Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN PELAYANAN KEFARMASIAN

UPTD PUSKESMAS CIANJUR KOTA

TAHUN 2020

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama di satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang
difungsikan sebagai Gate Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat
memberikan jaminan terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat
dan perorangan yang paripurna, adil, merata, berkualitas dan memuaskan
masyarakat.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang
dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.
Dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka di
unit layanan farmasi perlu dibuat standar pelayanan yang merupakan pedoman
bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan yang diberikan ke
pasien pada umumnya. Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam
melakukan pelayanan harus berdasarkan standar pelayanan di Puskesmas

B. TUJUAN
Sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan di unit layanan
farmasi, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang cepat dan
tepat dan memberikan kepuasan pada masyarakat.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

2
C. RUANG LINGKUP PEDOMAN
Proses Pelayanan :
1. Pengambilan resep sesuai urutan
2. Skreening kelengkapan dan kejelasan resep
3. Pengambilan serta peracikan obat sesuai resep
4. Penyerahan resep ke pasien dengan disertai KIE.
D. BATASAN OPERASIONAL
Kegiatan pelayanan unit layanan obat yaitu pelayanan farmasi klinik
meliputi, penerimaan resep, pengkajian resep, peracikan obat, penyerahan obat,
dan pemberian informasi obat.

E. LANDASAN HUKUM

1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang Undang No 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Permenkes Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
5. Permenkes No 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

3
BAB II

STANDAR KETENGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM unit layanan farmasi adalah :

No Jenis Kompetensi Standar Kompetensi Jumlah Standar


. Ketenagaan ( Ijazah ) Kompetensi tambahan yang
tambahan sudah
(pelatihan) dilakukan
(pelatihan)
1. Apoteker Apoteker 1 1

2. Tenaga Teknis S1-Farmasi 2 1


Kefarmasian

3. Assisten TTK SMK Farmasi Pelatihan 1 1


Pengelolaan
Obat

4. Bidan D3- Pelatihan 1 1


Kebidanan Pengelolaan
Obat

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

No Jenis Distribusi Ketenagaan


. Ketenagaan

1. Apoteker Penanggung Penerimaan resep


jawab
Pengkajian resep

Peracikan obat

Penyerahan obat

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

4
Pemberian informasi
obat

2. Farmasi Penanggung Penerimaan resep


jawab
Peracikan obat

Penyerahan obat

Pemberian informasi
obat

3. Assisten Penanggung Penerimaan resep


Farmasi jawab
Peracikan obat

4. Bidan Penanggung Penerimaan resep


jawab
Peracikan obat

C. JADWAL PELAYANAN

Jadwal Pelayanan : Setiap hari Senin s/d Sabtu

Jam Pelayanan : Menurut jam buka tutup loket

Senin – Kamis : jam 07.30 – 14.00

Jumat : jam 07.30 – 13.00

Sabtu : jam 07.30 – 13.00

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

5
1
22
6
2 10
7
11
3
8 12
4
9a 9b 1
5 3

16 15 14

17 17 17

KETERANGAN : 10. R. TB PARU


1. R. PENDAFTARAN 11. R. MTBS
2. R. RM 12. R. LABORATORIUM
3. R. POLI GIGI 13. WC PASIEN
4. R. POLI LANSIA 14. R. STERILISASI
5. R. POLI PEMERIKSAAN UMUM 15. R. KONSELING
6. R. GAWAT DARURAT UMUM 16. R. FARMASI
7. R. GAWAT DARURAT KEBIDANAN 17. GUDANG FARMASI
8. R. KIA
9. a. R. IMUNISASI
b. R. LAKTASI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

6
B. STANDAR FASILITAS
1. Fasilitas Sarana :
Unit layanan farmasi berlokasi di ujung tengah gedung puskesmas Cianjur
Kota. Terdapat ventilasi menggunakan AC dan pencahayaan yang cukup. Di
dalam ruangan terdapat fasilitas :

a. 3 rak kayu obat


b. 10 rak besi obat
c. 1 lemari obat narkotik dan psikotropik
d. 1 set alat puyer (mortir + stamper, dan blender puyer + alat pengepres +
kertas puyer + takaran puyer)
e. 1 gelas ukur 100 ml
f. 1 lemari es
g. 1 wastafel untuk cuci tangan dan cuci alat
h. 2 buah termohigro meter
i. 1 buah coolpack
j. 1 buah lemari dokumen
k. 1 buah meja pelayanan kefarmasian
l. 1 buah meja konseling
m. 4 buah kursi

