Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL


TIPE-TIPE JEMBATAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Yushinta Eka Farida, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Muchamad Ari Prasetiyo (211230000548)

PROGAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,


Puji syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah “Kontruksi Bangunan Sipil Tipe–Tipe Jembatan” ini
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Sholawat serta salam, semoga tetap terlimpahkan kepada baginda
Rosulullah SAW yang selalu kita nantikan syafa’at beliau di yaumil qiyamah
kelak. Semoga kita senantiasa termasuk kedalam golongan hamba- hambanya
yang sholih sholihah.
Dengan terselesaikannya makalah ini, tidak terlepas dari berbagai pihak.
Sehingga penyusun tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Yushinta Eka Farida, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah
Bahasa Indonesia.
2. Teman- teman penulis yang senantiasa memberikan pengarahan konstuktif
terhadap penyusun.
Sebagaimana tak luput dari kesalahan, penyusun menyadari makalah ini
masih sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca untuk makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan teman- teman mahasiswa teknik sipil UNISNU Jepara.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jepara,18 Januari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1. Pengertian Penerangan Jalan Umum.....................................................4
2.2. Jenis Alat Untuk Penerangan Jalan Umum...........................................5
2.3. Dampak Kurangnya Penerangan Cahaya..............................................8
2.4. Menanggulangi Minimnya Pencahayaan..............................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
3.1. Kesimpulan.........................................................................................10
3.2. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jembatan pertama yang dibuat dengan titian kayu untuk menyeberangi
sungai. Ada juga orang yang menggunakan dua utas tali atau rotan, yang diikat
pada bebatuan di tepi sungai. Seterusnya, batu digunakan, tetapi cuma sebagai
rangka. Jembatan gerbang berbentuk melengkung yang pertama dibuat semasa
zaman Emperor Roma, dan masih banyak jembatan dan saluran air orang Roma
yang kenal hingga hari ini. Orang-orang Roma juga mempunyai pengetahuan,
yang mengurangkan perbedaan kekuatan batu yang berbeda. Jembatan bata dan
mortar dibuat pada zaman kaisar Romawi, karena sesudah zaman tersebut,
teknologi pengetahuan telah hilang. Pada Zaman Pertengahan, tiang-tiang
jembatan batu biasanya lebih besar sehingga menyebabkan kesulitan kepada
kapal-kapal yang lalu-lalang di sungai tersebut. Pada abad ke-18, mulai banyak
pembaruan dalam pembuatan jembatan kayu oleh Hans Ulrich, Johannes
Grubenmann dan lain-lain. Dengan kedatangan Revolusi Industri pada abad ke-
19, sistem rangka (truss system) menggunakan besi untuk memajukan untuk
pembuatan jembatan yang lebih besar, tetapi besi tidak mempunyai kekuatan
ketegangan (tensile strength) yang cukup untuk beban yang besar. Apabila
mempunyai kekuatan ketegangan yang tinggi, jembatan yang lebih besar akan
dibuat, kebanyakannya menggunakan idea Gustave Eiffel, yang pertama kali
dipertunjukkan di Menara Eiffel di Paris, Perancis. Yang sesuai digunakan untuk
pembuatan jembatan yang panjang karena ia mempunyai kekuatan kepada berat
yang tinggi, tetapi konkrit pula mempunyai kos penjagaan yang lebih murah. Jadi,
selalunya "konkrit diperkuat" (reinforced concrete) digunakan - kekuatan
ketegangan konkrit yang lemah diisi oleh kabel tembaga yang ditanam di dalam
konkrit itu.

1.2. Rumusan Masalah

1
Dari uraian latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya maka dapat
diambil suatu rumusan masalah yakni sebagai berikut :
a. Apa pengertian dari Jembatan ?
b. Apa saja jenis jenis Jembatan?
c. Apa saja fungsi dari Jembatan?

1.3. Tujuan Penelitian

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Jenis Jembatan Berdasarkan Material


