Anda di halaman 1dari 143

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL : ANATOMY’S

CUBE TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG ANATOMI


TUBUH MANUSIA PADA MAHASISWA TINGKAT I
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI KENCANA
BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Keperawatan

SOFFI ARIWANTI
AK.1.15.047

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKT KENCANA
2019
i
ii
iii
ABSTRAK

Pengetahuan anatomi tubuh manusia merupakan dasar pengembangan


keterampilan keperawatan klinis serta berpikir kritis. Materi ini masih dipandang
sebagai materi sulit dipahami bagi mahasiswa tahun pertama. Pengetahuan dalam
memahami anatomi tubuh manusia dipengaruhi oleh media pembelajaran. Oleh
sebab itu, membutuhkan media yang baru agar seseorang lebih mudah memahami
anatomi tubuh manusia tersebut salah satunya anatomy’s cube yang merupakan
pengembangan media visual yang mengadaptasi dari puzzle. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran visual : anatomy’s cube
terhadap pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia pada mahasiswa tingkat I
program studi sarjana keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan desain pretest-posttest with control group. Teknik
pengambilan sampel adalah probability sampling. Jumlah sampel pada penelitian
ini sebanyak 36 responden. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan
20 pertanyaan. Analisa univariat dan bivariat yang digunakan yaitu uji beda
paired t test, dan untuk membandingkan antara kedua kelompok digunakan uji
beda independent t test.
Hasil analisa menunjukan adanya pengaruh media pembelajaran visual
anatomy’s cube terhadap pengetahuan mahasiswa tingkat I program studi sarjana
keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung dengan p-value 0,000. Hasil
analisa uji beda independent t test menunjukan adanya perbedaan antara media
pembelajaran visual anatomy’s cube dengan media pembelajaran visual buku
dengan p-value 0,009. Media pembelajaran visual anatomy’s cube terbukti lebih
efektif dibandingkan dengan buku.
Berdasarkan penelitian diatas, anatomy’s cube perlu ditetapkan sebagai
kurikulum dan diterapkan sebagai media pembelajaran anatomi tubuh manusia di
setiap pendidikan keperawatan.

Kata kunci : Anatomy’s cube, media visual, pengetahuan


Daftar Pustaka : 13 Buku (2009-2018)
4 Jurnal (2013-2015)
2 Profile Organisasi Kesehatan (2015-2018)

iv
ABSTRACT

Knowledge of the human body anatomy is the basis for critical thinking
and developing clinical nursing skills. This subject is still considered as difficult
to understand for first-year students. Knowledge in understanding the human
body anatomy is influenced by learning media. Therefore, it is required an update
media so that someone can more easily to understand it, one of which of the
anatomy cube that is the development of visual media. The purpose of this study is
to determine the influence of visual learning media: anatomy’s cube towards the
knowledge of the human body anatomy at the first level students of nursing study
program STIKes Bhakti Kencana Bandung.
The research design used in this study is a quasi-experimental design with
a pretest-posttest with control group. The sampling technique is probability
sampling. The numbers of samples in this study are 36 respondents. The
instrument used is a questionnaire with 20 questions. The univariate and bivariate
analysis used is the paired t test, and to compare between the two groups used is
different independent t test.
The results show that there is an influence of visual anatomy’s cube
learning media towards the first-level student knowledge of the nursing study
program STIKes Bhakti Kencana Bandung with p-value of 0,000. The analysis
results of the independent t test shows that there were differences between visual
anatomy’s cube learning media and visual book learning media with p-value of
0.009. Visual anatomy’s cube learning media has proven to be more effective than
books.
Based on the research, anatomy’s cube needs to be established as a
curriculum and applied as a learning media of human body anatomy in every
nursing education.

Key words : Anatomy’s cube, Visual Media, Knowladge


Bibliography : 16 books (2009-2018)
6 Journals (2013-2015)
2 Healthcare Organization Profile (2015-2018)

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah,

dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

penelitian dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaan Visual : Anatomy’s cube

Terhadap Pengetahuan Tentang Anatomi Tubuh Manusia Pada Mahasiswa

Tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung”.

Laporan skripsi penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai

gelar sarjana keperawatan.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. A Mulyana,S.H.,M.Pd.,MH.Kes., sebagai Ketua Yayasan Adhi Guna

Kencana.

2. Dr. Entris Sutrisno, MH. Kes., Apt sebagai Rektor Universitas Bhakti

Kencana

3. R. Siti Jundiah,S.Kp,.M.Kep, sebagai Dekan Universitas Bhakti Kencana.

4. Lia Nurlianawati S.Kep.,Ners.,M.Kep sebagai Ketua Fakultas Keperawatan

Universita Bhakti Kencana.

5. Nur Intan Hayati H.K.,S.Kep.,Ners,M.Kep., sebagai pembimbing I yang telah

memberikan banyak masukan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi

penelitian ini.

vi
vii

6. Imam Abidin, S.Kep.,Ners sebagai pembimbing II yang telah memberikan

banyak masukan dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini.

7. Segenap dosen fakultas sajana keperawatan yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis.

8. Orang tua, saudara-saudara, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang

selalu tercurah selama ini.

9. Keluarga besar Universitas Bhakti Kencana khususnya teman-teman

seperjuangan, atas semua dukungan, semangat, serta kerjasamanya.

Semoga semua yang telah diberikan kepada saya mendapat balasan kebaikan

yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Besar harapan saya semoga ilmu yang saya

dapatkan dari perkuliahan dan penelitian ini dapat beguna bagi kemajuan ilmu

pengetahuan khususnya bidang keperawatan.

Bandung, Juli 2019

Peneliti

Soffi Ariwanti
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

ABSTRACT ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 9

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................ 9

1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................ 11

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kajian Pustaka .................................................................................. 12

2.1.1 Pendidikan Kepeawatan ...................................................... 12

2.1.1.1 Pengertian ................................................................ 12

viii
ix

2.1.1.2 Tingkat Pendidikan Keperawatan ............................ 13

2.1.1.3 Kompetensi Perawat ................................................ 13

2.1.2 Pengetahuan.......................................................................... 14

2.1.2.1 Pengertian ................................................................ 14

2.1.2.2 Tingkat Pengetahuan ............................................... 15

2.1.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .. 17

2.1.3 Media Pembelajaran ............................................................. 18

2.1.3.1 Pengertian ................................................................ 18

2.1.3.2 Syarat Media Pembelajaran ..................................... 19

2.1.3.3 Fungsi Media Pembelajaran .................................... 20

2.1.3.4 Klasifikasi Media Pembelajaran .............................. 20

2.1.4 Anatomy’s Cube .................................................................. 23

2.1.4.1 Pengertian ................................................................ 24

2.1.4.2 Manfaat Anatomy’s Cube ........................................ 24

2.1.5 Pengaruh Media Pembelajaran Visual ................................ 25

2.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan penelitian ...................................................................... 28

3.2 Paradigma penelitian ........................................................................ 29

3.3 Hasil penelitian................................................................................. 31

3.4 Variabel penelitian ........................................................................... 31

3.4.1 Variabel Independen .............................................................. 31


x

3.4.2 Variabel Dependen ................................................................ 31

3.5 Definisi konseptual dan operasional ................................................ 32

3.5.1 Definisi Konseptual ............................................................... 32

3.5.2 Definisi Operasional .............................................................. 33

3.6 Populasi dan sampel ......................................................................... 33

3.6.1 Populasi .................................................................................. 33

3.6.2 Sampel ................................................................................... 34

3.7 Pengumpulan data ............................................................................ 36

3.7.1 Instrumen Penelitian .............................................................. 36

3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................ 37

3.7.3 Tekhnik Pengumpulan Data .................................................. 40

3.8 Langkah-langkah penelitian ............................................................. 41

3.8.1 Tahap Persiapan ..................................................................... 41

3.8.2 Tahap Pelaksanaan ................................................................. 42

3.8.3 Tahap Akhir ........................................................................... 43

3.9 Pengolahan Data dan Analisa Data ................................................. 43

3.9.1 Pengelolaan Data ................................................................... 43

3.9.2 Analisa Data ........................................................................... 44

3.10 Etika penelitian ............................................................................... 46

3.11Waktu dan lokasi penelitian ............................................................. 46

3.11.1 Waktu Penelitian ................................................................. 46

3.11.2 Lokasi Penelitian ................................................................. 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


xi

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 48

4.2 Pembahasan ..................................................................................... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 63

5.2 Saran ................................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 29

Tabel 3.2 Definisi Operasional .......................................................................... 33

Tabel 3.3 Populasi Mahasiswa Tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan . 33

Tabel 3.4 Sampel Setiap Strata .......................................................................... 35

Tabel 4.1 Pengetahuan Mahasiswa Tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan

STIKes Bhakti Kencana Bandung sebelum dilakukan intervensi

pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube pada kelompok

perlakuan dan kelokmpok kontrol ..................................................... 48

Tabel 4.2 Pengetahuan Mahasiswa Tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan

STIKes Bhakti Kencana Bandung setelah dilakukan intervensi

pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube pada kelompok

perlakuan dan kelokmpok kontrol ..................................................... 49

Tabel 4.3 Perbedaan Pengetahuan Mahasiswa Tingkat I Program Studi Sarjana

Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung sebelum dan setelah

dilakukan intervensi pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s

cube pada kelompok perlakuan dan kelokmpok kontrol ................... 50

Tabel 4.4 Perbedaan Pengetahuan Pada Mahasiswa Tingkat I Program Studi

Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung setelah

dilakukan intervensi pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s

cube pada kelompok perlakuan dan kelokmpok kontrol ................... 51

xii
xiii

Tabel 4.5 Perbedaan rerata pengetahuan mahasiswa tingkat I Sarjana Keperawatan

STIKes Bhakti Kencana Bandung antara kelompok perlakuan dengan

kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi pemberian media

pembelajaran visual : anatomy’s cube kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol ............................................................................... 52


DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ............................................................ 27

Bagan 3.1 Kerangka Penelitian ......................................................................... 30

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 2 Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 3 Permohonan Uji Validitas Konten

Lampiran 4 Catatan Telaah Validitas

Lampiran 5 Permohonan Uji Validitas Konstruk

Lampiran 6 Catatan Telaah Validitas

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 Surat Balasan Penelitian

Lampiran 9 Surat Etik

Lampiran 10 Informed Consent

Lampiran 11 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 12 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian

Lampiran 13 Kuesioner Penelitian

Lampiran 14 Materi Anatomi Tubuh Manusia

Lampiran 15 Data Tabulasi Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Lampiran 16 Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 17 Output analisa software computer hasil penelitian

Lampiran 18 Lembar Bimbingan

Lampiran 19 Susunan Kegiatan Pelaksanaan Penelitian

Lampiran 20 Surat Persyaratan Pendaftaran Sidang Akhir

Lampiran 21Surat Terjemah Abstrak

Lampiran 22 Lembar Oponen

xv
xvi

Lampiran 23 Riwayat Hidup


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan keperawatan di Indonesia semakin lama semakin

berkembang karena di era globalisasi ini kebutuhan akan kesehatan

semakin berkembang. Pendidikan keperawatan bertujuan untuk

menghasilkan insan yang memiliki karakter sehingga mencetak perawat

profesional di masa depan (Black, 2014). Hal ini berdampak pada

pendidikan keperawatan yang berkualitas, salah satu elemen pentingnya

memilki standar-standar kompetensi (profil Persatuan Perawat Nasional

Indonesia, 2015)

Standar merupakan ukuran yang disepakati, sedangkan kompetensi

merupakan kemampuan seseorang yang dapat terobservasi yang meliputi

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Standar kompetensi keperawatan

menurut ICN (International Council Nursing) dibagi menjadi 3 ranah

utama, diantaranya praktek profesional, pemberian asuhan keperawatan,

dan pengembangan personal dan profesional (Puspitaningrum & Hartiti,

2017)

Pemberian asuhan keperawatan yang merupakan salah satu

kompetensi perawat yaitu kemampuan yang didasari oleh ilmu

pengetahuan. Salah satu kompetensi dasar tersebut sering menjadi

permasalahan adalah mempelajari anatomi tubuh manusia yang didapatkan

1
2

saat menjadi mahasiswa di pendidikan tinggi keperawatan

(Puspitaningrum & Hartiti, 2017).

Materi pembelajaran anatomi merupakan dasar pengembangan

keterampilan keperawatan klinis serta berpikir kritis. Anatomi tubuh

manusia memang tidak menjadi mata kuliah tunggal, namun mata kuliah

tersebut merupakan mata kuliah utama dan prasyarat. Materi ini masih

dipandang sebagai materi yang rumit, berisi ilmu yang berat serta sulit

dipahami bagi mahasiswa tahun pertama (Johnston et al, 2015). Kesulitan

dalam pemahaman ilmu anatomi bagi mahasiswa keperawatan dapat

berdampak buruk terhadap pengetahuan, penerapan ilmu keperawatan dan

aplikasi dalam fase klinik, sehingga membutuhkan proses belajar mengajar

yang berlangsung secara efektif dan efisien.

Efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar dipengaruhi oleh

ketepatan dan kesesuaian penggunaan metode dan media yang digunakan.

Berbagai macam klasifikasi metode yang digunakan pada proses

pembelajaran diantaranya experiental, pemecahan masalah, konferensi,

observasi, self-directed. Banyak metode yang telah digunakan sehingga

tidak menjadi suatu masalah pembelajaran, akan tetapi jika tidak didukung

dengan media yang tepat akan mempengaruhi pengetahuan mahasiswa

dalam penguasaan anatomi tubuh manusia. (Dorothy, 2012)

Menurut Notoadmodjo, 2010 dalam Doni, 2018 pengetahuan

seseorang salah satunya dipengaruhi oleh fasilitas media sebagai sumber

informasi. Kajian psikologi menyatakan bahwa mahasiswa akan lebih


3

mempelajari sesuatu yang lebih konkrit dibanding sesuatu yang lebih

abstrak. Menurut Jeremo Bruner dalam Muhtar (2017) proses

pembelajaran hendaknya menggunakan urutan belajar melalui gambar

(iconic representation of experiment), kemudian dengan menggunakan

simbol. Sedangkan Charles F mengemukakan bahwa nilai media

pembelajaran terletak pada realistik penanaman konsep.

Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi

pembelajaran (Mais, 2016). Media pembelajran mengurangi keraguan

terkait ilmu anatomi untuk mencapai transfer of knowledge (Johnston.

et.al, 2015). Menurut Simamora (2009), media dikelompokkan dalam

media visual, media audio, dan media audio-visual. Kelompok media

tersebut memiliki karakteristik dan kemampuan dalam menayangkan

pesan dan informasi. Namun kenyataannya, media pembelajaran masih

banyak terabaikan dengan berbagai alasan seperti biaya yang tersedia, sulit

mencari media yang tepat.

Media pembelajaran yang sering digunakan adalah buku. Media

tersebut memiliki keunggulan salah satunya memiliki isi pembelajaran

yang lengkap. Namun memiliki kelemahan diantaranya bahasa yang

terlalu tinggi, materi terlalu banyak, dan cenderung membosankan

sehingga pembaca malas untuk mempelajarinya. Oleh sebab itu,

membutuhkan media yang baru agar seseorang lebih mudah memahami

anatomi tubuh manusia tersebut (Jalinus, 2016)


4

Salah satu pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa

dalam pembelajaran anatomi tubuh manusia yaitu melalui pembelajaran

dengan media belajar visual. Media belajar visual (penglihatan)

merupakan media yang berfokus pada peragaan atau media dengan

menunjukan objek atau alat peraga. Hal tersebut sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Jatmika, 2015 dengan judul penelitian “Pemanfaatan

Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran Pendidikan Jasmani”.

Kesimpulan penelitian tesebut bahwa pembelajaran dengan menggunakan

bantuan media visual akan memudahkan penampaian materi atau suatu

pesan. Selain itu, 75% hingga 87% pengetahuan manusia diperoleh dan

disalurkan melalui mata (Sumiharsono & Hasanah, 2017).

Salah satu objek baru dalam media visual yang digunakan adalah

anatomy’s cube. Anatomy’s cube merupakan salah satu permainan edukatif

yang dapat mengoptimalkan kemampuan dan kecerdasan, serta

merangsang kreativitas peserta didik dalam belajar yang mengadaptasi dari

puzzle. Kelebihan yang ditawarkan anatomy’s cube yaitu mengasah otak,

melatih koordinasi mata dan tangan, melatih nalar.

Anatomy’s cube merupakan suatu pendekatan yang efektif karena

proses pembelajaran yang dapat mengkombinasikan belajar sambil

bermain dan dapat dilangsungkan dimana saja dan kapan saja sehingga

membuat mahasiswa terasa lebih menyenangkan dalam mempelajari

anatomi tubuh manusia. Anatomy’s cube juga merupakan inovasi dalam

perancangan media pembelajaran. Dalam mekanisme otak manusia,


5

adanya sistem limbic yang memiliki koneksi dengan kortek dan

hipotalamus yang disebut dengan amygdala yang berhubungan dengan

emosi, memilki pengaruh kuat terhadap ingatan sehingga dalam proses

pembelajaran seseorang tidak akan menimbulkan stres dan akan

memudahkan proses informasi yang diterima seseorang dalam proses

pembelajaran (Danang. 2014)

Menurut teori Neurosains mengemukakan bahwa cerebral cortex

dalam struktur otak manusia terbagi menjadi dua belahan (kanan dan kiri)

yang disambung oleh corpus callosum. Belahan tersebut banyak

dihubungkan dengan banyaknya neuron yang merupakan sel saraf yang

tercipta untuk mengirimkan informasi. Setiap orang memiliki 10 miliar sel

saraf didalam otak. Ketika dijajarkan, panjang sel saraf bisa mencapai

48.280 kilometer. Hubungan antara neuron akan mengkomunikasikan

pesan melalui sambungan sinapsis. Semakin kuat sambungan tersebut,

semakin baik proses pembelajaran berlangsung (Roizen, et all 2012)

Hasil tentang retensi pengetahuan anatomi yang dilakukan kepada

mahasiswa di Universitas Glasgow menyebutkan bahwa penurunan hasil

tes pertama dan tes ulang sebanyak 20% telah terjadi pada mahasiswa

dalam penerimaan ilmu ini (Hall & Durward 2009). Penelitian yang

dilakukan oleh Bakhtiar, 2013 yang berjudul “Pengaruh Media

Pembelajaran Visual Terhadap Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok

Siswa Kelas XI SMAN 21 Tinggimoncong Tahun 2013”. Kesimpulan

dalam penelitian tersebut adalah terdapat perubahan pengetahuan tentang


6

bahaya merokok dengan menggunakan media visual. Nilai rata-rata setelah

dilakukan selisih pretes dan posttest adalah 18,53 dengan p 0,000 (p <

0,05).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Suwarno, 2013 yang berjudul

“Efektivitas Penggunaan Media Visual Dalam Pembelajaran

Kewirausahaan Pada Mahasiswa UNY Tahun Akademik 2012/2013”.

Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah penggunaan pembelajaran

dengan media visual lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah

tanpa media visual pada mata kuliah kewirausahaan. Terbukti dari hasil uji

independent t-test yang ditunjukan oleh nilai t hitung sebesar 4,104 > t

tabel sebesar 2,660 dan signifikan sebesar 0,000.

Sekolah tinggi ilmu kesehatan yang ada di Indonesia menjadikan

untuk salah satu standar kompetensi. Peneliti melakukan studi

pendahuluan pada tanggal 15 dan 16 Maret 2019 di STIKes Aisyiyah

Bandung dan STIKes Bhakti Kencana Bandung.

Studi pendahuluan yang dilakukan di STIKes Bhakti Kencana

Bandung dengan melakukukan wawancara dengan koordinator mata

kuliah IDK I, bahwa materi anatomi tubuh manusia berada dalam mata

kuliah IDK I (Ilmu Dasar Keperawatan I) sesuai dengan kurikulum AIPNI

(Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia) 2015. Proses pembelajaran

yang berlangsung pada saat dikelas, mahasiswa terlihat aktif namun pada

saat ujian, nilai tersebut tidak sesuai dengan harapan. Mahasiswa terlihat

lebih faham saat praktek menggunakan phantom, namun hanya bisa


7

digunakan secara terbatas dan tidak bisa dibawa pulang. Nilai mata kuliah

IDK I didapatkan 82,5% mahasiswa mengikuti remedial dan 16,5% yang

tidak mengikuti remedial dari total 206 mahasiswa tingkat I artinya dari

total 206 mahasiswa tingkat I, terdapat 170 mahasiswa yang tidak lulus

dalam mata kuliah tersebut.

Wawancara pada 10 responden didapatkan hasil bahwa 5 responden

mengeluh kurang faham dalam memahami proses pembelajaran karena

terkadang dosen yang menjelaskan terlalu cepat, 3 responden mengeluh

melakukan proses pembelajaran anatomi tubuh manusaia melalui gadget

namun banyak rintangan seperti terkadang buka whatsapp, instagram,

youtube sehingga banyak waktu belajar hanya dihabiskan untuk bermain

media sosial , dan 2 responden mengeluh sulit menemukan alat peraga

yang tepat untuk belajar. Selain itu, 8 dari 10 responden tersebut mengeluh

sulitnya menghafal IDK I (Ilmu Dasar Keperawatan).

Responden menyebutkan mata kuliah ini sulit dan kompleks. Terlebih

dengan media power point yang diberikan oleh setiap dosen menjelang

ujian ataupun catatan seadanya. Hasil wawancara, 9 dari 10 responden

lebih memilih menghafal anatomi dengan gambar karena lebih mudah

difahami dan di ingat dibandingkan hanya dengan tulisan. Peneliti

mengamati adanya keterbatasan media pembelajaran yang bisa menjadi

faktor yang kurang menunjang dalam pembelajaran anatomi tubuh

manusia di STIKes Bhakti Kencana Bandung.


8

Peneliti juga melakukan studi pendahuluan dengan wawancara yang

dilakukan di STIKes Aisyiyah Bandung kepada ketua program studi

sarjana keperawatan menyatakan bahwa hasil nilai mata kuliah IDK I

terdapat hampir 80% mahasiswa tingkat I lulus dalam mata kuliah

tersebut. Ketua program studi sarjana keperawatan juga menyatakan

tingginya antusias mahasiswa dalam mempelajari anatomi tubuh manusia

selama proses belajar mengajar berlangsung.

Peneliti juga melakukan observasi di lingkungan kampus dan

didapatkan bahwa banyaknya media poster yang dipasang di area kampus

mengenai anatomi tubuh manusia terutama diruangan kelas yang

merupakan hasil kreasi mahasiswa. Selain itu, ketua program studi sarjana

keperawatan juga menyatakan bahwa dalam proses pembelajaran pun

mahasiswa diberikan video mengenai anatomi tubuh manusia sehingga

mahasiswa dapat melakukan review pembelajaran dirumah dan

memudahkan mahasiswa dalam mempelajari anatomi tubuh manusia.

Selain itu ketua program studi sarjana keperawatan juga menyatakan

memiliki program untuk melakukan setoran hafalan anatomi tubuh

manusia 2 minggu sekali sehingga mahasiswa dapat menghafal dan

menganisa letak anatomi tubuh manusia.

Peneliti memilih untuk melakukan penelitian di STIKes Bhakti

Kencana Bandung dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada dua

tempat yang berbeda. Hal tersebut mengingat program Ners STIKes

Bhakti Kencana Bandung secara nasional meraih nilai uji kompetensi rata-
9

rata terbaik ke tiga dan juga meraih nilai rata-rata terbaik regional 6

dengan peringkat pertama pada tahun 2018 (AIPNI, 2018) namun

memiliki nilai rata-rata yang kurang pada mata kuliah IDK I yang

membahas anatomi tubuh manusia serta pemahamannya dan media belajar

yang kurang menunjang dalam pembelajaran anatomi sehingga

mempengaruhi pengetahuan mahasiswa di STIKes Bhakti Kencana

Bandung yang kedepannya akan berdampak buruk pada penerapan ilmu

keperawatan dan aplikasi dalam fase klinik.

Penulis tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan fenomena

diatas dan berdasarkan hasil penelitian, dengan judul “Pengaruh Media

Pembelajaran Visual : Anatomy’s Cube Terhadap Pengetahuan Tentang

Anatomi Tubuh Manusia Pada Mahasiswa Tingkat I Sarjana Keperawatan

STIKes Bhakti Kencana Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah

Proposal penelitian yang berdasarkan latar belakang diatas, peneliti

tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh media pembelajaran visual :

anatomy’s cube terhadap pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia

pada mahasiswa tingkat I Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana

Bandung ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media

pembelajaran visual : anatomy’s cube terhadap pengetahuan


10

tentang anatomi tubuh manusia pada mahasiswa tingkat I program

studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan pada mahasiswa tingkat I

Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana

Bandung sebelum dilakukan intervensi pemberian media

pembelajaran visual : anatomy’s cube pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol.

2. Mengidentifikasi pengetahuan pada mahasiswa tingkat I

Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana

Bandung setelah dilakukan intervensi pemberian media

pembelajaran visual : anatomy’s cube pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol.

3. Menganalisa perbedaan tentang pengetahuan pada mahasiswa

tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti

Kencana Bandung sebelum dan sesudah intervensi pemberian

media pembelajaran visual : anatomy’s cube kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

4. Menganalisa perbedaan tentang pengetahuan pada mahasiswa

tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti

Kencana Bandung sesudah intervensi pemberian media

pembelajaran visual : anatomy’s cube kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol.
11

5. Menganalisa perbedaan rerata pengetahuan pada mahasiswa

tingkat I Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung

antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum

dan sesudah intervensi pemberian media pembelajaran visual :

anatomy’s cube.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

perkembangan ilmu pengetahuan dan menjadikan EBP

(Evidence Base Practice) yang baru pada pendidikan keperawatan

mengenai media pembelajaran visual : anatomy’s cube terhadap

terhadap pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia pada mahasiswa

tingkat I.

2. Praktis

1) Bagi tempat peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan atau

masukan bagi institusi pendidikan dalam menerapkan media

pembelajaran anatomi tubuh manusia.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dilakukannya penelitian

selanjutnya dan meningkatkan wawasan dalam bidang keperawatan

yang berkaitan dengan pengaruh media pembelajaran visual.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pendidikan Keperawatan

2.1.1.1 Pengertian

Menghadapi persaingan global diperlukan perawat

dengan jenjang pendidikan. Langkah awal yang perlu

ditempuh adalah mendapatkan pendidikan keperawatan di

pendidikan tinggi keperawatan (Puspitaningrum & Hartiti,

2017)

Pengembangan sistem pendidikan keperawatan sangat

penting dan berperan dalam pengembangan pelayanan

profesional. Pendidikan tinggi keperawatan sebagai sarana

mencapai profesionalisme keperawatan yang harus terus

dipacu. Kepedulian terhadap pengelolaan pendidikan tinggi

mempunyai alasan yang cukup mendasar karena

keberhasilan pengembangan keperawatan di Indonesia di

masa mendatang sangat bergantung pada penataan dan

pengembangan pendidikan tinggi keperawatan

(Puspitaningrum & Hartiti, 2017)

12
13

2.1.1.2 Tingkat Pendidikan Keperawatan

Menurut pasal 5 UU No. 38 Tahun 2014 pendidikan

tinggi keperawatan diselenggarakan oleh perguruan tinggi

yang memilki izin penyelenggaraan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Pendidikan yang

dimaksud adalah universitas, instansi, sekolah tinggi,

politeknik, atau akademik yang menyediakan fasilitas

pelayanan kesehatan. Pendidikan tinggi keperawatan dalam

UU No. 38 Tahun 2014 pasal 5 hingga pasal 8 terdiri atas :

1. Pendidikan vokasi, adalah pendidikan diploma.

2. Pendidikan akademik diantaranya sarjana keperawatan,

magister keperawatan, dan doktor keperawatan.

3. Pendidikan profesi merupakan program keperawatan

spesialis.

