Anda di halaman 1dari 4

Tumbuh dan Berkembangnya Semangat Kebangsaan

1. Latar Belakang Bangkitnya Nasionalisme Bangsa Indonesia


Faktor-faktor yang menimbulkan/bangkitnya nasionalisme antara negara satu
dan negara lain berbeda-beda. Hal ini disebabkan situasi dan kondisi setiap bangsa
dan negara juga berbeda. Bangkitnya nasionalisme bangsa Indonesia dipengaruhi
oleh faktor intern (dari dalam negeri) dan faktor ekstern (dari luar negeri). Faktor
ekstern atau dari luar indonesia yang memengaruhi bangkitnya nasionalisme
Indonesia yang dimaksud sebagai berikut.
a. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam Perang Tahun 1904 – 1905
Sebelum abad ke-20, bangsa Eropa (kulit putih) selalu mengagung-
agungkan dirinya dan menyatakan bahwa bangsa kulit putih lebih unggul
dibandingkan bangsa kulit berwarna lainnya. Namun, fakta sejarah berkata
lain. Ketika pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan Jepang melawan Rusia.
Ternyata yang keluar - sebagai pemenang adalah Jepang. Hal ini memberikan
semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
b. Pergerakan Kebangsaan Negara-Negara Asia dan Afrika
Keberhasilan perjuangan pergerakan kebangsaan di berbagai negara di
kawasan Asia dan Afrika mengilhami bangsa Indonesia untuk berbuat hal
yang sama. Adapun negara-negara yang dimaksud sebagai berikut.
1) India
Nasionalisme bangsa India semakin kuat dengan berdirinya berbagai
organisasi berikut.
a) Brahma Samad (1828) yang mengedepankan perjuangan politik,
pendidikan, dan perempuan dengan tokoh Ram Mohan Roy.
b) Rama Krisna yang menghendaki kembali kepada ajaran agama Hindu
yang murni dengan tokoh Swami Vivekananda.
c) Santineketan yang bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air
dan cinta kebudayaan India dengan tokoh Rabindranath Tagore.
d) Aligarkh Mosiem Reformer, organisasi berbasis Islam ini didirikan
oleh Syaid Ahmad Khan.
PD I berakhir, Liga Muslim menuntut janji Inggris tentang
kemerdekaan. Inggris mengingkarinya sehingga timbul kerusuhan. Pandit
Jawaharlal Nehru menuntut kemerdekaan penuh atas India (ouma swaraj).
Muncul pula Mahatma Gandhi dengan semboyan perjuangannya, yaitu:
a) ahimsa, yaitu melakukan periawanan tanpa kekerasan;
b) hartal, yaitu mogok kerja
c) satyagraha, yaitu tidak bekerja sama dengan penjajah.
d) swadesi, yaitu menggunakan barang produksi dalam negeri.
2) Filipina
Sebelum nasionalisme bangkit, rakyat Filipina telah berupaya melawan
kolonialis Spanyol meskipun bersifat lokal. Misalnya,terjadi
pemberontakan di Novales (1821) dan Toyabas (1842). Pada 1872 pecah
pemberontakan di Cavite melawan pendeta Dominikan Spanyol.
Nasionalisme bangsa Filipina bangkit setelah lahir Comparenismo (artinya
persahabatan) tahun 1880 yang dipelopori para mahasiswa. Tujuan
gerakan itu adalah mengusahakan pendidikan yang patriotis (semacam
gerakan Budi Utomo di Indonesia).
Tahun 1893 muncul Katipunan yang dipimpin Andres Bonifacio
melakukan pemberontakan, namun gagal. Jose Rizal yang dituduh sebagai
dalangnya dihukum mati. Pimpinan Katipunan diambil alih Emilio
Aquinaldo dan revolusi berlanjut. Dengan bantuan Amerika Serikat,
Filipina mampu mengalahkan Spanyol. Filipina memproklamasikan
kemerdekaannya 12 Juni 1898 dengan Emilio Aquinaldo sebagai
presidennya. Namun, Amerika Serikat tidak mengakui dan menangkapnya.
Amerika Serikat berganti menjajahnya. Filipina kemudian - diduduki oleh
Jepang (1942) dan membentuk republik dengan presidennya Jose P.
Laurel. Jepang dikalahkan Sekutu pada tahun 1945. Amerika Serikat
memberikan kemerdekaan Filipina pada tanggal 4 Juli 1946. Sebagai
Presiden Filipina saat itu ialah Manuel Roxas.
3) Tiongkok
Tokoh pemimpin gerakan nasionalisme bangsa Tiongkok adalah dr.
Sun Yat Sen. Pendidikan yang diperolehnya (umumnya dari pendidikan
Barat) memengaruhi pola berpikirnya dalam memandang Tiongkok. la pun
berkeinginan menggulingkan Dinasti Manchu yang telah membuat bangsa
Tiongkok hidup sengsara. Selanjutnya, ia ingin membentuk pemerintah. di
Tiongkok yang bersifat republik dan demokratis. Menurutnya, negara yang
baru tersebut akan berdasar pada San Min Chu (tiga-asas kerakyatan),
yaitu Min Chu (nasionalisme), Min Chuan (demokrasi), dan Min Shen
(sosialisme). Pertempuran hebat terjadi ketika merebut Kota Wungchang
pada tanggal 10 Oktober 1911 (Wunchang Day).
4) Turki
Turki pernah menjadi negara Adidaya. Pada zamannya wilayah
kekuasaannya meliputi Jazirah Balkan, Afrika Utara, dan Jazirah Arab.
Nasionalisme dan revolusi bangsa Turki terjadi setelah Perang Dunia
berakhir. Pada saat itu, Turki berada di pihak yang kalah dan harus tunduk
pada keputusan Sekutu yang sangat merugikannya. Nasionalisme Turki
makin tumbuh setelah Sekutu terus melemahkannya dengan membantu
gerakan nasionalis di Yunani untuk merebut wilayah Turki di barat Balkan
(1919).
5) Mesir
Mesir awalnya merupakan taklukan Turki dan berupaya melepaskan
diri ketika dipimpin Mohammad Ali (Gubernur Mesir utusan Usmani).
Pasukan Turki dikalahkan dalam pertempuran di Konya tahun 1832.
Inggris yang berkepentingan terhadap Turki membentuk aliansi dengan
Prusia, Rusia, dan Austria untuk menghadapi kekuatan Mesir. Untuk
meredamnya, Mesir membuat perjanjian dengan Inggris (1840) yang
disebut Konvensi Alexandria. Inti isinya bahwa Mesir tetap jajahan Turki,
melepas Syiria, serta pemimpin dari keturunan Mohammad Ali bergelar
“khedive’”. Ahmad Fuad kemudian menyatakan diri sebagai Raja Mesir.
Kaum. Nasionalis menentang Unilateral Declaration. Mesir menjadi
negara yang merdeka penuh pada tahun 1936. Selanjutnya, Jenderal
Mohammad Najib mengudeta pemerintahan Raja Farouk (1952). Mesir
diubah menjadi republik } pada tanggal 18 Juli 1953.
c. Masuknya Pengaruh Paham-Paham Baru
Di Eropa muncul paham-paham baru sebagai akibat dari terjadinya
Revolusi Industri dan Revolusi Prancis. Adapun paham-paham baru yang
dimaksud sebagai berikut.
1) Liberalisme, kelahirannya dimulai oleh golongan borjtis di Prancis
bersama golongan proletar yang menginginkan kebebasan individu dalam
segala aspek atau bidang.
2) Kapitalisme, kelahirannya di Eropa muncul dari pemikiran kaum ilmiah
yang pada awainya berpikir untuk menyejahterakan kaum buruh.
Kemudian sistem kapitalisme ini bergeser dari perdagangan
(merkantilisme) ke sistem industri.
3) Nasionalisme Barat (Eropa), kemunculannya menyebabkan negara-negara
Eropa merasa bahwa negaranya paling hebat dan merendahkan negara lain.
4) Sosialisme muncul diakhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 sebagai reaksi
dari perubahan ekonomi dan sosial akibat Revolus Industri. Sosialisme di
Blok Barat dikenal sebagai sosialisme Barat (sosialisme demokrat),
sedangkan di Blok Timur merupakan tahap awal dari komunisme.
5) Demokrasi dalam arti sempit adalah pemerintahan di tangan rakyat. Dalam
arti luas adalah suatu sistem pemerintahan yang mengakui hak segenap
anggota masyarakat untuk ikut memengaruhi keputusan politik, baik
langsung maupun tidak langsung.
Sementara itu, faktor intern (dari dalam negeri) yang memengaruhi
bangkitnyaNasionalisme Indonesia sebagai berikut.
a. Politik Etis; Pintu Pembuka Pendidikan Modern
b. Sejarah masa lampau yang gemilang
c. Penderitaan dan kesengsaraan akibat penjajahan
d. Pengaruh perkembangan pendidikan islam
e. Pengaruh pendidikan kebangsaan
f. Dominasi ekonomi oleh keturunan tionghoa
g. Peranan bahasa melayu sebagai bahasa pergaulan (lingua Franca)
h. Munculnya istilah “Indonesia” sebagai Identitas Negara

2. Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia


a. Budi Utomo
Budi Utomo didirikan di Batavia (Jakarta) pada tanggal 20 Mei 1908
oleh Sutomo atas dorongan dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi Budi
Utomo bergerak di bidang sosial dan budaya. Budi Utomo yang menjadi
pelopor berdirinya organisasi pergerakan nasional di Indonesia bertujuan
untuk mencapai kemajuan dan meningkatkan derajat bangsa.
b. Serekat Dagang Islam (SDI)
Sarekat Dagang islam (SDI) didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada
tahun 1911. SDI bertujuan memperkuat persatuan para pedagang pribumi agar
tanggal 25 Desember 1912 oleh tiga orang Mampu bersaing dengan para
pedagang asing terutama para pedagang Tionghoa. Asas dan tujuannya yang
praktis dan sifatnya yang merakyat menyebabkan organisasi Sarekat Islam
dapat berkembang dengan pesat. Adapun tokoh-tokoh pendiri Sarekat Islam
adalah H.O.S. TJokroaminoto, Haji Agus Salim, dan Abdul Muis. Dalam
perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua.
1) SI Putih, berlandaskan asas nasionalisme dan keislaman dipimpin oleh
H.O.S. Tjokroaminoto, H. Agus Salim, dan Abdul Muis dengan berpusat
di Yogyakarta.
2) SlMerah, berhaluan sosialisme kiri dan bersifat radikal dipimpin oleh
Semaun berpusat di Semarang.
c. Indische Partij (IP)
Indische Partij merupakan organisasi politik pertama yang berdiri di
tndonesia. Hal itu karena dengan tegas menyatakan diri sebagai organisasi
politik yang bercitacita mencapai Indonesia merdeka. Untuk mewujudkan cita-
citanya, Indische Partij dalam program kerja menetapkan beberapa langkah,
antara lain meresapkan citacita kesatuan nasional Indonesia: berusaha untuk
mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia (Indonesia)
meningkatkan pengajaran yang kegunaannya harus ditujukan untuk
kepentingan ekonomi Hindia.
d. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia (Pl) yang awalnya bernama Indische
Vereeniging (1908) dibentuk oleh para pelajar Indonesia di Belanda. Sebagai
media penyebar gagasan diterbitkan majalah Hindia Poetra. Indische
Vereeniging pada tahun 1924 berganti nama menjadi Indonesische
Vereeniging. Pahun 1925 berubah nama lagi menjadi Perhimpunan Indonesia
(P1). Nama majalah terbitan mereka juga berganti menjadi Indonesia
Merdeka. Pergantian nama ini makin mempertegas Pi untuk memasuki kancah
politik. Arah perjuangan PI makin jelas setelah mengeluarkan manifesto
politik (Manipol) pada tahun 1925.
e. Partai Nasional Indonesia (PNI)
Partai Nasional Indonesia didirikan di Bandung tahun 1927 yang dipimpin
oleh Ir. Soekarno. Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdeka atas usaha
sendiri. Faktor-faktor yang mendorong PNI cepat berkembang sebagai berikut.
1) Tidak adanya partai massa saat itu.
2) Partai Komunis Indonesia sebagai partai massa telah dilarang oleh
pemerintah m3 kolonial Hindia Belanda.
3) Sifat PNI yang nonkooperatif.
4) Propagandanya menarik.

Anda mungkin juga menyukai