Disusun Oleh:
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang......................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1. Pengertian Penerangan Jalan Umum.....................................................4
2.2. Jenis Alat Untuk Penerangan Jalan Umum...........................................5
2.3. Dampak Kurangnya Penerangan Cahaya..............................................8
2.4. Menanggulangi Minimnya Pencahayaan..............................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................10
3.1. Kesimpulan.........................................................................................10
3.2. Saran....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dari uraian latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya maka dapat
diambil suatu rumusan masalah yakni sebagai berikut :
a. Apa pengertian dari Jembatan ?
b. Apa saja jenis jenis Jembatan?
c. Apa saja fungsi dari Jembatan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Untuk membuat jembatan dengan bentang yang pendek, kayu lebih mudah
dibentuk, karena dapat dipotong-potong, sehingga pengerjaanya lebih mudah
dibangdingkan dengan pembuatan jembatan dari bahan beton atau baja.
3
b. Untuk beberapa jenis kayu tertentu, harga yang diperlukan untuk
memperoleh kayu untuk membuat jembatan (dengan bentang yang pendek) lebih
murah daripada menggunakan bahan beton maupun baja.
c. Lebih ramah lingkungan.
Kekurangan :
a. Karena kayu berasal dari alam kualitas bahan kayu sulit untuk dikontrol.
Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan proses
tumbuh maupun kesalahan akibat olah dari produk kayu.
b. Dibanding dengan bahan beton dan baja, kayu memiliki kekurangan
terkait dengan ketahanan-keawetan. Kayu dapat membusuk karena jamur dan
kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama dan lebih mudah
terbakar jika tersulut api.
c. Tidak semua daerah mudah dalam memperoleh kayu dengan kualitas yang
diinginkan
2. Jembatan Beton
Beberapa sifat yang dimiliki beton sehingga dapat dibandingkan
dengan baja maupun kayu sebagai material pembentuk bangunan jembatan
adalah sebagai berikut.
A. Kemanan : Material beton merupakan material yang aman jika dikaitkan
dengan bahaya benturan/ impak, api dan angin. Hal ini berkaian dengan
karakternya yang berat dan kaku, tanpa diperlukan suatu perlakukan khusus, beton
bahkan mempunyai ketahanan terhadap temperatur yang sangat tinggi tanpa
kehilangan kemampuan integritas strukturnya . Selain itu, bangunan beton
bertulang memiliki ketahanan yang cukup tinggi terhadap bahaya angin, sebuah
gedung yang dibangun dengan beton bertulang yang dicor ditempat mampu
menahan angin dengan kecepatan 200 mil /jam. Dengan design yang baik, beton
juga dapat memenuhi kriteria yang diharapkan untuk keperluan ketahanan
terhadap beban gempa misalnya untuk memenuhi faktor kekakuan dan daktilitas.
4
B. Harga Menurut Ed Alsamsam, (PCA’s manager of buildings and special
structures) Secara umum, harga material beton di dunia adalah relatif stabil,
dimana fluktuasi harga material penyusun beton tidak terlalu besar, bahkan
fluktuasi harga baja tulangan untuk beton pun tidak terlalu berpengaruh pada
harga beton bertulang secara signifikan. Terutama untuk skala proyek yang besar
dan dalam jangka waktu panjang, prediksi rugi laba suatu kontrak proyek lebih
mudah diprediksi.
3. Jembatan Baja
5
1. Besi baja mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi sehingga
dengan material yang sedikit bisa memenuhi kebutu
2. Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja karena besi baja diproduksi
di pabrik dilapangan hanya ereksi pemasangannya saja.
3. Setelah selesai masa layan, besi baja bisa dibongkar dengan mudah dan
dipindahkan ke tempat lain, setelah masa layan, jembatan baja bisa dengan mudah
diperbaiki dari karat.dll yang menyebabkan penurunan kekuatan strukturnya.
4. Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat dibandingkan dengan
jembatan beton.dan memerlukan suatu ruang yang relatif kecil di lokasi
konstruksi. Ini adalah salah satu keuntungan dari jembatan baja ketika lokasi itu
berhubungan dengan lokasi proyek padat dan sempit.
5. keuntungan baja dalam masalah keamanan strukturnya adalah baja
mempunyai kekuatan struktur yang pasti bila dibandigkan dengan beton yang
kekuatan strukturnya berubah berdasarkan campuran semen dan airnya.