2.1.1.3 Kompetensi Perawat

Era globalisasi dalam lingkup perdagangan bebas antar

negara membawa dampak ganda di satu membuka jalan

yang luas anatara negara, namun di sisi lain membawa

persaingan yang semakin tajam dan ketat. Oleh karena itu

tantangan utama dimasa depan adalah mengandalkan

kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas.


14

Untuk menyiapkan sumber daya manusia yang

berkualitas dibutuhkan standar kualifikasi sumber daya

manusia yang diinginkan sebagai jaminan mutu. Hal

tersebut diwujudkan dalam standar kompetensi di bidang

keahlian keperawatan yang dikenal dengan standar

kompetensi perawat yang diakui secara nasional.

(Puspitaningrum & Hartiti, 2017)

Standar merupakan ukuran yang disepakati, sedangkan

kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang dapat

terobservasi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan

sikap. PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia)

merumuskan standar kompetensi Indonesia mengacu pada

ICN (International Council Nursing) yang dibagi menjadi 3

ranah utama, diantaranya :

1. Praktek profesional.

2. Pemberian asuhan keperawatan

3. Pengembangan personal dan profesional

(Puspitaningrum & Hartiti, 2017)

2.1.2 Pengetahuan

2.1.2.1 Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan adalah

sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh

seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena


15

adanya pemahaman-pemahaman baru. Berdasarkan uraian

diatas, pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui

seseorang akibat adanya pemahaman baru yang

diperolehnya.

2.1.2.2 Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam kognitif dalam

domain kognitif menurut Notoatmodjo (2014) mempunyai

6 tingkatan, yaitu:

1. Tahu (C1)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,

tahu ini adalah tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Menurut Roger’s (1974) yang dikutip oleh

Notoadmodjo, 2011 dalam Yoana 2012, dalam proses

tahu adanya proses interest yang memudahkan

seseorang menerima informasi.

2. Memahami (C2)

Memahami dapat diartikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang


16

objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (C3)

Aplikasi merupakan kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi sebenarnya.

4. Analisis (C4)

Analisis merupakan kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (C5)

Sintesis merupakan menunjuk kepada suatu

kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

6. Evaluasi (C6)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah yang ada.


17

2.1.2.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengetahuan

Faktor yang memengaruhi pengetahuan adalah :

1. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam

dan di luar sekolah (baik formal maupun nonformal)

berlangsung seumur hidup.

2. Informasi

Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui,

namun ada pula yang menekankan informasi sebagai

transfer pengetahuan. Informasi yang di dapat baik

secara formal atau informal dapat meningkatkan

pengetahuan seseorang. Semakin berkembangnya

tekhnologi, informasi dapat dengan mudah diperoleh

seseorang sehingga memberikan landasan kognitif baru.

3. Fasilitas

Fasilitas media sebagai sumber informasi yang

dapat memengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya

radio, TV, majalah, buku, dan lain-lain.

4. Sosial, budaya, dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik

atau buruk. Status ekonomi akan menentukan bentuk


18

fasilitas yang menopang seseorang dalam mendapatkan

pengetahuan.

5. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di

sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun

karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang

direspon sebagai pengetahuan oleh seseorang.

6. Pengalaman

Pengalaman merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

7. Usia

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya seingga

pengetahuan yan diperolehnya semakin membaik.

2.1.3 Media Pembelajaran

2.1.3.1 Pengertian

Media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat

menyampaikan pesan sehingga dapat merangsang perhatian

dalam meningkatkan minat belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran (Sumiharsono & Hasanah, 2017). Media

pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi


19

pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas, media

pembelajaran adalah alat peraga yang menyampaikan suatu

informasi atau materi pembelajaran.

2.1.3.2 Syarat Media Pembelajaran

1. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi

belajar peserta didik.

2. Menstimulus dalam menghafal pelajaran yang sudah

dipelajari, dan pelajaran baru.

3. Menstimulus dalam memberikan feed back dan

melakukan alat peraga dengan baik dan benar.

Menurut Thorn, 1995 dalam Simamora, 2009 terdapat

beberapa kriteria dalam keefektifan media yaitu :

1. Kemudahan navigasi. Kemudahan suatu alat peraga

sehingga memudahkan peserta didik dalam

pengoperasian.

2. Kognisi, pengetahuan, dan penyajian informasi. Kriteria

tersebut ditujukan untuk menilai kebutuhan program

yang dibutuhkan.

3. Integrasi media. Membutuhkan keterampilan bahasa

yang harus dipelajari.

4. Estetika. Untuk menarik minat sehingga meningkatkan

belajar.
20

5. Fungsi keseluruhan. Saat peserta didik selesai

mengoperasikan program, peserta didik merasa bahwa

mereka telah belajar sesuatu hal yang baru untuk

dipelajari.

2.1.3.3 Fungsi Media Pembelajaran (Sumiharsono & Hasanah,

2017).

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2. Memanfaatkan keterbatasan ruang, waktu, dan daya

indra.

3. Meningkatkan semangat belajar peserta didik.

2.1.3.4 Klasifikasi Media Pembelajaran (Sumiharsono & Hasanah,

2017 dan Simamora, 2009)

1. Media Audio merupakan alat yang dapat membantu

menstimulusi indera pendengaran saat proses

pembelajaran (Sumiharsono & Hasanah, 2017).

a. Radio

Radio merupakan perlengkapan elektronik yang

dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang

bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa

kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru,

masalah-masalah kehidupan dan sebagainya.


21

b. Kaset-audio

Kaset-audio merupakan alat peraga elektronik yang

menggunakan kaset. Keuntungannya adalah

merupakan media yang ekonomis karena biaya

pengadaan dan perawatan murah.

2. Media Visual

a. Media yang tidak diproyeksikan

a) Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut

tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa

dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari

media realia ini adalah dapat memberikan

pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk

mempelajari keanekaragaman makhluk hidup,

klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ

tanaman.

b) Model adalah benda tiga dimensi merupakan

representasi dari benda yang sesungguhnya.

Media tiga dimensi berwujud sebagai media asli,

baik hidup maupun mati dan dapat pula benda

tiruan yang mewakili aslinya yang dapat dibawa

langsung ketempat pembelajaran. Media tiga

dimensi dapat diproduksi dengan mudah,

tergolong sederhana dalam penggunaan dan


22

pemanfaatannya tanpa harus ada keahlian khusus

dan dapat dibuat sendiri misalnya bola dunia,

puzzle, boneka dan sebagainya. Salah satu

modifikasi dan pengembangan peneliti adalah

anatomy’s cube.

c) Media grafis tergolong media visual yang

menyalurkan pesan melalui symbol-simbol

visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik

perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan

mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang

mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui

penjelasan verbal.

b. Media yang dapat diproyeksikan

Film bingkai atau slide adalah film transparan

yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi

bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa

film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat

film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP,

hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus.

Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi

dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis.

Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.


23

3. Media Audio-Visual

a. Media video

Merupakan salah satu jenis media audio visual,

selain film yang banyak dikembangkan untuk

keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam

bentuk VCD.

b. Media komputer

Media ini memiliki semua kelebihan yang

dimiliki oleh media lain. Selain mampu

menampilkan teks, gerak, suara dan gambar,

komputer juga dapat digunakan secara interaktif,

bukan hanya searah. Bahkan komputer yang

disambung dengan internet dapat memberikan

keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu

serta menyediakan sumber belajar yang hampir

tanpa batas.

2.1.4 Anatomy’s Cube

Anatomy’s Cube merupakan sebuah kubus yang tersusun atas

12 x 3 x 6 cm dengan gambar anatomi tubuh manusia yang dapat

mencakup 8 hingga 9 sistem anatomi tubuh manusia. Posisinya

digunakan sebagai ruang untuk mekanisme anatomy’s cube

sehingga dapat di lipat posisi. Pergantian posisi anatomy’s cube

akan menyebabkan perubahan gambar sistem tubuh. Hal ini


24

menjadi menarik, saat anatomy’s cube pada posisi awal yaitu pada

saat masing-masing sisinya dengan gambar yang sama kemudian

sisinya di geser secara sembarang maka terbentuk anatomy’s cube

susunan gambar yang teracak. Kondisi inilah yang mendasari

anatomy’s cube sebagai puzzle yang merupakan inovasi baru yang

peneliti berikan dalam media pembelajaran.

2.1.4.1 Pengertian

Anatomy’s cube merupakan salah satu permainan

edukatif yang dapat mengoptimalkan kemampuan dan

kecerdasan, serta merangsang kreativitas peserta didik

dalam belajar. Anatomy’s cube mengkombinasikan konsep

belajar sambil bermain. Anatomy’s cube merupakan suatu

misteri yang dipecahkan dengan kepandaian. Solusinya

membutuhkan pola yang sudah ada dan menciptakan aturan

khusus.

2.1.4.2 Manfaat Anatomy’s Cube

1. Mengasah Otak

Anatomy’s cube merupakan cara yang baik dalam

mengasah otak dengan melatih sel-sel dalam

memecahkan misteri yang ada. Dengan mencoba

menemukan gambar yang tepat maka dilatih untuk

berfikir kreatif serta memudahkan dalam belajar sesuatu

yang baru.
25

2. Melatih koordinasi mata dan tangan

Anatomy’s cube dapat melatih koordinasi mata dan

tangan dengan mencocokkan gambar untuk gambar

yang utuh.

3. Melatih nalar

Anatomy’s cube mengenai tubuh manusai akan

menyimpulkan bentuk gambar dengan nama bentuk

gambar tersebut sehingga secara aktif mengembangkan

kemampuan membuat kesimpulan.

4. Melatih kesabaran

Anatomy’s cube juga dapat melatih kesabaran

dengan menyelesaikan misteri atau tantangan.

5. Pengetahuan

Dari anatomy’s cube seseorang akan belajar

sesuatu hal yang baru. Pengetahuan yang diperoleh dari

cara ini lebih mengesankan dengan pengetahuan yang

dihafalkan.

2.1.5 Pengaruh Media Pembelajaran Visual Terhadap Pengetahuan

Penelitian yang dilakukan oleh Bakhtiar, 2013 yang berjudul

“Pengaruh Media Pembelajaran Visual Terhadap Tingkat

Pengetahuan Bahaya Merokok Siswa Kelas XI SMAN 21

Tinggimoncong Tahun 2013”. Kesimpulan dalam penelitian

tersebut adalah terdapat perubahan tingkat pengetahuan tentang


26

bahaya mreokok dengan menggunakan media visual. Nilai rata-rata

setelah dilakukan selisih pretes dan posttest adalah 18,53 dengan p

0,000 (p < 0,05).

Penelitian yang dilakukan oleh Jatmika, 2015 dengan judul

penelitian “Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang

Pembelajaran Pendidikan Jasmani”. Kesimpulan penelitian tesebut

bahwa pembelajaran dengan menggunakan bantuan media visual

akan memudahkan penampaian materi atau suatu pesan.

Penelitian yang dilakukan oleh Suwarno, 2013 yang berjudul

“Efektivitas Penggunaan Media Visual Dalam Pembelajaran

Kewirausahaan Pada Mahasiswa UNY Tahun Akademik

2012/2013”. Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah

penggunaan pembelajaran dengan media visual lebih efektif

dibandingkan dengan metode ceramah tanpa media visual pada

mata kuliah kewirausahaan. Terbukti dari hasil uji independent t-

test yang ditunjukan oleh nilai t hitung sebesar 4,104 > t tabel

sebesar 2,660 dan signifikan sebesar 0,000.


27

2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Bagan 2.1
Kerangka Konsep Penelitian

Media Audio :
1. Radio
2. Kaset-audio

Media Visual :
1. Realia Pengetahuan mengenai
anatomi tubuh manusia
2. Model tiga dimensi :
Anatomy’s cube
3.3.Media grafis
4. Film bingkai/slide

Media Audio-visual :
1. Media video
2. Media komputer

Sumber : Simamora, 2009 dalam Notoadmodjo, 2010 dalam Doni, 2018 dalam
Sumiharsono & Hasanah, 2017
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah quasi eksperimen. Maksudnya adalah suatu penelitian dengan

melakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang

timbul akibat adanya intervensi (Notoatmodjo, 2018). Desain yang

digunakan adalah desain pretest-posttest with control group yaitu desain

yang dirancang dengan melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok

intervensi.

Dalam penelitian ini, kelompok perlakuan mendapatkan intervensi

pembelajaran dengan media visual : anatomy’s cube, sedangkan kelompok

kontrol mendapat perlakuan dengan media visual : buku. Sebelum

dilakukan perlakuan, seluruh responden melakukan pretest terlebih dahulu,

kemudian dilakukan intervensi pembelajaran media visual : anatomy’s

cube untuk kelompok perlakuan, dan media buku untuk kelompok kontrol.

Setelah itu dilakukan kembali posttest pada kelompok yang sama.

28
29

Tabel 3.1
Rancangan penelitian

Pre test Intervensi Post test


Kelompok perlakuan S1 A1 S2
Kelompok kontrol S1 A2 S2

Keterangan :

S1 : Pretest pada seluruh responden

A1 : Perlakuan kelompok perlakuan dengan antomy’s cube

A2 : Perlakuan kelompok kontrol dengan buku

S2 : Posttest pada seluruh responden

3.2 Paradigma Penelitian

Pendidikan keperawatan di Indonesia semakin lama semakin

berkembang karena di era globalisasi ini kebutuhan akan kesehatan

semakin berkembang. Salah satu standar kompetensi keperawatan

menurut ICN (International Council Nursing) adalah pemberian asuhan

keperawatan yang didasari dari ilmu pengetahuan sehingga akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui seseorang akibat adanya

pemahaman baru yang diperolehnya (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan

seseorang salah satunya dipengaruhi oleh media sebagai sumber informasi

(Notoadmodjo, 2010 dalam Doni, 2018). Efektivitas dan efisiensi proses

belajar mengajar dalam meraih ilmu pengetahuan salah satunya

dipengaruhi oleh ketepatan dan kesesuaian penggunaan media yang

digunakan.
30

Media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi

pembelajaran (Mais, 2016). Salah satu pendekatan untuk meningkatkan

pengetahuan mahasiswa dalam pembelajaran anatomi tubuh manusia yaitu

melalui pembelajaran dengan media belajar visual yang merupakan objek

baru yang digunakan adalah anatomy’s cube. Anatomy’s cube merupakan

salah satu permainan edukatif yang dapat mengoptimalkan kemampuan

dan kecerdasan, serta merangsang kreativitas peserta didik dalam belajar

yang mengadaptasi dari puzzle. Kelebihan yang ditawarkan anatomy’s

cube yaitu mengasah otak, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih

nalar.

