“FRAKTUR FEMUR”
Pembimbing:
Disusun oleh:
Kelompok J35
2021
IDENTITAS
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jombang
MRS : 11/08/2021
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan bengkak dan nyeri pada paha kiri dan tidak bisa
digerakkan. Dialami sejak ± 2 hari yang lalu setelah pasien mengalami kecelakaan
lalu lintas. Kendaraan yang ditumpangi pasien menabrak mobil besar yg sedang
singgah di jalan. Pasien terhimpit di antara kendaraan tersebut. Selain nyeri dan
bengkak di paha kiri juga tidak bisa digerakkan. Terdapat pula luka memar di
bagian dahi dan pelipis. Pasien sempat dirawat di RSUD Jombang 2 hari kemudian
di rujuk ke RSUD dr. Soetomo.
Riwayat HT dan DM disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak lemah
• Status Kesadaran : E4V5M6, composmentis
• Keadaan Jiwa : Baik
• Tanda vital :
TD : 120/70 mmHg
N : 80 kali/menit
RR: 19 kali/menit
T : 36.7°C
• Status Generalis
Mata : Konjungtivaanemis (-/-), skleraikterik (-/-), RCL (+/+), RCTL (+/+)
Hidung : deformitas (-)
Mulut : Sianosis (-), lidah kotor (-)
Tenggorok : faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Telinga : normotia, deformitas (-), sekret (-/-)
Leher : pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-) Thorax : simetris S=D, sonor
(+/+), Rh (-/-), Wh (-/-) Cor : ictus cordis tidak terlihat, S1-2 normal. Abdomen
: peristaltik (+) normal, Nyeri tekan (-) Ekstremitas superior : Odem (-/-),
gerak (+/+), kekuatan (5/5) Ekstremitas Inferior : Odem (-/+), gerak (+/sulit
dinilai), kekuatan (5/sulit dinilai)
• Laboratorium
WBC : 12.400 /µL RBC :3.220.000
/µL Hb : 8.6 g/dl
PLT : 360.000 /µL CT : 8’30”
BT : 2’45”
• Foto Rontgen
patella DIAGNOSIS
Konservatif
• Pasang bidai
• IVFD RL
Operatif
• ORIF
SPIRITUAL SUPPORT
Artinya:
“Ya Allah Tuhan seluruh manuia, hilangkanlah rasa sakit ini.
4. Berdzikir
5. Wudhu
6. Membaca doa
9. Membaca doa
Salah satu fardu wudu adalah membasuh kedua tangan sampai siku
siku. Selain itu, juga harus membasuh sedikit bagian tangan yang melewati
apapun untuk tidak terkena air, sehingga wudhu menggunakan air tetap dapat
dilakukan. Dalam kasus ini, pasien tidak mampu melakukan wudhu secara
mandiri karena kondisinya fraktur pada kaki kanan, sehingga perlu dibantu
kering, ditaruh bawah tangan dan kaki pasien untuk menyerap tetesan air
yang ditutupi plester infus sebaiknya kita hindari dari air, air
kedua tangan sambil sela-sela jari dan punggung tangan harus basah
kanan atau tangan kiri yang memungkinkan, jika tangan kanan tidak
lalu gunakan untuk menghirup air kedalam hidung cukup sekali jika
wajah sudah bisa disebut sebagai mencuci wajah, ketika masih merasa
ada bagian yang belum basah maka bisa diulang lagi, selanjutnya basuh
6. Cuci tangan sampai siku, perhatikan posisi infus yang ada di tangan
kiri, jika merasa ada bagian yang belum basah maka ulangi sekali lagi,
selanjutnya tangan kiri jika tangan kanan memungkinkan untuk
infusnya
7. Usap bagian kepala, berikan sedikit air di kedua telapak tangan, lalu
8. Mencuci bagian kaki, taruh handuk dibawah kaki pasien, pasien bisa
air atau membantu mencucinya, diawali dengan kaki kanan jika tangan
kanan pasien tidak mungkin banyak bergerak karena ada infus, maka
cukup menggunakan tangan kiri, tuangkan air ke tangan kiri atau bisa
oleh agama, pada prinsipnya orang sakit tidak dicabut kewajiban shalatnya.
