Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Sumber Daya Air dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Negara menjamin hak rakyat atas air guna memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari bagi kehidupan yang sehat dan bersih dengan jumlah yang cukup, kualitas yang baik, aman, terjaga keberlangsungannya, dan terjangkau. Hak rakyat atas air yang dijamin pemenuhannya oleh negara merupakan kebutuhan pokok minimal sehari-hari, negara memprioritaskan hak rakyat atas air sebagai berikut: a. Kebutuhan pokok sehari hari; b. Pertanian rakyat; dan c. Penggunaan Sumber Daya Air untuk kebutuhan usaha guna memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari melalui Sistem Penyediaan Air Minum. Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah menetapkan urutan prioritas pemenuhan air pada wilayah sungai sesuai dengan kewenangannya setelah memperhitungkan keperluan air untuk pemeliharaan sumber air dan lingkungan hidup. Hak rakyat atas Air bukan merupakan hak kepemilikan atas air, tetapi hanya terbatas pada hak untuk memperoleh dan menggunakan sejumlah kuota air sesuai dengan alokasi yang penetapannya diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dalam mengatur dan mengelola sumber daya air, pemerintah daerah provinsi bertugas: a. Menyusun kebijakan pengelolaan sumber daya air provinsi berdasarkan kebljakan nasional sumber daya air dengan memperhatikan kepentingan provinsi sekitarnya; b. Menyusun Pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/ kota; c. Menyusun rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; d. Melaksanakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota, termasuk cekungan air tanah pada wilayah sungai tersebut; e. Mengelola, kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai lintas kabupaten/ kota; f. Menyelenggarakan proses perizinan penggunaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten g. Menjamin penyediaan air baku yang memenuhi kualitas untuk pemenuhan kebutuhan pokok minimal sehari-hari masyarakat pada wilayah sungai lintas kabupaten h. Mengembangkan dan mengelola sistem irigasi sebagai satu kesatuan sistem pada daerah irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi; i. Mengembangkan dan mengelola sistem penyediaan air minum lintas daerah kabupaten/kota; j. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai lintas kabupaten/ kota; k. Memberikan bantuan teknis dan bimbingan teknis dalam pengelolaan sumber daya air kepada pemerintah daerah kabupaten/kota; l. Memfasilitasi penyelesaian sengketa antarkabupaten dan/atau antarkota dalam pengelolaan sumber daya air; dan m. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang pengelolaan sumber daya air pemerintah daerah kabupaten/ kota. Sumber daya air mempunyai fungsi sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi yang diselenggarakan serta diwujudkan secara selaras. Sumber daya air dikelola secara terpadu, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Pengelolaan sumber daya air didasarkan pada wilayah sungai dengan memperhatikan keterkaitan penggunaan air permukaan dan air tanah dengan mengutamakan pendayagunaan air permukaan. Penggunaan sumber daya air untuk kebutuhan usaha dan kebutuhan bukan usaha dilakukan berdasarkan izin dengan memperhatikan fungsi kawasan dan kelestarian lingkungan hidup. Izin penggunaan sumber daya air diberikan oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Untuk mendukung pengelolaan sumber daya air, pemerintah pusat dan pemerintah daerah menyelenggarakan pengelolaan sistem informasi sumber daya air sesuai kewenangannya. Sistem informasi ini merupakan jaringan informasi sumber daya air yang tersebar dan dikelola oleh berbagai institusi yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam bidang sumber daya air. Informasi sumber daya air meliputi: - Hidrologis - Hidrometeorologis - Hidrogeologis - Kebijakan sumber daya air - Prasarana sumber daya air - Teknologi sumber daya air - Lingkungan pada sumber daya air dsk - Kegiatan sosial ekonomi dan budaya
2. Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan
Air Minum Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu kesatuan sarana dan prasarana penyediaan Air Minum. SPAM diselenggarakan untuk memberikan pelayanan Air Minum kepada masyarakat untuk memenuhi hak rakyat atas air minum. SPAM diselenggarakan dengan tujuan untuk: a. Tersedianya pelayanan air minum untuk memenuhi hak rakyat atas air minum; b. Terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau; c. Tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan BUMN, BUMD, UPT, UPTD, kelompok masyarakat, dan badan usaha; dan d. Tercapainya penyelenggaraan air minum yang efektif dan efisien untuk memperluas cakupan pelayanan air minum. Jenis SPAM terbagi menjadi dua antara lain: a. SPAM jaringan perpipaan SPAM jaringan perpipaan diselenggarakan untuk menjamin kepastian kuantitas dan kualitas air minum yang dihasilkan serta kontinuitas pengaliran air minum. Kuantitas air minum yang dihasilkan paling sedikit mencukupi kebutuhan pokok air minum sehari-hari sedangkan kualitas air minum yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Di sisi lain, kontinuitas pengaliran air minum memberikan jaminan pengaliran selama 24 jam per hari. SPAM jaringan perpipaan meliputi: Unit