Bagan 3.1
Kerangka penelitian

Input Proses Output

Pengetahuan mengenai 1. Media Pengetahuan mengenai


anatomi tubuh manusia Pembelajaran anatomi tubuh manusia
Visual :
Anatomy’s cube
2. Media
Pembelajaran
Visual : buku

Pretest Posttest

Ho : Tidak ada pengaruh Ha : ada pengaruh

Keterangan :

: Bagian yang diteliti


31

3.3 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang muncul dalam penelitian ini adalah :

Ha : adanya pengaruh media pembelajaran visual : anatomy’s cube

terhadap pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia pada

mahasiswa tingkat I sarjana keperawatan STIKes Bhakti Kencana

Bandung.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah ciri atau ukuran yang melekat pada objek penelitian

yang didapatkan oleh satuan penelitian (Notoadmodjo, 2018).

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel stimulus ataupun variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab timbulnya

variabel dependen (Notoadmodjo, 2018). Dalam penelitian ini,

yang menjadi variabel independen adalah media pembelajaran

visual : anatomy’s cube.

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau akibat karena adanya variabel bebas

(Notoadmodjo, 2018). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

dependen adalah pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia pada

mahasiswa tingkat I STIKes Bhakti Kencana Bandung.


32

3.5 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

3.5.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual adalah tentang batasan variabel yang

tebentuk oleh generalisasi dari hal-hal khusus (Notoatmojdo,

2018). Dalam penelitian ini, definisi konseptualnya adalah :

1. Media Pembelajaran Visual dengan anatomy’s cube

Media pembelajaran adalah alat peraga yang menyampaikan

suatu informasi atau materi pembelajaran. Anatomy’’s cube

merupakan kondisi yang mendasari puzzle yang merupakan

inovasi baru yang peneliti berikan dalam pembelajaran.

Sehingga dapat diartikan salah satu permainan edukatif yang

dapat mengoptimalkan kemampuan dan kecerdasan, serta

merangsang kreativitas peserta didik dalam belajar.

2. Pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia pada mahasiswa

tingkat I sarjana keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung

Menurut Notoatmodjo, 2014 pengetahuan adalah sebagai

suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang

setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-

pemahaman baru. Berdasarkan uraian diatas, pengetahuan

adalah sesuatu yang diketahui seseorang akibat adanya

pemahaman baru yang diperolehnya.


33

3.5.2 Definisi Operasional

Tabel 3.2
Definisi Operasional

No Variabel Penelitian Definisi Alat ukur Skala Ukur Hasi Ukur


Operasinal
1. Variabel
Independen
Media Peneliti - - -
pembelajaran melaksanakan
visual : anatomy’s proses
cube. pembelajaran
dengan media
pembelajaran
visual : anatomy’s
cube selama 30
menit.
2. Variabel Dependen
Pengetahuan Tingkat Kuesioner Interval Score 0-100
mahasiswa pengetahuan
mengenai anatomi mahasiswa dalam
tubuh manusia memahami materi
mengenai anatomi
tubuh manusia
dari tingkatan
tahu (C1)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah kumpulan objek merupakan bagian dari

penelitian (Notoadmodjo, 2018). Populasi yang dilakukan oleh

peneliti adalah mahasiswa tingkat I STIKes Bhakti Kencana

Bandung. Jumlah mahasiswa tingkat I sebanyak 206 orang

Tabel 3.3
Populasi Mahasiswa Tingat I Sarjana Keperawatan
STIKes Bhakti Kencana Bandung

Mahasiswa Kelas Jumlah


A B C D
Tingkat I 52 52 50 52 206

Sumber : profile Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung


34

3.6.2 Sampel

Sampel adalah objek yang mewakili seluruh populasi dalam

penelitian (Notoadmodjo, 2018). Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah mahasiswa tingat I program studi sarjana

keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung. Teknik

pengambilan sampel adalah probability sampling yaitu tekhnik

yang memberi peluang kepada anggota populasi untuk di pilih

sebagai sampel dengan metode proportionate stratified random

sampling. Proportionate stratified random sampling merupakan

pengambilan sampel yang tidak homogen (Sugiyono, 2017).

Tekhnik tersebut digunakan karena mahasiswa tingkat I memiliki

latar belakang usia yang berbeda. Untuk menentukan besar sampel

dengan menggunakan rumus Federer, (Prihanti, 2016) sebagai

berikut :

Rumus : (t-1) (r-1) > 15

Keterangan :

t = Jumlah Kelompok

r = Jumlah sampel yang di cari

(t-1) (r-1) > 15

(2-1) (r-1) > 15

(1) (r-1) > 15

(r-1) >

(r-1) > 15
35

r > 15 + 1

r = 16

Dari populasi mahasiswa yang berjumlah 206 responden

tingkat I program studi sarjana keperawatan STIKes Bhakti

Kencana Bandung, maka besar sampel yang dibutuhkan yaitu

sebanyak 36 responden. Masing-masing kelompok mendapatkan

sebanyak 18 responden karena sebelumnya dilakukan

pengantisipasiaan sampel sebanyak 10%. Sehingga terdapat 18

responden untuk kelompok perlakuan dengan pemberian perlakuan

media pembelajaran visual : anatomy’s cube dan 18 responden

untuk kelompok kontrol dengan pemberian perlakuan media

pembelajaran visual buku.

Tabel 3.4
Sampel Setiap Strata

Kelas Klasifikasi Sampel Jumlah Sampel


A Kelompok perlakuan 5
Kelompok kontrol 4
B Kelompok perlakuan 4
Kelompok kontrol 5
C Kelompok perlakuan 5
Kelompok kontrol 4
D Kelompok perlakuan 4
Kelompok kontrol 5
Jumlah 36

Pengumpulan sampel dilakukan pada tanggal 18 Mei 2019

sebanyak 9 responden setiap kelas. Proses pengambilan sampel

dilakukan secara acak. Banyaknya responden yang bersedia dalam

mengikuti penelitian, maka peneliti melakukan pengambilan secara

kocok. Peneliti menyiapkan kocokan dengan beberapa potongan


36

kertas, dimana kertas tersebut berisi nomor sesuai jumlah

responden. Namun, peneliti hanya mengambil urutan nomber dari 1

sampai 9 sesuai dengan responden yang dibutuhkan peneliti.

Pembagian kelompok untuk setiap responden juga dipilih secara

acak dengan 2 kelas yaitu kelas A dan C mendaptakan 5 responden

untuk kelompok perlakuan, dan 4 responden untuk kelompok

kontrol. Sedangkan untuk kelas B dan D mendaptakan 4 responden

untuk kelompok perlakuan, dan 5 responden untuk kelompok

kontrol. Hal tersebut dilakukan agar total responden di dapatkan

secara merata untuk setiap kelompok.

3.7 Pengumpulan Data

3.7.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk

mengukur suatu fenomena yang diamati oleh seorang peneliti.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk

kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti kepada responden secara tertulis yang tersusun dengan

baik (Notoadmodjo, 2018). Jumlah yang gunakan dalam kuesioner

sebanyak 20 pertanyaan.

Peneliti menggunakan bentuk kuesioner pengetahuan dalam

bidang kognitif dalam mengukur ketercapaian indikator

pembelajaran (Notoatmodjo, 2012). Tingkat pengetahuan yang

menjadi target ketercapian peneliti yaitu tingkatan tahu (C1).


37

Peneliti juga memberikan skor yang berkaitan dengan pengetahuan

responden. Jawaban benar diberi nilai 5 dan jawaban salah diberi

nilai 0.

3.7.2 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Sebelum kuesioner digunakan, peneliti melakukan uji validitas

dan reabilitas agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

(Notoatmodjo, 2018).

1. Uji Validitas Instumen

Uji validitas instrumen merupakan indeks untuk mengukur

alat ukur yang diukur oleh peneliti (Notoatmodjo, 2018).

Terdapat 2 jenis teknik validitas yang dilakukan pada instrumen

penelitian yang menggunakan kuesioner, diantaranya validitas

konten (content validity) dan validitas konstruk (construct

validity).

Pada penelitian ini, peneliti melakukan konsultasi mengenai

instrumen yang akan dilakukan pada penelitian kepada dua

pembimbing. Peneliti juga melakukan pengajuan validitas

konten pada tanggal 16 April 2019 dengan pakar keperawatan

yang sudah mendapatkan gelar magister yaitu Yuyun

Sarinengsih, S.Kep.,Ners.,M.Kep dan Lia Nurliawati,

S.Kep.,Ners.,M.Kep.

Peneliti menggunakan format yang mengadaptasi dari

Ihsan, 2015 mengenai penilaian untuk nilai validitas. Hasil yang


38

didapatkan untuk relevansi dan representasi adalah 5 yang

berada dalam kategori valid. Sedangkan untuk ketepatan bahasa

mendapatkan nilai 4,13 dan 4,53 yang berada dalam kategori

valid.

Setelah dilakukan pengujian validitas dengan beberapa ahli

(judment expert) di bidang keperawatan, peneliti melakukan uji

validitas konstruk kepada mahasiswa tingkat I Sarjana

Keperawatan STIKes Aisyiyah Bandung pada tanggal 9 Mei

2019. Jumlah responden yang dilakukan uji validitas konstruk

berjumlah 20 orang. Pengujian tersebut diolah dengan

menggunakan rumus product moment :

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan :

: koefisien validitas

N : banyaknya subjek

X : nilai pembanding

Y : nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya.

Butir soal yang memiliki koefisien korelasi tiap faktor

positif dan besarnya lebih dari 0,438 maka faktor tersebut

merupakan konstruksi yang kuat dan dianggap valid (Sugiyono,

2017). Setelah dilakukan uji validitas dengan product moment

terhadap 30 soal menggunakan software computer didapatkan


39

hasil 20 soal yang berada dalam kategori valid dan 10 soal yang

berada dalam kategori tidak valid.

2. Uji Reabilitas Instmen

Uji reabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukan

sejauh mana alat ukut dapat dipercaya (Notoatmodjo, 2012). Uji

reabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

kuder-richardson 20 :


( )( )

Keterangan :

: reabilitas tes secara keseluruhan

p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

∑pq : jumlah hasil perkalian p dan q

N : banyak item

: standar deviasi tes.

Uji reabilitas instrumen dapat menggunakan interpretasi

sebagai berikut (Arikunto, 2010) :

1. Sangat tinggi : nilai 0,800 sampai dengan 1,000

2. Tinggi : nilai 0,600 sampai dengan 0,799

3. Cukup : nilai 0,400 sampai dengan 0,599

4. Rendah : nilai 0,200 sampai dengan 0,399

5. Sangat rendah : nilai 0,000 sampai dengan 0,199


40

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan dengan kuder-

richardson 20 dalam software komputer pada kesuluruhan butir

soal yang telah dinyatakan valid merupakan instrumen yang

reliabel dengan nilai koefisien alfa sangat tinggi dan tinggi,

sehingga instrumen dalam penelitian ini dapat dilanjutkan untuk

pengambilan data penelitian.

3.7.3 Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam mendapatkan data, peneliti memerlukan tekhnik

pengumpulan yaitu sebagai berikut :

1. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti yang dibantu oleh 1

orang enumerator. Enumerator dalam penelitian ini telah

disamakan persepsi terlebih dahulu dan pandangan yang sama

terhadap kuesioner.

2. Menyampaikan informed consent yang meliputi kontrak waktu,

maksud dan tujuan penelitian kepada responden dan meminta

kesediaan untuk menjadi responden tanpa adanya paksaan dari

pihak manapun dengan menandatangani kesediaannya menjadi

responden. Selain itu, peneliti juga melakukan informed consent

secara tertulis dengan membagikan kepada setiap responden.

3. Melakukan pretest pada semua responden.

4. Memberikan media pembelajaran visual : anatomy’s cube

selama 30 menit dengan satu kali proses pelaksanaan. Sebelum

berikan intervensi, responden dengan kelompok perlakuan


41

diberikan waktu selama 10 menit untuk mencoba dan

mempelajari cara bermain anatomy’s cube.

5. Memberikan media pembelajaran visual : buku pada kelompok

kontrol selama 30 menit dengan satu kali proses pelaksanaan.

Buku yang digunakan adalah Anatomi Fisiologi Kurikulum

Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan dan Kebidanan yang

merupakan buku dari Drs. H. Syaifuddin, AMK. Responden

diberikan penjelasan oleh peneliti dan enumerator dengan hanya

mempelajari pada halaman tertentu sesuai dengan indikator

kuesioner yang digunakan.

6. Melakukan posttest pada semua responden setelah dilakukan

intervensi.

3.8 Langkah-langkah Penelitian

3.8.1 Tahap Persiapan

1. Mengajuan izin dari program studi keperawatan yang telah

dilampirkan untuk melakukan studi pendahuluan.

2. Menyiapkan surat perizinan yang ditujukan kepada Ketua

STIKes Bhakti Kencana Bandung.

3. Menyiapkan konsep penelitian.

4. Membuat proposal penelitian yang diajukan untuk pengujian

proposal penelitian.
42

5. Revisi proposal penelitian sebelum melaksanakan penelitian

dan dikonsultasikan kepada dua pembimbing yang sudah

ditetapkan oleh koordinator skripsi.

6. Melakukan uji validitas konten intrumen kepada ahli (judment

expert) keperawatan sesuai variabel yang diambil.

7. Melakukan uji validitas konstruk instrumen kepada mahasiswa

tingkat 1 program studi sarjana keperawatan STIKes Aisyiyah

Bandung.

