Covid-19
Abstract:
The outbreak of the Covid-19 pandemic has made Indonesian young people a vulnerable
group that has been seriously affected by the outbreak. Indonesian young people are affected
in all aspects, not only their health but also on the economic, educational and social aspects.
As the agents of social control and agents of change, youth are expected to be pioneers in
efforts to overcome the crisis caused by the Covid-19 pandemic. With a long history of youth
movement in the development of the Indonesian nation, we hope for a real role for youth in
changing the crisis situation so that this nation can get out of the impact of a prolonged
pandemic.
Keywords: Covid-19, Pandemic, Youth, Sosio Economic, Indonesia.
Abstrak:
Merebaknya pandemi Covid-19 membuat pemuda menjadi kelompok rentan yang terdampak
serius karena wabah. Pemuda terdampak pada segala aspek, tak hanya kesehatan mereka
juga terdampak pada aspek perekonomian, pendidikan dan kehidupan sosial. Sebagai agent
of social control dan agent of change pemuda diharapkan menjadi pelopor dalam dalam
upaya mengatasi krisis yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Dengan sejarah panjang
pergerkan pemuda dalam perkembangan bangsa Indonesia, mengharapkan peran nyata
pemuda dalam mengubah keadaan krisis sehingga bangsa ini dapat keluar dari dampak
pandemi yang berkepanjangan.
Kata Kunci: Covid-19, Pandemi, Pemuda, Sosio Ekonomi, Indonesia.
Pendahuluan
Pemuda memiliki peranan penting dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia. Tonggak
sejarah peranan pemuda mungkin dimulai sejak 114 tahun yang lalu, Mei 1908, saat
mahasiswa kedokteran STOVIA mendirikan perkumpulan serta menginisiasi sebuah
pergerekan yang kemudian disebut dengan Budi Utomo. Gerakan ini memang diinisiasi oleh
kaum muda seperti Dr. Soetomo, Dr. Gunawan dan Dr. Wahidin Sudiro Husudo. Kelahiran
Budi Utomo memberikan semangat yang sama bagi pemuda-pemuda di seluruh penjuru
negeri untuk melahirkan organisasi pemuda yang lain. Lalu muncullah organisasi pemuda lain
seperti Tri Koro Darmo atau yang lebih dikenal dengan Jong Java, Jong Sumatranen Bond,
Jong Ambon dan lain-lain.
16 tahun kemudian, tepatnya 30 April hingga 2 Mei 1926 di Kawasan Lapangan Banteng,
Kongres Pemuda I terlaksana. Kongres Pemuda I ini bertujuan untuk membangkitkan
semangat kebangsaan dan kerjasama antar organisasi Pemuda. Kemudian, 2 tahun setelah
Kongres Pemuda I, para pemuda kembali berkumpul dalam Kongres Pemuda II, tepatnya
tanggal 27-28 Oktober 1928. Kongres kedua ini dihadiri oleh lebih dari 700 pemuda dengan
latar belakang organisasi dan agama yang beragam. Kongres Pemuda II ini tak hanya
menghasilkan sumpah pemuda saja, melainkan juga menghasilkan keputusan untuk
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa politik untuk menciptakan persatuan dan
kesatuan serta pentingnya pendidikan dalam rangka mewujudkan kemerdekaan.
17 tahun kemudian, saat terjadi kekosongan kekuasaan pada masa pendudukan Jepang.
Tepatnya saat tanggal 16 Agustus 1945, sehari sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
Para pemuda dengan nekat menculik Soekarno-Hatta setelah mendapati perbedaan pendapat
dengan golongan tua. Penculikan Soekarno-Hatta berbuah hasil setelah dilakukan negoisasi
antara Soekarno-Hatta dan Golongan Muda. 17 Agustus 1945 Soekarno-Hatta
memproklamirkan kemerdekaan. Tak berhenti di sana, peranan pemuda masih menunjukkan
pengaruhnya dalam sejarah, contohnya saja saat pelengseran Soekarno, lalu reformasi tahun
1998, hingga yang terbaru gerakan “Reformasi Dikorupsi.”
Hal ini membuktikan bahwa pemuda merupakan salah satu pilar utama dalam perubahan
politik, sosial, budaya, dan kebangsaan Indonesia. Pada masa ini, tantangan pemuda bukan
hanya melawan sebuah penjajah atau sistem yang dirasa merugikan rakyat. Melainkan setelah
merebaknya wabah COVID-19, masyarakat mengharapkan peranan pemuda yang dinilai
memiliki pemahaman yang komprehensif dan memiliki komitmen serta semangat yang kuat
dalam menjalankan peranannya social control.
