Anda di halaman 1dari 35

EDISI KETUJUH

PERILAKU DAN MANAJEMEN

ORGANISASI
JOHN M. IVANCEVICH
ROBERT KONOPASKE
MICHAEL T. MATTESON

JILID 1
PENERBIT ERLANGGA
BAB EMPAT

Persepsi, Atribut, dan Emosi


Ada yang tau kisah ini?

3
Ini?

4
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Persepsi

• Persepsi merupakan proses yang melibatkan pemilihan,


pengorganisasian, dan interpretasi dari faktor-faktor
lingkungan, bentuk, orang, dan stimulus lainnya

• Melalui proses persepsi, individu berusaha memahami


stimulus yang mereka amati

5
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Stimulus
Pengelompokan

• Pengelompokan menjadikan interpretasi dan proses


penalaran menjadi lebih mudah

• Akan tetapi, pengelompokan tidak menghilangkan


ketidakakuratan atau distorsi

6
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Persepsi
Pengaruh Buruk

• Sayangnya, sebagian besar individu terlibat dalam:

– Pemberian stereotip
– Pengambinghitaman
– Prasangka

• Semua tindakan itu dipengaruhi oleh persepsi

7
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Persepsi
Stereotip

• Walau banyak literatur memandang negatif stereotip,


terdapat pula stereotip positif:
– Orang Jerman sebagai orang yang efisien
– Orang Afro-Amerika (negro) sebagai atlet yang luar
biasa
– Orang Belanda sebagai orang yang hemat

• Semua itu merupakan pandangan luas yang tidak selalu


benar untuk semua anggota kelompok tersebut

8
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Persepsi
Distorsi

Distorsi dalam persepsi muncul karena:

– Perhatian terpilih

– Perhatian terbagi

– Kesalahan similar-to-me
(memiripkan orang lain dengan diri sendiri)

9
BAB DUA Budaya Organisasi

Teori Atribusi

Teori atribusi berusaha menjelaskan hubungan antara


persepsi dan perilaku

10
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Persepsi
Menciptakan Kesan Tertentu

• Individu, melalui tindakan, bahasa tubuh, dan cara


berbicara, berusaha menciptakan suatu kesan tertentu
dalam persepsi orang lain

• Kandidat pekerja sering kali berusaha menetapkan


kesan positif untuk memperoleh suatu pekerjaan

11
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Menciptakan Kesan Tertentu


Manajemen Kesan

Beberapa taktik manajemen kesan yang digunakan secara


luas adalah:

– Mengambil hati
– Mempromosikan diri sendiri
– Memberikan contoh
– Memohon
– Intimidasi

12
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Emosi

• Emosi merupakan perasaan yang penting untuk


memahami perilaku dan sikap orang

• Emosi sulit ditentukan dengan akurat

13
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Emosi
Emosi Primer

Berdasarkan penelitian terdapat sejumlah emosi primer


yang universal:
– Takut
– Terkejut
– Sedih atau senang
– Jijik
– Marah
– Antisipasi
– Penerimaan

14
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Kerja Emosi

Kerja emosi (emotional labor) adalah pekerjaan, waktu, dan


usaha yang digunakan untuk mengelola emosi

15
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Inteligensi Emosi
(1)

Inteligensi emosi merujuk pada kombinasi keterampilan


dan kemampuan, antara lain:

– Kesadaran diri
– Pengendalian diri
– Empati
– Sensitivitas terhadap perasaan orang lain

16
BAB EMPAT Persepsi, Atribut, dan Emosi

Inteligensi Emosi
(2)

• Terdapat perdebatan dan kontroversi berkenaan dengan


apakah inteligensi emosi merupakan suatu bentuk dari
inteligensi

• Setelah diteorikan dan diukur dengan lebih tepat,


inteligensi emosi mungkin akan selalu menjadi topik
yang:
– Menarik minat para manajer
– Sangat bernilai bagi para peneliti organisasi

17
BAB LIMA

Motivasi
BAB LIMA Motivasi

Motivasi
Komponen Pembentuk

Motivasi terbentuk setidaknya oleh tiga komponen:

– Arah merujuk pada apa yang dipilih untuk dilakukan


oleh seorang individu ketika disajikan sejumlah
tindakan alternatif
– Intensitas merujuk pada kekuatan dari respons individu
ketika pilihan arah dibuat
– Ketekunan merujuk pada kekuatan yang menetap dari
perilaku, atau berapa lama seseorang akan
mendedikasikan usaha
19
BAB LIMA Motivasi

Teori Motivasi
Maslow (1)

Teori motivasi Maslow menyatakan bahwa:

– Kebutuhan individu diatur dalam suatu urutan hierarki


mengenai kebutuhan

– Orang akan berusaha memuaskan kebutuhan yang


lebih mendasar (tingkat rendah) sebelum mengarahkan
perilaku menuju kebutuhan dengan tingkat yang lebih
tinggi

20
BAB LIMA Motivasi

Teori Motivasi
Maslow (2)

Lima tingkat kebutuhan Maslow, mulai dari yang terendah


hingga yang tertinggi, adalah:

– Fisiologis
– Keselamatan dan keamanan
– Kepemilikan, sosial, dan cinta
– Harga diri
– Aktualisasi diri

21
22
BAB LIMA Motivasi

Teori Motivasi
ERG Adelfer (1)

Teori ERG Alderfer merupakan hierarki kebutuhan yang


terdiri dari tiga rangkaian kebutuhan:

– Eksistensi

– Hubungan

– Pertumbuhan

23
BAB LIMA Motivasi

Teori Motivasi
ERG Adelfer (2)

Sebagai tambahan terhadap proses progres kepuasan


yang digambarkan Maslow, Alderfer menyatakan bahwa:

Jika seseorang merasa frustrasi dalam usahanya


memuaskan satu tingkat kebutuhannya,
dia mungkin akan kembali ke tingkat kebutuhan yang
lebih rendah

24
BAB LIMA Motivasi

Teori Motivasi
Herzberg (1)

Penelitian Herzberg mengungkapkan adanya dua


rangkaian faktor yang penting:

– Motivator merupakan kondisi intrinsik yang mencakup


pencapaian, pengakuan, dan tanggung jawab

– Faktor higiene merupakan kondisi ekstrinsik dan


mencakup gaji, kondisi kerja, dan keamanan pekerjaan

25
BAB LIMA Motivasi

Teori Motivasi
Herzberg (2)

Dalam pandangan Herzberg:

Hanya motivator yang memberikan kontribusi terhadap


kepuasan, oleh karena itu motivator memiliki kekuatan
untuk menyediakan motivasi

26
27
BAB LIMA Motivasi

Kebutuhan akan Pencapaian

McClelland telah mengembangkan serangkaian faktor


deskriptif yang merefleksikan kebutuhan tinggi akan
pencapaian, yaitu:

– Orang suka menerima tanggung jawab untuk


memecahkan masalah
– Orang cenderung menetapkan tujuan pencapaian yang
moderat dan cenderung mengambil risiko yang
diperhitungkan
– Orang menginginkan umpan-balik atas kinerjanya
28
BAB LIMA Motivasi

Teori Ekspektansi

Istilah kunci dalam teori ekspektansi meliputi:


– Instrumentalitas, merujuk pada kekuatan dari
keyakinan seseorang bahwa mencapai suatu hasil
spesifik akan mengarah pada hasil yang kedua
– Valensi, merujuk pada preferensi seseorang untuk
memperoleh atau menghindari hasil tertentu
– Ekspektansi, merujuk pada keyakinan seseorang
berkaitan dengan kemungkinan atau probabilitas
subjektif bahwa suatu perilaku tertentu akan diikuti oleh
hasil tertentu
29
BAB LIMA Motivasi

Teori Keadilan

• Inti teori keadilan adalah bahwa karyawan


membandingkan input dan output pekerjaan mereka
dengan orang lain dalam situasi kerja yang serupa

• Input adalah apa yang dibawa oleh individu ke dalam


pekerjaan seperti keterampilan, pengalaman, dan usaha

• Output adalah apa yang diterima seseorang dari


pekerjaan seperti pengakuan, gaji, tunjangan, dan
kepuasan
30
BAB LIMA Motivasi

Penetapan Tujuan
Langkah 1-2

1. Mendiagnosis kesiapan

2. Mempersiapkan karyawan melalui:

– Interaksi interpersonal yang meningkat


– Komunikasi
– Pelatihan
– Rencana tindakan untuk penetapan tujuan

31
BAB LIMA Motivasi

Penetapan Tujuan
Langkah 3-4

3. Menekankan atribut dari tujuan yang seharusnya


dipahami oleh manajer dan bawahan

4. Melaksanakan peninjauan menengah untuk membuat


penyesuaian yang diperlukan dalam menetapkan
tujuan

32
BAB LIMA Motivasi

Penetapan Tujuan
Langkah 5

5. Melakukan peninjauan akhir untuk memeriksa:

• Rangkaian tujuan
• Modifikasi
• Tujuan yang tercapai

33
BAB LIMA Motivasi

Kontrak Psikologis

Suatu kontrak psikologis merupakan kesepakatan tidak


tertulis antara individu dan organisasi,
merinci apa yang diharapkan untuk diberikan dan diterima
dari pihak yang lain

34
BAB LIMA Motivasi

Kontrak Psikologis
Ekspektasi

• Ekspektasi karyawan:
– Apa yang akan diberikan oleh organisasi kepada
mereka
– Apa yang harus mereka berikan kepada organisasi

• Ekspektasi organisasi:
– Apa yang diberikannya kepada karyawan
– Apa yang diterimanya dari karyawan

35

Anda mungkin juga menyukai