8. Permohonan izin dan melampirkan surat izin penelitian yang

telah mendapat izin sebelumnya dari program studi

keperawatan kepada Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung.

3.8.2 Tahap Pelaksanaan

1. Menyampaikan informed consent dalam maksud penelitian

kepada responden dengan menandatangani surat persetujuan

menjadi responden. Selain itu, peneliti juga melakukan

informed consent secara tertulis dengan membagikan kepada

setiap responden.

2. Melakukan pretest melalui kuesioner kepada seluruh

responden.

3. Memberikan media pembelajaran visual : anatomy’s cube

untuk kelompok perlakuan.

4. Memberikan media pembelajaran visual : buku untuk

kelompok perlakuan.
43

5. Selesai intervensi, peneliti membagikan kuesioner untuk

posttest penelitian pada seluruh responden.

6. Pengumpulan data yang kemudian dianalisa oleh peneliti.

3.8.3 Tahap Akhir

1. Mengambil kesimpulan dari hasil penelitian, intervensi dan

hasil kuesioner yang telah didapat.

2. Menyusun laporan penelitian.

3.9 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.9.1 Pengelolaan Data

Setelah pengumpulan data, selanjutnya peneliti melakukan

analisa data. Langkah peneliti dalam pengelolaan data

(Notoadmodjo, 2018).

1. Editting

Peneliti melakukan pengecekan, perbaikan isian instrumen

dengan memeriksa kembali jawaban dari responden. Pada saat

penelitian, ada beberapa kuesioner dengan jawaban yang belum

lengkap sehingga dilakukan pengambilan data ulang untuk

melengkapi jawaban-jawaban tersebut.

2. Data Entry atau Processing

Setelah pemberian kode, jawaban setiap responden

dimasukan ke dalam program software komputer.


44

3. Cleaning

Setelah semua data selesai, cek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan kelengkapan ataupun kesalahan

kode.

3.9.2 Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat mendeskripsikan setiap variabel

penelitian. Bentuk analisis tergantung jenis data. Jenis data

numerik menggunakan mean, median, dan standar deviasi

(Notoadmodjo, 2018). Analisis univariat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nilai mean, median, dan standar deviasi.

Rumus mean :


̅

Keterangan :

n : banyaknya data

xi : nilai data ke-i

Rumus median :

Keterangan :

n : banyaknya data
45

Rumus standar deviasi :

∑ ∑

Keterangan :

s : standar deviasi

xi : nilai data ke-i

x : rata-rata

n : ukuran sampel

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga memiliki hubungan atau berkorelasi

(Notoadmojo 2018). Analisis bivariat dilakukan untuk melihat

pengaruh pembelajaran media visual : anatomy’s cube. Pada

analisa bivariat, data yang diperoleh terlebih dahulu akan diuji

normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

metode shapiro wilk. Metode shapiro wilk dapat menggunakan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

D : Berdasarkan rumus dibawah

: koefisien sapiro wilk

: Angka ke n-i+1 pada data

xi : Angka ke i pada data


46

Uji normalitas dengan shapiro wilk didaptkan p-value

0,634. Sehingga diasumsikan nilai berdistribusi normal. Uji

bivariat yang digunakan adalah paired t test. Selanjutnya

peneliti mengunakan uji independent t test untuk menguji

perbedaan hasil pengukuran dari 2 kelompok tersebut.

3.10 Etika Penelitian

1. Informed Consent

Dalam pengambilan persetujuan, peneliti menjelaskan informed

consent yang meliputi kontrak waktu, maksud dan tujuan penelitian

kepada responden dan meminta kesediaan untuk menjadi responden

tanpa adanya paksaan dengan menandatangani kesediaannya menjadi

responden. Selain itu, peneliti juga melakukan informed consent

secara tertulis dengan membagikan kepada setiap responden.

2. Confidentiality

Selama penelitian sampai laporan penelitian, kerahasiaan

informasi responden dijaga oleh peneliti dengan hanya menyantumkan

inisial setiap responden.

3.11 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.11.1 Lokasi Penelitian

Tempat yang dilakukan penelitian yaitu di STIKes Bhakti

Kencana Bandung.
47

3.11.2 Waktu Penelitian

Waktu pengumpulan data studi pendahuluan dilaksanakan dari

bulan Februari sampai dengan Maret 2019. Pelaksanaan penelitian

dan pengambilan data penelitian dilaksanakan pada 22 Mei 2019.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti menguraikan hasil penelitian yang telah

dilakukan bersama 36 responden yang dibagi menjadi kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol pada tanggal 21 Mei 2019 selama 30 menit dengan

judul “Pengaruh Media Pembelajaan Visual : Anatomy’s cube Terhadap

Pengetahuan Tentang Anatomi Tubuh Manusia Pada Mahasiswa Tingkat I

Progam Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung”.

1. Pengetahuan mahasiswa tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan

STIKes Bhakti Kencana Bandung sebelum dilakukan intervensi

pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Tabel 4.1
Pengetahuan mahasiswa tingkat I Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung sebelum
dilakukan intervensi pemberian media pembelajaran visual :
anatomy’s cube pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Standar
Kelompok N Mean Median Min Max
Deviasi
Perlakuan Pretest
18 59,44 57,50 15,136 35 85
Anatomy's Cube
Kontrol Pretest Buku 18 57,22 50,00 13,528 40 80

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata

masing-masing kelompok perlakuan berjumlah 18 orang. Rata-rata

48
49

pengetahuan responden sebelum dilakukan pemberian media

pembelajaran visual : Anatomy’s Cube mengenai anatomi tubuh

manusia sebesar 59,44, median sebesar 57,50, standar deviasi sebesar

15,136, nilai minumun sebesar 35, nilai maksimum sebesar 85.

Hasil lainnya menunjukan rata-rata pengetahuan sebelum

dilakukan pemberian media pembelajaran visual dengan buku

mengenai anatomi tubuh manusia sebesar 57,22, median sebesar

50,00, standar deviasi sebesar 13,528,nilai minumun sebesar 40, nilai

maksimum sebesar 80.

2. Pengetahuan mahasiswa tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan

STIKes Bhakti Kencana Bandung setelah dilakukan intervensi

pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube pada

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Tabel 4.2
Pengetahuan mahasiswa tingkat I Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung setelah dilakukan
intervensi pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Standar
Kelompok N Mean Median Min Max
Deviasi
Perlakuan Posttest
18 82,22 82,50 12,859 55 95
Anatomy's Cube
Kontrol Posttest Buku 18 71,67 70,00 9,701 60 90

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata

masing-masing kelompok perlakuan berjumlah 18 orang. Rata-rata

pengetahuan responden setelah dilakukan pemberian media

pembelajaran visual : Anatomy’s Cube mengenai anatomi tubuh


50

manusia sebesar 82,22, median sebesar 82,50, standar deviasi sebesar

12,859, nilai minumun sebesar 55, nilai maksimum sebesar 95.

Hasil lainnya menunjukan rata-rata pengetahuan setelah

dilakukan pemberian media pembelajaran visual dengan buku

mengenai anatomi tubuh manusia sebesar 71,67, median sebesar

70,00, standar deviasi sebesar 9,701, nilai minumun sebesar 60, nilai

maksimum sebesar 90.

3. Perbedaan pengetahuan pada mahasiswa tingkat I Program Studi

Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung sebelum dan

sesudah intervensi pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s

cube kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Tabel 4.3
Perbedaan pengetahuan pada mahasiswa tingkat I Program Studi
Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung sebelum
dan sesudah intervensi pemberian media pembelajaran visual :
anatomy’s cube kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Pretest Posttest
Kelompok Std. p-value
N Mean Std. Deviasi N Mean
Deviasi
Perlakuan 18 59,44 15,136 18 82,22 12,859 0,000
Kontrol 18 57,22 13,528 18 71,67 9,701 0,000

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan bahwa nilai p-value

kelompok perlakuan menunjukan nilai p-value sebesar 0,000. Jika

nilai p-value sebesar 0.000 merupakan nilai yang lebih kecil dari 0.05

(<0.05). Analisa yang didapatkan dari uraian tersebut menunjukan

bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat diasumsikan ada

pengaruh media pembelajaan visual : anatomy’s cube terhadap


51

pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia pada mahasiswa tingkat I

progam studi sarjana keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.

Hasil lainnya menunjukan bahwa nilai p-value kelompok kontrol

menunjukan nilai p-value sebesar 0,000 . Jika nilai p-value sebesar

0.000 merupakan nilai yang lebih kecil dari 0.05 (<0.05). Analisa

yang didapatkan dari uraian tersebut menunjukan bahwa Ha diterima

dan Ho ditolak, sehingga dapat diasumsikan ada pengaruh media

pembelajaan visual : buku terhadap pengetahuan tentang anatomi

tubuh manusia pada mahasiswa tingkat I progam studi sarjana

keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.

4. Perbedaan pengetahuan pada mahasiswa tingkat I Program Studi

Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung sesudah

intervensi pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Tabel 4.4
Perbedaan pengetahuan pada mahasiswa tingkat I Program Studi
Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung sesudah
intervensi pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Std.
Kelompok N Mean Deviasi p-value
Perlakuan 18 82,22 12,859
0,009
Kontrol 18 71,67 9,701

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dijelaskan bahwa setelah

dilakukan intervensi pemberian media pembelajaran visual :

anatomy’s cube pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol


52

menunjukan nilai p-value sebesar 0,009 . Jika nilai p-value sebesar

0,009 merupakan nilai yang lebih kecil dari 0.05 (<0.05).

Analisa yang didapatkan dari uraian tersebut menunjukan bahwa

Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat diasumsikan ada

perbedaan pengaruh media pembelajaan visual : anatomy’s cube

dengan media pembelajaan visual : buku terhadap pengetahuan

tentang anatomi tubuh manusia pada mahasiswa tingkat I progam

studi sarjana keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.

5. Perbedaan rerata pengetahuan pada mahasiswa tingkat I Sarjana

Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung antara kelompok

perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi

pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

Tabel 4.5
Perbedaan rerata pengetahuan pada mahasiswa tingkat I Sarjana
Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung antara kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah
intervensi pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Rerata Mean Total p-value


Kelompok N Pretest Posttest Selisih
Perlakuan 18 59,44 82,22 22,78
0,041
Kontrol 18 57,22 71,67 14,45

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa nilai p-value

yaitu 0,041. Analisa yang didapatkan dari uraian tersebut menunjukan

bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat diasumsikan ada


53

perbedaan pengaruh media pembelajaan visual : anatomy’s cube

dengan media pembelajaan visual : buku terhadap pengetahuan

tentang anatomi tubuh manusia pada mahasiswa tingkat I progam

studi sarjana keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung

Hal lainnya dijelaskan terdapat selisih mean yang cukup

signifikan dari nilai pretest dan posttest kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol. Kelompok perlakuan mendapatkan nilai selisih

sebesar 22,50. Sedangkan kelompok kontrol mendapatkan nilai selisih

sebesar 14,45.

4.2 Pembahasan

1. Pengetahuan mahasiswa tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan

STIKes Bhakti Kencana Bandung sebelum dilakukan intervensi

pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol.

Hasil penelitian menunjukan rata-rata pengetahuan responden

sebelum dilakukan pemberian media pembelajaran visual : Anatomy’s

Cube mengenai anatomi tubuh manusia sebesar 59,44, median sebesar

57,50, standar deviasi sebesar 15,136, nilai minumun sebesar 35, nilai

maksimum sebesar 85.

Hasil penelitian lainnya menunjukan rata-rata pengetahuan sebelum

dilakukan pemberian media pembelajaran visual dengan buku mengenai

anatomi tubuh manusia sebesar 57,22, median sebesar 50,00, standar


54

deviasi sebesar 13,528, nilai minumun sebesar 40, nilai maksimum

sebesar 80.

Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2012), pengetahuan adalah hasil dari tahu yang dilakukan

oleh manusia terhadap suatu objek tertentu. Temuan di lapangan saat

pengambilan data, didapatkan bahwa total nilai ukur pengetahuan

responden terbesar adalah pada butir soal nomor 19 mengenai anatomi

tubuh sistem integumen dengan total nilai ukur sebasar 160 sehingga

didapatkan seluruh responden 91,7% yaitu 33 responden mampu

menjawab dengan benar. Total nilai ukur terkecil terdapat pada butir

soal nomor 3 mengenai anatomi tubuh sistem vaskuler dengan total

nilai ukur sebesar 30 poin, didapatkan 16,7% yaitu 6 responden yang

mampu menjawab dengan benar. Hal tersebut sesuai dengan hasil studi

pendahuluan, sebagian respon mengungkapkan bahwa sistem

kardiovaskuler merupakan sistem dengan materi yang sulit karena

penjelasan yang cukup kompleks.

Semua soal dengan semua indikator diketahui berada pada tahap

pengetahuan C1 (tahu). Menurut Notoatmodjo (2012) tahu diartikan

sebagai mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Faktor pendukung hasil penelitian diatas adalah banyaknya responden

berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan kesehatan dengan jurusan

keperawatan sehingga para responden pernah mendapat pengetahuan


55

sebelumnya mengenai anatomi tubuh manusia. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Notoadmodjo 2012 bahwa pengalaman salah faktor

yang mempengaruhi pengetahuan dengan mengulang kembali yang

diperoleh dimasa lalu.

2. Pengetahuan mahasiswa tingkat I Program Studi Sarjana Keperawatan

STIKes Bhakti Kencana Bandung setelah dilakukan intervensi

pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube pada kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol

Hasil penelitian menunjukan rata-rata pengetahuan responden

setelah dilakukan pemberian media pembelajaran visual : Anatomy’s

Cube mengenai anatomi tubuh manusia sebesar 82,22, median sebesar

82,50, standar deviasi sebesar 12,859, nilai minumun sebesar 55, nilai

maksimum sebesar 95.

Hasil penelitian lainnya menunjukan rata-rata pengetahuan setelah

dilakukan pemberian media pembelajaran visual dengan buku mengenai

anatomi tubuh manusia sebesar 71,67, median sebesar 70,00, standar

deviasi sebesar 9,701, nilai minumun sebesar 60, nilai maksimum

sebesar 90.

Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh

Notoadmodjo (2012) dan Yusuf (2009) bahwa pengalaman dan

stimulus dapat memperluas pengetahuan dan memahami suatu objek

dengan baik seseorang terutama mahasiswa yang menapatkan stimulus


56

dari luar. Hal tersebut yang dimaksud adalah diberikannya anatomy’s

cube sebagai media pembelajaran.

Temuan dilapangan saat pengambilan data dengan kelompok

perlakuan didapatkan nilai terendah pada nomor item 3 mengenai

anatomi sistem kardiovaskuler dengan total nilai ukur sebesar 15 poin

karena responden menyamakan posisi kanan responden dengan gambar

pada cube. Temuan lainnya ditemukan nilai terendah pada nomor item

1, 6, 11, 18, 19, 20 mengenai anatomi sistem kardiovaskuler,

pencernaan, reproduksi, persepsi sensori dan integum dengan total nilai

ukur sebesar 90 poin di setiap sistem. Hal tersebut dimungkinkan

karena sedikitnya tulisan pada gambar lebih sedikit dibandingkan

dengan sistem anatomi sistem lainnya.

Hal lainnya dimungkinkan karena responden mendapatkan

pengetahuan yang mendukung dari media. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Notoadmodjo 2012 bahwa fasilitas media dapat

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

3. Perbedaan pengetahuan pada mahasiswa tingkat I Program Studi

Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung sebelum dan

sesudah intervensi pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s

cube kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

Hasil uji beda paired t test menunjukan nilai p-value sebesar 0,000.

Jika nilai p-value sebesar 0,000 merupakan nilai yang lebih kecil dari

0.05 (<0.05). Analisa yang didapatkan dari uraian tersebut menunjukan


57

bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat diasumsikan ada

pengaruh media pembelajaan visual : Anatomy’s cube Terhadap

Pengetahuan Tentang Anatomi Tubuh Manusia Pada Mahasiswa

Tingkat I Progam Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana

Bandung.

Hasil lainnya menunjukan bahwa nilai p-value kelompok kontrol

menunjukan nilai p-value sebesar 0,000. Nilai p-value sebesar 0.000

merupakan nilai yang lebih kecil dari 0.05 (<0.05). Analisa yang

didapatkan dari uraian tersebut menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho

ditolak, sehingga dapat diasumsikan ada pengaruh media pembelajaan

visual : buku terhadap pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia

pada mahasiswa tingkat I progam studi sarjana keperawatan STIKes

Bhakti Kencana Bandung.

Hal tersebut dimungkinkan karena responden mendapatkan

pengetahuan dari intervensi pemberian media pembelajaran. Pernyataan

tersebut sesuai dengan Notoadmodjo, 2010 dalam Doni, 2018 bahwa

pengetahuan seseorang salah satunya dipengaruhi oleh fasilitas media

sebagai sumber informasi. Media pembelajaran adalah sarana fisik

untuk menyampaikan isi pembelajaran (Mais, 2016). Media

pembelajran mengurangi keraguan terkait ilmu anatomi untuk mencapai

transfer of knowledge (Johnston. et.al, 2015).

Hal lain juga menerangkan bahwa anatomy’s cube

mengoptimalkan kemampuan dan kecerdasan dalam memahami


58

anatomi tubuh manusia. Sedangkan buku memiliki keunggulan salah

satunya memiliki isi pembelajaran yang lengkap. Hal tersebut sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Jatmika, 2015 dengan judul

penelitian “Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang Pembelajaran

Pendidikan Jasmani”. Kesimpulan penelitian tesebut bahwa

pembelajaran dengan menggunakan bantuan media visual akan

memudahkan penampaian materi atau suatu pesan.

4. Perbedaan pengetahuan pada mahasiswa tingkat I Program Studi

Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung sesudah

intervensi pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube

kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Hasil uji beda independent t test didapatkan nilai p-value sebesar

0,009 . Jika nilai p-value sebesar 0,009 merupakan nilai yang lebih

kecil dari 0.05 (<0.05). Analisa yang didapatkan dari uraian tersebut

menunjukan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat

diasumsikan ada perbedaan pengaruh media pembelajaan visual :

anatomy’s cube dengan media pembelajaran visual : buku terhadap

pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia pada mahasiswa tingkat I

progam studi sarjana keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.

Hal tersebut dimungkinkan karena anatomy’s cube merupakan

salah satu permainan edukatif dan suatu pendekatan yang efektif karena

proses pembelajaran yang dapat mengkombinasikan belajar sambil

bermain dan dapat dilangsungkan dimana saja dan kapan saja sehingga
59

membuat mahasiswa terasa lebih menyenangkan dalam mempelajari

anatomi tubuh manusia. Anatomy’s cube juga merupakan inovasi dalam

perancangan media pembelajaran yang mengadaptasi dari puzzle.

Hal lainnya dimungkinkan karena media pembelajaran buku hanya

bisa dipelajari pada saat kondisi dan waktu tertentu. Dalam hal ini

kedua media pembelajaran memberikan pengaruh dalam peningkatan

pengetahuan mengenai anatomi tubuh manusia pada responden tingkat I

program studi sarjana keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.

5. Perbedaan perubahan rerata pengetahuan mahasiswa tingkat I Sarjana

Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung antara kelompok

perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum dan sesudah intervensi

pemberian media pembelajaran visual : anatomy’s cube kelompok

perlakuan dan kelompok kontrol

Hasil penelitian dijelaskan bahwa nilai p-value yaitu 0,041. Analisa

yang didapatkan dari uraian tersebut menunjukan bahwa Ha diterima

dan Ho ditolak, sehingga dapat diasumsikan ada perbedaan pengaruh

media pembelajaan visual : anatomy’s cube dengan media pembelajaan

visual : buku terhadap pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia

pada mahasiswa tingkat I progam studi sarjana keperawatan STIKes

Bhakti Kencana Bandung

Hasil penelitian lainnya ditemukan terdapat selisih mean yang

cukup dari nilai pretest dan posttest kelompok perlakuan dan kelompok
60

kontrol. Kelompok perlakuan mendapatkan nilai selisih sebesar 22,50.

Sedangkan kelompok kontrol mendapatkan nilai selisih sebesar 14,45.

Hal tersebut dimungkinkan karena media pembelajaran anatomy’s

cube lebih menarik minat responden yang merupakan modifikasi

permainan rubik yang lebih sederhana dengan gambar dan disertai

tulisan beberapa sistem anatomi tubuh manusia. Hal tersebut sesuai

dengan yang dikemukakan Notoadmodjo 2012 dari gambar kerucut

Edgar Dale bahwa lapisan dasar adalah benda asli atau tiruan sedangkan

paling atas adalah tulisan. Hal ini berarti intensitas tinggi adalah benda

asli atau tiruan dibandingkan hanya dengan tulisan saja. Hal lainnya

sesuai dengan penjelasan Jeremo Bruner dalam Muhtar (2017) bahwa

proses pembelajaran hendaknya menggunakan urutan belajar melalui

gambar (iconic representation of experiment), kemudian dengan

menggunakan simbol.

Hal lain dimungkinkan karena adanya ketertarikan dari responden

terhadap anatomy’s cube. Responden mengemukakan bahwa baru

pertama menemukan media pembelajaran anatomi dengan anatomy’s

cube. Hal tersebut sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Roger’s

(1974) yang dikutip oleh Notoadmodjo 2011 dalam Yoana bahwa

proses tahu dari pengetahuan adanya proses interest dimana responden

mulai menaruh perhatian dan tertarik pada stimulus sehingga

memudahkan penerimaan informasi yang disampaikan dari media

tersebut.
61

Hal lain juga dimungkinkan terhadap buku karena responden

merasa kerepotan untuk mengalihkan dari anatomi satu sistem ke sistem

yang lainnya karena tebalnya buku yang disajikan. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Jalinus, 2016 bahwa salah satu kelamahan buku

adalah tidak hanya materi yang terlalu banyak tetapi buku cenderung

membosankan sehingga responden malas untuk mempelajarinya.

Anatomy’s cube merupakan salah satu permainan edukatif dan suatu

pendekatan yang efektif karena proses pembelajaran yang dapat

mengkombinasikan belajar sambil bermain dan dapat dilangsungkan

dimana saja dan kapan saja sehingga membuat responden terasa lebih

menyenangkan dalam mempelajari anatomi tubuh manusia. Anatomy’s

cube. Hasil tersebut menunjukan adanya kesesuaian dengan teori yang

disampaikan oleh Maulana, 2009 efektifitas dan efisiensi proses

pembelajaran dipengaruhi oleh ketepatan dan kesesuaian dalam media

pembelajaran yang digunakan.

Penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Suwarno, 2013 yang berjudul “Efektivitas Penggunaan Media Visual

Dalam Pembelajaran Kewirausahaan Pada Mahasiswa UNY Tahun

Akademik 2012/2013”. Kesimpulan dalam penelitian tersebut adalah

penggunaan pembelajaran dengan media visual lebih efektif

dibandingkan dengan metode ceramah tanpa media visual pada mata

kuliah kewirausahaan. Terbukti dari hasil uji independent t-test yang


62

ditunjukan oleh nilai t hitung sebesar 4,104 > t tabel sebesar 2,660 dan

signifikan sebesar 0,000.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pengetahuan rata-rata sebelum dilakukan pemberian media pembelajaran

visual : Anatomy’s Cube mengenai anatomi tubuh manusia sebesar 59,44,

sedangkan rata-rata pengetahuan sebelum dilakukan pemberian media

pembelajaran visual dengan buku mengenai anatomi tubuh manusia

sebesar 57,22.

2. Pengetahuan setelah dilakukan pemberian media pembelajaran visual :

Anatomy’s Cube mengenai anatomi tubuh manusia sebesar 82,22,

sedangkan rata-rata pengetahuan setelah dilakukan pemberian media

pembelajaran visual dengan buku mengenai anatomi tubuh manusia

sebesar 71,67.

3. Terdapat pengaruh media pembelajaan visual : anatomy’s cube dan

terdapat pengaruh media pembelajaan visual : buku terhadap

pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia pada mahasiswa tingkat I

progam studi sarjana keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.

4. Ada perbedaan pengetahuan antara media pembelajaran anatomy’s cube

dan buku terhadap pengetahuan tentang anatomi tubuh manusia pada

mahasiswa tingkat I progam studi sarjana keperawatan STIKes Bhakti

Kencana Bandung.

63
64

5. Ada perbedaan rerata pengetahuan anatomi tubuh manusia mahasiswa

tingkat I Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung antara

kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.

5.2 Saran

1. Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan,

panduan bahkan ditetapkan sebagai kurikulum dan dapat di terapkan

sebagai media pembelajaran anatomi tubuh manusia di setiap

pendidikan keperawatan.

2. Praktis

1) Bagi tempat peneliti

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan atau

masukan bagi institusi pendidikan untuk menerapkan media

pembelajaran anatomi tubuh manusia dengan anatomy’s cube

dengan memberikan anatomy’s cube kepada setiap mahasiswa.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dilakukannya

penelitian selanjutnya dan mengembangkan anatomy’s cube

sebagai media aplikatif atau dengan media pembelajran lainnya

mengenai antaomi tubuh manusia.


DAFTAR PUSTAKA

Andriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika.

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia, 2018.

Asrorul Mais. 2016. Media Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus : Buku


Referensi Untuk Guru, Mahasiswa, Dan Umum. Jawa Timur :
Pustaka Abadi

Bakhtiar, Nurbaeti. 2013. Pengaruh Media Pembelajaran Visual Terhadap


Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok Siswa Kelas XI SMAN 21
Tinggimoncong Tahun 2013. Makasar : Fakultas Kedokteran
Hasanurdin, diakses melalui digilib.unhas.ac.id diperoleh pada
tanggal 1 Maret 2019.

Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis


untuk Hasil yang Diharapkan. Dialih bahasakan oleh Nampira R.
Jakarta: Salemba Emban Patria.

Carsel, Syamsunie. 2018. Metodologi Kesehatan dan Pendidikan. Yogyakarta :


Penebar Media Pustaka.

Doni Irawan. 2018. Pengaruh Pendidikan Keseshatan Dengan Metode


Pembelajaran Didaktif (Ceramah) Dan Sakrotik (Buzz Group)
Terhadap Tingkat Pengetahuan Mengenai Bahaya Perilaku
Merokok Pada Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Al-Hidayah
Sukawenang. Bandung : Program Studi Sarjana Keperawatan

Dorothy Law Nolte, Dryden dan Vos. 2000. Revolusi Cara Belajar.Terjemahan
word Translation service, Bandung : Kaifa

Girindarawardana, Danang. 2014. Maximum Of You. Jakarta Pusat : PT Gramedia


Pustaka Utama

Ike Puspitaningrum & Tri Hartiti, 2017. Peningkatan Kualitas Personal dan
Profesional Perawat Melalui Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan. Yogyakarta : Deepublish

Jalinus.N & Ambiyar. 2016. Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Jatmika. M, H. 2015. Pemanfaatan Media Visual dalam Menunjang


Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Yogyakarta : Pendidikan
Jasmani Indonesia, diakses melalui https://docplayer.info diperoleh
tanggal 19 Februari 2019.
Muhtar. 2015. Perbandingan penggunaan media pembelajaran relia dengan
gambar cetak pada model student teams achievement division
terhadap hasil belajar geografi. Bandar Lampung : Fakultas
keguruan & ilmu pendidikan universitas, diakses melalui
jurnal.fkip.unila.ac.id diperoleh tanggal 09 Februari 2019

Notoatmodjo. 2014, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka


Cipta.

--------------. 2018. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

Profile Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2015.

