Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ivana Tanti Larasari

Nim/No.Absen : 126209201028/07

Jurusan : Tadris IPS 4 – A

Dosen Pengampu : Drs, Jani, MM,MPd.

Matkul : Konsep Dasar IPS

TUGAS 4

1. Jelaskan konsep konsep pendidikan IPS ditinjau dari :


a. konsep filosofis
Jawab :
Konsep dasar filosofis merupakan proses pendidikan di sekolah sejati adalah
bagaimana mengatarkan peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik
serta dapat berinteraksi sosial dengan lingkungan sekitarnya. Secara teoritis,
pendidikan IPS membawa misi misi tersebut untuk dapat mengantarkan
peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang memiliki kecerdasan sosial
yang mumpuni (sosial smart) sesuai dengan jati diri karakter bangsa
Indonesia (Sumantri, 2001). Suud 2008 menyatakan tujuan pendidikan IPS
yang sesungguhnya adalah untuk mengembangkan pribadi peserta didik
menjadi aktor sosial yang cerdas (intelegence social actor). Oleh sebab itulah
maka perlu dijelaskan terlebih dahulu konsep-konsep dasar dalam IPS secara
akademis lebih terperinci dan mendalam untuk tujuan Pendidikan. Konsep-
konsep dasar tersebut akan bahwa kita cara aplikatif. Karena mempelajari IPS
berarti kita akan menghadirkan secara praktik sosial (social practice) materi
kajian IPS untuk dapat diimplementasikan pada kehidupan nyata (real of life).
 Jadi filosofis sendiri merupakan sebuah perjalanan hidupnya apakah
manusia akan memilih jalan kehidupan yang individualis dengan
hidup dengan segala kemewahan duniawi yang menjadi parameter
kesuksesan dunia (materialisme oriented) sebagaimana telah banyak
dijelaskan dalam filsafat Karl Marx (Marx dan Engels, 1989; Sayers;
Creaven, 2001; Ritzer dan Goodman, 2004; Ritzer dan Smart, 2008).
Ataukah memilih jalan sunyi menyepi, menjauh dari keramaian hiruk
piruk dunia dengan memfokuskan diri pada olah batin, rohani dan olah
spiritual yang senantiasa haus ingin selalu berintim dengan Tuhan.
Ataukah memiliki kehidupkan sosial sebagai sarana panggilan atau
calling untuk melayani umat manusia. Artinya, menjadikan kehidupan
sosial sebagai ladang amal dan ibadah kita. Itu dapat dicapai manakala
kehidupan kita secara rasional dapat memberikan manfaat bagi
lingkungan sosial kita
 Pengembangan suatu kurikulum haruslah memiliki landasan filosofis,
dimaksudkan agar memiliki arah dan tujuan yang jelas dalam
implimentasinya. Filsafat pendidikan mengandung suatu nilai-nilai
atau cita-cita masyarakat, berdasarkan cita-cita tersebut terdapat
sebuah landasan, yang tidak lain mau dibawa kemana arah pendidikan
anak didik tersebut. Dengan kata lain filsafat pendidikan merupakan
pandangan hidup masyarakat.
 Filsafat pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan
pendidikan, prinsif – prinsif pembelajaran, serta perangkat
pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat pendidikan
dipengaruhi oleh dua hal pokok (1) Cita-cita masyarakat dan (2)
kebutuhan peserta didik yang hidup dalam masyarakat. Nilai-nilai
filsafat Pendidikan harus dilaksanakan dalam prilaku kehidupan
sehari-hari. Dari sekian banyak alternatif landasan utama dalam
mengembangkan kurikulum pendidikan salah satunya adalah
Landasan Filosofis.
b. konsep masyarakat
Jawab : Konsep masyarakat disini memiliki keterkaitan dengan IPS karena
masyarakat merupakan makluk sosial yang berjiwa sosial sehingga
membutuhkan pengetahuan IPS untuk pedoman dalam kehidupan sosial di
lingkungan. IPS sebagai program pendidikan dan bidang pengetahuan, tidak
hanya menyajikan pengetahuan sosial semata-mata, melainkan harus pula
membina peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang
memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa dan negara.
 Dapat disimpulkan bahwa pengembangan pembelajaran IPS untuk
memicu daya dukung ketercapaian peserta didik pada penguatan nilai-
nilai kekritisan siswa masih sangat perlu dilakukan. Pengembangan
pembelajaran berbasis kritis tersebut sebagai jawaban atas kontruksi
masyarakat yang selama ini menganggap bahwa materi pelajaran pada
studi IPS lebih menekankan pada hafalan monoton dan membosankan.
Seyogianya temuan-temuan di atas harus segera mungkin dapat
ditangkap oleh pemerintah terutama pemegang kebijakan kurikulum
pendidikan tingkat dasar dan menengah untuk bergerak cepat
memperbarui kurikulum pendidikan IPS yang sudah tidak sesuai