2. Fasilitas Penunjang :
a. Bahan Habis Pakai :
1) Plastik klip & kantong plastik
2) Etiket obat
b. Tempat sampah
c. Meubeler :
1) 1 set meja pelayanan
2) Kursi kerja
d. Pencatatan dan Pelaporan
1) Copy Resep

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

7
2) Buku register PIO
3) Buku pencatatan resep narkotika dan psikotropika
4) Buku konseling
5) Buku rekapan POR
6) Kartu stok
7) Lembar MESO (Monitoring Efek samping Obat)
8) LPLPO
9) Catatan penerimaan obat
10) Catatan penerimaan dan pengeluaran obat

 Fasilitas Alat :
No. JENIS PERALATAN Standar jumlah alat yang berfungsi
baik

I. Peralatan Utama
1 Alat puyer 1 set
2 Lemari obat narkotik dan psikotropik 1 buah
3 Rak kayu obat 3 buah
4 Rak besi obat 10 buah
5 Lemari es 1 buah
6 Gelas ukur 100 ml 1 buah
7 Coolpack 1 buah
Jumlah 18 buah

II Meubeler
1 Meja pelayanan 2 set
2 Kursi kerja 2 buah
Jumlah 4 buah

III Peralatan Penunjang


1 Termohigrometer 2 buah

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

8
2 Wastafel untuk cuci tangan dan cuci 1 buah
alat
3 Tempat sampah 2 buah
4 Lemari dokumen 1 buah
Jumlah 6 buah

IV Bahan Habis Pakai


1 Plastik klip & kantong plastik ada
2 Etiket obat ada
Jumlah 2 jenis

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan pengelolaan di unit layanan obat yaitu :

1. Pengelolaan perbekalan farmasi yang meliputi kegiatan perencanaan,


permintaan, penerimaan, penyimpanan, distribusi, pengendalian, pencatatan
dan pelaporan.
2. Pelayanan farmasi klinik (pelayanan resep), meliputi penerimaan resep,
pengkajian resep, peracikan obat, penyerahan obat, pemberian informasi
obat

B. METODE
Penyelenggaraan pelayanan farmasi dilakukan setiap hari, sebelum jam
pelayanan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana dan setelah pelayanan
untuk pencatatan, pencucian alat dan penataan kembali.

C. LANGKAH KEGIATAN
1. Pelayanan Farmasi Klinik (Pelayanan Resep)
a. Penerimaan Resep
1) Menerima resep dari pasien
2) Memeriksa kelengkapan administratif resep, yaitu : nama pemeriksa,
tanggal penulisan resep, nama obat, bentuk sediaan obat, jumlah
obat, dosis obat, cara pemakaian, aturan pakai obat, nama pasien,
umur pasien dan alamat pasien
3) Konsultasi dengan penulis resep apabila ditemukan keraguan pada
resep atau obat yang tertulis di resep tidak tersedia
b. Peracikan Obat
1) Membersihkan tempat dan peralatan kerja
2) Mengambil wadah obat dari rak sesuai dengan nama dan jumlah
obat yang diminta serta memeriksa tanggal kadaluarsa obat dan
keadaan fisik obat yang akan diserahkan pada pasien

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

10
3) Mengambil obat / bahan obat dari wadahnya dengan menggunakan
alat yang sesuai
4) Untuk sediaan obat racikan, langkah – langkah sebagai berikut :
 Menghitung kesesuaian dosis
 Menyiapkan pembungkus dan wadah obat racikan sesuai
dengan kebutuhan
 Menggerus obat yang jumlahnya sedikit terlebih dahulu, lalu
digabungkan dengan obat yang jumlahnya lebih besar, digerus
sampai homogen.
 Membagi dan membungkus obat dengan merata.
 Tidak mencampur antibiotika di dalam sediaan puyer
 Puyer tidak disediakan dalam jumlah besar sekaligus.
5) Menuliskan nama pasien dan cara penggunaan obat pada etiket
yang sesuai dengan permintaan dalam resep dengan jelas dan
dapat dibaca.
6) Memeriksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan pada
resep, lalu memasukkan obat ke dalam wadah yang sesuai agar
terjaga mutunya.
c. Penyerahan Obat
1) Memeriksa kembali kesesuaian antara jenis, jumlah dan cara
penggunaan obat dengan permintaan pada resep
2) Memanggil dan memastikan nama pasien
3) Menyerahkan obat disertai pemberian informasi obat
4) Memastikan bahwa pasien telah memahami cara penggunaan obat
5) Meminta pasien untuk menyimpan obat di tempat yang aman dan
jauh dari jangkauan anak-anak
d. Pemberian Informasi Obat
1) Dosis / aturan pakai obat
2) Cara pemakaian obat yang benar
3) Khasiat atau kegunaan obat
4) Waktu penggunaan obat
5) Lama penggunaan obat
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

11
6) Efek samping obat yang mungkin akan timbul dari penggunaan obat
7) Cara penyimpanan obat
8) Kadaluarsa obat

2. Pengelolaan Obat
a. Perencanaan
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan :
1) Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang
mendekati kebutuhan
2) Meningkatkan penggunaan obat secara rasional
3) Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

Perencanaan kebutuhan obat untuk puskesmas dilaksanakan oleh


pengelola obat setiap tahun dengan mengisi blanko usulan kebutuhan obat
tahunan untuk puskesmas yang telah ditentukan oleh IFK Kabupaten Cianjur
menggunakan rumus:

Jumlah kebutuhan obat = ( jumlah pemakaian rata-rata per-bulan x 18 bulan ) –


sisa stok

b. Permintaan
Tujuan permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat
di masing-masing unit pelayanan kesehatan. Permintaan obat
puskesmas diajukan oleh pengelola obat kepada IFK dengan
menggunakan format LPLPO.
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai jadwal yang ditentukan oleh IFK Kabupaten
Cianjur setiap 1 bulan sekali
2) Permintaan Khusus
Dilakukan diluar jadwal distribusi rutin apabila kebutuhan meningkat,
menghindari kekosongan, penanganan KLB, obat rusak dan
kadaluarsa.
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

12
3) Pengadaan dana JKN

Dilakukan melalui pengadaan bersumber anggaran JKN yang


dilakukan oleh pejabat pengadaan.

Menghitung Permintaan Obat


Jumlah untuk periode yang akan datang diperkirakan sama dengan
pemakaian pada periode sebelumnya :

SO = SK + WK + WT + SP – SS

Atau kesepakatan IFK Kab. Sidoarjo

SO – SS = ( Pemakaian rata-rata per-bulan + 20% ) x 3 – sisa


stok

Keterangan :

SO = Stok optimum
SK = Stok kerja ( stok pada periode berjalan )
WK = Waktu kekosongan obat
WT = Waktu tunggu
SP = Stok penyangga
SS = Sisa stok

c. Penerimaan
Tujuan : agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh puskesmas.

Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang


diserahkan oleh unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola
dibawahnya, dalam penerimaan obat dan BMHP dilakukan pula
pemeriksaan fisik obat, kuantitas, jenis dan kadaluarsa obat dan BMHP.

d. Penyimpanan
Tujuan penyimpanan : agar obat yang tersedia di unit pelayanan
kesehatan mutunya dapat dipertahankan.
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

13
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan
yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik
maupun kimia dan mutunya tetap terjamin.
Persyaratan gudang dan pengaturan penyimpanan obat.
1) Persyaratan gudang :
 Luas minimal 3 x 4 m²
 Ruangan kering tidak lembab
 Ada ventilasi
 Cahaya cukup
 Lantai dibuat dari tegel
 Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat
 Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda
 Tersedia lemari khusus untuk obat narkotika dan psikotropika
yang selalu terkunci (dengan pintu ganda dan kunci ganda)
 Ada pengukur suhu ruangan
2) Pengaturan penyimpanan obat :
 Obat disusun secara alfabetis
 Obat dirotasi dengan sistem FIFO dan FEFO
 Obat disimpan pada rak
 Obat yang diletakkan di lantai harus diberi alas atau diletakkan di
atas palet
 Tumpukan dos sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk
 Cairan dipisahkan dari padatan
 Vaksin, suppositoria disimpan dalam lemari pendingin
 Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut : kelembapan, sinar matahari, temperatur / panas,
kerusakan fisik, kontaminasi bakteri, pengotoran

Pengamatan Mutu
Setiap petugas pengelola yang melakukan penyimpanan obat perlu
melakukan pengamatan mutu obat secara berkala.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

14
e. Distribusi
Tujuan : memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang
ada di wilayah kerja puskesmas.
Distribusi adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit pelayanan
kesehatan.

f. Pengendalian
Tujuan : agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi kegiatan :
1) Pengendalian Persediaan
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan
terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok.
Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan, perlu diperhitungkan
keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat
atau kalau memungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah
obat yang dapat dipesan (Q) dengan rumus berikut :
Q = SK + SP + ( WT x D ) – SS
Keterangan :
Q = jumlah stok yang dipesan
SK = stok kerja
SP = stok pengaman
WT = waktu tunggu
SS = sisa stok
D = pemakaian rata-rata perminggu / perbulan

2) Pengendalian Penggunaan
Tujuan pengendalian penggunaan adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat.
Pengendalian penggunaan meliputi :
 Prosentase penggunaan antibiotik
 Prosentase penggunaan injeksi
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

15
 Prosentase rata-rata jumlah resep
 Prosentase penggunaan obat generik
 Kesesuaian dengan pedoman

3) Penanganan Obat Hilang


a. Penanganan Obat Hilang
Tujuan : sebagai bukti pertanggung jawaban kepada puskesmas
sehingga diketahui persediaan obat saat itu.
Langkah – langkah untuk menangani kejadian obat hilang :
 Petugas pengelola obat yang mengetahui kejadian obat
hilang segera menyusun daftar jenis dan jumlah obat hilang,
serta melaporkan kepada Kepala Puskesmas. Daftar obat
hilang tersebut nantinya akan digunakan sebagai lampiran
dari Berita Acara Obat Hilang yang diterbitkan oleh Kepala
Puskesmas.
 Kepala puskesmas kemudian memeriksa dan memastikan
kejadian tersebut, serta menerbitkan Berita Acara Obat
Hilang.
 Kepala puskesmas menyampaikan laporan kejadian kepada
Kepala Dinas Kesehatan/Kota, disertai Berita Acara Obat
Hilang bersangkutan.
 Petugas pengelola obat selanjutnya mencatat jenis dan
jumlah obat yang hilang pada masing-masing kartu stok.
 Apabila jumlah obat yang tersisa diperhitungkan tidak lagi
mencukupi kebutuhan pelayanan, segera dipersiapkan
LPLPO untuk mengajukan tambahan obat.
 Apabila hilangnya obat karena pencurian maka dilaporkan
kepada kepolisian dengan membuat berita acara (contoh
berita acara terlampir).
b. Penanganan Obat Rusak / Kadaluwarsa
Tujuan : melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat
rusak / kadaluwarsa.
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

16
Langkah – langkah penanganan obat rusak / kadaluwarsa :
 Petugas loket obat, RGD, atau unit pelayanan kesehatan
lainnya segera melaporkan dan mengirimkan kembali obat
tersebut kepada petugas pengelola obat dengan
sepengetahuan Kepala Puskesmas.
 Petugas gudang obat puskesmas menerima dan
mengumpulkan obat rusak dalam gudang. Jika memang
ditemukan obat tidak layak pakai maka harus segera
dikurangkan dari catatan sisa stok pada masing – masing
kartu stok yang dikelolanya. Petugas kemudian melaporkan
obat rusak / kadaluwarsa yang diterimanya dari satuan kerja
lainnya, ditambah dengan obat rusak / kadaluwarsa dalam
gedung kepada Kepala puskesmas.
 Obat rusak atau kadaluwarsa selanjutnya didata nama obat,
jumlah, nomor bacth, tanggal produksi dan kadaluwarsa,
untuk kemudian dilakukan pemusnahan kepada pihak ketiga
dan dibuatkan berita acara sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

3. Pencatatan dan Pelaporan


a. Merekap pencatatan pengeluaran obat harian dalam satu bulan
b. Mengumpulkan resep sesuai dengan tanggal yang sama
c. Memisahkan resep dengan golongan obay psikotropika dan narkotika
d. Memisahkan resep apabila terjadi kesalahan pelayanan
e. Menyimpan resep pada tempat yang ditentukan secara berurutan
berdasarkan tanggal agar memudahkan dalam penelusuran resep.
f. Merekap pemakaian obat dalam 1 bulan dan menghitumg kebutuhan
obat dalam LPLPO
g. LPLPO dikirim ke Instalasi Farmasi Kabupaten

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

17
BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka


perlu didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui
perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan usulan
pemegang program yang sudah berdasarkan hasil pemetaan masalah. Ketersediaan
logistik harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan
dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis
Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

18
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN / PROGRAM

Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:

1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR


Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:

a. Pasien diidentifikasi menggunakan minimal dua identitas pasien, yaitu nama


pasien dan tanggal lahir pasien
b. Pasien diidentifikasi sebelum  melakukan pemberian obat, tindakan atau
produk lainnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah:

 Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal  lahir


sebelum melakukan prosedur, dengan pertanyaan terbuka, contoh :”
Nama bapak siapa?” “Tolong sebutkan tanggal lahir Bapak”.
 Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat
ditanyakan kepada penunggu/ pengantar pasien.

