Anda di halaman 1dari 17

H A K S A P

7 Perkataan Salib

HIS RESURRECTION
BRINGS
HOPE
N A G N U N E R
N A H A B
Daftar Isi
Halaman Judul............................................. 1

Daftar Isi................. .................................... 2

Perkataan Pertama...................................... 3

Perkataan Kedua..... .................................... 5

Perkataan Ketiga......................................... 7

Perkataan Keempat. .................................... 9

Perkataan Kelima......................................... 11

Perkataan Keenam....................................... 13

Perkataan Ketujuh........................................ 15

Halaman Belakang....................................... 17

2
“YA BAPA, AMPUNILAH MEREKA, SEBAB MEREKA TIDAK
TAHU APA YANG MEREKA PERBUAT.” 1
Lukas 23: 26-34

Perkataan pertama Yesus di atas kayu Salib adalah sebuah

doa “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa

yang mereka perbuat.” Kalimat ini adalah sepenggal doa Yesus

kepada orang-orang yang menyalibkan Dia. Banyak hal yang bisa

kita renungkan dari doa ini.

Perkataan yang diawali dengan “Bapa” menunjukkan

hubungan yang erat dengan Allah Bapa di surga. Itulah

mengapa doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus juga

diawali dengan “Bapa”. Doa bukan hanya menyampaikan

permintaan tapi esensi doa adalah relasi bagaimana kita

terkoneksi dengan Allah yang terus mengasihi dan mengubah

kita

3
“YA BAPA, AMPUNILAH MEREKA, SEBAB MEREKA TIDAK
TAHU APA YANG MEREKA PERBUAT.” 1
Ciri khas dari doa Yesus adalah Ia selalu menempatkan doa di

awal segala sesuatunya. Tidak fokus pada apa yang diminta.

Berbeda dengan kita yang menempatkan doa sebagai pilihan

akhir ketika kita menemui jalan buntu. Ketika kita sudah

kehabisan pilihan untuk memecahkan masalah, baru kita

menyerukan nama Tuhan. Pada awal pelayanan-Nya, ketika

Yesus dibaptis injil mencatat sebelum Yesus dibaptis langit

terbuka dan sebelum kejadian tersebut yang Yesus lakukan

adalah berdoa.

Doa yang tidak selfcenter bahkan ketika Tuhan Yesus dalam

penderitaan. Ia justru berdoa bagi orang yang akan

membunuhNya.

Dari kalimat ini, Ia juga menyatakan sifat Allah yang adalah kasih

dan adil: cinta kasih yang sanggup membalikkan dan

menghentikan murka Allah atas orang berdosa, dan keadilan

yang menyatakan hukuman dan murka Allah atas dosa.

Merujuk pada poin ke-3, kita juga sebelum ditebus adalah musuh-

musuh Allah sama seperti orang-orang yang membunuhNya. Dan

Puji Tuhan kita telah ditebus karena Yesus Kristus perna berdoa

“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang

mereka perbuat.” bahkan telah mati dan memateraikan

penebusan dengan darahNya.

PERTANYAAN REFLEKSI
1. Sudahkah engkau mengikuti teladan Yesus yang selalu berdoa

(walaupun Ia adalah Allah), dan menjadikan doa sebagai relasi?

2. Poin-poin apakah yang sering engkau doakan? Pernakah engkau berdoa

untuk orang lain?

3. Allah adalah KASIH, percayakah bahwa engkau dikasihidan diampuni

melalui kematian Yesus di atas kayu salib?

4. Berdoalah supaya dalam momen paskah ini kita memahami kasih Allah

yang terus mengasihi kita!

4
2 “AMIN! AKU BERKATA KEPADAMU, SESUNGGUHNYA
HARI INI JUGA ENGKAU AKAN BERSAMA-SAMA
DENGAN AKU DI FIRDAUS.”

Lukas 23: 35-43


Inilah kalimat kedua yang

merupakan pernyataan Kristus

terhadap pertobatan seorang

perampok yang pada awalnya

menghina Kristus. Ayat 40-42.