Jembatan merupakan suatu bangunan yang dibuat untuk melintasi
rintangan baik yang terjasi dialam aupun buatan mausian. Jembtan dapat
dikelompokan menjadi beberapa jenis.
Dalam pembuatan struktur jembatan dibutuhkan material-material tertentu
sebagai komponen pembentuknya. Jembatan ditinjau dari material strukturnya
dapat diurutkan sebagai berikut :
1. Jembatan kayu
2. Jembatan Beton
3. Jembatan Baja
4. Jembatan Komposit (Beton dan Baja).
Pada masing-masing material tersebut mempunyai keunggulan dan
kekurangan. Berikut penjelasan mengenai perbandingan keunggulan maupun
kekurangan dari material tersebut.
1. Jembatan Kayu
Kayu merupakan bahan yang cukup kuat dan kaku untuk dijadikan
sebagai bahan bangunan, dan kayu juga relatif mudah dibentuk dan
dipotong-potong sesuai keingginan. Namun dengan semakin majunya
teknologi dan pengetahuan tentang material, orang-orang beralih
menggunakan beton maupun baja dalam pembuatan infrastruktur khususnya
jembatan sehingga untuk saat ini sudah sulit ditemui jembatan yang terbuat
dari kayu. Berikut Kekurangan serta kelebihan Penggunaaan Kayu pada
jembatan
 Kelebihan :

a. Untuk membuat jembatan dengan bentang yang pendek, kayu lebih mudah
dibentuk, karena dapat dipotong-potong, sehingga pengerjaanya lebih mudah
dibangdingkan dengan pembuatan jembatan dari bahan beton atau baja.

3
b. Untuk beberapa jenis kayu tertentu, harga yang diperlukan untuk
memperoleh kayu untuk membuat jembatan (dengan bentang yang pendek) lebih
murah daripada menggunakan bahan beton maupun baja.
c. Lebih ramah lingkungan.

 Kekurangan :

a. Karena kayu berasal dari alam kualitas bahan kayu sulit untuk dikontrol.
Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses
tumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu.
b. Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki kekurangan
terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk karena jamur dan
kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama dan lebih mudah
terbakar jika tersulut api.
c. Tidak semua daerah mudah dalam memperoleh kayu dengan kualitas yang
diinginkan
2. Jembatan Beton
Beberapa sifat yang dimiliki beton sehingga dapat dibandingkan
dengan baja maupun kayu sebagai material pembentuk bangunan jembatan
adalah sebagai berikut.
A. Kemanan : Material beton merupakan material yang aman jika dikaitkan
dengan bahaya benturan/ impak, api dan angin. Hal ini berkaian dengan
karakternya yang berat dan kaku, tanpa diperlukan suatu perlakukan khusus, beton
bahkan mempunyai ketahanan terhadap temperatur yang sangat tinggi tanpa
kehilangan kemampuan integritas strukturnya . Selain itu, bangunan beton
bertulang memiliki ketahanan yang cukup tinggi terhadap bahaya angin, sebuah
gedung yang dibangun dengan beton bertulang yang dicor ditempat mampu
menahan angin dengan kecepatan 200 mil /jam. Dengan design yang baik, beton
juga dapat memenuhi kriteria yang diharapkan untuk keperluan ketahanan
terhadap beban gempa misalnya untuk memenuhi faktor kekakuan dan daktilitas.

4
B. Harga Menurut Ed Alsamsam, (PCA’s manager of buildings and special
structures) Secara umum, harga material beton di dunia adalah relatif stabil,
dimana fluktuasi harga material penyusun beton tidak terlalu besar, bahkan
fluktuasi harga baja tulangan untuk beton pun tidak terlalu berpengaruh pada
harga beton bertulang secara signifikan. Terutama untuk skala proyek yang besar
dan dalam jangka waktu panjang, prediksi rugi laba suatu kontrak proyek lebih
mudah diprediksi.

C. Fleksibilitas Design : Mengingat sifat beton yang mudah dibentuk,


berbagai tampilan sesuai selera dan seni dapat dipenuhi. Berbagai bentuk struktur
bangunan beton bisa mengakomodasi keinginan para arsitek, sehingga banyak
dijumpai sruktur gedung atau bangunan lain dengan nilai estetis yang sangat
tinggi.

D. Waktu pelaksaan : Khusus untuk beton yang dicor ditempat, waktu


pelaksanaan konstruksi relatif lebih panjang, mulai dari pembuatan peracah dan
acuan beton/bekisting, pemberian tulangan, pengecoran dan perawatan Beberapa
beton memerlukan waktu yang cukup panjang sampai umur beton yang cukup
tercapai untuk dapat dilakukan pembongkaran perancah/steger. bahan aditif bisa
ditambahkan untuk mempercepat proses pengeringan beton.

3. Jembatan Baja

Keuntungan struktur dari material baja dalam pembangunan


jembatan adalah sebagai berikut daripada beton ataupun kayu:
a. Rendahnya biaya pemasangan, jadwal konstruksi yang lebih cepat,
dan keselamatan kerja sewaktu pemasangan adalah beberapa
keuntungan dalam konstruksi jembatan saat ini.
b. Selain kapasitas baja untuk menahan beban berat selama masa
layan, perencanaan juga harus memasukkan faktor arsitektur.

