Anda di halaman 1dari 2

Literasi dan Media Digital

Literasi = Kemampuan membaca dan menulis ? (X)

Kini definisi literasi semakin berevolusi memiliki arti yang lebih luas, ada literasi media,
literasi teknologi, literasi sains, literasi digital, literasi visual, literasi kesehatan, literasi
finansial dan masih banyak lagi. Bahkan pada tahun 2016 Kemendikbud menggiatkan GLN
yakni Gerakan Literasi Nasional.

Secara Etimologis literasi berasal dari bahasa latin “literatus” (Orang yang belajar). Menurut
Education Development Center (EDC) literasi yaitu kemampuan individu untuk
menggunakan potensi serta skill yang dimilikinya, dan tidak sebatas hanya kemampuan baca
tulis saja.

National Institut for Literacy menjelaskan Literasi adalah kemampuan seseorang untuk
membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian
yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.

Media Digital menurut (Gurau, 2008) Segala bentuk Komunikasi yang menggunakan
internet.

Lebih jelasnya media digital secara sederhana dapat dipahami sebagai media/sarana
komunikasi yang menggunakan teknologi digital dan terkoneksi dengan internet. Kata digital
dalam media digital berarti ada perubahan bentuk media yang sebelumnya bersifat fisik atau
analog menjadi bentuk bit (data elektronik)

Sehingga dapat disimpulkan = Literasi Media Digital adalah seseorang yang belajar untuk
memiliki kemampuan dalam menggunakan, membuat informasi, memanfaatkan dan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan informasi pada teknologi digital secara sehat,
bijak, dan cerdas.

Apa saja contoh media digital?

- Portal berita online (detikcom, kumparancom, kompascom)


- Media Sosial (
- E-commerce (Tokped, shopee, lazada)
Kenapa Belajar Literasi Media Digital ?

(karena sudah menjadi kompetensi esensial yang wajib dimiliki dan dikuasai oleh pengakses
internet apalagi pada era revolusi saat ini. jangan hanya bisa menjadi pengguna pasif
teknologi digital)

- Kemampuan menganalisis informasi pada media digital


(Menurut sebuah penelitian, sebanyak 65% dari 132 juta pengguna internet di
Indonesia percaya dengan kebenaran informasi di dunia maya tanpa pengecekan ulang
terlebih dahulu.)
Bagaimana caranya ?
= Konfirmasi (cek kebenaran informasi dari sumber informasi dan dapat diterima dari
berbagai sudut pandang)
= Saring (Baca informasi dengan teliti dan pikirkan dampaknya sebelum
menyebarkan informasi, apakah informasi tersebut bermanfaat atau hanya akan
merugikan diri sendiri dan orang lain)
= Abaikan ( Jika informasi itu mengandung berita hoax, pertengkaran, permusuhan,
SARA)
= Sebarkan dan laporkan ( Jika informasinya bermanfaat jangan lupa dengan hak
cipta, laporkan jika berita mengandung berita hoax dll)
- Kemampuan berpikir kritis
(Seseorang yang tidak memiliki kemampuan berpikir kritis cenderung percaya pada
hal tidak logis yang sebenarnya masih asumsi, bingung ditengah banjir informasi,
mudah terprovokasi, mudah di adu domba, mudah terkena tipu)
Bagaimana caranya?
= Bedakan Fakta dan Opini
= Berpikir skeptis (Curiga)
- Kontrol penggunaan media digital
(Kontrol penggunaan media digital yang bersifat adiktif)
Bagaimana caranya?
= Puasa media sosial
= Menggunakan media digital sesuai kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai