IBADAH,AKHLAK DAN
MUAMMALAH
Nama Mahasiswa
....................................................................................................
PRODI
....................................................................................................
DISUSUN OLEH:
Iwan Setiawan M.S.I. dan Tim AIK Unisa Yogyakarta
MODUL
AIK 2: IBADAH, AKHLAK DAN MUAMMAAH
Penyusun
A. Latar Belakang
Pendidikan Muhammadiyah merupakan pendidikan Islam
modern yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan
dan antara iman dan kemajuan yang holistik. Dari rahim
pendidikan Muhammadiyah diharapkan lahir generasi muslim
terpelajar yang kuat iman dan kepribadiannya, sekaligus mampu
menghadapi dan menjawab tantangan zaman. Inilah pendidikan
Islam yang berkemajuan. (Diktilitbang,2013:9) Pendidikan
yang berkemajuan inilah yang menjadi ruh bagi Mata Kuliah Al
Islam dan Kemuhammadiyahan ( AIK) Mata Kuliah yang wajib
diberikan kepada mahasiswa di PTMA seluruh Indonesia.
Adanya AIK harus menjadi bagian dari usaha perguruan
Muhammadiyah untuk mencapai visi dan misi perguruan
Muhamamdiyah. Visi Pendidikan Muhammadiyah sebagaimana
tertuang dalam Putusan Muktamar Muhammadiyah ke 46 tentang
Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah adalah “Terbentuknya
manusia pembelajar yang bertaqwa, berakhlak mulia,
berkemajuan dan unggul dalam ipteks sebagai perwujudan tajdid
dakwah amar ma’rufnahi munkar” (Berita Resmi, 2010 : 221)
B. Deskripsi MK
Pada MK ini mahasiswa belajar tentang Ibadah, Akhlak
dan Muamalah. Dalam MK ini mahasiswa akan mempelajari isi
perkuliahan yang meliputi: 1) Hakekat ibadah, macam-macam
ibadah (ibadah khas/mahdhah dan ibadah ‘am), fungsi, hikmah dan
makna spiritual ibadah dalam kehidupan sosial. 2) Hakikat akhlak,
kajian filosofis tentang akhlak, dan moral; akhlak individual dan
6 | Buku Panduan Asrama
akhlak sosial; akhlak terhadap Allah; akhlak terhadap lingkungan;
akhlak mahmudah dan akhlak; madzmumah, akhlak dan tasauf.
3) Pandangan Islam tentang, makna kehidupan; makna spiritual
kejayaan hidup; konsep, muamalah, ruang lingkup muamalah,
prinsip-prinsip bermuamalah; akhlak bermuamalah
C. Capaian Pembelajaran MK
1. Memahami dan menyadari hakikat, fungsi, hikmah, dan
nilai spiritual ibadah dan akhlak (S1, S7, PP1)
2. Mampu menganalisis dan menyadari urgensi prinsip
bermuamalah dan akhlak bermuamalah (S6, S7, PP1)
3. Mampu menjalankan peribadatan dan menghayati
hakikat, fungsi, hikmah dan nilai spiritual ibadah bagi
pembentukan akhlakul karimah dan amal shaleh dalam
kehidupan sosial (S6, KU1, KK1)
4. Mampu menerapkan akhlakul karimah terhadap
Allah, diri sendiri, sesama dan lingkungan serta
mampu menjalankan dan menghayati urgensi prinsip
bermuamalah dan akhlak bermuamalah (KU1, KK1
D. Bahan kajian
IBADAH
A. Pengertian Ibadah
Kata Ibadah berasal dari bahasa Arab ‘( ةدابعibaadatan)
yang bisa diartikan taat, tunduk, patuh, hina dan pengabdian.
Sedangkan secara istilah ibadah adalah sebutan yang mencakup
seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah swt. baik berupa
ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.1
Yusuf Qaradhawi menjelaskan bahwa ibadah adalah cinta
dan ketundukan yang sempurna.2 Cinta dan ketundukan
yang dimaksud disini adalah kepada Allah swt. Ibn Taymiyah
mengartikan ibadah sebagai puncak ketaatan dan ketundukan
yang di dalamnya terdapat unsur cinta (al-hubb). Dan unsur cinta
yang sangat tinggi adalah penghambaan diri.3 Oleh sebab itu
seseorang belum dikatakan beribadah kepada Allah kecuali bila
ia mencintai Allah swt melebihi dari cintanya kepada selain Allah
swt. Ia menempatkan cinta kepada Allah di atas segala-galanya.
Kenapa dia mencintai Allah lebih dari segala-galanya? Tidak lain
karena dia menyadari bahwa Allah-lah yang menciptakan alam
semesta dan seluruh isinya, serta Allah-lah yang mengelola dan
memelihara semuanya itu.4 Cintanya kepada Allah menjadikan
1 Amin Syukur, Pengantar Studi Islam, (Semarang :CV. Bima Sakti,2003),
hlm. 80.
