Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Imelta Anggraini

NIM : PO71201200040

MATA KULIAH : ANATOMI FISIOLOGI

DOSEN : NUR INSANI S.ST,M.Biomed

PROGRAM STUDI : STR D4 KEPERAWATAN + PROFESI

RESUME VIDEO 1

EXAMINATION OF THE LYMPH NODES(pemeriksaan kelenjar


getah bening)

antigenik ke sistem kekebalan. Saat cairan yang terkumpul melewati saluran limfatik dalam
perjalanan kembali ke sirkulasi sistemik, ia bertemu dengan banyak node yang terdiri dari kelompok
limfosit yang sangat terkonsentrasi. Kebanyakan saluran getah bening dan kelenjar getah bening
berada jauh di dalam tubuh dan, oleh karena itu, tidak dapat diakses untuk pemeriksaan fisik
( Gambar 1 ). Hanya simpul di dekat permukaan yang dapat diperiksa atau dipalpasi. Kelenjar getah
bening biasanya tidak terlihat, dan kelenjar getah bening yang lebih kecil juga tidak teraba. Namun,
simpul yang lebih besar (> 1 cm) di leher, aksila, dan daerah inguinal sering terdeteksi sebagai massa
lunak, halus, dapat digerakkan, tidak lunak, berbentuk kacang yang tertanam di jaringan subkutan.

Limfadenopati biasanya menunjukkan infeksi atau, lebih jarang, kanker di area drainase getah
bening. Node bisa membesar, terfiksasi, kencang, dan / atau nyeri tekan tergantung pada patologi
yang ada. Misalnya, kelenjar getah bening yang lembut dan lembut yang teraba di dekat sudut
mandibula dapat mengindikasikan tonsil yang terinfeksi, sedangkan kelenjar getah bening yang
keras, membesar, dan tidak lunak yang teraba di ketiak pasien wanita mungkin merupakan tanda
kanker payudara.

Kelenjar getah bening regional yang mengeringkan area infeksi lokal biasanya tetap tidak terlihat
tetapi bisa membesar dan lunak saat palpasi. Luka atau selulitis yang terinfeksi juga dapat
menyebabkan limfangitis atau limfadenitis, suatu kondisi di mana infeksi menyebar di sepanjang
rantai saluran getah bening dan kelenjar getah bening. Ini mungkin disertai dengan munculnya garis-
garis merah dan gejala sistemik seperti demam, menggigil, dan malaise. Dalam kasus yang jarang
terjadi, intensitas reaksi inflamasi dapat menyebabkan nodus melekat pada jaringan lunak di
sekitarnya, memperbaikinya di tempatnya.

Banyak kanker metastasis pertama kali menyebar ke kelenjar getah bening regional. Tidak seperti
infeksi, sel ganas yang menyerang kelenjar getah bening dapat menyebabkannya terasa tidak teratur
dan keras (bahkan sekeras batu) tetapi tetap tidak lunak. Jika kanker menyerang kapsul luar, nodus
dapat menempel pada jaringan lunak di sekitarnya atau menjadi kusut. Limfoma, kanker primer
intrinsik pada sistem limfatik, dapat terdapat di mana saja di tubuh sebagai kelenjar getah bening
tunggal atau ganda yang membesar, yang mungkin menjadi cukup besar untuk dilihat saat
pemeriksaan, dan umumnya keras dan tidak nyeri tekan saat palpasi. Selain limfoma, limfadenopati
difus mungkin merupakan indikasi gangguan infeksi atau inflamasi umum seperti HIV,
mononukleosis, atau sarkoidosis.

KESIMPULAN

Kebanyakan kelenjar getah bening terletak terlalu dalam untuk dapat diakses melalui pemeriksaan
fisik. Nodus superfisial dinilai paling efisien selama pemeriksaan regional kepala dan leher, payudara
dan aksila, ekstremitas atas, ekstremitas bawah, dan / atau genitalia eksterna. Karena kelenjar getah
bening terus-menerus berinteraksi dengan cairan ekstraseluler yang mengalir dari jaringan di.