Didasari hal tersebut, peneliti akan memberikan berbagai macam informasi mengenai peran
apasaja yang dapat dilakukan oleh pemuda dalam menghadapi pandemi COVID-19 di
Indonesia. Dalam riset ini, kami melakukan metode kajian pustaka (library research).
Pemuda
Pemuda dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai orang muda yang masih
belum sampai setengah umur, atau belum cukup umur. Menurut World Health Organization
(WHO) istilah pemuda memiliki pengertian yakni individu yang memasuki umur antara 10-24
tahun. Sedangkan pengertian pemuda menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009
tentang Kepemudaan, Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode
penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16-30 tahun. 1
Seperti yang telah disebutkan bahwa dalam sejarah perjuangan Indonesia, para pemuda
memiliki peran yang penting oleh sebabnya masa depan bangsa ini dapat ditentukan dari
kualias para pemudanya.
Selain itu, hasil survei tersebut juga menyebutkan bahwa setengah dari mahasiswa
kemungkinan akan mengalami keterlambatan penyelesaian belajar mereka. Sementara itu
10% lainnya diperkirakan tidak akan dapat menyelesaikan masa belajarnya. Hal ini juga
didukung oleh hasil survei yang sama yang menunjukkan bahwa lebih dari setengah pemuda
peserta survei menjadi rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti gangguan
kecemasan atau depresi sejak awal pandemi merebak.
Dilihat dari kondisi yang terjadi di Indonesia, pandemi memberikan dampak yang sangat
besar bagi kelompok usia muda bangsa ini. Kondisi ini membuat para pemuda menjadi
golongan yang rentan secara ekonomi, terlebih diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) di awal pandemi dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat) yang dilakukan saat gelombang kedua Covid-19 melanda Indonesia. Selain itu,
karateristik pekerjaan masyarakat usia muda yang tidak terelepaskan dari faktor migrasi.
Umumnya, mayoritas pekerja usia muda melakukan urbanisasi yang bertujuan untuk bekerja
1
Pasal 1 ayat 1 dari UU Kepemudaan
dan melanjutkan belajar di universitas atau sekolah lainnya. Karena pada dasarnya
urbanization economies merupakan faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha yang berlokasi
di kota besar.2
Selain kondisi ekonomi, seperti yang telah disinggung di atas. Pandemi juga berdampak pada
keberlangsungan pendidikan. Seluruh siswa di segala penjuru dunia mengalami gangguan
belajar, dikarekan sekolah tutup dan mengharuskan sekolah mengubah metode pembelajaran
dari luring menjadi daring. Gangguan belajar ini menyebabkan banyak dari kaum muda yang
ragu untuk dapat menyelesaikan pendidikannya tepat waktu. Hal ini membuat mayoritas
pemuda mengalami gangguan mental dan turunnya kualitas lulusan. Terlebih kondisi di
developing country, seperti Indonesia, tutupnya sekolah membuat siswa dengan latar
belakang ekonomi lemah, domisili terpencil yang terbatas dalam hal akses internet merasakan
dampak langsung yang cukup berat. Serta diperburuk oleh kualitas pengajar dan pengelola
pendidikan yang tidak siap dalam melaksankaan perubahan yang serba terbatas ini.
Seperti yang diketahi, pemuda memiliki priviledge dalam hal mengakses informasi. Hal ini
membuat para pemuda lebih siap dalam menghadapi situasi yang dirasa baru. Seperti halnya
dalam menyikapi perubahan yang disebabkan oleh wabah Covid-19. Merebaknya wabah di
era serba digital ini membuat para pemuda yang tidak asing dalam hal mengakses informasi,
membuat mereka lebih siap dalam menghadapi perubahan.
Generasi muda yang sudah tidak asing dengan teknologi digital memiliki peranan penting
bagi lapisan masyarakat yang lebih tua untuk dapat memberikan edukasi mengenai
penanganan pandemi. Jika dilakukan dengan baik, diharapkan setiap lapisan masyarakat
terutama mereka yang tertinggal informasi menjadi lebih tahu dan tidak termakan berita
bohong yang biasanya disebarkan melalui pesan berantai di aplikasi bertukar pesan seperti
WhatsApp serta Facebook.