2 Yusuf Qaradhawi, Konsep Ibdah dalam Islam, (Bandung: Mizan, 2002),
hlm. 67.
3 Ibn Taimiyah, Al-‘Ubudiyyah, hlm. 44.
4 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LPPI UMY, 2014), hlm. 25.
8 | Buku Panduan Asrama
ia semakin taat kepadaNya. Cintanya kepada Allah menjadikan
ia sadar untuk meninggalkan semua yang dilarangNya. Sejalan
dengan cintanya kepada Allah swt. seorang mukmin akan
mencintai Rasul dan jihad pada jalanNya. Inilah yang disebut
cinta uatama.5
Dari beberapa definisi tersebut diatas maka dapat dipahami
bahwa ibadah adalah “mendekatkan diri kepada Allah swt.
dengan melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala
laranganNya serta mengamalkan apa saja yang diperkenankan
olehNya.” (Himpunan Putusan Majelis Tarjih, 278). Sedangkan
ibadah menurut Ulama Fiqih adalah apa yang dikerjakan untuk
mendapatkan keridhaan Alla swt. dan mengharapkan pahalaNya
di Akhirat.6
B. Hakekat Ibadah
Menurut Sayyid Quthb, ibadah yang menjadi tujuan
keberadaan manusia atau yang merupakan tugas utama manusia
adalah lebih luas dan komprehensif dari pada sekedar pelaksanaan
simbo-simbol. Selama ini pemahaman terhadap konsep
ibadah selalu dikonotasikan hanya pada wilayah yang sempit.
Padahal hakekat ibadah bukan hanya sekedar menjalankan
semua perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Dengan
demikian, hakekat ibadah tercermin dalam masalah pokok
berikut:7 Pertama, mengokohkan konsep penghambaan kepada
C. Pembagian Ibadah
Setelah kita mengetahui definisi dan hekikat ibadah, pada
bagian ini akan diterangkan pembagian ibadah. Ibadah terbagi
ke dalam dua bagian yaitu: ibadah mahdhah (ibadah khusus) dan
ibadah ghairu mahdhah (ibadah umum).
1. Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhah atau ibadah khusus adalah ibadah yang
yang telah ditetapkan Allah akan tingkat, tata cara dan perincian-
perinciannya. Ibadah khusus ini sudah tercantum jelas di dalam
D. Fungsi Ibadah
Ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah tentu memiliki
fungsi yang penting bagi manusia. Fungsi ibadah ini sudah pasti
memberi dampak positif bagi yang menjalankan ibadah tersebut.
E. Prinsip Ibadah
Mengutip A. Azhar Basyir, Syakir Jamaluddin menjelaskan
enam pedoman dalam beribadah.9 Pedoman beribadah ini menjadi
prinsip yang bersifat final. Maksudnya tidak bisa ditawar-tawar
lagi. Adapun keenam prinsip dalam beribadah tersebut adalah:
1. Hanya menyembah kepada Allah swt. Penyembahan ini
semata-mata sebagai wujud untuk mengesakan Allah swt.
Prinsip hanya menyembah Allah ini menjadi prinsip paling
utama.
Hal inilah yang ditegaskan Allah swt dalam firmanNya:
نيِ َ َّاك نَعب ُد وإِي ِ
ُ اك نَستَع َ ُ َ َّإي
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada
Engkaulah kami meminta pertolongan.(Q.S Al Fatihah 1:5)
َصغَُر يَا
ْ َصغَُر قَالُوا َوَما الش ِّْرُك اْأل
ْ اف َعلَْي ُك ُم الش ِّْرُك اْأل
ُ َخ َ ف َما أَ َخ َو ْ إِ َّن أ
ُالريَاء
ِّ الَ َول اللَّ ِه ق
َ َر ُس
Artinya: “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan
terjadi pada kalian adalah syrik kecil”, para sahabat bertanya :
“Wahai Rasulullah, apa itu syirik kecil ? Rasulullah menjawab :
“Riya’”. (HR. Ahmad)
AKHLAK
A. PENGERTIAN AKHLAQ
Secara etimologis (lughatan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah
bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat Berakar dari kata khalaqa yang berarti
menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq (Pencipta), makhluq
(yang diciptakan) dan khalq (penciptaan).
Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam
akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara
kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia).
Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang
B. SUMBER AKHLAQ
Yang dimaksud dengan sumber akhlaq adalah yang menjadi
ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana
keseluruhan ajaran islam, sumber akhlaq adalah Al-Qur’an
dan Sunnah., bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat
sebagaimana konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena
baik atau buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan
Mu’tazilah.
E. Muammalah
Secara Etiomologi: Muamalah dari kata ( )العملyang
merupakan istilah yang digunakan untuk mengungkapkan semua
perbuatan yang dikehendaki mukallaf. muamalah mengikuti
pola (اعلَة ُ yang bermakna bergaul ()التـََّع ُامل. Secara Terminologi:
َ )م َف
Muamalah adalah istilah yang digunakan untuk permasalahan
selain ibadah. Persamaan pengertian muamalah dalam arti sempit
dengan muamalah dalam arti luas ialah sama sama mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam kaitan dengan
pengaturan harta.