“Tetapi yang seorang menegor

dia, katanya: "Tidakkah engkau

takut, juga tidak kepada Allah,

sedang engkau menerima

hukuman yang sama. Kita

memang selayaknya dihukum,

sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita,

tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah. Lalu ia berkata:

"Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja. Kata

Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini

juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”

Ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari ayat ini, baik dari

perkataan penjahat yang diampuni dosanya maupun dari Yesus

yang memberikan pengampunan

Penjahat yang bertobat mengerti keadilan Allah. Dia mengerti

bahwa ia layak dihukum karena ia berdosa. Ia layak disalib dan ia

layak masuk neraka karena pelangarannya. Tapi Kristus tidak

layak disalib karena Ia tidak melakukan kejahatan apapun.

Penjahat yang bertobat mengakui dosanya. Ia mengakui bahwa

ia butuh pengampunan Allah. Ia tau bahwa ia disalibkan karena

pelanggran terhadap hukum, dan juga akan masuk neraka jika ia

tidak diselamatkan oleh Allah

5
2 “AMIN! AKU BERKATA KEPADAMU, SESUNGGUHNYA
HARI INI JUGA ENGKAU AKAN BERSAMA-SAMA
DENGAN AKU DI FIRDAUS.”

Lukas 23: 35-43


Penjahat yang bertobat mengakui dan mengenal anugerah

pegampunan. Ia tau bahwa orang berdosa layak masuk

neraka tapi jika mereka mengakui dan meminta pengampunan

kepada Allah maka mereka akan diselamatkan. Oleh sebab

itulah ia meminta pegampunan kepada Kristus “Lalu ia

berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang

sebagai Raja.”

Yesus yang memberi pengampunan kepada penjahat itu.

Ingat bahwa pengampunan diberikan kepada orang yang

mengakui dosanya dengan tulus di hadapan Tuhan. Semua

kita adalah orang berdosa, kita mewarisi dosa Adam dan

Hawa. Kitapun selalu berbuat dosa, tetapi apakah kita sadar

akan dosa kita seperti penjahat tersebut. Kita sadar bahwa

tanpa anugerah Tuhan kita layak dihukum dan mati karena

dosa karena upah dosa adalah kematian kekal.

PERTANYAAN REFLEKSI
1. Apakah engkau mengakui bahwa engkau butuh keselamatan

karena engkau adalah orang berdosa?

2. Apa arti salib bagimu?

3. Jelaskan hubungannya antara salib dan Firdaus?

4. Berdoalah supaya salib yang mengubah seorang penjahat di

Golgota juga mengubah kita yang berdosa!

6
”IBU, INILAH ANAKMU.”
3
Yohanes 19:25-27
Perkataan ketiga ini disampaikan Yesus di atas kayu salib adalah

ketika Ia melihat para wanita, termasuk ibu-Nya, Maria, dan Yohanes

yang berada di dekat-Nya. Yesus memandang kepada ibu-Nya, lalu

berkata, ”ibu, inilah anakmu.” Kemudian kataNya kepada muridNya

“Inilah Ibumu!” ada beberapa poin yang akan kita renungkan dari

perkataan yang ketiga ini

Jika Perkataan pertama Yesus adalah doa kepada orang-orang

jahat. Perkataan kedua adalah pengampunan kepada seorang

penjahat. Maka perkataan ketiga ditujukan kepada ibu dan

muridNya (Yohanes) dengan arti supaya mereka saling mengasihi.

Agar setiap dari kita yang sudah menyadari akan cinta Tuhan,

juga menanggung suatu beban tanggung jawab dari Tuhan yaitu

saling mengasihi, terutama kepadayang lemah.

Yesus Kristus tidak hanya

memberikan perintah

untuk mengabarkan injil

ke seluruh dunia tetapi

agar mereka saling

mengasihi sebagai satu

tubuh.

Dalam sejarah Alkitab

mencatat bahwa Yohanes

dalah rasul yang penuh

dengan kasih hal ini

dikarenakan salib mengubah

hidupnya. Ia diubahkan Allah menjadi pribadi yang penuh dengan

cinta kasih

7 5
”IBU, INILAH ANAKMU.”
3
PERTANYAAN REFLEKSI
1. Apakah salib cukup mengubah hidup kita?

