jam sekolah di SMK Modal Bangsa Rambipuji dan waktu pulang
murid SMK Modal Bangsa Rambipuji. Untuk itu sebaiknya dalam pelaksanaan proses promosi
kesehatan, penyuluh lebih memperhatikan waktu dan tempat pelaksanaan agar semua proses
yang diberikan selama berlangsungnya penyuluhan dapat diserap dengan baik oleh peserta.

19
BAB 4

Dokumentasi

20
21
22

Anda mungkin juga menyukai