Muamalah Dalam Arti Luas, yaitu aturan-aturan/ hukum
Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan
duniawi dalam pergaulan sosial. Muamalah Dalam Arti Khusus,
yaitu aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara
memperoleh dan mengembangkan harta benda
Menurut Louis Ma’luf, pengertian muamalah adalah hukum-
hukum syara yang berkaitan dengan urusan dunia, dan kehidupan
B. Akhlak Manusia
َّْاس إِنَّا َخلَ ٰقنَ ُكم ِّمن ذَ َكر َوأُنثَ ٰى َو َج َع ٰلنَ ُكم ُشعُوبا َوقـَبَائِ َل لِتـََع َارفُوا
ُ ٰيَأَيـَُّها ٱلن
يم َخبِري ِ ِ ِ َ إِ َّن أَكرم ُكم ِع
ٌ ند ٱللَّه أَت َقٰى ُكم إ َّن ٱللَّهَ َعل ََ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Setiap manusia tentu memiliki perbedaan, baik secara fisik
maupun mental (kebudayaan). Perbedaan-perbedaan tersebut
bukan untuk dipertentangkan, tetapi harus dipahami sebagai
sunatullah.
1. Genetik / turunan
Akhlak: jati diri/karakter yang menyertai manusia di
manapun ia berada, oleh karenanya keteladanan orang tua (rumah
tangga) sangatlah mempengaruhi terhadap perkembangan akhlak
anak-anaknya. Di sadari atau tidak bahwa apa yang dilakukan
oleh orang tua (ayah, ibu, dan lainnya) telah menuntun kepada
sikap dan perilaku anak-anaknya. Dan ketahuilah bahwa proses
pendidikan lebih banyak dinikmati oleh anak melalui mata,
yakni mencapai 83%, dan hanya 11% melalui telinga atau
nasehat, sedangkan 6% lainnya melalui keterampilan. Dengan
demikian orang sering mengatakan buah tidak akan jauh jatuh
dari pohonnya.
41 | Buku Panduan Asrama
2. Sisi psikologis : Al-nafsiyah / kejiwaan
Secara psikologis bahwa yang turut mempengaruhi
pembentkan akhlak adalah berasal dari dalam diri anak itu
sendiri. Hal ini terbentuk oleh faktor pengalaman dan kesadaran
anak dalam kehidupan rumah tangga. Semakin baik kebiasaan
rmah tangganya dalam pergaulan keseharian, maka semakin baik
pula akhlak anak-anaknya, sebaliknya semakin rusak akhlak
dalam rumah tangganya, maka semakin banyak kecenderungan
memiliki akhlak yang buruk pula.
3. Faktor social / lingkungan : Syariah Ijmaiyah
Faktor lingkungan tidak kalah pentingnya dalam
pembentukan akhlak, semakin baik lingkungan hidup anak,
maka semakin baik pula kemungkinan akhlaknya. Pepatah klasik
mengatakan “bahwa dekat pandai besi maka akan kepercikan
apinya, dan dekat orang menjual minyak wangi maka akan
keciupan baunya.
4. Nilai Islami yang tertanam dalam dirinya
Gaya hidup seorang manusia / muslim yang dilandaskan
dengan al-qur’an dan as-sunnah, akan terbentuk akhlak yang
islami. Karena hal yang demikian itu akan menunjukkan apa
yang baik di mata Allah dan rasulnya, Baik dimata Allah adalah;
Takwa dan sabar kepada Allah - mengabdi, selalu tunduk dan
patuh kepada perintah-Nya, Berserah diri dan tawakkal kepada
Allah, pandai bersyukur, Ikhlas dalam semua peristiwa yang
terjadi dalam dirinya, serta khouf / takut dan Radja atau penuh
harap.
Sedangkan Akhlak baik untuk Rasullullah : Ikhlas dalam
َّقو ٰى ِ ِ ِ ٰ يٰب ِن ءادم قَد أَنزلنا علَي ُكم لِباسا يـ ٰوِري س
َ اس ٱلت
ُ َوءَت ُكم َوريشا َولب َ َُ َ َ ََ َ َ َ ََ
ٰت ٱللَّ ِه لَ َعلَّ ُهم يَ َّذ َّكُرو َن
ِ ك ِمن ءايِٰ ِ
َ َ َ ك َخري َذل َ َٰذل
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah
untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik.
Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan
Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.(Q.S Al-A’raf 7:26)
Manusia sebagai makhluk yang dimuliakan sejak telah
diberi anugerah oleh Allah SWT, yaitu rasa perlu mengenakan
pakaian. Dan telah diberikan pula, kepadanya kepandaian untuk
membuat pakaian.sebagai makhluk yang terhormat, manusia
dianugerahi jasa rasa kehormatan dan mengerti bagian tubuh
mana yang tidak patut diperhatikan. Dan karena itu, perlu ditutup
dengan apa yang kemudian disebut pakaian. Rasa malu (haya’)
dan rasa perlu menutup bagian tubuh yang tidak patut terlihat itu
sebenarnya akan tetap terpelihara, kalau saja tidak ada gangguan
dari luar dirinya, yang itu datangnya dari godaan setan.