Rima Yoana. 2012. Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Dengan


Motivasi Melakukan Inspeksi Visual Asam Asetat Test Pada
Pasangan Usia Subur (PUS) Di Kelurahan Garuda Wilayah Kerja
Puskesmas Garuda Kota Bandung Tahun 2016. Bandung :
Keperawatan.\

Roizen, M, dkk. 2012. Menjadi Remaja Sehat. Bandung : Qanita

Roymond, Simamora 2009. Buku ajar pendidikan keperawatan. Jakarta : EGC

Siregar, Eveline & Hartini, Nara. 2011. Teori Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada

STIKes Bhakti Kencana Bandung. 2019. Buku Panduan Penulisan Dan


Penyusunan Skripsi. Bandung : Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Bhakti Kencana Bandung.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi,


Bandung: CV. Alfabeta.

Sumiharsono & Hasanah, 2017. Media Pembelajaran. Jawa Timur : CV Pustaka


Abadi.

Suwarno. 2013. Efektivitas Penggunaan Media Visual Dalam Pembelajaran


Kewirausahaan Pada Mahasiswa UNY Tahun Akademik
2012/2013. Universitas Negeri Yogyakarta : Fakultas Ekonomi
Pasca Sarjana, diakses melalui
http://eprints.uny.ac.id/id/eprint/12480 diperoleh tanggan 1 Maret
2019.

Undang-Undang No 38 Tahun 2014 Pasal 5 sampai pasal 8.


LAMPIRAN-LAMPIRAN
Hasil Uji Validitas Konten

Nama : Soffi Ariwanti

NIM : AK.1.15.047

Variabel : Pengetahuan Anatomi Tubuh Manusia

Penguji : Yuyun Sarinengsih, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Uji validitas konten yang mengadaptasi dari Ihsan, 2015 mengenai penilaian

untuk nilai validitas dilakukan pada tanggal 16 April 2019 didapatkan hasil :

1. Penilaian relevansi dan representasi aspek-aspek dalam instrumen

Terdapat 8 aspek yang dinilai, setiap aspek memiliki nilai 1 sampai 5. Hasil

yang di dapatkan yaitu mendapatkan nilai 5 untuk semua aspek.

2. Penilaian Ketepatan Tata Bahasa Kalimat

Terdapat 9 indikator instrumen dengan 30 pertanyaan. Masing-masing

pertanyaan memiliki nilai 1 sampai 5. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat 4

pertanyaan dengan nilai 3 dan terdapat 26 pertanyaan dengan nilai 4.

Kesimpulan yang diperoleh dari 2 sub penilaian yaitu berada dalam kategori valid

dengan score 5 dan 4,13.


Hasil Uji Validitas Konten

Nama : Soffi Ariwanti

NIM : AK.1.15.047

Variabel : Pengetahuan Anatomi Tubuh Manusia

Penguji : Lia Nurliawati S.Kep.,Ners.,M.Kep

Uji validitas konten yang mengadaptasi dari Ihsan, 2015 mengenai penilaian

untuk nilai validitas dilakukan pada tanggal 16 April 2019 didapatkan hasil :

3. Penilaian relevansi dan representasi aspek-aspek dalam instrumen

Terdapat 8 aspek yang dinilai, setiap aspek memiliki nilai 1 sampai 5. Hasil

yang di dapatkan yaitu mendapatkan nilai 5 untuk semua aspek.

4. Penilaian Ketepatan Tata Bahasa Kalimat

Terdapat 9 indikator instrumen dengan 30 pertanyaan. Masing-masing

pertanyaan memiliki nilai 1 sampai 5. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat 14

pertanyaan dengan nilai 4 dan terdapat 16 pertanyaan dengan nilai 5.

Kesimpulan yang diperoleh dari 2 sub penilaian yaitu berada dalam kategori valid

dengan score 5 dan 4,53.


Nilai Ukur Uji Validitas

No Butir Soal r hitung r tabel Keterangan


1 0,54 0,44 Valid
2 0,56 0,44 Valid
3 0,65 0,44 Valid
4 0,09 0,44 Tidak Valid
5 0,50 0,44 Valid
6 0,38 0,44 Tidak Valid
7 0,47 0,44 Valid
8 0,17 0,44 Tidak Valid
9 0,52 0,44 Valid
10 0,34 0,44 Tidak Valid
11 0,60 0,44 Valid
12 0,62 0,44 Valid
13 0,52 0,44 Valid
14 0,37 0,44 Tidak Valid
15 0,46 0,44 Valid
16 0,62 0,44 Valid
17 0,07 0,44 Tidak Valid
18 0,78 0,44 Valid
19 0,66 0,44 Valid
20 0,45 0,44 Valid
21 0,13 0,44 Tidak Valid
22 0,52 0,44 Valid
23 0,54 0,44 Valid
24 0,33 0,44 Tidak Valid
25 0,43 0,44 Tidak Valid
26 0,65 0,44 Valid
27 0,49 0,44 Valid
28 0,07 0,44 Tidak Valid
29 0,51 0,44 Valid
30 0,50 0,44 Valid
Butir soal yang memiliki koefisien korelasi tiap faktor positif dan

besarnya lebih dari 0,44 maka faktor tersebut merupakan konstruksi

yang kuat dan dianggap valid (Sugiyono, 2017). Setelah dilakukan uji

validitas dengan product moment terhadap 30 soal menggunakan

analisa dengan software komputer didapatkan hasil 20 soal yang berada

dalam kategori valid dan 10 soal yang berada dalam kategori tidak

valid.
No Butir Soal r hitung r tabel Keterangan
1 0,54 0,44 Valid
2 0,56 0,44 Valid
3 0,65 0,44 Valid
5 0,50 0,44 Valid
7 0,47 0,44 Valid
9 0,52 0,44 Valid
11 0,60 0,44 Valid
12 0,62 0,44 Valid
13 0,52 0,44 Valid
15 0,46 0,44 Valid
16 0,62 0,44 Valid
18 0,78 0,44 Valid
19 0,66 0,44 Valid
20 0,45 0,44 Valid
22 0,52 0,44 Valid
23 0,54 0,44 Valid
26 0,65 0,44 Valid
27 0,49 0,44 Valid
29 0,51 0,44 Valid
30 0,50 0,44 Valid
Nilau Ukur Uji Reabilitas

No Butir Soal r alfa Keterangan


1 0,75 Reliabel
2 0,65 Reliabel
3 0,85 Reliabel
5 0,65 Reliabel
7 0,65 Reliabel
9 0,95 Reliabel
11 0,75 Reliabel
12 0,75 Reliabel
13 0,90 Reliabel
15 0,55 Reliabel
16 0,70 Reliabel
18 0,65 Reliabel
19 0,90 Reliabel
20 0,65 Reliabel
22 0,60 Reliabel
23 0,80 Reliabel
26 0,85 Reliabel
27 0,80 Reliabel
29 0,70 Reliabel
30 0,65 Reliabel
INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Soffi Ariwanti

Program Studi : Sarjana Keperawatan

Instansi : STIKes Bhakti Kencana Bandung

Dengan ini saya menyatakan akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Media Pembelajaran Visual : Anatomy’s Cube Terhadap Tingkat Pengetahuan

Tentang Anatomi Tubuh Manusia Pada Mahasiswa Tingkat I Stikes Bhakti

Kencana Bandung”.

Demi kelancaran penelitian ini, maka dengan ini saya meminta kesediaan

saudara/saudari untuk menjadi resonden dalam penelitian ini. Peneliti menjamin

kerahasiaan identitas responden sebagai bentuk etika penelitian serta tidak akan

menimbulkan apapun dari responden. Peneliti mengharapkan partisipasi dan

kesediaan dari responden tanpa adanya paksaan.

Atas kesediaannya, saya ucapkan terima kasih.

Bandung, Mei 2019

Peneliti

Soffi Ariwanti
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertandatangan dibawah ini :

Nama :

Tingkat :

Saya menyatakan telah mendapatkan penjelasan terkait penelitian, dengan ini

menyatakan untuk menjadi respoden dalam penelitian yang dilakukan Mahasiswa

STIKes Bhakti Kencana Bandung, Program Studi Sarjana Keperawatan yang

bernama Soffi Ariwanti dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Visual :

Anatomy’s Cube Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Tingkat I

Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung”

Saya memahami bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman

yang lebih mendalam serta menggali gagasan dan ide atas permasalahan yang

diteliti dan tidak akan berakibat negatif terhadap diri saya, oleh karena itu saya

bersedia menjadi responden penelitian ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Bandung, Mei 2019

Responden

(.......................................)
KISI-KISI KUESIONER

“Pengaruh Media Pembelajaran Visual : Anatomy’s Cube Terhadap


Pengetahuan Tentang Anatomi Tubuh Manusia Pada Mahasiswa Tingkat I
Progam Studi Sajana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung”

No Indikator Kunci Nomor Soal Tingkat Jumlah


Jawaban Pengetahuan soal
1 Anatomi tubuh C;A;D 1;2;3 C1;C1;C1 3
sistem
kardiovaskuler
2 Anatomi tubuh C 4 C1;C1 1
sistem skeletal
3 Anatomi tubuh A;C 5;6 C1;C1 2
sistem pencernaan
4 Anatomi tubuh C;D 7;8 C1;C1 2
sistem syaraf (otak)
5 Anatomi tubuh A;C;A;D 9;10;11;12 C1;C1;C1;C1 4
sistem reproduksi
6 Anatomi tubuh A;D 13;14 C1;C1;C1 2
sistem perkemihan
7 Anatomi tubuh B;B 15;16 C1;C1;C1 2
sistem pernafasan
8 Anatomi tubuh B;C 17;18 C1;C1;C1 2
sistem sensori
9 Anatomi tubuh D;D 19;20 C1;C1;C1 2
sistem integumen
KUESIONER PENELITIAN

“Pengaruh Media Pembelajaran Visual : Anatomy’s Cube Terhadap


Pengetahuan Tentang Anatomi Tubuh Manusia Pada Mahasiswa Tingkat
I Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Bhakti Kencana
Bandung”

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda silang (x) disetiap
jawaban yang menurut anda benar !

Soal no 1-3. Perhatikan gambar sistem kardiovaskuler dibawah ini !

1. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 1 ?


a. Vena cava superior c. Katup trikuspid
b. Vena cava inferior d. Katup mitral
2. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 2 ?
a. Atrium Kiri c. Ventirikel Kiri

b. Atrium Kanan d. Ventirikel Kanan


3. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 3 ?
a. Atrium Kiri c. Ventirikel Kiri
b. Atrium Kanan d. Ventirikel Kanan
Soal no 4. Perhatikan sistem skeletal dibawah ini !

4. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 2 ?


a. Patella c. Fibula
b. Ulna d. Tibia

Soal no 5-6. Perhatikan sistem pencernaan dibawah ini !

5. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 1 ?


a. Esophagus c. Laring
b. Trakea d. Faring
6. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 3 ?
a. Cecum c. Rectum
b. Sigmoid d. Anus
Soal no 7-8.

7. Cerebellum pada gambar diatas ditunjukan oleh no ?


a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

8. Medula Oblongata pada gambar diatas ditunjukan oleh no ?


a. 3 b. 4 c. 5 d. 6

Soal no 9-10. Perhatikan sistem reproduksi pria dibawah ini !

9. Scrotum pada gambar diatas ditunjukan oleh no ?


a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
10. Penis pada gambar diatas ditunjukan oleh no ?
a. 4 b. 5 c. 6 d. 7
Soal no 11-12. Perhatikan sistem reproduksi pria dibawah ini !

11. Servix pada gambar diatas ditunjukan oleh no ?


a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
12. Tuba palopi pada gambar diatas ditunjukan oleh no ?
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

Soal no 13-14. Perhatikan gambar sistem perkemihan dibawah ini !

13. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 1 ?


a. Medula c. Pyramid
b. Papila d. Cortex
14. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 4 ?
a. Vena ginjal c. Uretra
b. Arteri ginjal d. Ureter
Soal no 15-16. Perhatikan gambar sistem perkemihan dibawah ini !

15. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 1 ?


a. Esophagus c. Laring
b. Trakea d. Faring
16. Apakah nama organ yang ditunjukan oleh no 5 ?
a. Bronkus Kanan c. Bronkhiolus
b. Bronkus Kiri d. Alveolus

Soal no 17-18. Perhatikan gambar sistem sensori dibawah ini !

17. Tympani pada gambar diatas ditunjukan oleh no ?


a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
18. Cochlea pada gambar diatas ditunjukan oleh no ??
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
Soal no 19-20. Perhatikan gambar sistem integumen dibawah ini !

