MAKALAH
Di IAIN Kendari
Oleh : Kelompok 2
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada Rasulullah saw. Penulis bersyukur kepada Ilahi Robbi yang telah
memberikan hidayah serta taufiknya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Dengan diterbitkannya makalah ini, kami berharap agar para mahasiswa dapat
memahami secara mendalam tentang hal-hal yang berhubungan / berkenaan dengan “AYAT-
AYAT TENTANG KEWAJIBAN BERDAKWAH”.
Dan atas terselesaikannya penyusunan makalah ini, tidak lupa kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dosen Irdawati Saputri M.Ag., selaku dosen Mata Kuliah Tafsir Dakwah dan
Komunikasi yang telah membimbing dan mendidik penulis sehingga penulis menjadi
mahasiswa yang berilmu.
2. Semua pihak yang telah membantu penulis demi terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa, dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan
dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada para pembaca dan pakar penulis memohon saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Kesimpulan..............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kewajiban Berdakwah Q.S An Nahl ayat 125 ?
2. Bagaimana Kewajiban Berdakwah Q.S Ali Imran ayat 104 dan 110 ?
3. Bagaimana Kewajiban Berdakwah Q.S Al-Maidah ayat 67, 78, dan 79 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Kewajiban Berdakwah Q.S An Nahl ayat 125
2. Mengetahui Kewajiban Berdakwah Q.S Ali Imran ayat 104 dan 110
3. Mengetahui Kewajiban Berdakwah Q.S Al-Maidah ayat 67, 78, dan 79
1
BAB II
PEMBAHASAN
Terjemahnya:
Berikut ini isi kandungan Surat An Nahl ayat 125 yang kami sajikan dari
sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al-Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al
Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Qur’an karya Sayyid
Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.
1
H. Mukhlis Muhammad Hanafi,Al-Qur’an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Perkata,
(Surabaya:Nur Ilmu, 2020),h.281
2
3
5. Ayat ini menenangkan Rasulullah kepada para Da’i agar tidak sedih
dan kecewa jika ada orang yang menolak dakwah.
Terjemahnya:
Surat Ali Imran ayat 104 secara umum membahas tentang perintah dakwah
amar ma’ruf nahi munkar bagi setiap Muslim. Memerintahkan perkara ma'ruf
berarti menyerukan segala hal yang berkaitan dengan ajaran Islam. Lalu,
mencegah yang munkar berarti mencegah segala perbuatan yang bertentangan
dengan ajaran Islam. Allah mewajibkan umat Muslim untuk memiliki teman yang
senantiasa mengajak kepada amar ma'ruf nahi munkar. Tidak lupa pula
mengerjakan al-khair dan menjauhi al-munkar seperti yang disebutkan di awal.
2
H. Mukhlis Muhammad Hanafi,Al-Qur’an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Perkata,
(Surabaya:Nur Ilmu, 2020),h.63
5
Terjemahnya:
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
(karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu
lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan
mereka adalah orang-orang fasik." (QS. Ali 'Imran: 110)3
Dalam Surah Ali Imran ayat 110 ini memerintahkan setelah kewajiban
berdakwah bagi umat islam dan menjaga persatuan dan kesatuan, dalam ayat ini
juga dijelaskan bahwa kewajiban tersebut dikarenakan kamu (umat islam) adalah
umat terbaik dan paling utama di sisi Allah yang dilahirkan, yaitu ditampakkan
untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman, karena kamu menyuruh berbuat
yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah dengan
iman yang benar, sehingga kalian menjalankan perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya serta beriman kepada rasul-rasul-Nya. Itulah tiga faktor yang
menjadi sebab umat Islam mendapat julukan umat terbaik.
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Jarir At-Thabari menghimpun paling
tidak dua pendapat mengenai siapa yang dimaksud dengan umat. Pendapat
pertama menerangkan bahwa yang dimaksud dengan umat adalah orang-orang
yang hijrah bersama Nabi saw dari Mekah ke Madinah (muhajirin). Keterangan
ini didapat dari jalur riwayat Ibnu Abbas dari Sa’id bin Jubair, al-Suddi, dan
Ikrimah. Pendapat kedua berasal dari riwayat Abu Hurairah dan Mujahid
mengatakan bahwa umat yang dimaksud ayat tersebut adalah siapa pun yang’/
memenuhi tiga kriteria utama: a) amar makruf, b) nahi munkar, dan c) beriman
kepada Allah SWT sebagaimana disebutkan di dalam ayat.