RESUME VIDEO 2
SISTEM PERTAHANAN TUBUH

1.PENGERTIAN

Sistem pertahanan tubuh (sistem imun) adalah sistem pertahanan yang berperan dalam mengenal,
menghancurkan serta menetralkan benda-benda asing atau sel abnormal yang berpotensi
merugikan bagi tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia meliputi pertahanan tubuh bawaan
(pertahanan non spesifik) dan pertahanan adaptif (pertahanan spesifik).

A. Pertahanan Tubuh Bawaan (Pertahanan nonspesifik)

Pertahanan tubuh bawaan sejak lahir ini disebut nonspesifik karena tidak ditujukan untuk melawan
antigen tertentu tetapi memberikan respon langsung terhadap berbagai antigen untuk melindungi
tubuh. Setiap benda asing yang memasuki tubuh pertama kali akan dihadapi oleh mekanisme
pertahanan nonspesifik. Mekanisme ini memiliki dua garis pertahanan yaitu :

1. Garis pertahanan pertama oleh bagian eksternal (terluar) tubuh seperti kulit, membran mukosa
dan zat kimia antimikroba.

2. Garis pertahanan kedua terjadi di bagian dalam tubuh berupa fagositosis oleh sel fagosit, reaksi
inflamasi dan  interferon.

● BAGIAN-BAGIAN DALAM SISTEM PERTAHANAN TUBUH

 bagian eksternal (terluar) tubuh:

a. Kulit

Kulit ditutupi sel-sel epitel yang sangat rapat. Kulit yang normal tidak dapat ditembus oleh bakteri
dan virus. Mikroorganisme hanya dapat masuk melalui kulit jika sudah terluka. Kulit memiliki kondisi
sedikit asam dengan pH 5 dan suhu kurang dari 37oC.
b. Membran Mukosa

Membran mukosa melapisi saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran kelamin dan saluran
ekskresi. Sama seperti kulit, membran mukosa tidak dapat ditembus oleh bakteri dan virus karena
antara satu membran dan membran lain sangat rapat.Selain itu, membran mukosa juga melawan
bakteri dengan pertahanan kimiawi. Membran mukosa menghasilkan mukus / lendir yang
merupakan cairan kental untuk mengikat dan menggumpalkan bakteri atau benda asing yang masuk
kedalam tubuh. Gumpalan ini kemudian akan dibuang oleh tubuh dalam bentuk cairan kental
melalui mekanisme bersin atau batuk

c. Zat Kimia Antimikroba

Kulit mampu mensekresikan protein anti mikroba seperti lisozim yang terkandung pada keringat, air
ludah, air mata, dan air susu ibu (ASI). Zat kimia tersebut dapat menghancurkan lapisan
peptidoglikan dinding sel bakteri.

Bagian internal(dalam)tubuh

a. Fagositosis

Sel-sel fagosistosis menelan dan mencerna (fagositosis) benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
Fagositosis dilakukan oleh sel darah putih. Jenis-jenis sel darah putih yang dapat melakukan
fagositosis adalah neutrofil, monosit, eosinofil, dan sel pembuluh alami. Jika sel telah dirusak oleh
antigen maka sel tersebut akan mengirimkan sinyal kimiawi yang menarik sel fagosit untuk datang.
Sel fagosit akan memasuki jaringan yang terinfeksi lalu menelan dan mencerna semua mikroba yang
ada.

b. Reaksi Inflamasi

Jika mikroba telah merusak jaringan, sel-sel jaringan yang telah rusak tersebut kemudian akan
mengirimkan sinyal. Sinyal pertama adalah histamin yang mengakibatkan peradangan (pelebaran
pembuluh darah), sedangkan yang kedua adalah interferon yang akan menyiagakan sel-sel lain.