2. Dalam area apakah salib mengubah hidup kita?

3. Apakah kita penuh dengan cinta kasih kepada orang lain karena kita

sadar bahwa salib menunjukkan cinta kasih yang paling besar?

4. Berdoalah supaya kita mampu mengasihi orang lain bahkan musuh

kita karena Kristus telah mengasihi kita!

8 5
4 "ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?" ARTINYA: ALLAH-KU,
ALLAH-KU, MENGAPA ENGKAU MENINGGALKAN AKU”

Matius 27:45-50

Setelah luka-luka yang mengalirkan darah begitu banyak,

menganga, dan terpanggang sinar matahari sekian lama, maka

sudah seharusnya tubuh menjadi begitu lemah. Tetapi, pada saat

itulah Kristus justru berteriak, “Eli, Eli, lama sabakthani!” Suara yang

begitu keras menggema di awan-awan dan seluruh alam semesta.

Ada beberapa poin penting yang harus kita mengerti dari doa ini

Doa ini Yesus tidak menyebut Allah sebagai Bapa. Inilah

saatnya di mana seluruh dosa manusia ditimpakan kepada-

Nya. Ini adalah perkataan Kristus yang tidak mungkin dapat

dimengerti secara tuntas. Kita hanya bisa memahami sampai

batas bahwa inilah titik akhir dan terjauh dari perjalanan Kristus

mencari orang berdosa.

Mengapa Allah Bapa meninggalkan Kristus di atas kayu salib?

karena Ia sedang mengerjakan penebusan dosa kita. Ia sedang

menanggung dosa kita (ingat bahwa upah dosa adalah

keterpisahan dari Allah/ditinggalkan oleh Allah) Yesus Kristus

harus berteriak “Eli, Eli, lama sabakhtani?" agar kita tidak perlu

berteriak “Eli, Eli, lama sabakhtani?"

9
4 "ELI, ELI, LAMA SABAKHTANI?" ARTINYA: ALLAH-KU,
ALLAH-KU, MENGAPA ENGKAU MENINGGALKAN AKU”

Yesus Kristus harus ditinggalkan di atas kayu salib oleh Allah

Bapa sampai mati agar kita tidak ditinggalkan dan mati kekal

dalam neraka.

Jika Kristus tidak memilih salib maka itu adalah tempat bagi

manusia berdosa (anda dan saya)

Orang yang mengerti perkataan keempat “Allah-Ku, Allah-Ku,

mengapa Engkau meninggalkan Aku” akan mendengarkan di

dalam kalimat ini terkandung satu kalimat yang menyatakan

“anak-Ku, anak-Ku, Aku tidak akan meninggalkan engkau,

karena aku sudah pernah meninggalkan Kristus bagimu

Apakah kita mengerti bahwa harusnya kita yang berteriak dan

harusnya kita yang ditinggalkan oleh Allah di dunia yang berdosa

ini ataupun dalam nereka. Tetapi syukur kepada Allah yang

memberikan anakNya yang tunggal untuk berteriak dan mati

gantikan kita. Agar kita tidak dan tidak akan pernah berteriak “Eli,

Eli, lama sabakhtani?" di dunia ini maupun di neraka. Tapi kita hidup

bersama dengan Kristus di dalam Firdaus setelah kematian kita.

PERTANYAAN REFLEKSI
1. Dalam hal apa engkau berpikir bahwa Allah meninggalkanmu?

2. Apakah engkau percaya bahwa salib kematian Kristus adalah

ganti kita yang berdosa?

3. Berdoalah supaya kita mampu mengerti anugerah salib dan boleh

mengubah kita!