6. Beban angin juga menjadi lebih kecil dalam jembatan yang memakai
material baja. Ini dikarenakanmaterial struktur dengan memakai baja lebih kecil
daripada jembatan dari beton.
6
5. Jembatan Pipa Jembatan ini digunakan untuk pipa yang mengalirkan gas.
6. Jembatan Untuk Air Jembatan ini hanya digunakan untuk air dan dilintasi oleh
perah maupun kapal.
7
2. Jembatan cable-stayed
Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul
lantai lalu lintas. Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower.
Jembatan cablestayed merupakan gelagar menerus dengan tower satu atau
lebih yang terpasang diatas pilar – pilar jembatan ditengah bentang.
Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah
posisinya sehingga jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah
dengan resiko gempa.
3. Jembatan gantung (suspension bridge)
Jembatan gantung Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa
kabel utama (main cable) yang memikul kabel gantung (suspension bridge).
Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak terhubungkan langsung dengan
pilar, karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada kabel. Apabila terjadi
beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan arus lalu
lintas dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan
dalam goyangan yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung
dilaksanakan setelah sistem kabel terpasang, dan kabel sekaligus merupakan
bagian dari struktur launching jembatan.
4. Jembatan gelagar (beam bridge)
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang
terbuat dari beton, baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini dirangkai
dengan menggunakan diafragma, dan umumnya menyatu secara kaku
dengan pelat yang merupakan lantai lalu lintas.
5. Jembatan lengkung (arch bridge)
Pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai
kemampuan sangat tinggi terhadap respon momen lengkung. Yang
membedakan bentuk pelengkung dengan bentuk – bentuk lainnya adalah
bahwa kedua perletakan ujungnya berupa sendi sehingga pada perletakan
tidak diijinkan adanya pergerakan kearah horisontal. Bentuk Jembatan
lengkung hanya bisa dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil.
6. Jembatan box girder
Jembatan box girder umumnya terbuat dari baja atau beton
konvensional maupun prategang. box girder terutama digunakan sebagai
gelagar jembatan, dan dapat dikombinasikan dengan sistem jembatan
8
gantung, cable-stayed maupun bentuk pelengkung. Manfaat utama dari box
girder adalah momen inersia yang tinggi dalam kombinasi dengan berat
sendiri yang relatif ringan karena adanya rongga ditengah penampang. box
girder dapat diproduksi dalam berbagai bentuk, tetapi bentuk trapesium
adalah yang paling banyak digunakan. Rongga di tengah box memungkinkan
pemasangan tendon prategang diluar penampang beton. Jenis gelagar ini
biasanya dipakai sebagai bagian dari gelagar segmental, yang kemudian
disatukan dengan sistem prategang post tensioning. Analisa full prestressing
suatu desain dimana pada penampang tidak diperkenankan adanya gaya
tarik, menjamin kontinuitas dari gelagar pada pertemuan segmen. Dalam
perancangan jembatan ada beberapa aspek yang perlu ditinjau yang nantinya
akan mempengaruhi dalam penetapan bentuk maupun dimensi jembatan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Penerangan Jalan Umum itu sangat penting, dikarenakan penerangan
adalah faktor utama dalam bertransportasi juga untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan, tingkat kriminalisasi, serta sebagai penunjuk jarak
pandang untuk melalui jalan tersebut. Maka pemberian Penerangan Jalan
Umum berupa lampu LED sangat efisien dalam penerangan jalan, dengan
lampu LED yang tekanan watt nya tidak begitu tinggi dan juga biaya
9
penerapan dan pemeliharaannya tidak begitu mahal, dan pemberian rambu
lalulintas itu juga sangat penting karena sangat menunjang untuk
mengurangi angka korban kecelakaan.
3.2. Saran
Dari penelitian ini, kami berharap supaya pemerintah desa bisa
membuka mata untuk melihat kekurangan dalam fasilitas desa seperti salah
satunya kasus ini. Agar bisa mengurangi tingkat kecelakaan maupun
kriminalitas dan kejahatan lainnya dalam sepanjang jalan yang masih
kurang adanya Penerangan Jalan Umum.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/555/jbptitbpp-gdl-citraindri-27705-3-2007ts.2.pdf
http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Jembatan
http://ivanoktomi.blogspot.com/2013/02/konstruksi-jembatan.html
http://dhanieliezty.blogspot.com/2013/10/jenis-jenis-jembatan.html
11