1) Histamin

Sinyal yang diberikan oleh sel terinfeksi akan ditangkap oleh sel darah putih jenis basofil yang
kemudian akan melepaskan histamin ke jaringan. Histamin menyebabkan pembuluh darah
membesar dan meningkatkan migrasi sel-sel fagosit ke jaringan

2) Interferon

Interferon adalah zat kimia yang diproduksi oleh sel yang terkena virus. Interferon berfungsi
menghalangi perbanyakan virus dan mengaktifkan sel-sel yang dekat dengan sel yang telah terkena
virus untuk bersiap melawan virus

B. Pertahanan Tubuh Spesifik

Imunitas dihasilkan dari produksi antibodi spesifik yang dikhususkan untuk antigen tertentu. Antigen
singkatan dari antibodi-generators, merupakan suatu molekul penanda yang terdapat pada
permukaan sel yang dapat merangsang produksi antibodi. Sedangkan antibodi adalah protein
plasma yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respon terhadap keberadaan suatu antigen dan
akan bereaksi dengan antigen tersebut.
Pertahanan spesifik dapat mengenal benda asing atau antigen yang sama pada pertemuan
berikutnya. Hal ini karena terdapat kemampuan mengingat kembali antigen tertentu. Hal ini dapat
diaplikasikan pada konsep imunisasi. Imunisasi adalah pemberian perlindungan pada tubuh dari
serangan penyakit dengan memberikan vaksin. Vaksin adalah suatu cairan yang berisi bakteri atau
virus yang telah dilemahkan atau dimatikan sehingga dapat menimbulkan kekebalan (imunitas) oleh
antibodi. Jika kekebalan muncul karena respon dari adanya infeksi dan dapat sembuh, disebut
kekebalan alamiah. Bila kekebalan timbul karena dibuat, contohnya karena vaksin maka disebut
kekebalan buatan.

●Jenis kekebalan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kekebalan aktif dan pasif.

1. Kekebalan aktif terjadi apabila tubuh berkontak langsung dengan toksin atau patogen sehingga
mampu antibodinya sendiri. Kekebalan aktif didapat secara alami atau buatan.

2.Kekebalan pasif alami diperoleh dari pemberian ASI Ibu kepada bayi sehingga bayi memiliki sistem
kekebalan sementara.Kekebalan pasif buatan diperoleh dari injeksi antibodi manusia atau hewan
lain yang tahan terhadap antigen tertentu. Contoh lainnya adalah pada pemberian serum antibisa
ular dan immunoglobulin lainnya dari orang yang telah kebal. Hal ini hanya bertahan beberapa
minggu.

●Struktur Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem pertahanan tubuh melibatkan peran limfosit dan antibodi.

1.Limfosit

Limfosit terdiri dari dua jenis yaitu limfosit B(sel B) dan limfosit T(sel T). Dua jenis limfosit ini memiliki
fungsi yang berbeda-beda, walaupun jika diamati dengan mikroskop menunjukan struktur yang
sama.

2.Antibodi

a) Pengertian dan Fungsi Antibodi

Pada setiap mikroorganisme serta substansi asing yang masuk ke tubuh pada permukaannya
terdapat senyawa protein yang berperan sebagai antigen, antigen meliputi molekul yang dimiliki
oleh mikroorganisme serta substansi asing tersebut.

Antigen yang masuk ke tubuh akan menyerang tubuh untuk membentuk antibodi, antibodi adalah
senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, setelah diikat antigen
akan ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Antibodi bekerja secara spesifik untuk suatu antigen
tertentu seperti antibodi cacar hanya cocok untuk antibodi cacar.

●Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh

1. Alergi

Respon yang berlebihan (hipersensitif) terhadap antigen yang masuk ke dalam tubuh.

2. Autoimunitas

Keadaan hilangnya toleransi system kekebalan terhadap “diri sendiri”.

3. AIDS

Suatu penyakit defisiensi kekebalan tubuh secara meluas.

Anda mungkin juga menyukai