Anda di halaman 1dari 4

Saudara-saudara kaum Muslimin-Muslimat yang sangat

kami cintai. Mari kita perhatikan Firman Allah berikut ini :

‫إال الذين آمنوا وعملوا‬. ‫إن اإلنسان لفي خسر‬. ‫والقصر‬

‫الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر‬


"Demi masa, sungguh manusia (hidup) merugi, kecuali

yang beriman, beramal shalih, senantiasa saling mengisi dengan

kebenaran, dan saling mengisi dengan kesabaran".

Demikianlah maksudnya kurang lebih ayat-ayat surah al-

Ashr, dimana Allah memperingatkan manusia tentang penting

atau maha pentingnya masa, waktu, tempo atau umur. Masa

sedetik adalah maha penting, apalagi semenit, sejam,

sehari, seminggu, sebulan, setahun, apalagi se-abad yang

lamanya 100 tahun itu.

Islam sudah berkembang lebih 14 abad lamanya,

terhitung dari mulai turunnya ayat pertama, sepuluh tahun

sebelum Hijrah, yang kita jadikan awal perhitungan tahun

Hijriyah. Sungguh maha penting memperingati pergantian

abad 14 dengan abad 15, sebab segala peristiwa baik dan

‫هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين‬
‫گله وكفى باهلل شهيدا‬
‫محمد رسول هللا والذين معه أشياء على الكفار رحماء بينهم‬
‫تراهم گقا سجدا يبتغون فضال من هللا ورضوانا‬
Artinya: "Ia (Allah)-lah yang telah mengutus Rasul-Nya

membawa petunjuk dan agama yang benar yang akan mengalahkan

agama-agama seluruhnya, dan (tentang ini) Cukup Allah sendiri

menjadi saksinya". "Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang

besertanya, bersifat tegas terhadap orang-orang kafir dan penuh rasa

kasih sayang selama mereka, mereka tampak banyak ruku' dan sujud

mengharapkan keridhaan Allah".

Sekalipun telah dijamin oleh Allah, jangan dikira bahwa

dimasa sekarang, apalagi masa yang akan datang, tantangan


dari musuh-musuh itu akan lenyap atau berkurang.

Malah sebaliknya, tantangan itu akan semakin

menghebat dan mungkin akan semakin

mengganas.

Bahkan umat Islam di bawah penguasa-penguasa

orang-orang yang mengaku beragama Islam saja pun banyak

yang menderita, mendapat tekanan dan lain-lain sebagainya.

Bertambah besarlah rasa syukur kita kepada Allah, bahwa

sampai sekarang ini, agama Islam tetap berkembang, dan umat

Islam masih berdiri dan hidup.

Inilah yang harus kita pentingkan dalam menyambut

kedatangan abad ke-15 H yang sudah disepakati oleh semua

negara Islam dan ummatnya akan dirayakan dan

diperingati selama 5 tahun terus menerus.

Umumnya bangsa-bangsa dan golongan-golongan

agama menetapkan permulaan perhitungan tahun

mereka dengan peristiwa kelahiran orang penting, hanya kita

umat Islam saja yang tidak memulai perhitungan tahun

dengan kelahiran Nabi kita Muhammad saw. Bukanlah karena

kelahiran beliau dianggap tidak penting, tetapi malah maha

penting, tetapi untuk menyuburkan semangat jihad dan

juang, dimulailah perhitungan tahun dengan peristiwa Hijrah

Nabi Muhammad saw. dari Mekkah ke Madinah, sehingga

dinamakan Tahun Hijriyah atau Abad Hijriyah.

Sejak jaman jahiliyah, bangsa Arab sudah mempunyai

perhitungan hari, minggu dan bulan, tetapi belum

mempunyai perhitungan tahun. Tahun

Tahun dinamakan

berdasarkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi

di tahun itu. Misalnya Tahun Gajah, Tahun Kenabian, Tahun


Azan (di tahun mana disyariatkan azan), Tahun Duka-cita

(tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah) dan lain-lain

sebagainya.

Perhitungan tahun berdasarkan kejadian hijrah dimulai

pada tahun 17 Hijriyah, yaitu 17 tahun sesudah kejadian hijrah

itu sendiri, atau tahun sesudah wafatnya Nabi

Muhammad saw., di jaman pemerintahan Khalifah Umar Bin

Khaththab r.a. Menurut al-Sya'bi, yang mendorong

diambilnya keputusan tersebut ialah adanya surat dari Abu Musa

al-Asy'ari, Amir (Gubernur) di Bashrah kepada Khalifah Umar

Bin Khattab, yang menerangkan bahwa beliau menerima surat

dari Khalifah Umar Bin Khattab sendiri yang tidak bertanggal

dan hal ini menimbulkan kesulitan.

Menurut riwayat Maimuri Bin Maharun, pada suatu hari

dibawalah kepada Khalifah Umar sebuah dokumen bertanda

Sya'ban tanpa tahun. Khalifah bertanya bulan Sya'ban yang

mana, Sya'ban tahun inikah atau sebelumnya? Tak seorang jua

yang dapat menjawab: Sebab itu Khalifah memanggil semua

orang terkemuka untuk membahas masalah itu, agar tidak

terjadi lagi keraguan dimasa yang akan datang. Semua

berpendapat perlu adanya penanggalan, perlu ditetapkan

perhitungan tahun di samping perhitungan hari dan

bulan.Berbagai saran dikemukakan, antara lain agar

perhitungan tahun ditetapkan dimulai dengan tahun

lahirnya Nabi Muhammad saw.; dengan tahun wafatnya

Rasulullah saw., dengan tahun permulaan turunnya

wahyu (atau kenabian), dengan tahun terjadinya

perang Badar, dengan peristiwa hijrah Nabi dari

Makkah ke Madinah.

Saran terakhir ini berasal dari Sahabat Ali Bin Abi

Thalib r.a. dengan ucapan beliau: "Dimulai dari Tahun


Hijrahnya Rasulullah saw. meninggalkan daerah Syirk".

Saran ini diterima oleh semua orang, termasuk Khalifah sendiri.

Sejak waktu itu lahirlah perhitungan Tahun Hijriyah

yang sampai hari ini dipergunakan oleh seluruh

dunia Islam. Tahun baru Hijriyah dimulai dari tanggal 1

Muharram.

Sungguh penting artinya penetapan itu, karena

peristiwa hijrah merupakan peristiwa penting yang

bersejarah, yang merupakan pemisah antara masa

Makkah dan masa Madinah. Hijrah merupakan

"fajar" subuh dalam perjuangan Rasulullah, sebagai tanda.

berakhirnya "malam" yang gelap gulita penuh penderitaan, dan

mulainya "siang" yang terang benderang yang penuh

harapan. Hijrah merupakan menyingsingnya fajar

yang mengawali terbitnya matahari kejayaan di pagi cerah,

Anda mungkin juga menyukai