10
"AKU HAUS!”
5
Yohanes 19:28-29, Mzm 22:14-16
Kemudian Kristus mengatakan, “Aku

haus!” Ini merupakan perkataan Kristus

yang sulit untuk dijelaskan. Apakah arti dari

perkataan ini?. Apakah Kristus sedang

meminta minuman untuk melepaskan

dahaga-Nya? Mengapa Kristus yang

pernah menjanjikan air hidup, sekarang

mengatakan “Aku haus"? Bukankan ini

paradoks? Namun kenyataannya, tidak ada

jawaban mengenai perkataan Yesus ini.

Sebab ini bukan merupakan permintaan,

ini adalah suatu pernyataan! Perkataan ini menunjukkan kemanusiaan

Kristus dan penderitaan yang sungguh-sungguh.

Jika pernyataan keempat adalah suatu gambaran penderitaan

emosional karena keterpisahan yang jauh dari Allah Bapa. Maka

perkataan kelima adalah gambaran penderitaan fisik yang tidak

terbanyangkan. Tidak ada seorang pun yang mampu mengerti

kehausan macam apa yang dialami Kristus. Tapi poinnya adalah

keadaan haus yang tidak terbayangkan ini harus dialami Kristus agar

Ia dapat menjadi air hidup yang sesungguhnya. Siapa pun yang haus,

hendaklah Ia datang kepada Kristus. Pernyataan “Aku haus” adalah

seruan kehausan yang menghentikan segala kehausan manusia.

Allah yang mempunyai alam semesta rela turun ke dunia dan

menderita. Allah yang adalah hakim seluruh umat manusia diadili dan

dicambuk. Allah yang empunya seluruh kemulian sorga diolok-olok oleh

manusia yang berdosa. Allah yang adalah kehidupan berjalan ke

Golgota, memikul salib yang berat dengan luka di seluruh tubuhNya

menuju kematian. Ia menderita, Ia dicambuk, Ia dioalok-olok,

11 7
"AKU HAUS!”
5
Ia berjalan ke Golgota dan memikul salibnya yang berat dengan luka

di seluruh tubuhNya supaya kita diselamatan. Ia dijadikan orang

berdosa agar kita diselamatkan. Bukankah ini adalah cinta kasih

yang luar biasa yang pernah dicatat dalam sejarah hidup manusia?

renungkanlah ini!

Dosa dan penderitaan dunia juga membawa rasa kosong,

semacam kehausan dalam hidup manusia. Namun melalu salib

ingatlah bahwa Allah yang pernahhaus tapi diberi anggur asam di

atas katu salib telah menawarkan kepada kita, air hidup dan

kehidupan yang kekal di dalam sorga.

PERTANYAAN REFLEKSI
1. Dalam semua situasi burukmu, apakah engaku percaya pada Dia

yang menjanjikan ketidak hausan dan kehidupan kekal?

2. Tuliskan satu situasi burukmu, yang membuatmu terus berdoa agar

Tuhan terus melingkupimu!

3. Berdoalah supaya kitaterus percaya kepadaNya, sang Air Hidup dan

pemberi kehidupan!

12 7
6 “TETELESTHAI!”

Yohanes 19:29-30
Ada tiga relasi antara

perkataan pertama, keempat,

dan keenam. Perkataan

pertama: “Ya Bapa, ampunilah

mereka, sebab mereka tidak

tahu apa yang mereka

perbuat. ”Mengambarkan cinta kasih yang tiada tandingnya.

Perkataan keempat: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau

meninggalkan Aku” mengambarkan suatu pederitaan yang tidak

ada bandingnya.

Perkataan keenam: “sudah selesai!” mengambarkan kemenangan

yang tidak ada bandingnya. Kasih tidak ada bandingnya

mengakibatkan penderitaan yang tidak ada bandingnya,

menghasilkan kemenangan yang tidak ada bandingnya. Pada

perkataan pertama, kita melihat Allah yang penuh dengan belas

kasihan dan pegampunan. Perkataan yang keempat kita melihat

Allah yang adil terhadap dosa dengan mengampuni manusia tetapi

melimpahkan hukuman kepada Yesus Kristus. Perkataan yang

keenam kita melihat bahwa Kristus adalah Allah yang mahakuasa.