َ َ َّ َ َ
ف َو ۡس َو َس ل ُه َما ٱلش ۡي َطٰ ُن ِلُ ۡب ِد َي ل ُه َما َما ُوۥرِ َي ع ۡن ُه َما مِن
ُ َ ۡ َّ َ َ َّ َ َ
ج َرةَ بَ َدت ل ُه َما َس ۡوَٰءت ُ َه َما َ ٱلش فلما ذاقا......... َس ۡوَٰءت ِ ِه َما
َ ٓ َ َ َ ۡ ان َعلَ ۡيه َما مِن َو َر ِق
ٱل َّنةِۖ َونادى ٰ ُه َما َر ُّب ُه َما أل ۡم
َ َۡ َ ََ
ِ وطفِقا ي ِص
ف
َُ َ َ ٰ َ ۡ َّ َّ ٓ َ ُ َّ ُ َ َ َ َ َّ ِ َ ُ ۡ َ َ ُ َ ۡ َ
أنهكما عن ت ِلكما ٱلشجرة ِ وأقل لكما إِن ٱلشيطن لكما
ٞ و ُّمبٞ ّ َع ُد
ني ِ
44 | Buku Panduan Asrama
Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya
untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari
mereka yaitu auratnya …….. keduanya telah merasai buah kayu
itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian
Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang
kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu:
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu
berdua?” (Q.S. Al A’raf 7: 20-22)
Manfaat dari Pakaian:
1. Untuk menutup bagian tubuh yang tidak patut terlihat.
2. Hiasan dan keindahan yang tidak meninggalkan
kesusilaan agama
3. Menjaga kesehatan.
THOHAROH
A. Kemudahan Syariat Islam
Syariat Islam dibangun atas ajaran yang ringan dan mudah.
Allah SWT memberikan keringan bagi hamba yang memiliki
udzur/kesulitan dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan
udzur yang ada agar mereka dapat melaksanakan ibadah tanpa
mengalami kesulitan. Allah SWT berfirman:
َو َٰج ِه ُدواْ ِف ٱللَّ ِه َح َّق ِج َه ِاد ِه ُه َو ٱجتَبَٰى ُكم َوَما َج َع َل َعلَي ُكم ِف ٱلدِّي ِن
بل َوِف َٰه َذا لِيَ ُكو َن ِ ِمن حرج ِّملَّةَ أَبِي ُكم إِ ٰبرِهيم هو َسَّٰى ُكم ٱملسلِ ِم
ُ َني من ق َ ُ ُ َُ َ َ ََ
ْٱلصلَ ٰوَة َوءَاتُوا
َّ ْيموا ِ ِ يدا َعلَي ُكم َوتَ ُكونُواْ ُش َه َداءَ َعلَى ٱلن ِ
ُ َّاس فَأَق ً ول َشه ُ ٱلر ُسَّ
ِ ِ ٰ َ صمواْ بِٱللَّ ِه هو مولَٰى ُكم فَنِعم ٱمل ِ َٱلزَك ٰوَة وٱعت
َّ
َ ول َون
ُعم ٱلنَّصري َ َ َ َ ُ ُ َ
78. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali
tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah
menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan
(begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi
saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas
segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah
zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-
baik Penolong.(Q.S Al Hajj 22:78)
ِ َطيعواْ وأ
َ َُنف ُقواْ َخريا ِّلَن ُف ِس ُكم َوَمن ي ِ
وق َ ُ فَٱتـَُّقواْ ٱللَّهَ َما ٱستَطَعتُم َوٱمسَعُواْ َوأ
ك ُه ُم ٱملفلِ ُحو َن
َ ِفس ِه فَأ ُْوٰلَئ
ِ َُش َّح ن
16. Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut
ُ
kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah
nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara
dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang
beruntung.(Q.S. Taghabun 64:16)
Rasulullah Muhammad SAW bersabda
ِ ِ
ْ ا َذا أ ََم ْرتُ ُك ْم بِأ َْم ٍر فَأْتـُْوا مْنهُ َما
استَطَ ْعتُ ْم
Jika Aku memerintahkan kalian maka lakukanlah semampu
kalian (HR Bukhari)
Dan juga sabda Beliau
ّ ا َِّن
ٌ ْ ُ ادل ِْي َن ي
س
Sesungguhnya agama itu mudah (HR Bukhari)
ُّ ني َوُِي
َ ب ٱملُتَطَ ِّه ِر
ين ُّ إِ َّن ٱللَّهَ ُِي
َ ِب ٱلتـََّّٰوب
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat
dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(QS. Al-
Baqarah 2: 222)
2. Alat-alat Bersuci
Usaha menyucikan semua jenis najis yang keluar dari
kemaluan bisa menggunakan air (istinja’) atau bersuci dengan
menggunakan benda padat yang bisa menyerap air atau kotoran
(istijmar). Setiap kotoran yang keluar dari kemaluan dan anus
(dubur) wajib dibersihkan dengan air atau batu18 atau benda keras
lainnya yang bisa menyerap kotoran, misalnya kertas koran,
tisu, kain dan sebagainya yang kering. Dengan demikian, tidak
diperbolehkan menggunakan benda atau tisu basah sekalipun
harum baunya. Tisu basah bisa digunakan sebagai proses akhir
bersuci baik istinja’ maupun istijmar. Jika bersuci dengan
menggunakan air, maka menggunakan sabun tentu lebih baik
agar diperoleh kebersihan yang maksimal lagi harum.
