TAHUN 2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama di satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang
difungsikan sebagai Gate Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat
memberikan jaminan terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat
dan perorangan yang paripurna, adil, merata, berkualitas dan memuaskan
masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka di
unit layanan farmasi perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman
bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke
pasien pada umumnya. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam
melakukan pelayanan harus berdasarkan standar pelayanan di Puskesmas
B. TUJUAN
Sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di unit layanan
farmasi, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan
tepat dan memberikan kepuasan pada masyarakat.
2
C. RUANG LINGKUP PEDOMAN
Proses Pelayanan :
1. Pengambilan resep sesuai urutan
2. Skreening kelengkapan dan kejelasan resep
3. Pengambilan serta peracikan obat sesuai resep
4. Penyerahan resep ke pasien dengan disertai KIE.
D. BATASAN OPERASIONAL
Kegiatan pelayanan unit layanan obat yaitu pelayanan farmasi klinik
meliputi, penerimaan resep, pengkajian resep, peracikan obat, penyerahan obat,
dan pemberian informasi obat.
E. LANDASAN HUKUM
3
BAB II
STANDAR KETENGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Peracikan obat
Penyerahan obat
4
Pemberian informasi
obat
Penyerahan obat
Pemberian informasi
obat
C. JADWAL PELAYANAN
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
5
1
22
6
2 10
7
11
3
8 12
4
9a 9b 1
5 3
16 15 14
17 17 17
6
B. STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas Sarana :
Unit layanan farmasi berlokasi di ujung tengah gedung puskesmas Cianjur
Kota. Terdapat ventilasi menggunakan AC dan pencahayaan yang cukup. Di
dalam ruangan terdapat fasilitas :
2. Fasilitas Penunjang :
a. Bahan Habis Pakai :
1) Plastik klip & kantong plastik
2) Etiket obat
b. Tempat sampah
c. Meubeler :
1) 1 set meja pelayanan
2) Kursi kerja
d. Pencatatan dan Pelaporan
1) Copy Resep
7
2) Buku register PIO
3) Buku pencatatan resep narkotika dan psikotropika
4) Buku konseling
5) Buku rekapan POR
6) Kartu stok
7) Lembar MESO (Monitoring Efek samping Obat)
8) LPLPO
9) Catatan penerimaan obat
10) Catatan penerimaan dan pengeluaran obat
Fasilitas Alat :
No. JENIS PERALATAN Standar jumlah alat yang berfungsi
baik
I. Peralatan Utama
1 Alat puyer 1 set
2 Lemari obat narkotik dan psikotropik 1 buah
3 Rak kayu obat 3 buah
4 Rak besi obat 10 buah
5 Lemari es 1 buah
6 Gelas ukur 100 ml 1 buah
7 Coolpack 1 buah
Jumlah 18 buah
II Meubeler
1 Meja pelayanan 2 set
2 Kursi kerja 2 buah
Jumlah 4 buah
8
2 Wastafel untuk cuci tangan dan cuci 1 buah
alat
3 Tempat sampah 2 buah
4 Lemari dokumen 1 buah
Jumlah 6 buah
9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan pengelolaan di unit layanan obat yaitu :
B. METODE
Penyelenggaraan pelayanan farmasi dilakukan setiap hari, sebelum jam
pelayanan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana dan setelah pelayanan
untuk pencatatan, pencucian alat dan penataan kembali.
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Pelayanan Farmasi Klinik (Pelayanan Resep)
a. Penerimaan Resep
1) Menerima resep dari pasien
2) Memeriksa kelengkapan administratif resep, yaitu : nama pemeriksa,
tanggal penulisan resep, nama obat, bentuk sediaan obat, jumlah
obat, dosis obat, cara pemakaian, aturan pakai obat, nama pasien,
umur pasien dan alamat pasien
3) Konsultasi dengan penulis resep apabila ditemukan keraguan pada
resep atau obat yang tertulis di resep tidak tersedia
b. Peracikan Obat
1) Membersihkan tempat dan peralatan kerja
2) Mengambil wadah obat dari rak sesuai dengan nama dan jumlah
obat yang diminta serta memeriksa tanggal kadaluarsa obat dan
keadaan fisik obat yang akan diserahkan pada pasien
10
3) Mengambil obat / bahan obat dari wadahnya dengan menggunakan
alat yang sesuai
4) Untuk sediaan obat racikan, langkah – langkah sebagai berikut :
Menghitung kesesuaian dosis
Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai
dengan kebutuhan
Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu
digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar, digerus
sampai homogen.
Membagi dan membungkus obat dengan merata.
Tidak mencampur antibiotika di dalam sediaan puyer
Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus.
5) Menuliskan nama pasien dan cara penggunaan obat pada etiket
yang sesuai dengan permintaan dalam resep dengan jelas dan
dapat dibaca.
6) Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada
resep, lalu memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai agar
terjaga mutunya.
c. Penyerahan Obat
1) Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep
2) Memanggil dan memastikan nama pasien
3) Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
4) Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan obat
5) Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang aman dan
jauh dari jangkauan anak-anak
d. Pemberian Informasi Obat
1) Dosis / aturan pakai obat
2) Cara pemakaian obat yang benar
3) Khasiat atau kegunaan obat
4) Waktu penggunaan obat
5) Lama penggunaan obat
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS
11
6) Efek samping obat yang mungkin akan timbul dari penggunaan obat
7) Cara penyimpanan obat
8) Kadaluarsa obat
2. Pengelolaan Obat
a. Perencanaan
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :
1) Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang
mendekati kebutuhan
2) Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
3) Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
b. Permintaan
Tujuan permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat
di masing-masing unit pelayanan kesehatan. Permintaan obat
puskesmas diajukan oleh pengelola obat kepada IFK dengan
menggunakan format LPLPO.
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan oleh IFK Kabupaten
Cianjur setiap 1 bulan sekali
2) Permintaan Khusus
Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan meningkat,
menghindari kekosongan, penanganan KLB, obat rusak dan
kadaluarsa.
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS
12
3) Pengadaan dana JKN
SO = SK + WK + WT + SP – SS
Keterangan :
SO = Stok optimum
SK = Stok kerja ( stok pada periode berjalan )
WK = Waktu kekosongan obat
WT = Waktu tunggu
SP = Stok penyangga
SS = Sisa stok
c. Penerimaan
Tujuan : agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh puskesmas.
d. Penyimpanan
Tujuan penyimpanan : agar obat yang tersedia di unit pelayanan
kesehatan mutunya dapat dipertahankan.
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS
13
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Persyaratan gudang dan pengaturan penyimpanan obat.
1) Persyaratan gudang :
Luas minimal 3 x 4 m²
Ruangan kering tidak lembab
Ada ventilasi
Cahaya cukup
Lantai dibuat dari tegel
Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat
Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda
Tersedia lemari khusus untuk obat narkotika dan psikotropika
yang selalu terkunci (dengan pintu ganda dan kunci ganda)
Ada pengukur suhu ruangan
2) Pengaturan penyimpanan obat :
Obat disusun secara alfabetis
Obat dirotasi dengan sistem FIFO dan FEFO
Obat disimpan pada rak
Obat yang diletakkan di lantai harus diberi alas atau diletakkan di
atas palet
Tumpukan dos sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk
Cairan dipisahkan dari padatan
Vaksin, suppositoria disimpan dalam lemari pendingin
Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut : kelembapan, sinar matahari, temperatur / panas,
kerusakan fisik, kontaminasi bakteri, pengotoran
Pengamatan Mutu
Setiap petugas pengelola yang melakukan penyimpanan obat perlu
melakukan pengamatan mutu obat secara berkala.
14
e. Distribusi
Tujuan : memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang
ada di wilayah kerja puskesmas.
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan
kesehatan.
f. Pengendalian
Tujuan : agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi kegiatan :
1) Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan, perlu diperhitungkan
keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat
atau kalau memungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah
obat yang dapat dipesan (Q) dengan rumus berikut :
Q = SK + SP + ( WT x D ) – SS
Keterangan :
Q = jumlah stok yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata-rata perminggu / perbulan
2) Pengendalian Penggunaan
Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi :
Prosentase penggunaan antibiotik
Prosentase penggunaan injeksi
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS
15
Prosentase rata-rata jumlah resep
Prosentase penggunaan obat generik
Kesesuaian dengan pedoman
16
Langkah – langkah penanganan obat rusak / kadaluwarsa :
Petugas loket obat, RGD, atau unit pelayanan kesehatan
lainnya segera melaporkan dan mengirimkan kembali obat
tersebut kepada petugas pengelola obat dengan
sepengetahuan Kepala Puskesmas.
Petugas gudang obat puskesmas menerima dan
mengumpulkan obat rusak dalam gudang. Jika memang
ditemukan obat tidak layak pakai maka harus segera
dikurangkan dari catatan sisa stok pada masing – masing
kartu stok yang dikelolanya. Petugas kemudian melaporkan
obat rusak / kadaluwarsa yang diterimanya dari satuan kerja
lainnya, ditambah dengan obat rusak / kadaluwarsa dalam
gedung kepada Kepala puskesmas.
Obat rusak atau kadaluwarsa selanjutnya didata nama obat,
jumlah, nomor bacth, tanggal produksi dan kadaluwarsa,
untuk kemudian dilakukan pemusnahan kepada pihak ketiga
dan dibuatkan berita acara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
17
BAB V
LOGISTIK
18
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM
19
Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh
penerima instruksi/ laporan.
Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali
oleh penerima instruksi/ laporan.
Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu
pemberi instruksi/ laporan.
Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike
Sound Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup
misalnya : UBRETID
S Situasi
Kulit:…
Alat Bantu…
A Assesment/ Penilaian
R Rekomendasi
20
tambahan?
2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound
Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
a. Elektrolit Pekat
- MgSO4 20%
- MgSO4 40%
b. Antiaritmia
- Lidokain
c. Obat Hipoglikemia Oral
d. Obat Agonis Adrenergik
- Efinefrin
e. Sound Alike Look Alike Drugs
21
4. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:
Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh,
ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker, tutup kepala,
kacamata pelindung, apron/ jas, dan sepatu pelindung.
1. Semua pasien baru dinilai rIsiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.
22
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat rIsiko jatuh
pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
24
1. Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas
berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan khusus
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
26
BAB IX
PENUTUP
27