Namun mendapatkan beberapa keringanan. Untuk itu dalam menetapkan
antara lain:
Ini adalah prinsip yang paling dasar dan sangat penting. Sebab
bias mengerjakan shalat, tetap saja shalat itu menjadi hutang yang
(QS. At-Taghabun:16)
wajib untuk dikerjakan. Dan apa yang sama sekali sudah mustahil bisa
dilakukan, barulah boleh untuk ditinggalkan. Dalam konteks ini, kita tidak
mengenal prinsip take it or leave it akan tetapi prinsipnya adalah apa yang
bukanlah cek kosong yang boleh diisi seenaknya. Tetap saja ada
jadi tinggal 1 rakaat, dengan alasan lagi sakit. Begitu juga yang
seharusnya shalat itu 5 waktu dalam sehari semalam, tidak boleh kita
keringanan yang ada dalilnya dan tidak boleh keringanan yang seenak
mandi janabah boleh diganti dengan tayamum, dan bila tidak bisa
Dalam kasus ini, pasien terjadi fraktur pada neck femur dan
pinggulnya nyeri apabila duduk sehingga cara sholatnya bisa dengan
ke atas.
Majmu’ berikut;
dengan cara yang dapat mengurangi ketidak nyamanan dan lebih memuaskan
pasien dan keluarganya. Penyampaian berita buruk dengan sikap dan cara
pada pasien. Adapun cara penyampain berita buruk kepada pasien sebagai
berikut:
1. Persiapkan diri dengan informasi klinis yang relevan dengan berita yang
2. Aturlah waktu yang memadai dengan lokasi yang privat dan nyaman.
Pastikan bahwa selama percakapan tidak ada gangguan dari staf medis
lain atau pun dering telepon dan pilih ruangan yang menjamin privacy,
dan usahakan baik dokter maupun pasien bisa duduk dalam posisi yang
nyaman.
Perkenalkan diri pada setiap yang hadir dan tanyakan nama dan
kata-kata spesifik jika perlu, yang akan disampaikan atau yang harus
dihindari dalam penyampaian.
urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin.
7. Menjelaskan bahwa semua ciptaan Allah yang hidup pasti akan menemui
kematian.
Artinya: “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal
Rahman: 26-27)
9. Beri pasien arahan untuk tetap berzikir dan berdoa serta mendekatkan diri
pasien dimana dengan keadaan mental yang higienis itu diharapkan akan
dapat memberikan ketentraman jiwa dan itu banyak terdapat dalam ajaran
atau jiwa agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah,
orang lain berupa nasihat, pendapat, atau petunjuk agar dirinya mampu
dideritanya
5. Menunjukkan perilaku dan bicara yang baik sesuai dengan kode etik
persoalan yang dihadapi. Ada kalanya seseorang sama sekali tidak mengerti
apa yang harus dilakukan agar mampu keluar dari setiap permasalahan-
permasalahannya. Dalam kondisi seperti inilah, maka bantuan dari orang lain
yang lebih ahli sangat diperlukan dan tentu sangat membantu dirinya. Allah
pun menyarankan agar diri kita bertanya kepada ahlinya, jika kita sendiri
ketika sakit menghampiri kita, ada dua hal yang mesti kita ingat:
1. Bahwa sakit yang kita alami ini datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul
demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian
itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari
kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang
Di balik sakit yang kita alami, terdapat hikmah dan faidah yang
besar, yang itu baik dan bermanfaat untuk kita. Tentunya apabila
ketika sakit itu datang kita hadapi dengan kesabaran. Diantara hikmah
Bukhari-Muslim)
b. Ditinggikan derajatnya
kedudukan di sisi Allah, namun tidak ada satu amal yang bisa
musibah?