Ibnu ‘Asyur dalam tafsirnya menjelaskan maksud dari kedua penafsiran di
atas. Menurutnya keutamaan para sahabat dibanding umat sebelumnya adalah
karena mereka hidup ketika Nabi saw telah diutus. Dibandingkan dengan masa
sebelum Rasul diutus, maka sahabat merupakan umat di masa yang terbaik.
Sedangkan keutamaan umat Nabi saw setelah beliau wafat adalah ketika mereka
melaksanakan tiga kriteria tadi: beriman, amar makruf, dan nahi munkar.
Keutamaan ini terletak pada perilaku dan tidak lepas dari ketentuan ayat
3
H. Mukhlis Muhammad Hanafi,Al-Qur’an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Perkata,
(Surabaya:Nur Ilmu, 2020),h.64
6
4
Ustadz Dr. H. Fahrur Rozi Abdillah, MA. al-Hafiz, Al-Qur’an Hafalan 8 Blok Hafazan Perkata
Latin, (Jakarta: Tim Al-Qosbah,2021),h.119
7
Terjemahnya:
“Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat melalui lisan (ucapan)
Dawud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu karena mereka durhaka dan
selalu melampaui batas”. (Q.S Al-Maidah: 78)5
5
Ustadz Dr. H. Fahrur Rozi Abdillah, MA. al-Hafiz, Al-Qur’an Hafalan 8 Blok Hafazan Perkata
Latin, (Jakarta: Tim Al-Qosbah,2021),h.121
8
6
Ustadz Dr. H. Fahrur Rozi Abdillah, MA. al-Hafiz, Al-Qur’an Hafalan 8 Blok Hafazan Perkata
Latin, (Jakarta: Tim Al-Qosbah,2021),h.121
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdakwah merupakan kewajiban bagi setiap muslim, sebagaimana yang
telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, dengan berlandaskan pada ayat-ayat suci
Al-Qur’an yang diturunkan langsung oleh Allah SWT. Istiqamah dalam
menyampaikan kebenaran kepada manusia dengan senantiasa menyeru pada yang
ma’ruf, dan mencegah dari kemungkaran. Dengan demikian perbuatan-perbuatan
yang baik itu akan mendatangkan keuntungan dan kebahagiaan baik untuk diri
sendiri maupun orang lain, baik di dunia maupun di akhirat. Begitu pula
sebaliknya, bahwa kemunkaran dan kejahatan itu akan selalu mendatangkan
kerugian dan kemudaratan baik bagi pelakunya sendiri maupun orang lain.
B. Saran
Maka pada hari ini, meskipun kita tidak diberi jaminan oleh Allah, seperti
yang diberikan Allah kepada Rasulullah dan para Nabi-nabi yang lainnya, tetapi
pada hari ini jika kita menyampaikan seruan kebaikan (dakwah), hendaklah
memberikan tumpuan, perhatian, kepada dakwah itu dengan sempurna. Jangan
takut dalam menyampaikan dakwah itu sendiri, karena realita kegagalan para
pendakwah yang banyak terjadi saat ini, ialah disebabkan karena adanya rasa
takut yang bersifat duniawai “sementara”, sehingga ketakutan-ketakutan tersebut
menjadi penyebab tidak tersampaikannya suatu kebenaran.
9
10
DAFTAR PUSTAKA
https://webmuslimah.com/isi-kandungan-surat-an-nahl-ayat-125/
https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-202665562/isi-
kandungan-surat-ali-imran-ayat-110-perintah-menegakkan-amar-maruf-nahi-
munkar
https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-maidah-ayat-67-68/
https://tafsirweb.com/1962-surat-al-maidah-ayat-78.html
https://tafsirweb.com/1963-surat-al-maidah-ayat-79.html
https://tafsir.learn-quran.co/id
https://youtu.be/p-80IFREJhw
https://youtu.be/wGG7pPR9UX0
11