Anda di halaman 1dari 5

(1) Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk

memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang ASN adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik.
Dalam menjalankan Tugas seorang ASN memang
wajib memiliki kapasitas yang memadai sehingga bisa
menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi yang telah
ditetapkan, Karena seorang ASN harus bekerja dalam
rangka menyelenggarakan pemerintahan dengan tujuan
mewujudkan tuuan dan cita-cita Negara. Untuk bisa
menjalankan tugas yang baik ASN harus memiliki Nilai
Akuntabilitas Personal yang baik pula. Seseorang yang
memiliki akuntabilitas yang baik akan bisa
memberikan nilai positif bagi lingkungannya sehingga
juga akan dapat menciptakan akuntabilitas kelompok.

Apabila setiap ASN telah memiliki Akuntabilitas Personal yang baiak maka akan


terbanun suatu integritas pemerintah dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa tersebut.
Karena dengan adanya akuntabilitas personal yang baik pada setiap anggota ASN maka akan
tercipta akuntabilitas Kelompok, organisasi dan bahkan akuntabilitas Stakeholder. Dengan
terciptanya akuntabilitas tersebut secara keseluruhan maka tujuan dan cita-cita Negara akan
bisa terwujudkan dengan baik melalui kinerja yang baik pula. Pada dasarnya kembali kepada
diri para ASN itu masing- masing, kalau pribadi dari ASN tersebut baik maka akan menghasilkan
kinerja yang baik pula dan cita-cita bangsa ini akan bisa diwujudkan dengan baik. 

(2) Negara yang baik harus dapat memenuhi hak warga negaranya. Sementara itu,
warga negara juga harus menyelesaikan tugas sebagai warga negara yang baik. Barulah dapat
hak warga negara. Negara memiliki hubungan emosional yang kuat dengan warga negara. Tidak
perlu ada pemaksaan atau aturan resmi yang mewajibkan warga negara membela negaranya.
Karena hubungan emosional yang kuatlah, warga negara tentunya tidak akan terima bila
negaranya mengalami keadaan buruk. Hubungan emosional yang kuat antara negara dengan
warga negara akan membentuk rasa cinta tanah air. Inilah yang biasa disebut dengan
Patriotisme.
Patriotisme adalah sikap seseorang yang
bersedia mengorbankan segala-galanya untuk
kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.
Semangat cinta tahan air. Pengorbanan dapat
berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa
raga.

(3) Pelayanan Publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi teknis dan
leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika dan kode etik
pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung menjadi tidak peka, tidak
peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada masyarakat kalangan bawah yang
tidak beruntung.Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan public.

Oleh karena itu, yang harus dilakukan seorang ASN


agar selalu berjalan dalam koridor Etika Publik, ialah
merubah mindset atau pola pikir masing – masing individu.
Pertama, berubah dari penguasa menjadi pelayan; Kedua,
berubah dari ’wewenang’ menjadi ’peranan’; Ketiga,
menyadari bahwa jabatan publik adalah amanah, yang
harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi
juga di akhirat.

(4) Sebagai seorang ASN harus siap untuk memberikan pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat. Hal itu dikarenakan bahwa ASN  berkewajiban secara moral melaksanakan
tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. Dengan demikian,
pegawai ASN harus mampu menjadi pelayanan publik yang handal dan profesional, menjadi
pendengar yang baik atas berbagai keluhan dan pengaduan masyarakat, sekaligus mampu
menindaklanjutinya dengan memberikan solusi yang tepat melalui langkah perbaikan secara
nyata, bukan sekedar janji-janji muluk untuk menenangkan gejolak masyarakat.
Dalam pembangunan komitmen mutu diperlukan adanya inovasi pada pelayanan publik,
yang berorientasi pada pelayanan yang adil dan bermutu. Dalam hal ini, contoh dalam
pelayanan di Puskesmas. Semula, tidak ada perbedaan pelayanan pada pelayanan Umum
ataupun pelayanan pada Anak / Balita. Namun sekarang sudah ada layanan biasa disebut
dengan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) yang menjadi suatu pendekatan/ cara
menatalaksana balita sakit dengan focus kepada kesehatan anak usia 0 – 5 tahun (balita)
secara menyeluruh atau. Kegiatan ini merupakan upaya yang ditunjuk untuk
menurunkan kesakitan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar.
Dalam masa pandemi seperti sekarang ini, dibutuhkan juga pelayanan ekstra agar tidak
terjadi penumpukan dalam pelayanan di Puskesmas. Pada awal pandemi, kegiatan yang
dilakukan di luar gedung tidak dilakukan guna menghindari kerumunan. Tetapi, dirasa
tetap perlu guna mengantisipasi penumpukan pelayanan di dalam gedung, dibuka
kembali pelayanan luar gedung Puskesmas, misalnya Posyandu Lansia, Posbindu,
Posyandu Balita, dll. Pos pos tersebut guna untuk menekan angka penumpukan
pelayanan di Puskesmas, namun dilaksanakan dengan memperhatikan protokol
kesehatan yang ketat.

(5)Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah
karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup,
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak
hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Oleh karena itu, korupsi harus diberantas sampai keakar – akarnya. Maksudnya,
korupsi biasanya tidak hanya melibatkan 1 orang / individu melainkan melibatkan
beberapa individu untu bekerjasama. Jadi harus kerja lebih untuk meruntut siapa dalang
dari tindak pidana ini.
Sebagai contoh yang marak selama pandemi, misalnya mengurangi danan BANSOS untuk
masyarakat kurang mampu. Dalam hal ini, tentu mereka bertindak tidak hanya bertindak
sendiri namun dapat dibantu dengan yang lain.
Yang menyebabkan seseorang dapat melakukan korupsi karena factor individu. Korupsi
yang dilakukan bukan karena kebutuhan primer atau kebutuhan pangan. Pelakunya
adalah orang yang berkecukupan, tetapi memiliki sifat tamak, rakus, mempunyai hasrat
memperkaya diri sendiri. Unsur penyebab tindak korupsi berasal dari dalam diri sendiri
yaitu sifat tamak/rakus. Selain itu, kurang kuatnya moral sehingga mudah tergoda untuk
melakukan tindak korupsi. Godaan bisa datang dari berbagai pengaruh di sekelilingnya,
seperti atasan, rekan kerja, bawahan, atau pihak lain yang memberi kesempatan. Dari
segi aspek sosial, Keluarga dapat menjadi pendorong seseorang untuk berperilaku korup.
Menurut kaum bahviouris, lingkungan keluarga justru dapat menjadi pendorong
seseorang bertindak korupsi, mengalahkan sifat baik yang sebenarnya telah menjadi
karakter pribadinya. Lingkungan justru memberi dorongan, bukan hukuman atas
tindakan koruptif seseorang.
Faktor eksternal / luar yang dapat menyebabkan seseorang dapat melakukan korupsi
salah satunya Hukum. Sistem hukum di Indonesia untuk memberantas korupsi masih
sangat lemah. Hukum tidak dijalankan sesuai prosedur yang benar, aparat mudah
disogok sehingga pelanggaran sangat mudah dilakukan oleh masyarakat. Lingkungan
sosial juga dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi. Korupsi
merupakan budaya dari pejabat lokal dan adanya tradisi memberi yang disalahgunakan
oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Lingkungan sosial juga dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan korupsi.
Korupsi merupakan budaya dari pejabat lokal dan adanya tradisi memberi yang
disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Menurut GreatDay HR, Adapun langkah – langkah untuk menanggulangi tindak pidana
korupsi sebagai berikut :
1. Penegakan hukum yang efektif sangat penting untuk memastikan para koruptor
dihukum dan memutus siklus impunitas, atau kebebasan dari hukuman atau
kerugian.
2. Mereformasi administrasi publik dan manajemen keuangan
Reformasi yang berfokus pada peningkatan manajemen keuangan dan memperkuat
peran lembaga audit di banyak negara telah mencapai dampak yang lebih besar
daripada hanya melakukan di  sektor publik dalam mengendalikan korupsi. Namun
harus diakui cara ini belum bisa diterapkan di banyak negara, karena ada dampak
yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan.
3. Mengenali jenis korupsi. Korupsi tidak hanya menyangkut suap, tapi juga bicara
mengenai masyarakat ekonomi lemah, yang masih sering menjadi sumber daya yang
perannya belum maksimal di tengah suatu ngara. Itulah mengapa sangat penting
untuk memahami berbagai jenis korupsi untuk mengembangkan respons yang
cerdas, dan sesuai dengan kebutuhan negara tersebut.
4. Menggunakan Jalur Komunikasi Alternatif
Saat membacanya mungkin Anda merasa kebingungan, namun dalam hal ini kita sedang
berbicara tentang bagaimana menyatukan proses formal dan informal, yang dimana berarti
Anda dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah dan kelompok non-pemerintah atau
organisasi, untuk mengubah perilaku dan memantau kemajuan.

5. Memanfaatkan teknologi
Bersyukur saat ini sudah teknologi yang menunjang segala aktivitas masyarakat, menjalin
komunikasi serta untuk membangun pertukaran yang dinamis hingga  berkelanjutan antara
pemangku kepentingan utama baik pemerintah, warga negara, bisnis, kelompok masyarakat
sipil, media, akademisi dll.

6. Memberikan kontribusi 
Sebagai masyarakat berinvestasilah dalam institusi dan kebijakan yang di ambil oleh
pemerintah. Meskipun sifatnya sangat terbatas dan tentunya disertai dengan berbagi aturan
yang sudah ada sebelumnyaa. 

7. Menutup celah Internasional


Salah satu yang menyebabkan korupsi susah untuk dilacak adalah saat pejabat publik
melakukan pencucian uang dan menyembunyikannya di negara lain. Sehingga sangat perlu bagi
pusat keuangan untuk memiliki sistem yang maju, dan mampu menghentikan transaksi gelap
yang terjadi.

8. Menetapkan Standar
Jika bicara soal korupsi maka tentunya tidak akan terlepas dari melakukan analisa kekuatan
pasar, perilaku, dan sosial. Karena semua aspek yang telah disebutkan  mengadopsi standar
integritas yang baik, maka hasil yang diberikan juga akan positif.

9. Menetapkan langkah yang tepat


Saat mengambil sebuah keputusan dan strategi tentunya harus ada evaluasi yang nantinya
dapat menjadi tolak ukur mengenai langkah langkah yang sudah diambil, juga melakukan
antisipasi saat situasi di lapangan berubah.

Anda mungkin juga menyukai