Masih ada pemahaman salah di tengah masyarakat tentang
penggunaan tisu untuk bersuci. Berbeda dengan tayamum
yang berfungsi sebagai pengganti wudlu, penggunaan tisu
bukanlah sebagai pengganti air, melainkan sebagai alternatif.
Artinya sekalipun ada air, akan tetapi jika seseorang lebih suka
ْ ُ ۡ َ ٰ َ َّ َ ۡ ُ ۡ ُ َ ْ ٓ ُ َ َ َ َّ َ ُّ َ َ
Ma’idah/5: 6:
يضِ ِّساءَ ِف ٱمل ِح َ يض قُل ُه َو أَذى فَٱعتَ ِزلُواْ ٱلن ِ ك َع ِن ٱمل ِح َ ََويَسٔلُ َون
َ َ
يث أ ََمَرُك ُمُ وه َّن ِمن َح
ُ ُت أف
َ نَ ر هَّ ط
َ ت
َ ا ذ
َ ِ
إَف نَ ر ُ َ ٰ َّ وه َّن َح
طه ي ت ُ ُقرب
َ ََوَل ت
َ ب ٱملُتَطَ ِّه ِر
ين ُّ ني َوُِي ُّ ٱللَّهُ إِ َّن ٱللَّهَ ُِي
َ ِب ٱلتـََّّٰوب
64 | Buku Panduan Asrama
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:
«Haidh itu adalah suatu kotoran». Oleh sebab itu
hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di
waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka
campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri.(Q.S Al Baqarah 2:222)
TAYAMUM
SHOLAT
A. Arti dan Kedudukan shalat
Menurut bahasa, shalat berarti (do’a) atau rahmat. Shalat
dalam bahasa arti do’a bisa ditemukan dalam Q.S. Al-
Taubah/9: 103. Sedangkan shalat dalam arti rahmat bisa
ditemukan dalam Q.S. al-Ahzab/33: 43.
Adapun pengertian shalat menurut istilah adalah:
23 Fiqih Sunnah
68 | Buku Panduan Asrama
ِ ٱغسلُواْ وجوه ُكموأ ِ َٱلصلَ ٰوِة ف
َّ ين ءَ َامنُواْ إِ َذا قُمتُم إِ َل ِ َّ
َيديَ ُكم َ َ ُُ َ ٰيَأَيـَُّها ٱلذ
ني َوإِن ُكنتُم ُجنُبا ِ ََرجلَ ُكم إِ َل ٱل َكعب ِ ِ
ُ ٱمس ُحواْ بُرءُوس ُكم َوأ ِِ ِ
َ إ َل ٱملََرافق َو
َحد ِّمن ُكم ِّم َن ٱلغَائِ ِطَ رض ٰى أَو َعلَ ٰى َس َف ٍر أَو َجاءَ أ َ فَٱطَّ َّهُرواْ َوإِن ُكنتُم َّم
ْٱمس ُحوا ِ ْأَو ٰلَمستُم ٱلنِّساء فـلَم َِت ُدواْ ماء فـتـي َّمموا
َ َصعيدا طَيِّبا ف َ ُ ََ َ َ َ ََ ُ َ
ِ
جع َل َعلَي ُكم ِّمن َحَرج َوٰلَكن ِ ِ ِ
َ َيد ٱللَّهُ لي ُ بُِو ُجوه ُكم َوأَيدي ُكم ِّمنهُ َما يُِر
عمتَهُ َعلَي ُكم لَ َعلَّ ُكم تَش ُكُرو َن ِ ِ ِ يد لِيطَ ِّهرُك ِ
َ موليُت َّم ن
َ َ ُ ُ يُر
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-
Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
2. Suci badan, pakaian, dan tempat dari najis
Sesuai dengan firman Allah QS Al-Muddasssir 74: 4
َ ََوثِيَاب
ك فَطَ ِّهر
“Dan bersihkanlah pakaianmu”
Nanah yang sedikit atau sukar memeliharanya
(menjaganya) seperti nanah bisul, darah khitan dan darah
berpantk yang ada di tempatnya, diberi keringanan untuk
dibawa salat
1. Niat
Arti niat ada dua:
a. Asal makna niat adalah “menyengaja” suatu
perbuatan. Dengan adanya kesengajaan ini,
perbuatan dinamakan ikhtijari (kemauan sendiri,
bukan dipaksa).