19. Folikel rambut pada gambar diatas ditunjukan oleh no ?


a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
20. Sebaceous gland pada gambar diatas ditunjukan oleh no ?
a. 2 b. 3 c. 4 d. 5
LAMPIRAN MATERI
1. Anatomi tubuh sistem kardiovaskuler

2. Anatomi tubuh sistem skeletal


3. Anatomi tubuh sistem pencernaan

4. Anatomi Otak
5. Anatomi tubuh sistem reproduksi laki-laki

6. Anatomi tubuh sistem reproduksi perempuan


7. Anatomi tubuh sistem urinary

8. Anatomi tubuh sistem pernafasan


9. Anatomi tubuh sistem pendengaran

10. Anatomi tubuh sistem integumen


UJI VALIDITAS
No Item
No Nama Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S. A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
2 F. F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28
3 R 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
4 W 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 27
5 M 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 26
6 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 25
7 D 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 25
8 V 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 24
9 I 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24
10 A 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 23
11 E 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 23
12 S 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 19
13 D. A 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 19
14 K 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 18
15 R 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 17
16 L 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 17
17 W. N 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 17
18 E. B 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 13
19 E. C 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11
20 T 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8
0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438

0.4438
r tabel
0,508060723
0,510637612
0,070113424
0,499558143
0,659022715
0,433826808
0,338512574
0,543379032
0,529538178
0,135054116
0,452936594
0,668998916
0,783681368
0,070762516
0,625387637
0,467722336
0,376859651
0,522929284
0,622380061
0,602140059
0,342688336
0,520755841
0,177100017
0,471311303
0,386419751
0,508060723
0,009689163
0,659022715
0,563184852
0,541420053
r hitung
UJI RELIABILITAS
No Item
No Nama Junlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 S. A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
2 F. F 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 28
3 R 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
4 W 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 27
5 M 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 26
6 S 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 25
7 D 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 25
8 V 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 24
9 I 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24
10 A 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 23
11 E 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 23
12 S 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 19
13 D. A 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 19
14 K 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 18
15 R 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 17
16 L 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 17
17 W. N 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 17
18 E. B 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 13
19 E. C 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 11
20 T 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 8
0,75

0,65

0,85

0,55

0,65

0,65

0,75

0,95

0,65

0,75

0,75

0,55

0,65

0,65

0,35

0,85

0,65
0,6

0,9

0,9

0,7

0,7

0,9

0,6

0,8

0,7

0,8

0,8

0,2

0,7
p
q=(1-p)

0,25

0,35

0,15

0,45

0,35

0,35

0,25

0,05

0,35

0,25

0,25

0,45

0,35

0,35

0,65

0,15

0,35
0,4

0,1

0,1

0,3

0,3

0,1

0,4

0,2

0,3

0,2

0,2

0,8

0,3
0,2275
0,21
0,16
0,16
0,1275
0,16
0,21
0,16
0,24
0,2275
0,2275
0,09
0,2275
0,21
0,21
0,2475
0,09
0,09
0,1875
0,1875
0,2275
0,0475
0,1875
0,2275
0,24
0,2275
0,2475
0,1275
0,2275
0,1875 34,26052632 5,5975 0,865468506
pq VT Rata-rata pq KR 20
Pengukuran Data Pre Test Kelompok Perlakuan
No Item
No Nama Inisial Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 A. S 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 0 0 0 5 5 5 5 5 70
2 I. N. I 5 5 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 0 65
3 P.J.A 5 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 5 0 5 5 5 0 0 5 5 50
4 M.S 5 5 0 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
5 R. D. N 0 0 0 0 0 5 0 5 0 5 0 0 5 5 5 5 0 0 5 0 40
6 D.A 5 5 0 5 0 5 0 0 0 0 5 0 0 5 0 5 5 0 5 5 50
7 FI 5 5 0 0 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
8 S 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 0 0 5 0 5 5 0 5 0 45
9 P 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 0 0 0 0 5 0 5 0 35
10 G. A 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 0 0 5 5 0 5 0 0 5 5 50
11 D.N 5 5 0 5 0 5 0 0 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 60
12 A.L 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
13 C. Y 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 75
14 I. N. S 0 5 0 0 0 0 0 0 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 45
15 H 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 75
16 M. Z 0 5 5 0 0 0 0 0 0 5 0 5 5 5 5 5 5 0 5 0 50
17 I.S 5 5 0 0 0 5 0 0 0 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 60
18 D. Y 0 0 0 0 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 55
Total Score 65 65 20 30 25 75 25 25 40 80 60 60 40 70 65 75 65 40 90 55

Nilai Minimum 20 (No Item 3)


Nilai Maximum 90 (No Item 29)
Pengukuran Data Post Test Kelompok Perlakuan
No Item
No Nama Inisial Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 A. S 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
2 I. N. I 5 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
3 P.J.A 5 5 0 5 0 5 0 0 0 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 5 60
4 M.S 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
5 R. D. N 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 75
6 D.A 5 5 0 5 0 5 0 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 75
7 FI 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
8 S 5 5 0 5 0 5 0 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 75
9 P 5 5 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 0 0 5 5 5 65
10 G. A 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 80
11 D.N 5 0 5 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
12 A.L 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
13 C. Y 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
14 I. N. S 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 80
15 H 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
16 M. Z 5 5 0 0 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 80
17 I.S 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 5 5 0 0 0 0 5 5 5 5 55
18 D. Y 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95
Total Score 90 85 15 60 70 90 60 75 40 85 90 60 80 80 75 70 85 90 90 90

Nilai Minimum 15 (No Item 3)


Nilai Maximum 90 (No Item 1, 6, 11, 18, 19, 20)
Pengukuran Data Pre Test Kelompok Kontrol
No Item
No Nama Inisial Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 R. A. R 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 0 5 0 50
2 I. R. A 5 5 0 5 0 5 0 0 0 5 5 5 0 0 5 0 0 5 5 0 50
3 M. A.S 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 80
4 T. H 0 0 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 5 70
5 A. M 5 5 0 0 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 0 65
6 N. R 5 0 0 0 0 5 0 0 0 5 5 0 0 0 5 0 5 5 5 5 45
7 I 5 5 0 0 0 5 0 0 0 5 0 0 5 5 5 0 0 0 5 0 40
8 N. N 5 0 0 5 0 5 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 0 0 5 5 60
9 L. Y 5 5 0 5 5 0 0 0 5 0 5 0 0 5 0 5 0 0 0 0 40
10 S 0 5 0 5 5 5 0 0 0 5 5 5 0 0 5 0 0 0 0 5 45
11 C. D. A 5 5 0 5 0 0 0 0 0 5 5 5 0 5 0 5 0 0 0 5 45
12 A. P. B 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 80
13 M. J 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 5 75
14 S. C 5 5 5 5 0 5 0 0 0 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 70
15 M. W. R 5 5 0 0 5 0 5 5 0 5 0 5 0 0 0 0 0 5 5 5 50
16 E. N. G 0 5 5 5 5 5 5 0 0 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 0 65
17 K. K. W 5 5 0 0 0 5 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 0 0 5 5 50
18 M. F 0 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 0 5 0 0 0 0 5 0 50
Total Score 70 75 10 45 55 70 30 30 35 75 80 70 40 60 65 45 15 40 70 50

Nilai Minimum 10 (No Item 10)


Nilai Maximum 80 (No Item 11)
Pengukuran Data Post Test Kelompok Kontrol
No Item
No Nama Inisial Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 R. A. R 5 5 0 0 5 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 0 70
2 I. R. A 5 5 0 5 5 5 5 0 5 0 0 5 0 0 5 5 0 5 5 0 60
3 M. A.S 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
4 T. H 5 5 0 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 75
5 A. M 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 80
6 N. R 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85
7 I 5 0 0 5 5 5 5 0 0 5 0 5 5 0 5 0 5 5 0 5 60
8 N. N 5 5 0 0 0 5 0 5 0 5 5 5 5 0 0 5 5 5 5 5 65
9 L. Y 5 5 0 0 5 5 0 5 5 0 5 5 5 0 5 5 5 0 5 0 65
10 S 5 5 0 5 5 5 0 0 0 5 5 5 0 5 0 5 0 0 5 5 60
11 C. D. A 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 0 5 5 0 0 5 5 5 5 5 70
12 A. P. B 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 80
13 M. J 5 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
14 S. C 5 5 0 5 0 5 0 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 70
15 M. W. R 5 5 0 5 5 5 0 5 0 5 0 5 0 0 0 5 5 5 5 5 65
16 E. N. G 5 5 0 0 5 5 0 5 0 5 5 5 0 5 5 5 5 5 5 0 70
17 K. K. W 5 5 5 5 0 5 5 0 0 0 5 5 5 0 0 5 5 0 5 5 65
18 M. F 0 5 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 5 0 5 5 0 70
Total Score 85 85 5 45 75 85 40 70 35 70 65 90 70 40 60 85 70 75 85 55

Nilai Minimum 5 (No Item 3)


Nilai Maximum 90 (No Item 12)
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Unstandardized Residual 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

Standardized Residual 36 100.0% 0 .0% 36 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Unstandardized Residual Mean -7.1547706 2.12039852


E-16 E0

95% Confidence Interval for Lower Bound -4.3046378


Mean E0

Upper Bound 4.3046378E


0

5% Trimmed Mean -1.7575634


E-1

Median .8058608

Variance 161.859

Std. Deviation 1.27223911


E1

Minimum -2.70568E1

Maximum 2.86429E1

Range 5.56996E1

Interquartile Range 2.05247E1


Skewness .166 .393

Kurtosis -.464 .768

Standardized Residual Mean -6.4666636


.16426846
E-17

95% Confidence Interval for Lower Bound -3.3348270


Mean E-1

Upper Bound .3334827

5% Trimmed Mean -1.3615942


E-2

Median .0624305

Variance .971

Std. Deviation .98561076

Minimum -2.09610

Maximum 2.21898

Range 4.31508

Interquartile Range 1.59006

Skewness .166 .393

Kurtosis -.464 .768

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
Unstandardized Residual .115 36 .200 .977 36 .643
*
Standardized Residual .115 36 .200 .977 36 .643

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.


Frequencies
Statistics

Pre-Test Post-Test
Perlakuan Perlakuan Pre-Test Kontrol Post-Test Kontrol

N Valid 18 18 18 18

Missing 0 0 0 0

Mean 59.44 82.22 57.22 71.67

Median 57.50 82.50 50.00 70.00

Mode 50 95 50 70

Std. Deviation 15.136 12.859 13.528 9.701

Variance 229.085 165.359 183.007 94.118

Range 50 40 40 30

Minimum 35 55 40 60

Maximum 85 95 80 90

Frequency Table

Pre-Test Perlakuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 35 1 5.6 5.6 5.6

40 1 5.6 5.6 11.1

45 2 11.1 11.1 22.2

50 4 22.2 22.2 44.4

55 1 5.6 5.6 50.0

60 2 11.1 11.1 61.1

65 1 5.6 5.6 66.7


70 1 5.6 5.6 72.2

75 2 11.1 11.1 83.3

80 2 11.1 11.1 94.4

85 1 5.6 5.6 100.0

Total 18 100.0 100.0

Post-Test Perlakuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 55 1 5.6 5.6 5.6

60 1 5.6 5.6 11.1

65 1 5.6 5.6 16.7

75 3 16.7 16.7 33.3

80 3 16.7 16.7 50.0

85 1 5.6 5.6 55.6

90 2 11.1 11.1 66.7

95 6 33.3 33.3 100.0

Total 18 100.0 100.0

Pre-Test Kontrol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 40 2 11.1 11.1 11.1

45 3 16.7 16.7 27.8

50 5 27.8 27.8 55.6


60 1 5.6 5.6 61.1

65 2 11.1 11.1 72.2

70 2 11.1 11.1 83.3

75 1 5.6 5.6 88.9

80 2 11.1 11.1 100.0

Total 18 100.0 100.0

Post-Test Kontrol

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 60 3 16.7 16.7 16.7

65 4 22.2 22.2 38.9

70 5 27.8 27.8 66.7

75 1 5.6 5.6 72.2

80 2 11.1 11.1 83.3

85 1 5.6 5.6 88.9

90 2 11.1 11.1 100.0

Total 18 100.0 100.0


T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre-Test Kelompok Perlakuan 59.44 18 15.136 3.567

Post-Test Kelompok Perlakuan 82.22 18 12.859 3.031

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre-Test Kelompok Perlakuan


& Post-Test Kelompok 18 .641 .004
Perlakuan

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig.
Mean Deviation Mean Lower Upper t df (2-tailed)

Pair 1 Pre-Test Kelompok


Perlakuan -
-22.778 12.032 2.836 -28.761 -16.794 -8.032 17 .000
Post-Test Kelompok
Perlakuan
T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre-Test Kelompok Kontrol 57.22 18 13.528 3.189

Post Test Kelompok Kontrol 71.67 18 9.701 2.287

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre-Test Kelompok Kontrol &


18 .676 .002
Post Test Kelompok Kontrol

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig.
Mean Deviation Mean Lower Upper t df (2-tailed)

Pair 1 Pre-Test
Kelompok Kontrol -
-14.444 9.984 2.353 -19.409 -9.480 -6.138 17 .000
Post Test
Kelompok Kontrol
T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Hasil Kelompok Perlakuan 18 82.22 12.859 3.031

Kelompok Kontrol 18 71.67 9.701 2.287

Independent Samples Test

Levene's Test for


Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval

Sig. Mean Std. Error of the Difference

F Sig. t df (2-tailed) Difference Difference Lower Upper

Hasil Equal variances


1.793 .189 2.780 34 .009 10.556 3.797 2.840 18.272
assumed

Equal variances
2.780 31.617 .009 10.556 3.797 2.818 18.293
not assumed
T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Kelompok Perlakuan 70.83 36 18.028 3.005

Kelompok Kontrol 64.44 36 13.721 2.287

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Kelompok Perlakuan &


36 .374 .024
Kelompok Kontrol

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of


the Difference
Std. Std. Error Sig.
Mean Deviation Mean Lower Upper t df (2-tailed)

Pair 1 Kelompok
Perlakuan -
6.389 18.111 3.019 .261 12.517 2.117 35 .041
Kelompok
Kontrol
Rencana Kegiatan Skripsi
Waktu Dalam Minggu
No Nama Kegiatan January February Maret April Mei Juni Juli Agustus
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan & Bimbingan
a. Membaca & mengumpulkan literatur
b. Mempelajari kembali usulan proposal dan
menyiapkan izin studi pendahuluan
c. Studi Pendahuluan
1 d. Bimbingan dengan pembimbing
e. Ujian Proposal
f. Revisi Proposal
g. Mendapatkan Perizinan Penelitian
h. Sosialisasi dan audiensi dengan lahan tempat
penelitian
Pelaksanaan
a. Uji Konten Instrumen
b. Konsultasi dengan ahli/pakar
2
c.Pelaksanaan pengambilan data penelitian
d. Memasukan data hasil penelitian
e. Analisis data penelitian
Evaluasi
a. Membuat laporan kemajuan penelitian dan
laporan hasil penelitian
b. Sidang skripsi
3
c. Membuat artikel/manuskrip dan poster untuk
publikasi
d. Editting & perbaikan laporan hasil penelitian
e. Publikasi Manuskrip
RIWAYAT HIDUP

Nama : Soffi Ariwanti

NIM : AK.1.15.047

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 09 Februari 1998

Agama : Islam

No. HP : 081-779-146-639

Alamat : Kp. Cinangsi RT/RW : 006/01 Kel. Cinangsi Kec.


Cikalongkulon, Cianjur Jawa Barat

Pendidikan :

1. SDN 2 Cipeundeuy : 2003-2007


2. SDN 1 Cipeundeuy : 2007-2009
3. SMPN 1 Cipeundeuy : 2009-2012
4. SMA Al-Ittihad Boarding School : 2012-2015
5. Universitas Bhakti Kencana : 2015-sekarang

Anda mungkin juga menyukai