BAB I
PENDAHULUAN
Kota Batam merupakan salah satu kota di Propinsi Kepulauan Riau yang
perkembangannya cukup pesat yang secara geografis memiliki letak yang sangat
strategis karena berada pada jalur pelayaran internasional dan hanya berjarak 12,5
mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan
Kota Batam sebagai pintu gerbang pembangunan ekonomi, baik skala propinsi
maupun nasional. Pada Juni 2013 populasi penduduk Kota Batam adalah sebesar
1.128.610 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk Kota Batam antara tahun 2000
jumlah penduduk di Kota Batam yang cukup pesat akan berdampak terhadap
Kota Batam sebagian besar diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Telaga
Jalan Raya Telaga Punggur, Kelurahan Kabil, Kecamatan Nongsa, Kota Batam.
Pengelolaan sampah di TPA Telaga Punggur saat ini dilakukan oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Batam. TPA Telaga Punggur telah
beroperasi sejak tahun 1997 dengan luas lahan yang tersedia sebesar 47 Ha yang
beralaskan karpet untuk mencegah rembesan air lindi ke tanah sekitar. Sampah
yang masuk ke TPA Telaga Punggur berasal sampah domestik dan non domestik
1
1
2
yang bukan tergolong sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang ada di
Kota Batam.
jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan bau, menurunkan kualitas air
tanah, air laut, dan timbulnya berbagai macam serangga serta vektor penyakit
(Tchobanoglous, 1993). Kebanyakan TPA, air lindi terbentuk dari cairan yang
memasuki area timbunan sampah yang berasal dari sumber sumber eksternal,
seperti air hujan, air tanah dan cairan yang diproduksi dari dekomposisi sampah.
Lokasi TPA Telaga Punggur sangat berdekatan dengan laut dan pelabuhan
domestik Telaga Punggur seperti terlihat pada Gambar 1.1. Jika air lindi yang
berasal dari TPA Telaga Punggur tidak diolah dengan baik maka akan berpotensi
biota perairan yang ada disekitar TPA, karena didalam lindi terdapat berbagai
senyawa organik maupun anorganik serta sejumlah bakteri pathogen, selain itu
lindi juga mengandung amoniak, timbal dan mikroba parasit seperti kutu air yang
Keberadaan air lindi merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh
TPA Telaga Punggur, dikarenakan masih ada beberapa parameter kualitas air lindi
2
3
yang melebihi nilai ambang batas baku mutu yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup nomor 51 tahun 1995 tentang baku mutu limbah cair
TPA Telaga
Punggur
TPA Telaga Punggur saat ini sudah dilengkapi dengan kolam pengolahan
biologis pada kolam aerasi dilengkapi dengan aerator terdifusi secara merata di
dasar kolam yang berfungsi untuk mensuplai oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme aerob selain itu juga berfungsi sebagai pengadukan, pada kolam
aerasi bakteri diinjeksikan kedalam bola plastic kecil dengan rasio pemberian
3
4
bakteri sebesar 3:1, dimana di dalam bola terdapat sarang bakteri yaitu berupa sel
sarang tawon/sabut/ijuk.
Hasil Pengujian terhadap kualitas air lindi pada Instalasi Pengolahan Air
lindi yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Batam pada
tanggal 20 Februari 2013 didapatkan bahwa kadar BOD5 dan COD memiliki nilai
yang sama antara inlet (sebelum) dan outlet (sesudah) unit pengolahan lindi,
dimana BOD5 sebesar > 150 mg/l dan COD > 450 mg/l. Berdasarkan hasil
pengukuran pada inlet dan outlet, kadar BOD5 dan COD telah melebihi nilai
ambang batas baku mutu yang ditetapkan, selain itu hasil pengukuran tersebut
belum dapat diketahui seberapa besar perubahan penurunan parameter BOD5 dan
Berbeda dengan hasil uji terhadap kadar BOD5 dan COD, kadar TSS dan
TDS pada air lindi pada hasil pengukuran tidak melebihi nilai ambang batas baku
mutu yang ditetapkan namum terjadi peningkatan kadar TDS dan TSS. Kadar
TDS pada inlet yang relatif kecil yaitu sebesar 5,67 mg/l dan pada outlet sebesar 7
mg/l, sedangkan kadar TSS pada inlet sebesar 225 mg/l dan pada outlet sebesar
326 mg/l. Dengan melihat hasil pengukuran tersebut perlu dilakukan penelitian
mengenai studi kinerja kolam aerasi pada TPA Telaga Punggur Kota Batam untuk
BOD5, COD, TSS dan TDS. Kolam aerasi yang dijadikan objek dalam penelitian
4
5
Gambar 1.2. Kolam aerasi Pada IPA Lindi TPA Telaga Punggur
(Sumber : Pengamatan langsung di lapangan)
1. Jumlah timbulan sampah di Kota Batam yang terus meningkat dari tahun
dihasilkan
2. Belum ada informasi yang memadai mengenai debit dan waktu tinggal air
3. Hasil pengukuran terhadap kadar TDS pada kualitas air lindi TPA Telaga
punggur relatif kecil dibandingkan dengan kualitas lindi TPA yang ada di
Indonesia
4. Kadar BOD5 dan COD air lindi TPA Telaga Punggur memiliki kadar
tahun 1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri
5
6
5. Efluen air lindi dari Instalasi Pengolahan air lindi TPA Telaga Punggur
berpotensi mencemari perairan laut disekitar TPA apabila air olahan yang
6. Kinerja kolam pengolahan yang ada di TPA Telaga Punggur masih belum
sebagai berikut :
2. Apakah kadar BOD5 dan COD pada air lindi dapat menurun setelah diolah
3. Apakah kadar TSS dan TDS pada air lindi terjadi perubahan setelah
4. Pengamatan kinerja dari kolam aerasi pada instalasi pengolahan air lindi
TPA Telaga Punggur ditinjau dari parameter BOD5, COD, TSS dan TDS.
pencemar air lindi ditinjau dari parameter BOD5, COD, TSS dan TDS.
6
7
2. Air lindi yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari TPA Telaga
5. Banyak data yang tidak tersedia seperti detail design, design awal
7
8
yang sejenis.
unit pengolahan air lindi pada kolam aerasi yang dilakukan di TPA Telaga
8
9
1 Ari Seno Wibisono 2009 DO & COD pada outlet 186 mg/l, 158 mg/l dan 59 Jogjakarta, Indonesia
2 Diptya Kurnia Sari 2009 IPAL Sewon Bantul aerator tidak berfungsi secara Jogjakarta, Indonesia
dan TSS
9
10
dan TDS
10