2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Cara komunikasi yang efektif di puskesmas:

a. Menggunakan teknik SBAR (Situation – Background – Assessment –


Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.
 Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
 Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan   kondisi
pasien terkini.
 Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
 Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
pasien saat ini.
b.   Komunikasi Verbal (Write down/tulis, Read back/baca kembali

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

19
 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh
penerima instruksi/ laporan.
 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali
oleh penerima instruksi/ laporan.
 Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu
pemberi instruksi/ laporan.
 Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike
Sound Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup 
misalnya : UBRETID
S Situasi

Saya menelepon tentang (nama pasien,


umur, dan lokasi)………….

Masalah yang ingin disampaikan…..

Tanda- tanda vital :

B Background/ latar belakang

Status mental pasien :

Kulit:…

Alat Bantu…

A Assesment/ Penilaian

Sampaikan masalah yang sedang terjadi


dan katakan penilaian anda.

R Rekomendasi

Apakah (katakan apa yang ingin


disarankan)

Apakah diperlukan pemeriksaan

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

20
tambahan?

Jika ada perubahan tatalaksana,


tanyakan…

3. MENINGKATKAN KESELAMATAN PENGGUNAAN OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI (HIGH ALERT)
Obat- obatan yang perlu diwaspadai adalah :

1. Elektrolit pekat : MgSO4 20%, MgSO4 40%, Natrium Bikarbonat

2. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) / LASA (Look Alike Sound

     Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan  kedengarannya mirip.

 Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai:

 Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi


penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan
“High Alert
 Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
 Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima /
memberi instruksi
 Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi:

a. Elektrolit Pekat
- MgSO4 20%
- MgSO4 40%
b. Antiaritmia
- Lidokain
c. Obat Hipoglikemia Oral
d. Obat Agonis Adrenergik
- Efinefrin
e. Sound Alike Look Alike Drugs

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

21
4. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:

a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum.


b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.

Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan


pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:

 Sebelum kontak dengan pasien


 Sesudah kontak dengan pasien
 Sebelum tindakan asepsis
 Sesudah terkena cairan tubuh pasien
 Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Ada 2 cara cuci tangan yaitu :

1. HANDWASH – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik


2. HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik

Alat Pelindung Diri

Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh,
ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker, tutup kepala,
kacamata pelindung, apron/ jas, dan sepatu pelindung.

5. PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH


Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :

1. Semua pasien baru dinilai rIsiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

22
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat rIsiko jatuh
pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh


masyarakat maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja di puskesmas
semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas,
pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat sekitar puskesmas ingin
mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik
sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi
sarana dan prasarana yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi standar.

Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan


karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya


pasal 165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga
kerja”. Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas
mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya
adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan kerja. Puskesmas
harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia
layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di
puskesmas.

Program keselamatan kerja di puskesmas merupakan salah satu upaya untuk


meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan
keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat sekita.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

24
1. Tujuan umum

Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas
berjalan baik dan lancar.

2. Tujuan khusus

a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja)


dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas puskesmas.

Alat Keselamatan Kerja

1. APAR (alat pemadam api ringan)


2. Jas
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk


memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
b. Pakailah jas (dokter, dokter gigi, analis) saat bekerja
c. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam
kebakaran,dan alat keselamatan kerja yang lainnya.
d. Buanglah sampah pada tempatnya.
e. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
f. Dilarang merokok

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu   (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu


sistem kegiatan  teknis yang bersifat rutin yang dirancang  untuk mengukur dan
menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan.  Pengendalian
mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya
sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan
langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya
berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan
dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa
pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam
bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh
puskesmas ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

26
BAB IX
PENUTUP

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan


kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/ kota.
Sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional. Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN UNIT LAYANAN OBAT PUSKESMAS

27

Anda mungkin juga menyukai