dengan realitas sosial saat ini. Pendidikan IPS yang harus
dikembangkan adalah mengendapankan pada pemecahan problem-
promblem sosial masyarakat. Dengan demikian, siswa setelah
mendapat pengetahuan dari mata pelajaran tersebut diharapkan
menjadi aktor-aktor sosial yang cerdas (intellegence social actor)
sehingga dapat menjadi warga negara yang baik.
c. konsep pendidikan IPS di Indonesia
Jawab : Konsep pendidikan IPS di Indonesia telah beberapa kali mengalami
pembaruan. Sejarah munculnya mata pelajaran IPS dalam Pendidikan Dasar
dan Menengah di Indonesia pertama kali muncul dalam kurikulum 1975 pada
tingkatan SD, SMP, dan SMA. Sejarah perkembangan pendidikan IPS pada
waktu itu masih dianggap reaktif baru. Oleh karena masih dalam tatanan
pengembangan awal maka materi pelajaran IPS pada awalnya bersifat
terpadu. Keterpaduan disini dimaknai bahwa materi pembelajaran IPS masih
memadukan materi-materi seperti geografi, sejarah, PKn, ekonomi, hukum
antropologi, dan sosiologi. Beberapa definisi istilah IPS pun telah dirumuskan
bersama oleh para pakar pendidikan ilmu sosial beberapa istilah IPS tersebut
meliputi ilmu sosial yang kemudian sering disebut dengan (social sciences),
studi sosial (social studies) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS). Masing-
masing definisi telah banyak dipergunakan baik di berbagai negara Barat
maupun di Indonesia sendiri yang selanjutnya dimaknai sebagai mata
pelajaran IPS.
Definisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a) Ilmu sosial (social science)
Ilmu Sosial dimaknai sebagai disiplin ilmu pengetahuan sosial yang
dalam pengkajiannya dilaksanakan secara ilmiah. Ahmad Sanusi
(dalam Saidihardjo, 1996 : 2) memberikan batasan tentang ilmu sosial
sebagai berikut: “ Ilmu Sosial terdiri disiplin-disiplin ilmu
pengetahuan sosial yang bertaraf akademis dan biasanya dipelajari
pada tingkat perguruan tinggi, makin lanjut makin ilmiah”. Ilmu
Sosial lebih spesifik memandang bahwa ilmu sosial adalah disiplin
ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk sosial yang akan
selalu berinteraksi dengan masyarakat, baik itu secara kelompok
maupun secara individual yang bersama-sama membentuk
masyarakat.
b) Studi sosial (social studies)
Bila cabang ilmu sosial mempelajari secara akademis tentang cabang-
cabang keilmuannya maka studi sosial bukan merupakan suatu bidang
keilmuan atau disiplin akademis, melainkan lebih merupakan suatu
bidang pengkajian tentang gejala dan masalah sosial. Dalam kerangka
kerja pengkajiannya, studi sosial menggunakan bidang-bidang
keilmuan yang termasuk ilmu sosial. Problem-problem sosial adalah
sebagai penumpang materi dari kajian studi sosial. Dalam perspektif
definisi studi sosial ini Sanusi (19071 : 18) memberi penjelasan bahwa
studi sosial tidak selalu bertaraf akademik-universitas, namun lebih
merupakan bahan-bahan pelajaran bagi siswa sejak pendidikan dasar.
Selanjutnya dalam berfungsi sebagai pengantar bagi lanjutan atau
jenjang berikutnya kepada disiplin ilmu sosial. Studi sosial lebih
bersifat interdisipliner dengan menetapkan pilihan masalah-masalah
tertentu berdasarkan suatu kerangka referensi dan meninjaunya dari
beberapa sudut sambil mencari logika dari hubungan-hubungan yang
ada satu dengan lainnya.
c) Ilmu pengetahuan sosial (IPS)
Ilmu pengetahuan sosial di Indonesia mulai digagas dan dipergunakan
dalam kurikulum 1975 dan dibakukan menjadi nama IPS. Studi IPS di
Amerika Serikat dinamai dengan “Sosial Studies”. Istilah tersebut
pertama kali dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu
“committee of social studies” yang didirikan pada 1913. Tujuan awal
dari berdiri pendirian lembaga itu adalah sebagai wadah himpunan
tenaga ahli yang berminat pada kurikulum ilmu-ilmu sosial yang
mempunyai minat yang sama. Nama komite itulah yang kemudian
digunakan sebagai nama kurikulum yang mereka hasilkan. Berbagai
persoalan sosial yang semakin kompleks melanda Amerika Serikat
waktu itu menjadikan para ilmuwan dan akademisi sosial berkumpul
membentuk asosiasi sehingga lahirlah bidang studi social studies.
Nama studies menjadi semakin terkenal pada 1960-an, ketika
pemerintah mulai memberikan dana untuk mengembangkan
kurikulum tersebut (Somantri, 2001; Abu Su’ud, 2008; Pramono,
2013)

Anda mungkin juga menyukai