b. Niat pada Syara’ (yang menjadi rukun salat dan
ibadah yang lain yaitu menyengaja suatu perbuatan
karena mengikuti perintah Allah supaya diridhai-
Nya. Inilah yang dinamakan ikhlas. Maka orang
yang shalat hendaklah sengaja mengerjakan shalat
karena mengikuti perintah Allah semata-mata agar
mendaptakan keridhaan-Nya
الصالَِة
َّ ي الش ِّْرِك َوالْ ُك ْف ِر تـَْرُك
َ َْالر ُج ِل َوبـ
َّ يَ َْبـ
“(Beda) antara seorang (mukmin) dan antara syirik dan kekafiran
ialah meninggalkan shalat.”(HSR. Muslim, Al-Tirmidzi, Al-
Nasa’i dan Ahmad dari Jabir ra.).
E. Sholat Wajib
Salat wajib adalah salat yang dikerjakan pada waktu
tertentu, sebanyak lima kali sehari. Salat ini hukumnya fardhu
‹ain (wajib), yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang
telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali berhalangan
karena sebab tertentu.
Salat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun
Islam. Allah menurunkan perintah salat lima waktu ini ketika
peristiwa Isra› Mi›raj. Salat lima waktu tersebut adalah sebagai
berikut:[1]
2. Subuh, terdiri dari 2 rakaat. Waktu Shubuh diawali
dari munculnya fajar shaddiq, yakni cahaya putih yang
melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir ketika
terbitnya matahari.
3. Zuhur, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Zhuhur diawali jika
matahari telah tergelincir (condong) ke arah barat, dan
berakhir ketika masuk waktu Ashar.
4. Asar, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Ashar diawali jika
panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda
itu sendiri. Khusus untuk madzab Imam Hanafi, waktu
Ahsar dimulai jika panjang bayang-bayang benda dua
kali melebihi panjang benda itu sendiri. Waktu Asar
berakhir dengan terbenamnya matahari.
73 | Buku Panduan Asrama
5. Magrib, terdiri dari 3 rakaat. Waktu Magrib diawali
dengan terbenamnya matahari, dan berakhir dengan
masuknya w aktu Isya
6. Isya, terdiri dari 4 rakaat. Waktu Isya diawali dengan
hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan
berakhir hingga terbitnya fajar shaddiq keesokan
harinya.
Khusus pada hari Jumat, laki-laki muslim wajib
melaksanakan salat Jumat di masjid secara berjamaah (bersama-
sama) sebagai pengganti Salat Zhuhur. Salat Jumat tidak wajib
dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka yang sedang dalam
perjalanan (musafir).
1. Sholat Rawatib
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah penyerta
sholat farduu (yang berada sebelum dan setelah shalat
wajib) Adapun di dalam Himpunan Putusan Majlis Tarjih
Muhammadiyah, dinyatakan bahwa shalat sunat rawatib
itu terdiri atas:
a. dua rakaat sebelum Shubuh (sholat fajar)
b. dua atau empat rakaat sebelum dan sesudah Zhuhur,
c. dua rakaat sebelum Ashar,
d. dua rakaat sebelum dan sesudah maghrib,
e. dua atau empat rakaat sesudah Isya’
A. ZAKAT
Mengembangkan
1. mengembangkan kepribadian orang yang memiliki
kelebihan harta dari eksistensi moralnya
2. mengembangkan kepribadian fakir miskin
3. mengebangkan dan melipatgandakan nilai harta
B. INFAQ
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan
sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Menurut terminologi
syariat infaq berarti mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan/
penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan Islam.
Jika zakat ada nishab. Infaq dikeluarkan setiap orang yang
beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah,
apakah ia disaat lapang maupun sempit (QS.3:134). Jika zakat
ِ ِ ِ
َ َِقرب
ني َوٱليَٰتَ َم ٰى َ َيَسٔلَُون
َ ك َما َذا يُنف ُقو َن قُل َما أَن َفقتُم ِّمن َخري فَل َٰلول َدي ِن َوٱأل
فعلُواْ ِمن َخري فَِإ َّن ٱللَّهَ بِِه َعلِيم
َ َٱلسبِ ِيل َوَما ت
َّ ني َوٱب ِن ِ وٱمل ٰس ِك
ََ َ
Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:
“Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan
kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan
apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahuinya.(Q.S Al Baqarah 2: 215)
Infaq adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan
seseorang setiap kali ia memperoleh rizki, sebanyak yang ia
kehendakinya. Allah memberi kebebasan kepada pemiliknya
untuk menentukan jenis harta, berapa jumlah yang sebaiknya
diserahkan. Terkait dengan infaq ini rasulullah bersabda dalam
hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ada malaikat
yang senantiasa berdoa setiap pagi dan sore: “ ya allah berilah
orang yang berinfaq, gantinya. Dan berkata yang lain :” ya allah
84 | Buku Panduan Asrama
jadikanlah orang yang menahan infaq, kehancuran.(HR.Bukhari)
Infaq terbagi menjadi dua macam: (1) Infaq wajib : seperti
zakat, nadzar. (2) Infaq sunah: seperti memberikan pertolongan
dan memberikan suatu barang. Ketentuan berinfaq yaitu Infaq
wajib : bentuk dan jumlah pemberiannya telah ditentukan.
