Anda di halaman 1dari 2

Nama : Tista Aryanti

NIM : 201930028
Kelas : A Etika Bisnis & Profesi Akuntansi
Tugas 1
Nim Genap : Moral Hazard

MORAL HAZARD
Istilah moral hazard berasal dari ilmu ekonomi yang mempelajari ekonomi
informasi. Istilah ini sebetulnya tidak ada hubungannya dengan tindakan yang bersifat
tidak bermoral. Dengan merujuk pada Kreps (1990;577), moral hazard didefinisikan
sebagai tindakan oleh salah satu pihak (agen) dalam suatu transaksi yang memengaruhi
penilaian pihk lain ( prinsipel) terhadap transaksi tersebut, tetapi pihak kedua (prinsipel)
tidak dapat mengawasi/memaksa secara sempurna tindakan dimaksud. Motif utama dari
tindakan itu adalah memaksimalkan manfaat bagi pihak yang bersangkutan. Moral
hazard dapat terjadi sebelum dilakukan suatu transaksi (kontrak) atau setelahnya.
Untuk mencegah terjadinya modal hazard, struktur kontrak perlu dirancang
sedemikian baik sehingga masing-masing pihak akan bertindak sesuai dengan keinginan
pihak yang lain. Titik berat perancangan adalah penyusunan sistem insentif dan
penyediaan sistem monitoring terhadap masing-masing pihak. Moral hazard dilandasi
atas premis bahwa, demi kepentingan (keuntungan) pribadi, seseorang, dalam
menjalankan suatu kontrak, akan berusaha untuk mengoptimalkan usahanya (effort)
sesuai dengan batasan (constraints) yang dihadapi.

Profesi Akuntan yang terkait dengan Moral Hazard


Dalam menjalankan profesinya, seorang akuntan harus mengedepankan sikap
dan tindakan yang mencerminkan profesionalisme dimana hal tersebut telah diatur
dalam kode etik profesinya. Karena pertimbangan profesional berlandaskan pada nilai
keyakinan individu, kesadaran moral memainkan peran penting dalam pengambilan
keputusan akhir (Harahap, 1991). Namun pada kenyataannya seorang auditor dalam
menjalankan tugasnya masih banyak melakukan kesalahan yang melanggar kode etik
profesi yang berlaku.
Sebagai contoh kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard
diantaranya memanipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta
dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini konon
ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden Amerika Serikat.
Dalam kasus ini Kantor Akuntan Publik (KAP) Andersen berperan penting dalam
kejahatan manipulasi yang dilakukan. Keterkaitan KAP Andersen bermula pada awal
tahun 2001 KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap kemungkinn mempertahankan
atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan, mengingat resiko yang sangat tinngi
berkaitan dengan praktek akuntansi dan bisnis Enron. Dari hasil evaluasi di putuskan
untuk tetap mempertahankan Enron sebagai klien KAP Andersen.
Karena kasus ini, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut
dengan meninggalkan hutang milyaran dollar sedangkan KAP Andersen sendiri
kehilangan keindenpendesiannya dan kepercayaan kepada masyarakat terhadap KAP
tersebut yang berujung dengan penutupan, juga berdampak pada karyawan yang bekerja
di KAP Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat
kasus ini.

Pendapat yang terjadi pada Profesi Akuntan yang terkait dengan Moral Hazard
Pada kasus ini menunjukkan bahwa kompetensi dari seorang auditor telah
mengalami penurunan dikarenakan kurangnya kesadaran etika profesi yang dimiliki
seorang auditor tersebut. Apabila auditor memiliki persepsi atau pandangan positif
terhadap profesinya, maka auditor tersebut akan memahami segala sesuatu yang
berkaitan dengan profesi yang digelutinya dan beranggapan bahwa profesinya
merupakan profesi yang sangat penting bagi pihak lain sehingga mereka akan
melakukan pa yang harus dilakukan secara proporsional. Sementara, apabila seorag
auditor memiliki persepsi negatif terhadap profesinya maka auditor akan beranggapan
bahwa profesi yang digelutinya harus menghasilkan bagi diri sendirinya tanpa
memikirkan dampaknya bagi pihak lain apabila tidak dilaksanakan sesuai dengan kode
etik yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai