Tidak lupa pula, marilah kita hadiahkan Shalawat kita kepada Baginda Nabi Besar,
Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah membawa kita dari zaman yang penuh
kegelapan hingga dapat sampailah kita disini untuk bisa membaca dan memahami ilmu
pengetahuan.
Makalah ini telah saya susun dengan usaha semaksimal mungkin dan mendapatkan
bantuan dari setiap orang sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terima kasih
banyak kepada setiap orang yang telah membantu membuat makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
A. Latar Belakang
Semua orang yakin bahwa setiap daerah memiliki andil yang sangat besar
terhadap sebuah budaya. Macam-macam budaya di indonesia sangat beragam
sehingga satu dengan yang lainnya dapat saling mengenal dalam membantu
meningkatkan dan mengembangkan karakteristik juga sifat dari berbagai budaya serta
dapat mewujudkan suatu tujuan secara optimal. Keyakinan ini muncul karena
manusia adalah makhluk yang unik, yang dalam perkembangannya senantiasa
membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu
menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya,
demikian juga budaya, ketika suatu daerah memiliki budaya maka pada saat itu juga
ia menaruh harapan terhadap pengakuan dari budaya lain, agar budaya mereka dapat
berkembang secara optimal.
Budaya adalah bentuk daripada karakteristik milik bersama dengan hasil
belajar kemudian didasarkan pada lambang tertentu dan menentukan kehidupan, yang
menjadi panutan dan identifikasi bagi para masyarakat, dan lingkungannya. Oleh
karena itu, macam-macam budaya masyarakat indonesia dalam pengetahuan adalah
membantu para individu atau kelompok sosial yang sedang berkembang untuk
mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan
memahami maupun mencermati dalam kehidupan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa hal yang menjadi bahanpembahasan pada makalah ini
adalah :
1. Sebenarnya apa itu Budaya?
2. Apa hubungan antara unsur budaya dengan masyarakat?
3. Apa saja Dinamika dari unsur-unsur Budaya?
4. Bagaimana Gambaran kehidupan Budaya Minang?
5. Apa Elemen Pokok dari Konseling dalam Lintas Budaya?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan dari pembahasan ini adalah :
1. Mengetahui Hakikat dari Budaya.
2. Mengetahui Hubungan unsur budaya dalam masyarakat.
3. Mengetahui Dinamika dari unsur-unsur Budaya.
4. Mengetahui Kehidupan dari Budaya Minang.
5. Mengetahui Elemen pokok dari Konseling dalam Lintas Budaya.
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Budaya
1. Pengertian Budaya
Kata budaya berasal dari bahasa sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak
dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian budaya diartikan
sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. Melville J. Herkovits
memandang budaya sebagai suatu yang superorganic karena dapat diwariskan
secara yang turun-temurun dari generasi ke generasi dan tetap hidup walaupun
orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa berganti. Sementara itu
Edward B. Taylor melihat budaya sebagai hal kompleks yang mencangkup
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral hukum, adat-istiadat, kemampuan-
kemampuan, kebiasaan-kebiasaan atau semua hal yang dimiliki manusia sebagai
anggota masyarakat.
Definisi budaya dapat didekati dari beberapa macam pendekatan.
Pendekatan pendekatan itu seperti pendekatan antropologi, psikologi bahkan dari
pendidikan. Salah satu tokoh antropologi yaitu E. B. Tylor (dalam Ahmadi, 1986;
Soekanto, 1997) mendefinisikan budaya sebagai berikut, budaya adalah
keseluruhan yang komplek, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan kemampuan yang lain,
serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Para ahli
antropologi lainnya, mendefinisikan kebudayaan sebagai suatu bentuk perilaku,
suatu hubungan atau interaksi antara manusia yang di dalamnya terdapat
keyakinan, nilai nilai dan peraturan (Graves, 1986: Rose et all, 1982; Spradley,
1979; McDermot, 1980; Brislin, 1981; Linton, 1939. Dalam Herr, 1989).
Kluckhohn (dalam Rosjidan:1995) mendefinisikan budaya sebagai berikut:
Budaya terdiri dari berbagai pola tingkah laku, eksplisit dan implisit, dan
pola tingkah laku itu (diperoleh dan dipindahkan melalui simbol, merupakan
karya khusus kelompok kelompok manusia, termasuk penjelmaannya dalam
bentuk hasil budi manusia; inti utama budaya terdiri dari ide ide tradisional,
terutama nilai nilai yang melekatnya; sistem budaya pada satu sisi dapat
dipandang sebagai hasil perbuatan, pada sisi lain, sebagai pengaruh yang
menentukan perbuatan perbuatan selanjutnya.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan budaya sebagai
semua hasil karya rasa dan cipta masyarakat. Contoh hasil karya masyarakat
adalah teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material
culture). Budaya kebendaan itu diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya. Contoh hasil rasa yang meliputi jiwa manusia adalah segala kaidah dan
nilai sosial yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan secara
umum dan luas. Rasa meliputi agama, ideologi, kebatinan, kesenian dan semua
unsur yang merupakan hasil ekspresi jiwa manusia sebagai anggota masyarakat.
Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berfikir orang-orang
yang hidup dimasyarakat. Contoh hasil cipta manusia antara lain filsafat dan ilmu
pengetahuan. Semua karya, rasa dan cipta ini diakui oleh manusia dan
dimanfaatkan sesuai dengan kepentingan sebagai besar atau seluruh masyarakat.
Dari berbagai definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa budaya merupakan
sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat didalam
pikiran manusia. Lebih lanjut, tokoh pendidikan nasional kita bapak Ki Haiar
Dewantara (1977) memberikan definisi budaya sebagai berikut:
Budaya berarti buah budi manusia, adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni alam dan jaman (kodrat dan masyarakat),
dalam mana terbukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai bagal
rintangan dan kesukaran didalam hidup penghidupannya, guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan, yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Pendapat Ki Hajar Dewantara diperkuat oleh Soekanto (1997) dan Ahmadi
(1996) yang mengarahkan budaya dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah yang
merupakan suatu bentuk jamak kata "buddhi" yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan diartikan sebagai hal hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Lebih ringkas, Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, mendefinisikan budaya
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari definisi di atas, tampak bahwa suatu budaya tertentu akan
mempengaruhi kehidupan masyarakat tertentu (walau bagaimanapun kecilnya).
Dengan demikian, Suatu hasil budaya kelompok masyarakat tertentu akan
dianggap lebih tinggi dan bahkan mungkin lebih diinginkan. Hal ini dilakukan
agar kelompok masyarakat tertentu itu memiliki derajat atau tingkatan yang lebih
baik dari "tetangganya".
Nilai selalu berhubungan dengan hal hal yang bersifat baik atau buruk,
bagus atau jelek, positif atau negatif, indah atau buruk. Karena nilai berkaitan erat
dengan keyakinan yang dimiliki oleh individu, maka hal tersebut akan terkait pula
dengan bagaimana individu mengadopsi nilai nilai. Sedangkan apa yang telah
diadopsi tersebut akan ditampakkan dalam wujud perilaku, sikap, ide ide serta
penalaran. Dengan demikian, antara individu yang satu dengan individu yang lain
dapat mempunyai perbedaan walau mereka berasal dari latar budaya yang sama.
2. Karakteristik Budaya
Secara umum, budaya-budaya masyarakat di dunia memiliki beberapa
karakteristik umum. Diantaranya adalah bahwa budaya merupakan milik bersama,
merupakan hasil belajar, didasarkan pada lambang dan terintegrasi.
1) Budaya adalah milik bersama, artinya bahwa unsur-unsur yang
tercakup dalam budaya, seperti ide, nilai dan pola perilaku,
dijalankan dan dipelihara bersama-sama oleh seluruh anggota
masyarakat. Dengan demikian pandangan atau tindakan-tindakan
tertentu yang hanya dilakukan satu orang bukanlah sebuah pola
budaya, melainkan hanyalah sebuah kebiasaan pribadi. Contohnya
kebiasaan seorang yang makan nasi dengan dicampur pisang
bukanlah suatu budaya. Budaya dihayati dan dijalankan bersama
oleh seluruh anggota masyarakat pendukungnya. Oleh karena itu
masyarakat akan mudah memahami tindakan individu dalam
kelompoknya. Selain itu, karena memiliki budaya yang sama,
anggota masyarakat yang satu dapat meramalkan atau
memperkirakan perbuatan anggota lainnya dalam situasi tertentu
didalam kelompoknya, lalu mengambil tindakan yang sesuai.
B. Saran
Hendaknya sebagai masyarakat yang berbudaya harus dapat menjaga dan
melestarikan kebudayaan yang kita miliki, khususnya kebudayaan daerah masing-
masing.
Hendaknya sebagai masyarakat yang berbudaya kita patut mengenali kebudayaan
yang kita miliki, sebelum kita memperkenalkan kekayaan budaya yang kita miliki
kepada bangsa lain.
Indonesia kaya akan keragaman budaya, namun, kekayaan tersebut tidak akan
bernilai tambah apabila tidak dilestarikan dan dimanfaatkan secara baik, dan
benar.
Jangan biarkan kebudayaan yang kita miliki mengalami kepunahan, tanamkan
nilai kebudayaan di dalam diri kita masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Cassier, Ernst. 1990. Manusia dan Kebudayaan, Sebuah Esai tentang Manusia. Jakarta: PT
Gramedia.
Dewantara, KH. 1977. Pendidikan 9(cetakan kedua). Yogyakarta: Majalis Luhur Persatuan
Taman Siswa.
Koentjaraningrat. 1988. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Koentjaraningrat. 1990. Manusia dan Kebudayaan. Jakarta : Djambatan.
Maryati, kun dan Suryawati, juju. 2001. Sosiologi SMA dan MA Kelas XI. Jakarta : PT
Gelora Aksara Pratama.
Lubis, lysna. 2010. Bahan Ajar Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta:UNJ.