Berdasarkan pertimbangan itu, jembatan baja menawarkan beberapa


keuntungan daripada beton. Ada beberapa pertimbangan mengapa jembatan
baja mempunyai nilai ekonomis dari pada jembatan beton, yaitu:

5
1. Besi baja mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi sehingga
dengan material yang sedikit bisa memenuhi kebutu
2. Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja karena besi baja diproduksi
di pabrik dilapangan hanya ereksi pemasangannya saja.
3. Setelah selesai masa layan, besi baja bisa dibongkar dengan mudah dan
dipindahkan ke tempat lain, setelah masa layan, jembatan baja bisa dengan mudah
diperbaiki dari karat.dll yang menyebabkan penurunan kekuatan strukturnya.
4. Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat dibandingkan dengan
jembatan beton.dan memerlukan suatu ruang yang relatif kecil di lokasi
konstruksi. Ini adalah salah satu keuntungan dari jembatan baja ketika lokasi itu
berhubungan dengan lokasi proyek padat dan sempit.
5. keuntungan baja dalam masalah keamanan strukturnya adalah baja
mempunyai kekuatan struktur yang pasti bila dibandigkan dengan beton yang
kekuatan strukturnya berubah berdasarkan campuran semen dan airnya.
6. Beban angin juga menjadi lebih kecil dalam jembatan yang memakai
material baja. Ini dikarenakanmaterial struktur dengan memakai baja lebih kecil
daripada jembatan dari beton.

Namun pada struktur baja jugan memiliki kekurangan, yaitu :


1. Lebih berisik jika dilewati eban seperti kereta api.
2. Bisa berkarat

2.2. Jenis Jembatan Berdasarkan Fungsinya

1. Jembatan jalan raya (highway bridge) Jembatan yang direncanakan untuk


memikul beban lalu lintas kendaraan baik kendaraan berat maupun ringan. Jembatan
jalan raya ini menghubungkan antara jalan satu ke jalan lainnya.
2. Jembatan penyeberangan (foot bridge) Jembatan yang digunakan untuk
penyeberangan jalan. Fungsi dari jembatan ini yaitu untuk memberikan ketertiban pada
jalan yang dilewati jembatan penyeberangan tersebut dan memberikan keamanan serta
mengurangi faktor kecelakaan bagi penyeberang jalan.
3. Jembatan kereta api (railway bridge) Jembatan yang dirancang khusus untuk
dapat dilintasi kereta api. Perencanaan jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang
bebas jembatan, hingga beban yang diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta
api yang melewati jembatan tersebut.
4. Jembatan darurat Jembatan darurat adalah jembatan yang direncanakan dan
dibuat untuk kepentingan darurat dan biasanya dibuat hanya sementara. Umumnya
jembatan darurat dibuat pada saat pembuatan jembatan baru dimana jembatan lama
harus dilakukan pembongkaran, dan jembatan darurat dapat dibongkar setelah
jembatan baru dapat berfungsi.

6
5. Jembatan Pipa Jembatan ini digunakan untuk pipa yang mengalirkan gas.
6. Jembatan Untuk Air Jembatan ini hanya digunakan untuk air dan dilintasi oleh
perah maupun kapal.

2.3. Dampak Kurangnya Penerangan Cahaya


Pada lokasi jalan yang banyak kurang atau minimnya pencahayaan
banyak menyebabkan hal-hal yang sangat berbahaya diantaranya ialah :
a. Adanya Tindakan Kriminal
Maraknya sebuah kasus kejahatan kriminal sangat sering terjadi,
baik di jalan kota maupun di jalan desa sekarang semakin meningkat.
Kurangnya pencahayaan dapat dimanfaatkan sebagai tempat tindak
kriminal oleh para penjahat. Hal ini sangat mungkin terjadi.
b. Rawan Terjadinya Kecelakaan
Banyak kejadian kecelakaan yang semakin bertambah. Salah
satunya merupakan dampak dari minimnya pencahayaan di jalan itu
sendiri. Tak sedikit yang hanya sekedar mengalami luka-luka namun
banyak juuga yang mengalami hingga sampai kehilangan nyawa. Oleh
karena itu dapat dilihat jika minimnya pencahayaan pada penerangan
jalan umum sangat berdampak buruk dalam bertransportasi malam hari

c. Jarak Pandang Pengemudi Terbatas


Kurangnya pencahayaaan sangat berefek pada jarak pandang
pengemudi, hal ini dapat berakibat fatal bahkan menyebabkan
kecelakaan pada pengendara yang melewati jalan tersebut.