PekerjaanNya telah genap, telah selesai. KetaatanNya sempurna

di dalam penderitaan sekalipun. Perkataan keenam ini memberikan

arti terlalu besar dan terlalu dalam. Tetelesthai memberikan

pengharapan yang besar bagi anda dan saya. Setelah

menjalankan ketaatan menuju kesengsaraan terakhir di Golgota,

harus dimengerti bahwa Golgota bukanlah titik akhir perjalanan

Kristus, melainkan suatu proses menuju kebangkitan.

13
6 “TETELESTHAI!”

Yesus baru dapat mengatakan tetelesthai setelah mengatakan Eli

Eli lama sabakthani, setelah mengalami sengsara dan kematian.

Perkataan keenam ini menyatakan kemenangan total. Setiap

orang yang menerima Kristus akan diterima oleh Allah karena

ketaatan Kristus. Saat Kristus mengucapkan kalimat inilah, Allah

Bapa melihat ketaatan tuntas dari Hamba-Nya yang mengganti

dosa manusia.

PERTANYAAN REFLEKSI
1. Maukah engkau taat mengerjakan panggilan hidupmu karena Allah

yang memanggilmu telah taat bahkan sampai mati untuk Anda dan

saya?

2. Tuliskan satu pergumulanmu dalam hal ketaatan!

3. Berdoalah supaya melalui anugerah Allah, engkau menghidupi

hidupmu dengan taat kepada Allah!

14
“BAPA, KE DALAM TANGAN-MU KUSERAHKAN
NYAWA-KU.” 7
Lukas 23:44
Inilah kalimat terakhir dari

Kristus ketika terpaku di atas

kayu salib. Ada beberapa poin

yang akan kita renungkan dari

perkataan yang terakhir ini.

Kalimat ini diucapkan setelah

Kristus mengucapkan kata

“selesai” menunjukan bahwa

kematianNya terjadi setelah

Ia selesai dengan misi

penyelamatanNya.

Kristus bukan dirampas dan ditelan kematian, tapi Ia secara aktif

menyerahkan nyawa-Nya pada kematian karena Ia adalah Allah.

Ia mati karena Ia menjadi ganti manusia, tetapi Ia bangkit pada

hari ketiga karena Ia adalah Allah dan kehidupan itu sendiri. Allah

tidak mungkin dikekang dalam kematian karena Ia Mahakuasa

dan pemilik kehidupan.

Kalimat ini memberikan bukti bahwa Ia benar-benar mati di atas

kayu salib. Benar-benar menjadi ganti kita yang harusnya mati

karena dosa kita. Upah dosa adalah maut sehingga setiap orang

yang berdosa harus mati. Namun karena besar kasih Allah, Ia

menggantikan kita dengan menyerahkan nyawaNya sebagai

ganti kita, agar kita tidak mati selamanya setelah kematian

melainkan beroleh hidup kekal bersama Allah di sorga.

Setiap orang yang percaya kepadaNya walaupun mati akan

bangkit dan hidup selamanya bersama dengan Dia sampai

selama-lamanya.

15
“BAPA, KE DALAM TANGAN-MU KUSERAHKAN
NYAWA-KU.” 7
Ia benar-benar mati dan bangkit maka iman dan pengharapan

kita tidaklah sia-sia. Ia selalu mengingat kita di dalam Firdaus dan

ketika waktu kita selesai di bumi, saat itu juga kita bersamaNya di

dalam Firdaus. Tempat di mana semua orang percaya

berkumpul, tidak ada rasa sakit, bahkan mataharipun tidak akan

menyakiti kita.

PERTANYAAN REFLEKSI
1. Apakah engkau percaya bahwa kehidupan kita adalah kehidupan

yang abadi di dalam Kristus?

2. Tuliskan apa yang engaku percaya, tentang kehidupan setelah

kematian!

3. Berdoalah supaya melalui anugerah Allah yang telah menebus kita

menjaga kita sampai pada kesudahannya!

16
Praise be to the God and Father of our Lord Jesus Christ!
In his great mercy he has given us new birth into a living hope
through the resurrection of Jesus Christ from the dead,
1 Peter 1:3

Anda mungkin juga menyukai