yang mukmin di dunia, agar dia jauh dari neraka pada hari
urusan dunia dan melalikan Allah, yang tidak jarang terjerumus dalam
atau musibah lain, dia akan ingat kepada Allah, bertobat, dan
mengapa ia dilepas.”
dirinya, agar dia sadar dari kelalaian dan agar kembali kepada
tertimpa sakit.”
kita lalaikan, sehingga kita kembali sadar dan terketuk hati kita
dalam keadaan seperti itu dia bebeas berbuat apa saja. Namun
beribadah kepada-Nya.
Muslim)
2. Percaya akan pertolongan dari Allah Swt. Allah tentu tidak pernah
Al-Insyirah :5-6)
kebaikan di dalamnnya.
Artinya: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak
menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi
sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai
ataukah barangkali saat ini sedikit sekali beribadah dan hanya fokus
non muslim)
Merawat pasien non muslim tidak serta merta berlaku aniaya terhadap
pasien muslim, tentunya akan bernilai pahala lebih besar karena saling
Merawat pasien non muslim pun tidak asal pasien, pastikan bahwa
pasien tersebut bukanlah pasien yang memusuhi Islam. Perlu diingat bahwa
klasifikasi orang non muslim ada dua jenis. Jenis pertama adalah kafir harbi,
yakni mereka yang memerangi Islam dengan segala bentuk makar. Orang
seperti ini tidak layak mendapatkan belas kasih dari kaum Muslimin. Jenis
kedua adalah kafir dzimmi, yakni mereka yang tidak memerangi kaum
muslimin. Kafir jenis ini masih tetap mendapatkan haknya untuk menerima
perlakuan baik.
yang rapi dan syar’i serta tidak menyentuh tanpa alas terhadap pasien lawan
jenis. Hal ini diharapkan dapat menjadi sarana dakwah bagi pasien tersebut.
Terlebih jika akhirnya mereka masuk Islam karena perawatan yang baik,
maka pahala besar akan terus mengalir kepada sang perawat muslim.
Oleh karena itu terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan
misalnya :
a. Bagaimana keadaannya?
luar, asal tidak mengganggu pasien lain yang ada di sekelilingnya dan seizin
kesembuhannya.
medik, hubungan dokter dan pasien adalah hubungan yang tidak seimbang,
dalam arti pasien adalah orang sakit yang awam dan dokter adalah orang
Hadits adalah sumber segala macam etika yang dibutuhkan untuk mencapai
laku seorang dokter dalam mengabdikan dirinya terhadap manusia baik yang
sakit maupun yang sehat. Etika kedokteran islam terkumpul dalam Kode Etik
Kedokteran Islam yang bernama Thibbun Nabawi, yang mengatur hubungan
dokter dengan orang sakit dan dokter dengan rekannya, lalu bagaimana
Masalah semacam ini akan dihadapi oleh Dokter yang bekerja di lingkungan
lebih dulu melawan tradisi yang telah tertanam dengan kuat. Dalam hal ini,
sebagai dokter
masyarakat.
ada segumpal darah yang apabila baik maka seluruh tubuh menjadi
buruk maka seluruh tubuh menjadi buruk, ingatlah atau adalah hati”.
Karena itu, agar setiap dokter tidak ketinggalan informasi dan ilmu
5. Mawas diri
berbagai sifat tercela lain seperti sombong, riya, angkuh, dan lainnya.
SPIRITUAL SUPPORT
A. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga terkait kondisi pasien: 1.
Menganjurkan pasien untuk bersikap sabar, ikhlas, dan tabah terhadap ujian
3. Meyakinkan pada diri pasien bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya
Mengingatkan tentang hal yang dijanjikan Allah dan himah kepada orang
yang sakit: