Anda di halaman 1dari 6

TELAAHAN PERATURAN GUBERNUR DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG WILAYAH PERENCANAAN


PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Dasar Hukum
Tambahan:
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 32);
 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5941)

BAB I – Ketentuan Umum


Tambahan:
 Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dari
RPPLH terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup
dan mencegah kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hukum
 Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah
 Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan
antarkeduanya.
 Daya tampung lingkungan hidup, adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan
ke dalamnya.
 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang
telah ditetapkan
 Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak
langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
 Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau
tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan
komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan
variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat
dibandingkan.
 Baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya
tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
 Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan
utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk
keseimbangan, stabilitas dan produktivitas lingkungan hidup

Catatan:
Urutan perlu diperhatikan kembali, contoh penjelasan perangkat daerah
disebutkan di awal, masyarakat disebutkan di awal. Uraian drainase setelah
sampah (air minum, air limbah, sampah dan drainase)

BAB II – Ruang Lingkup


BAB III – Tujuan Penataan WP DKI Jakarta
Catatan:
Belum terlihat tujuan yang mendukung terhadap perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang berkelanjutan
BAB IV Rencana Struktur Ruang
Pasal 54
Catatan:
Pembagian kategori berdasarkan Jaringan Perpipaan dan Bukan Jaringan
Perpipaan? Sumur dan Terminal Air termasuk kedalam Bukan Jaringan Perpipaan

Pasal 55
(2) (b) menjamin kontinuitas ketersediaan air dari wilayah sekitar yang
terintegrasi dengan sistem reservoir kota dan daerah resapan air untuk
memenuhi kebutuhan
(2) (d) mempertimbangkan kemudahan akses untuk melakukan pengangkutan,
pemasangan, pengawasan dan perawatan jaringan;

Pasal 56
(2) (a) dibangun diatas tanah yang stabil dan bebas dari genangan dan/atau
banjir
(2) (b) mempertimbangkan loksasi dan jarak dengan infrastruktur lainnya
sehingga tidak terjadi gangguan terhadap keberfungsian IPA
(2) (c) merupakan struktur bangunan yang kokoh dan kedap air

Pasal 57
(2) (d) mempertimbangkan kemudahan akses untuk melakukan pengangkutan,
pemasangan, pengawasan dan perawatan jaringan;

Pasal 58
(1) (a) ditempatkan di wilayah pelayanan air minum dengan memperhatikan
koridor jalan yang ada serta pola kemiringan lahan
Pasal 59
Catatan:
Unit pelayanan adalah hidran kebakaran? Apakah bukan rumah tangga maupun
non rumah tangga?

Pasal 62
Catatan: Rencana pengelolaan limbah B3 dihapuskan, karena terpisah dari
pembahasan ini.
(2) (a) revitalisasi sistem individu berupa tangki septik yang kedap
(2) (b) Jika limbah tinja yang sudah memenuhi jangka waktu tertentu harus
disedot secara terjadwal

Pasal 68
(2) (a) kecukupan ketersediaan lahan, ketersediaan zona penyangga dan estetika
lingkungan;
(2) (b) operasi layanan pengelolaan sampah berupa penanganan dan
pengurangan sampah
(2) (c) pengembangan sistem pengelolaan sampah yang memanfaatkan teknologi
tepat guna dan ramah lingkungan;
(2) (d) pengembangan prasarana dan sarana pengelolaan sampah disesuaikan
dengan jenis sumber sampah; dan/atau
(2) (e) pemanfaatan produk hasil olah sampah sebagai sumber energi alternatif
maupun produk lain yang memiliki nilai ekonomi

Pasal 69
Catatan: perlu memperhatikan aspek sosial masyarakat (pelibatan masyarakat
dalam tahap pra konstruksi-kontruksi-pasca konstruksi), studi kelayakan sosial
dan lingkungan hidup.
Urutan berdasarkan pemilahan/pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, pemrosesan akhir
Urutan berdasarkan kapasitas, mulai dari TPS-TPS 3R-FPSA-Bank Sampah-TPS
Sampah B3 RT

BAB V Rencana Pola Ruang

BAB VI Ketentuan Pemanfaatan Ruang

BAB VII Peraturan Zonasi


Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan
Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang
Ketentuan Tata Bangunan
Ketentuan Prasarana Minimum
Ketentuan Khusus
Ketentuan Pelaksanaan
Catatan: Integrasi dari KLHS

Pasal 121
Catatan:
Kawasan rawan bencana apakah hanya dua? Apakah bencana lainnya tidak
dimasukan?
LAMPIRAN VII – KLASIFIKASI DAN KRITERIA SUB ZONA  INTEGRASI KLHS
LAMPIRAN IX – INDIKASI PROGRAM PEMANFAATAN RUANG  INTEGRASI KLHS
LAMPIRAN XV – KETENTUAN KEGIATAN HUNIAN  INTEGRASI KLHS

Anda mungkin juga menyukai