Sedangkan Infaq sunah: tidak ada ketentuan dalam bentuk
dan jumlah pemberiannya, terserah kepada pertimbangan dan
keikhlasannya. Dan manfaat dari berinfaq yaitu untuk mengharap
ridha allah dan melatih diri.
C. SHADAQAH
Sedekah berasal dari kata shadaqah yang berarti benar.
Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan
imannya. Adapun secara terminologi syariat shadaqah makna
asalnya adalah tahqiqu syai’in bisyai’i, atau menetapkan atau
menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikapnya sukarela dan
tidak terikat pada syarat-syarat tetentu dalam pengeluarannya
baik mengenai jumlah, waktu, dan kadarnya. Atau pemberian
sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain,
terutama kepada orang-orang miskin setiap kesempatan terbuka
yang tidak ditentukan jumlah, jenis maupun waktunya. Sedekah
tidak terbata pada pemberian yang bersifat material saja tetapi
juga dapat berupa jasa yang bermanfaat bagi orang lain. Bahkan
senyuman yang dilakukan dengan ikhlas untuk menyenangkan
orang lain termasuk kategori sedekah. Shadaqah mempunyai
cakupan yang luas dan digunakan al-quran untuk mencakup
segala jenis sumbangan.
Shadaqah merupakan pemberian seorang muslim kepada
orang lain (baik muslim maupun non muslim). Sedekah berarti
85 | Buku Panduan Asrama
memberi derma, termasuk memberikan derma untuk mematuhi
hukum dimana kata zakat digunakan didalam al-quran dan sunah.
Kata zakat disebut pula sedekah karena zakat merupakan sejenis
derma yang diwajibkan sedangkan sedekah adalah sukarela. Zakat
dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pungutan wajib,
sedangkan sedekah lainnya dibayar secara sukarela. Jumlah dan
nishab zakat ditentukan sedangkan jumlah sedekah yang lainnya
sepenuhnya tergantung keinginan yang menyumbag.
Pengertian sedekah sama dengan pengertian infaq termasuk
juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja shadaqah
mempunyai makna yang lebih luas dibandingkan infaq. Jika
infaq dikaitkan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih
luas, menyangkut hal yang bersifat nonmateriil. Shadaqah ialah
segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh waktu dan
juga yang tidak terbatas pada materi tetapi tetapi juga dalam
bentuk non materi. Misalnya menyingkirkin rintangan di jalan,
menuntun orang buta, memberikan senyuman dan wajah yang
manis kepada sudaranya, menyalurkan syahwatnya kepada
istrinya. Dan shadaqah adalah ungkapan kejujuran (shiddiq)
iman seseorang.
Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Dzar, rasulullah
mengatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta,
maka membaca tasbih, takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami
istri, atau melakukan kegiatan amr ma’ruf nahi munkar adalah
sedekah.
Dalam hadits rasulullah memberi jawaban kepada orang-
orang miskin yang cemburu terhadap orang kaya yang banyak
bershadaqah dengan hartanya, beliau bersabda:” setiap tasbih
adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, setiap tahmid
86 | Buku Panduan Asrama
adalah shadaqah, setiap amr ma’ruf adalah shadaqah, nahi
munkar adalah shadaqah dan menyalurkan syahwat kepada istri
adalah shadaqah”.(HR. Muslim)
Zakat, infaq dan shadaqah merupakan kebuktian iman kita
kepada allah dan sesama muslim yang membutuhkannya. Kalau
kita melihat dari penggunaan ayat-ayat al-quran istilah shadaqah,
zakatdan infaq sebetulnya menunjuk kepada satu pengertian
yaitu sesuatu yang dikeluarkan. Zakat, infaq dan shadaqah
memiliki persamaan dalam peranannya memberikan kontribusi
yang signifikan dalam pengentasan kemiskinan
1. Puasa Wajib
a. Puasa Ramadan yaitu puasa selama satu bula penuh
di bulan ramadhan. Puasa ini didasarkan pada firman
Allah SWT, hal tersebut diterangkan dalam QS
Albaqoroh 183-185:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam
beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara
kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak
hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankan ....
َّ َ َ ۡ ُ ۡ َ َّ َ ۡ ْ ُّ َ َ
umrah sekali dalam hidupnya, Allah swt berfirman :
Jenis-Jenis Muamalah
Para Ulama Fiqh membagi jenis muamalah menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Jual Beli
Adalah tukar menukar suatu barang dengan barang yang lain
dengan cara tertentu (akad).
2. Riba
Adalah satu macam cara memperoleh uang atau kekayaan
yang tidak halal.
Beberapa macam riba, seperti:
a. Riba Fadli, yaitu menukarkan dua barang yang sejenis
dengan tidak sama.
b. Riba Qardi, yaitu utang dengan syarat ada keuntungan
bagi yang memberi hutang.
c. Riba Yad, yaitu berpisah dari tempat akad sebelum tim-
bang terima.
d. Riba Nasa’, yaitu disyaratkannya salah satu dari kedua
barang yang dipertukarkan ditangguhkan penyerahannya.
3. Salam
Adalah menjual sesuatu yang tidak dilihat zatnya, hanya
ditentukan dengan sifatnya dimana barang tersebut menjadi
tanggungan si penjual. Salam merupakan jual beli utang dari
pihak penjual, dan kontan/tunai dari pihak pembeli karena
C. Khitbah
1. Pengertian Khitbah
Dalam kitab Al-Khitbah Ahkam wa Adab karya Syaikh
Nada Abu Ahmad halaman 1, pada bab Definisi Khitbah (Ta’rif
Khitbah), diterangkan pengertian syar’i (al-ma’na asy- yar’i)
29 Talak ba’in adalah talak yang dijatuhkan suami, dan mantan suami tidak
boleh merujuk kembali, kecuali dengan pembaruan akad nikah dengan
seluruh syarat dan rukunya. Talak ba’in dibagi menjadi dua: talak ba’in
sughra dan talak ba’in kubra. Talak ba’in sughra adalah talak yang di-
jatuhkan suami pada istrinya (talak 1 dan 2) yang telah habis masa iddahn-
ya. suami boleh rujuk lagi dengan istrinya, tetapi dengan aqad dan mahar
yang baru. sedangkan talak ba’in kubra adalah talak yang dijatuhkan sua-
mi pada istrinya bukan lagi talak 1 dan 2 tetapi telah talak 3. dalam hal ini,
suami juga masih boleh kembali dengan istrinya, tetapi dengan catatan,
setelah istrinya menikah dengan orang lain dan bercerai secara wajar. oleh
karena itu nikah seseorang dengan mantan istri orang lain dengan maksud
agar mereka bisa menikah kembali (muhallil) maka ia dilaknat oleh Ra-
sulullah SAW. dalam salah satu haditsnya. * Talak dua: pernyataan talak
yang dijatuhkan sebanyak dua kali dan memungkinkan suami rujuk den-
gan istri sebelum selesai masa iddah * Talak tiga: pernyataan talak yang
bersifat final. Suami dan istri tidak boleh rujuk lagi, kecuali sang istri
pernah dikawini oleh orang lain lalu diceraikan olehnya.
30 Ibn Katsir, Tafsir Ibn al-Katsir, hlm. 148.
127 | Buku Panduan Asrama
bertutur kepadanya, “Jika engkau telah halal, beritahu
aku.” Setelah ia halal, Usamah bin Zaid, budak beliau,
melamarnya, dan beliau pun menikahkan Fatimah dengan
Usamah.31
2. Hukumnya haram, ketika meminang wanita yang
mempunyai suami atau sedang menjalani ‘iddah talak
raj’i, atau wanita yang sudah bertunangan dengan laki-
laki lain. Maksudnya adalah pinangan yang pertama dari
seorang laki-laki telah diterima oleh wanita (janda) atau
wali dari wanita (gadis). Ibn Katsir menjelaskan bahwa
wanita yang ditalak raj’i, maka tidak diperselisihkan lagi
bahwa ia tidak boleh dilamar, baik secara terus terang
maupun sindiran.32
3. Jenis Khitbah
Dalam Islam dikenal ada dua metode dalam menyampkain
khitbah, yaitu tashrih dan ta’ridh.
a. Tashrih
Adapun yang dimaksud dengan tashrih adalah ungkapan
yang jelas dan tegas. Khitbah jenis ini menggunakan
ungkapan yang tidak perlu ditafsirkan apapun kecuali
hanya khitbah. Ungkapannya cukup jelas dan langsung
bisa dipahami. Contohnya seperti kalimat berikut ini: aku
pinang engaku untuk untuk kujadikan istriku, atau bila
masa iddahmu sudah selesai aku ingin menikahimu. Para
ulama sepakat bahwa haram hukumnya menikahi wanita
yang belum habis masa iddahnya. Allah berfirman: “…
إذا خطب أحدكم, قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم,وعن جابرقال
املرأة فإن استطاع أن ينظر منها إىل مايدعوه إىل نكاحها فاليفعل
قالفخطبت جارية من نيب سلمة فكنت أختبئ هلا حتت الكرب حىت
رأيت منها بعض ما دعاين إىل نكاحها فتزوجتها
Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah berkata: Rasulullah
bersabda: jika seseorang meminang perempuan, maka jika