air baku; Pengambilan air baku wajib memperhatikan keperluan konservasi dan pencegahan kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Air baku wajib memenuhi baku mutu air dengan klasifikasi dan kriteria mutu air baku untuk penyediaan air minum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyedia air baku yang terdiri atas: Bangunan penampungan air Bangunan pengambilan/penyadapan Alat pengukuran dan peralatan pemantauan Sistem pemompaan Bangunan sarana pembawa serta pelengkapnya Unit produksi; Unit produksi merupakan infrastruktur yang dapat digunakan untuk proses pengolahan air baku menjadi air minum melalui proses fisika, kimia, dan/atau biologi. Unit produksi harus dilengkapi dengan sarana pengolahan lumpur sisa hasil pengolahan air baku menjadi air minum. Unit produksi terdiri atas: Bangunan pengolahan dan perlengkapannya; Perangkat operasional; Alat pengukuran dan peralatan pemantauan; dan Bangunan penampungan air minum. Unit distribusi; Unit distribusi merupakan sarana pengaliran Air Minum dari bangunan penampungan sampai unit pelayanan. Pengaliran air pada unit distribusi dapat dilakukan menggunakan sistem pemompaan dan/atau secara gravitasi. Unit distribusi terdiri atas: Jaringan distribusi dan perlengkapannya; Bangunan penampungan; dan Alat pengukuran dan peralatan pemantauan. Unit pelayanan. Unit pelayanan merupakan titik pengambilan air yang harus dipasang alat pengukuran berupa meter air. Unit pelayanan terdiri atas: Sambungan langsung Hidran umum Hidran kebakaran b. SPAM bukan jaringan perpipaan SPAM bukan jaringan perpipaan terdiri atas: Sumur dangkal; Sumur dangkal merupakan sarana untuk menyadap dan menampung air tanah yang digunakan sebagai sumber Air Baku untuk Air Minum. Pembangunan sumur dangkal wajib memperhatikan ketentuan teknis tentang kedalaman muka air dan jarak aman dari sumber pencemaran. Sumur pompa; Sumur pompa merupakan sarana berupa sumur yang bertujuan untuk mendapatkan air baku untuk air minum yang dibuat dengan mengebor tanah pada kedalaman tertentu. Pengambilan air dengan menggunakan sumur pompa dilakukan dengan menghisap atau menekan air ke permukaan dengan menggunakan pompa. Pembangunan sumur pompa wajib memperhatikan ketentuan teknis tentang kedalaman muka air dan jarak aman dari sumber pencemaran. Bak penampungan air hujan; Bak penampungan air hujan bertujuan untuk menampung air hujan sebagai air baku yang harus dilengkapi dengan saringan dan penutup sebagai pengaman dari kotoran. Bak penampungan air hukan dapat digunakan secara individual atau komunal. Terminal air; Terminal air merupakan sarana pelayanan air minum yang digunakan secara komunal berupa bak penampung air yang ditempatkan di atas permukaan tanah atau pondasi dan pengisian air dilakukan dengan sistem curah dari mobil tangki air atau kapal tangki air. Terminal air ditempatkan di daerah rawan air minum, daerah kumuh, masyarakat berpenghasilan rendah, dan/atau daerah terpencil. Penempatan ini harus berada di tempat yang mudah diakses oleh masyarakat. Bangunan penangkap mata air. Bangunan penangkap mata air merupakan sarana yang dibangun untuk mengumpulkan air pada sumber mata air dan melindungi sumber mata air terhadap pencemaran. Bangunan ini dapat dilengkapi dengan bak penampung dan harus dilengkapi fasilitas keran umum bagi masyarakat di sekitar mata air. Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan untuk menjamin hak rakyat atas air minum, akses terhadap pelayanan air minum, dan terpenuhinya kebutuhan pokok air minum sehari-hari bagi masyarakat. Penyelenggaraan SPAM wajib memenuhi Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Menteri. Penyelenggaraan SPAM berlandaskan kebijakan dan strategi penyelenggaraan SPAM dan rencana induk SPAM. Kebijakan dan strategi provinsi penyelenggara SPAM disusun dan ditetapkan oleh gubernur setiap lima tahun sekali. Sementara, rencana induk SPAM lintas provinsi disusun dan ditetapkan oleh Menteri. Rencana Induk SPAM sebagai ditetapkan untuk jangka waktu 15 sampai dengan 20 tahun dan ditinjau setiap lima tahun sekali. Penyelenggaraan SPAM harus dilaksanakan secara terpadu dengan penyelenggaraan sanitasi untuk mencegah pencemaran Air Baku dan menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan Air Minum. Keterpaduan Penyelenggaraan SPAM dan penyelenggaraan sanitasi dilakukan paling sedikit pada penyusunan rencana induk. Wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi dalam Penyelenggaraan SPAM meliputi: a. Menyusun dan menetapkan Kebijakan dan Strategi Provinsi Penyelenggaraan SPAM; b. Menyusun dan menetapkan Rencana Induk SPAM Lintas Kabupaten/Kota; c. Melaksanakan Penyelenggaraan SPAM yang bersifat khusus, kepentingan strategis provinsi, dan lintas kabupaten/kota; d. Membentuk BUMD dan/atau UPTD provinsi; e. Memberikan izin kepada Badan Usaha untuk melakukan Penyelenggaraan SPAM; f. Melakukan pemantauan dan evaluasi Penyelenggaraan SPAM pada kabupaten/kota di wilayahnya; g. Menyampaikan laporan hasil pemantauan dan evaluasi Penyelenggaraan SPAM kepada Pemerintah Pusat; h. Melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pemerintah kabupaten/kota; i. Menjamin ketersediaan Air Baku untuk Penyelenggaraan SPAM lintas kabupaten/kota; dan j. Melakukan kerja sama dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lain.
3. Peraturan Menteri PUPR Nomor 27 Tahun 2016 tentang Penyelenggara
SPAM Peraturan Menteri ini bertujuan untuk menyediakan pelayanan air minum dalam rangka menjamin hak rakyat atas air minum, terwujudnya pengelolaan dan pelayanan air minum yang berkualitas dengan harga yang terjangkau, tercapainya kepentingan yang seimbang antara pelanggan dan penyelenggara, tercapainya penyelenggaraan air minum yang efektif dan efisien untuk memperluas cakupan pelayanan air minum. Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan mengikuti proses dasar manajemen yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dan dituangkan dalam landasan penyelenggaraan SPAM yang mengikuti prinsip penyelenggaraan SPAM. Landasan penyelenggara SPAM Provinsi ini terdiri atas: a. Kebijakan dan strategi Disusun dan ditetapkan oleh gubernur setiap lima tahun sekali. Pemerintah pusat melakukan koordinasi koordinasi dan memfasilitasi keterpaduan penyusunan jakstra SPAM provinsi. Dalam menyusun Jakstra SPAM Provinsi gubernur melakukan konsultasi substansi kepada Menteri cq. Direktur Jenderal Cipta Karya. Jakstra SPAM Provinsi paling sedikit memuat: Visi dan misi Penyelenggaraan SPAM; Isu strategis, permasalahan, dan tantangan Isu strategis, permasalahan, dan tantangan Penyelenggaraan SPAM memuat: Data awal identifikasi potensi dan rencana alokasi air baku untuk wilayah pelayanan sesuai dengan layanannya; Pemetaan sistem penyediaan air baku di wilayah administratif; Pemetaan rencana pembagian wilayah pelayanan sesuai potensi air baku; dan Pemetaan program pengembangan spam dan pengelolaan spam untuk setiap rencana wilayah pelayanan sesuai dengan analisa kebutuhan; dan Pemetaan tantangan penyelenggaraan spam untuk setiap rencana wilayah pelayanan. Penyelenggaraan SPAM; Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM; Kebijakan dan Strategi Penyelenggaraan SPAM memuat: Skenario Penyelenggaraan SPAM; Sasaran kebijakan; dan Komitmen kebijakan dan strategi Penyelenggaraan SPAM. Rencana aksi Penyelenggaraan SPAM Rencana Aksi Penyelenggaraan SPAM sekurang-kurangnyamemuat: Alternatif sumber pembiayaan; dan Kegiatan dan rencana tindak.
b. Rencana induk SPAM
Rencana Induk SPAM Lintas Provinsi ditetapkan untuk jangka waktu 15 (lima belas) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun dan dapat ditinjau setiap 5 (lima) tahun sekali. Dalam hal hasil tinjauan Rencana Induk SPAM Lintas Provinsi terdapat perubahan maka Rencana Induk SPAM Lintas Provinsi dapat diubah dan disusun serta ditetapkan oleh Menteri. Penyusunan Rencana induk SPAM memuat pengelompokan wilayah di lintas provinsi terkait yang memiliki kelebihan ataupun kekurangan sumber air baku yang menjadi dasar dilaksanakannya SPAM regional. Penyusunan rencana induk SPAM paling sedikit memuat: Gambaran umum lintas provinsi; Kondisi SPAM eksisting lintas provinsi; Standar/kriteria perencanaan; Proyeksi kebutuhan air; Potensi air baku; Rencana induk dan pra desain SPAM; Analisis dan keuangan; dan Pengembangan kelembagaan pelayanan air minum. Perencanaan SPAM Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan mengikuti proses dasar manajemen yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Tahapan proses dasar manajemen ini dilaksanakan pada pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan SPAM. Selanjutnya, pada tahap perencanaan dilakukan untuk pembangunan baru, peningkatan, dan perluasan yang meliputi penyusunan studi kelayakan dan rencana teknis rinci. Studi kelayakan merupakan suatu studi untuk mengetahui tingkat kelayakan usulan pembangunan sistem penyediaan air minum di suatu wilayah pelayanan ditinjau dari aspek teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan, dan finansial. Studi kelayakan disusun berdasarkan: a. Rencana Induk SPAM yang telah ditetapkan; b. Hasil kajian kelayakan teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, kelembagaan, dan finansial; c. Kajian sumber pembiayaan.