2.4. Jenis Jembatan Berdasarkan Strukturnya


1. Jembatan rangka (truss bridge)
Jembatan rangka (truss reidge) Jembatan rangka umumnya terbuat dari
baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga. Elemen rangka dianggap bersendi
pada kedua ujungnya sehingga setiap batang hanya menerima gaya aksial
tekan atau tarik saja. Jembatan rangka merupakan salah satu jembatan
tertua dan dapat dibuat dalam beragam variasi bentuk, sebagai gelagar
sederhana, lengkung atau kantilever.

7
2. Jembatan cable-stayed
Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul
lantai lalu lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower.
Jembatan cablestayed merupakan gelagar menerus dengan tower satu atau
lebih yang terpasang diatas pilar – pilar jembatan ditengah bentang.
Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah
posisinya sehingga jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah
dengan resiko gempa.
3. Jembatan gantung (suspension bridge)
Jembatan gantung Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa
kabel utama (main cable) yang memikul kabel gantung (suspension bridge).
Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung dengan
pilar, karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel. Apabila terjadi
beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan arus lalu
lintas dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan
dalam goyangan yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung
dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang, dan kabel sekaligus merupakan
bagian dari struktur launching jembatan.
4. Jembatan gelagar (beam bridge)
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang
terbuat dari beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini dirangkai
dengan menggunakan diafragma, dan umumnya menyatu secara kaku
dengan pelat yang merupakan lantai lalu lintas.
5. Jembatan lengkung (arch bridge)
Pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai
kemampuan sangat tinggi terhadap respon momen lengkung. Yang
membedakan bentuk pelengkung dengan bentuk – bentuk lainnya adalah
bahwa kedua perletakan ujungnya berupa sendi sehingga pada perletakan
tidak diijinkan adanya pergerakan kearah horisontal. Bentuk Jembatan
lengkung hanya bisa dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil.
6. Jembatan box girder
Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton
konvensional maupun prategang. box girder terutama digunakan sebagai
gelagar jembatan, dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan

8
gantung, cable-stayed maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box
girder adalah momen inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat
sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah penampang. box
girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium
adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah box memungkinkan
pemasangan tendon prategang diluar penampang beton. Jenis gelagar ini
biasanya dipakai sebagai bagian dari gelagar segmental, yang kemudian
disatukan dengan sistem prategang post tensioning. Analisa full prestressing
suatu desain dimana pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya
tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen. Dalam
perancangan jembatan ada beberapa aspek yang perlu ditinjau yang nantinya
akan mempengaruhi dalam penetapan bentuk maupun dimensi jembatan.

2.5. Jenis Jembatan Berdasarkan Panjang Bentang

A. Jembatan dengan bentang sangat pendek (kurang dari 5 m)


B. Jembatan dengan bentang pendek (kurang dari 40 m)
C. Jembatan dengan bentang menengah (antara 40 m sampai 125 m)
D. Jembatan dengan bentang panjang (lebih dari 125 m)
E. Jembatan dengan bentang sangat panjang (lebih dari 600 m

BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Penerangan Jalan Umum itu sangat penting, dikarenakan penerangan
adalah faktor utama dalam bertransportasi juga untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan, tingkat kriminalisasi, serta sebagai penunjuk jarak
pandang untuk melalui jalan tersebut. Maka pemberian Penerangan Jalan
Umum berupa lampu LED sangat efisien dalam penerangan jalan, dengan
lampu LED yang tekanan watt nya tidak begitu tinggi dan juga biaya

9
penerapan dan pemeliharaannya tidak begitu mahal, dan pemberian rambu
lalulintas itu juga sangat penting karena sangat menunjang untuk
mengurangi angka korban kecelakaan.

3.2. Saran
Dari penelitian ini, kami berharap supaya pemerintah desa bisa
membuka mata untuk melihat kekurangan dalam fasilitas desa seperti salah
satunya kasus ini. Agar bisa mengurangi tingkat kecelakaan maupun
kriminalitas dan kejahatan lainnya dalam sepanjang jalan yang masih
kurang adanya Penerangan Jalan Umum.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-citraindri-27705-3-2007ts.2.pdf

http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Jembatan

http://ivanoktomi.blogspot.com/2013/02/konstruksi-jembatan.html

http://dhanieliezty.blogspot.com/2013/10/jenis-jenis-jembatan.html

11

Anda mungkin juga menyukai