Kemudahan dalam mengakses informasi tak hanya berguna untuk menangkal dan menekan
angka penyebatran Covid-19, juga untuk mengedukasi masyarakat seperti tata cara isolasi
mandiri, bagaiamana cara membuat masker dari kain, hingga kampanye cuci tangan dan tidak
keluar rumah. Hal ini memberikan efek domino pada kaum tua sehingga mereka bisa mawas
diri.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, gampangnya kaum muda dalam mengakses dan
mencari informasi, membuat peranan kaum muda dalam hal memutus rantai penyebaran
pandemi menjadi lebih besar dan berpengaruh. Kemudahan mendapatkan informasi ini
membuat kaum muda tak hanya sebagai edukator pada para kaum tua, melainkan juga dapat
memainkan peran sebagai berikut :
2
Priono Tjiptoherijanto (1999)
3
https://news.detik.com/berita/d-5648442/hoax-corona-dr-lois-makan-korban-jiwa-polri-turun-tangan
pemuda untuk menjadi peredam dari kekacauan yang disebabkan oleh adanya berita
bohong.
Terlepas dari itu, terdapat peluang untuk mengubah kesempitan menjadi kesempatan bagi
anak muda. Keterbukaan informasi serta budaya yang berbasis big data dan koneksi menjadi
sebuah keuntungan. Tinggal bagaimana kaum muda dapat menumbuhkan kesadaran serta
kreativitas dalam membangun inovasi untuk menciptakan sebuah peluang usaha ataupun
lapangan kerja baru. Kesadaran kolektif perlu ditumbuhkan untuk mengatasi masalah
pengangguran. Langkah cepat dan penuh perhitungan harus diambil dalam mengurai dampak
kemerosotan ekonomi terhadap rumah tangga serta untuk menjembatani kesenjangan akibat
dari hilangnya sumber mata pencaharian. Satu-satunya hal yang dapat memnyelematkan
masalah pengangguran dan kesejahteraan sosial ini adalah upaya kreatif nan inovatif yang
dilakukan oleh kaum muda dengan membuat suatu produk ekonomi kreatif yang nantinya
diharapkan dapat mencukupi kebutuhan dan menyerap tenaga kerja sekitar.
Kesimpulan
Pandemi Covid-19 yang merebak secara tiba-tiba membuat peranan pemuda sangat
dibutuhkan dalam hal menjadi jembatan informasi bagi masyarakat yang lebih tua dalam
mengakses informasi dasar mengenai pandemi dan menepis berita-berita palsu yang
menjerumuskan masyarakat.
Dua tahun, pandemi merebak di negeri ini, sudah cukup parah dampaknya pada sektor
ekonomi serta kehidupan sosial pemuda di segala penjuru dunia. Pemuda yang termasuk
golongan kelompok rentan akibat dari penyebaran virus ini. Selain kehilangan pekerjaan,
peluang ekonomi, terganggunya masa studi merupakan beberapa aspek penting kehidupan
pemuda yang terdampak. Akan tetapi pada saat yang bersamaan, pandemi membuat anak
muda yang sebenarnya mampu merespon krisis yang terjadi. Para pemuda melakukan banyak
gerakan seperti sosialisasi bagaimana cara hidup sehat dan menangkal terpapar wabah,
gerakan yang menuntut perubahan birokrasi pelayanan publik, kesukarelaan menjadi relawan,
hingga mendirikan sebuah kelompok yang memberdayakan masyarakat dengan inovasi
inovasinya.
Referensi
Nurismalatri, Y. P. (2021). Wujud Nyata Peran Pemuda dan Organisari Masyarakat dalam Upaya
Peningkatan Kesejahteraan di Masa Pandemi Covid 19. Tangerang, Banten: Universitas
Pamulang.
Roma Doni Azmi, R. H. (2020). Kebangkitan Nasional; Pemuda Melawan Pandemi Global. Adalah
Buletin Hukum & Keadilan.
Ansari, P. (2021). Peran Pemuda Muslim Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 sebagai
Perwujudan Bela Negara. Banjarmasin: Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin.
International Labour OrganizationI. (2020). Pemantauan ILO : Covid-19 dan Dunia Kerja.
International Labour Organization.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. (2021, July 16). Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia . Retrieved from Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Web Site:
https://www.ekon.go.id/publikasi/detail/3154/partisipasi-generasi-milenial-dalam-era-digital-untuk-
menjawab-tantangan-ekonomi-masa-depan
Fund, U. N. (2020). Covid-19: Bekerja dengan dan untuk Anak Muda. UNICEF Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan